PENGENALAN EOR
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Eng. MUSLIM, MT
DI BUAT OLEH :
SEFTIANA
NPM: (173210373)
Kelas A
FAKULTAS TEKNIK
(ENGINEERING FACULTY)
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas segala
berkat,rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah matakuliah
pengenalan eor , karena itu kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar- besarnya kepada dosen pembimbing mata kuliah pengenalan EOR dan
lingkungan migas y a n g t e l a h m e m b e r i k a n d u k u n g a n , k a s i h , d a n
k e p e r c a y a a n y a n g begitu besar. Semoga isi makalah ini bisa memberikan
informasi dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi "Meskipun kami
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang, Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar makalah ini dapatl e b i h b a i k l a g i A k h i r k a t a
s a y a b e r h a r a p a g a r m a k a l a h i n i b e r m a n f a a t b a g i semua pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Seftiana
2
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................6
2.1 MEKANISE EOR SURFACTAN DAN ALKALINE DALAM
MENINGKATKAN OIL RECOVERY
6
2.2 KELEMAHAN DARI EOR SURFACTANT DAN ALKALIN..........6
2.3 KELEBIHAN EOR SURFACTANT DAN ALKALINE.....................6
2.4 LAPANGAN YANG MENGGUNAKAN EOR DI INDONESIA.......6
BAB 3 PENUTUP................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Perusahaan tersebut akan mengirimkan proposal untuk keterlibatan di aktivitas
EOR polymer flooding pada akhir bulan Agustus 2018. Skema kerjasama yang
diusulkan adalah Kerja Sama Operasi (KSO). Saat ini, tingkat produksi Lapangan
Tanjung mencapai 2.149 barel per hari dan diperkirakan penambahan produksi
kumulatif dengan adanya pengembangan EOR polymer sampai dengan tahun
2035 mencapai sekitar 34 MSTB.[ CITATION Soe18 \l 1033 ].
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mempermudah
memahami materi tentang larutan dan konsentrasi, yang pada dasarnya makalah
ini diselesaikan untuk memenuhi tugas kimia, yaitu:
1. Mengetahui Mekanisme Surfactant Dan Alkaline Dalam Meningkatkan Oil
Recovery.
2. Mengetahui Kelemahan Dari Eor Surfactant Dan Alkalin.
3. Mengetahui Kelebihan Eor Surfactant Dan Alkalin.
4. Mengetahui Di Lapangan mana Eor Surfactant Dan Alkalin Sudah Diterapkan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu mekanisme EOR surfaktan dibahas secara terpisah sesuai dengan
dua fungsi ini.
6
tidak dapat secara praktis meningkat 1000 kali dengan dua cara pertama.
Diketahui bahwa tegangan antar muka antara larutan surfaktan dan oli dapat
dikurangi dari 20-30 sampai urutan 10-3 mN / m. Dengan kata lain, dengan
menambahkan surfaktan, jumlah kapiler dapat secara praktis meningkat lebih dari
1000 kali. Karena IFT rendah, tetesan minyak dapat mengalir lebih mudah melalui
pori karena berkurangnya perangkap kapiler. Tetesan minyak bergerak maju dan
bergabung dengan minyak di sungai untuk membentuk bank minyak.
2. Alterasi keterbasahan
7
pada antarmuka minyak-air untuk menurunkan tegangan antarmuka, dan dalam
beberapa kasus menyebabkan emulsifikasi spontan dan pembengkakan fase; dan
(2) bereaksi dengan atau mengadsorpsi pada permukaan batuan, mengubah
karakteristik keterbasahan batuan dan karenanya konfigurasi ganglia residual dari
minyak mentah (Castor, 1979). Tahap kedua melibatkan modifikasi karakteristik
produksi makroskopik dari fase minyak yang dimobilisasi. Efisiensi pemulihan
keseluruhan saya akan meningkat pada tahap ini dengan peningkatan efisiensi
perpindahan melalui kontrol mobilitas, yaitu dengan mengurangi mobilitas air
alkaline.
8
untuk memperbaikinya (Amri, 2001). Sedangkan kekurangan alkaline Umum-nya
diterapkan pada reservoar minyak bersifat asam ( petroleum acids) [ CITATION
Usm111 \l 1033 ]
Kelebihan dari surfactan yaitu ada pada surfaktan MES memiliki beberapa
kelebihan seperti sifat disperse dan deterjensi yang baik walaupun berada pada air
dengan tingkat kesadahan yang tinggi dan tidak adanya fosfat, daya deterjensi
sama dengan petroleum sulfonat pada konsentrasi MES yang lebih rendah serta
dapat mempertahankan aktivitas enzim yang lebih baik dan toleransi yang lebih
baik terhadap keberadaan kalsium dan kandungan garam (disalt). Berdasarkan
kelebihan tersebut, pengembangan dan produksi surfaktan MES semakin banyak
dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak bumi di lapangan yang
produktivitasnya rendah.[ CITATION Taj14 \l 1033 ]. Aplikasi surfaktan MES
memungkinkan untuk dilakukan pada industri perminyakan mengingat surfaktan
MES memiliki kelebihan dibandingkan surfaktan berbasis petrokimia (LAS)
diantaranya: bersifat terbarukan, mudah didegradasi (good biodegradability),
biaya produksi lebih rendah (sekitar 57% dari biaya produksi surfaktan dari
petrokimia yaitu linier alkilbenzen sulfonat (LAS)), karakteristik dispersi yang
baik, sifat detergensi yang baik terutama pada air dengan tingkat kesadahan yang
tinggi (hard water) dan tidak adanya fosfat, pada konsentrasi MES yang lebih
rendah daya deterjensiny sama dengan petroleum sulfonat, dapat mempertahankan
aktivitas enzim yang lebih baik pada formula deterjen, dan memiliki toleransi
yang lebih baik terhadap keberadaan kalsium (Matheson, 1996). Sedangkan
alkalin Untuk beberapa jenis minyak, alkali dapat mengubah asam dalam minyak
dan membantu me-recovery minyak. Alkali bermanfaat dalam mengurangi retensi
sufaktan dalam batuan. [ CITATION IKH11 \l 1033 ].
