NIM : 201910230311404
Kelas : H
Pada usia 4 atau 5 tahun, pikiran kreatif anak mencapai tingkat perkembangan yang
membuat mereka mampu menentukan tujuan akhir, bahkan bayi sesungguhnya sudah memiliki
dorongan (yang dibawa sejak lahir) untuk tumbuh, menjadi lengkap, atau sukses. Karena mereka
kecil, tidak lengkap, dan lemah, mereka merasa inferior(lebih rendah) dan tanpa tenaga, untuk
mengatasi keadaan ini mereka menetapkan tujuan akhir menjadi besar, lengkap dan kuat. Tujuan
akhir semacam ini mengurangi penderitaan akibat perasaan inferior (lebih rendah), dan
menunjukkan arah menuju superioritas dan sukses. Pada prinsip ini Adler menekankan untuk
tidak memanja anak, dikarenakan anak bisa jadi ketergantungan dan tidak punya tujuan.
Mengatasi Inferioritas (rasa rendah diri) dan Menjadi Sukses : Dorongan Maju
Bagi Adler, kehidupan manusia dimotivasi oleh satu dorongan utama, dorongan untuk
mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Inferioritas atau rendah diri bagi Adler berarti
perasaan lemah dan tidak terampil dalam menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Perasaan
inferioritas yang melahirkan superioritas, dan bersama-sama keduanya menjadi dorongan maju
yang sangat besar yang mendorong orang terus menerus bergerak dari minus ke plus, dari bawah
ke atas. Dorongan ini menurut Adler dibawa sejak lahir dan menjadi tenaga semua dorongan
lainnya.
Perasaan inferioritas akan terus muncul ketika orang menghadapi tugas baru dan belum
dikenal apa yang harus diselesaikan dan justru perasaan ini menjadi sebab semua perbaikan
dalam tinglah laku manusia.
Kondisi-kondisi Khusus seperti kelemahan organik/cacat, pemanjaan dan pengabaian,
mungkin dapat membuat orang mengembangkan kompleks inferioritas atau komplex
superioritas. Kompleks superior selalu menyembunyikan perasaan inferior, sebaliknya kompleks
inferior sering menyembunyikan perasaan superioritas.
Banyak orang yang berjuang menjadi superior dengan tidak memperhatikan orang lain.
Tujuannya bersifat pribadi, dan perjuangannya dimotivasi oleh perasaan diri inferior yang
berlebihan. Pembunuhan, pencuri, pemain film porno adalah contoh ekstrem orang yang
berjuang hanya untuk mencapai keuntungan pribadi.
Fiksi (gagasan yang tidak memiliki bentuk nyata) individu yang paling penting adalah tujuan
meraih superioritas / keberhasilan, tujuan yang kita ciptakan diawal kehidupan dan mungkin tidak
dipahami dengan jelas.. Tujuan akhir yang Fiksional dan Subjektif ini menuntun gaya hidup kita dan
menyatikan kepribadian kita. Contoh fiksi : pria lebih superior dibanding wanita. Walau gagasan ini
tidak memiliki bentuk nyata, namun banyak orang baik pria atau wanita bertindak seolah-olah ini
nyata.
Adler bersikeras bahwa semua umat manusia “dikaruniai” kelemahan anggota tubuh.
Keterbatasan fisik ini sedikit atau bahkan tidak berarti sama sekali bagi manusia. Namun,
keterbatasan fisik ini menstimulasi persepsi subjektif tentang inferioritas yang berfungsi sebagai
dorongan menuju kesempurnaan / keutuha. Beberapa orang mengganti perasaan inferioritas ini
dengan bergerak menuju keadaan psikologis yang sehat dan gaya hidup yang bermanfaat,
sementara yang lain melakukan kompensasi secara berlebihan termotivasi menaklukan oranglain
atau menarik diri dari orang lain. Contoh : Adler yang lemah dan sakit-sakitan waktu masih kecil.
Penyakitnya ini mendorong Ia untuk mengalahkan kematian dengan menjadi dokter dan
mendorongnya bersaing dengan kakak laki-lakinya. Kelemahan fisik tidak menyebabkan seseorang
menjalani gaya hidup tertentu, namun hanya memberikan motivasi pada saat ini untuk meraih masa
depan.
Perkembangan Abnormal
Setelah memahami karakteristik orang yang sehat secara psikis, kita juga akan memahami orang
yang tidak sehat secara psikis atau abnormal. Salah satu karakteristik orang yang abnormal adalah
orang yang tidak mampu menyesuaikan diri. Ketidakmampuan menyesuaikan diri disebabkan oleh
minat sosial yang tidak berkembang, menetapkan tujuan yang terlalu tinggi, hidup dalam dunia
sendiri, memiliki gaya hidup yang kaku dan dogmatis. Dengan kata lain, manusia akan gagal dalam
hidup jika terlalu berfokus pada diri sendiri dan tidak memperhatikan orang lain.