Salah satu reservoir yang telah menerapkan teknologi EOR dengan injeksi
surfaktan adalah lapangan T di Kalimantan yang merupakan bagian daerah operasi
milik PT. P (Persero)[ CITATION Taj14 \l 1033 ]. melakukan pengurasan minyak
tahap lanjut dengan metode Enhanced Oil Recovery (EOR) di delapan lapangan
migasnya. Kedelapan lapangan migas yang akan dikuras adalah Tanjung,
Sukowati, Rantau, Sago, Ramba, Jirak, Limau dan Jatibarang. Selain itu di
lapangan Batang yang dioperasikan oleh PHE Siak dalam waktu dekat akan
dilakukan pilot project EOR Steam Flooding. Lapangan Duri.
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini ialah:
1. Mekanisme surfaktan untuk meningkatkan oil recoverybMengurangi
ketegangan antar muka, alterasi keterbasahan. Sedangkan mekanisme
alkaline Tahap pertama melibatkan mobilisasi residu 4 dengan
perubahan konfigurasi seperti emulsifikasi dan perubahan
keterbasahan. Garam aktif permukaan terbentuk di tempat oleh reaksi
asam-basa antara alkali dan asam organik dalam minyak residu. Tahap
kedua melibatkan modifikasi karakteristik produksi makroskopik dari
fase minyak yang dimobilisasi. Efisiensi pemulihan keseluruhan saya
akan meningkat pada tahap ini dengan peningkatan efisiensi
perpindahan melalui kontrol mobilitas, yaitu dengan mengurangi
mobilitas air alkaline.
2. Kelemahan dari eor surfactant dan alkalin selama ini surfaktan yang
umum digunakan pada industry perminyakan merupakan surfaktan
berbasis petroleum. Sifat beberapa surfaktan berbasis petroleum adalah
tidak tahan pada air formasi dengan tingkat kesadahan dan salinitas
tinggi, sehingga surfaktan jenis ini mengalami kendala (menggumpal)
saat diaplikasikan pada sumur-sumur minyak indonesia. kekurangan
alkaline Umum-nya diterapkan pada reservoar minyak bersifat asam
( petroleum acids).
3. Kelebihan dari surfactan yaitu ada pada surfaktan MES memiliki
beberapa kelebihan seperti sifat disperse dan deterjensi yang baik
walaupun berada pada air dengan tingkat kesadahan yang tinggi dan
tidak adanya fosfat, daya deterjensi sama dengan petroleum sulfonat
pada konsentrasi MES yang lebih rendah serta dapat mempertahankan
aktivitas enzim yang lebih baik dan toleransi yang lebih baik terhadap
keberadaan kalsium dan kandungan garam (disalt). Sedangkan alkalin
Untuk beberapa jenis minyak, alkali dapat mengubah asam dalam
minyak dan membantu me-recovery minyak. Alkali bermanfaat dalam
mengurangi retensi sufaktan dalam batuan.
4. Salah satu reservoir yang telah menerapkan teknologi EOR dengan
injeksi surfaktan adalah lapangan T di Kalimantan yang merupakan
bagian daerah operasi milik PT. P (Persero). melakukan pengurasan
minyak tahap lanjut dengan metode Enhanced Oil Recovery (EOR) di
delapan lapangan migasnya. Kedelapan lapangan migas yang akan
10
dikuras adalah Tanjung, Sukowati, Rantau, Sago, Ramba, Jirak, Limau
dan Jatibarang. Selain itu di lapangan Batang yang dioperasikan oleh
PHE Siak dalam waktu dekat akan dilakukan pilot project EOR Steam
Flooding. Lapangan Duri
DAFTAR PUSTAKA
11
Sampaio, J. H. (2007). Drilling Engineering Fundamental. -: Departmen of Petroleum
Engineering.
https://bisnis.tempo.co/read/1238678/kuras-minyak-pertamina-gunakan-
teknik-eor-di-8-lapangan-migas
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190821152316-4-93660/disentil-esdm-
pertamina-genjot-eor-di-8-lapangan-migas
12