PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegagalan audit yang seringkali terjadi banyak disebabkan oleh
tidak dilaksanakannya prosedur audit yang penting atau tidak dievaluasinya bukti-
bukti audit dengan benar. Perencanaan audit yang baik seringkali dapat mencegah
jenis kesalahan ini. Pada pembahasan kali ini, akan diuraikan secara umum gambaran
umum proses audit mulai dari memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri klien
hingga memperoleh bukti audit dan mengevaluasi bukti audit tersebut untuk memperoleh
keyakinan yang memadai.
Auditor mengawali perencanaan audit dengan meletakkan akhir audit
dibenaknya. Sejak awal telah disebutkan bahwa tujuan menyeluruh audit laporan
keuangan adalah menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan klien
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan GAAP (prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum). Untuk itu auditor harus memperoleh bahan bukti
audit yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat. Disamping itu, pilihan akan bukti audit dipengaruhi oleh:
1. Pemahaman auditor atas bisnis dan industri klien
2. Perbandingan antara harapan auditor atas laporan keuangan dengan buku dan
catatan klien
3. Keputusan tentang asersi yang material bagian laporan keuangan
4. Keputusan tentang risiko bawaan dan risiko pengendalian
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Pertimbangan Aktivitas Pengendalian – Transaksi Pengeluaran
Kas?
2. Bagaimana Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman?
3. Bagaimana Penetapan Risiko Pengendalian?
4. Bagaimana Pengujian Pengendalian?
5. Bagaimana Pengujian Substantif Saldo Aktiva Tetap?
6. Bagaimana Penetapan Risiko Deteksi?
7. Bagaimana Pengujian Substantif Saldo Utang Dagang?
8. Bagaimana Pertimbangan Program Audit?
C. TUJUAN MAKALAH INI DIBUAT
1. Untuk mengetahui Pertimbangan Aktivitas Pengendalian – Transaksi
Pengeluaran Kas
2. Untuk mengetahui Penghimpunan dan Pendokumentasian Pemahaman
3. Untuk mengetahui Penetapan Risiko Pengendalian
4. Untuk mengetahui Pengujian Pengendalian
5. Untuk mengetahui Pengujian Substantif Saldo Aktiva Tetap
6. Untuk mengetahui Penetapan Risiko Deteksi
7. Untuk mengetahui Pengujian Substantif Saldo Utang Dagang
8. Untuk mengetahui Pertimbangan Program Audit
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi
Fungsi yang terlibat adalah :
a. Fungsi pembayaran utang
b. Fungsi pencatatan pengeluaran kas
D. PENGUJIAN PENGENDALIAN
Pengujian pengendalian pengeluaran kas dan pencatatan meliputi langka-langka
berikut :
1. Untuk setiap sampel voucher, mintakan cancelled check
2. Memeriksa cancelled check untuk melihat apakah telah ada tanda tangan yang
sah.
3. Membandingkan voucher dengan cancelled check, serta memeriksa nomor,
tanggal, penerimaan cek dan jumlah.
4. Mengusut voucher dan cancelled check ke pemostingan ke buku pembantu
utang dagang dan pejurnalan dalam register voucher,kemudian:
o Menelaah penjurnalan dalam register voucher untuk menentukan
klasifikasi rekening yang tepat.
o Memeriksa ketepatan perhitungan dalam register voucher untuk suatu
priode tertentu, serta mengusut jumlahnya ke penjurnalannya.
o Mengamati sepintas register voucher untuk menemukan item yang
tidak wajar.
5. Mendokumentasikan setiap temuan penyimpanan yang diperoleh melalui
keempat langkah diatas.
E. PENGUJIAN SUBSTANTIF SALDO AKTIVA TETAP
Rekening aktiva tetap digunakan untuk menampung pencatatan aset
perusahaan yang mempunyai mamfaat ekonomis lebih dari satu tahun atau satu siklus
produksi normal. Aset-aset yang termasuk dalam kategori ini antara lain tanah dan
bangunan,mesin,peralatan,dan alat pengangkutan, dan sebagainya. Rekening nominal
yang berkaitan erat dengan aktiva tetap adalah biaya depresiasi, biaya perbaikan, dan
biaya sewa gedung atau aset lainya.
Aktiva tetap merupakan komponen terbesar total aset dalam neraca. Biaya –
biaya yang berhubungan dengan aktiva tetap merupakan faktor material dalam
laporan laba rugi. Pemeriksaan aktiva tetap relatif lebih sedikit memakan waktu dan
biaya dari pada pemeriksaan aktiva lancar.
F. PENETAPAN RESIKO DETEKSI
Jenis aktiva tetap yang berbeda mempunyai resiko bawaan dan resiko
pengendalian yang berbeda pula. Resiko bawaan tanah lebih rendah dari pada resiko
bawaan kendaraan maupun bangunan. Hal ini beralasan sebab adanya kerentanaan
pengendalian dan kerumitan perhitungan dalam estimasi umur ekonomis kendaraan
dan nilai resedunya. Variasi resiko bawaan dan resiko pengendalian diantara berbagi
aset tersebut perlu diperhatikan auditor.
Perbedaan jenis perusahaan juga mempengaruhi penetapan resiko bawaan
arsesi keberadaan atau keterjadian. Resiko bawaan arsesi keberadaan atau kejadian
pada perusahaan dagang, relatif lebih rendah dari pada perusahaan manufaktur. Hal
ini beralasan sebab kemungkinan terjadinya ketiadaan pencatatan atas keausan aktiva
tetap,aktiva yang tidak mempunyai umur ekonomis lagi,adalah lebih besar dari
perusahaan maknufaturan dan perusahaan dagang.
Resiko pengendalian aktiva tetap pada umumnya relatif rendah karena
transaksi ini jarang terjadi dan adanya otorisasi direktur ataupun dewan komisaris atas
pembelian aktiva tetap yang penting. Meskipun resiko pengendaliannya rendah
sehingga menyebabkan resiko deteksinya ditetapkan ditetapkan pada tingkat yang
tinggi,auditor perlu menggunakan pendekatan pengutamaan pengujian subtantif atau
primarily substantive approach.
Prosedur Inisial
Sebelum melakukan pengujian yang lain dalam program audit, auditor
menentukan bahwa saldo awal aktiva tetap sesuai denganm kertas kerja tahun
sebelumnya.Pembandingan ini mengkonfirmasikan bahwa penyesuaian yang
dilakukan pada tutup buku tahun sebelumnya telah dicatat.
Auditor memulai pengujian subtantif saldo aktiva tetap dengan menguji
ketepatan perhitungan matematis skedul aktiva tetap dan kesesuaian saldo aktiva tetap
dalam buku pembantu aktiva tetap dengan saldo aktiva tetap dalam buku besar.
Pada penugasan audit atas klien lama, saldo lama aktiva tetap dapat
dibandingkan dengan saldo aktiva dalam kertas kerja audit tahun sebelumnya. Hal ini
perlu dilakukan untuk memastikan bahwa klien benar-benar telah melakukan
penyesuaian sebagaimana mestinya sesuai permintaan auditor, yang berkaitan rat
dengan asersi penilaian dan pengalokasian.
Komponen EO C RO VA PO
Risiko
Resiko Audit Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Prosedur Inisial
Langkah awal dalam pengujian substansif utang dagang adalah melakukan
penelusuran saldo awal tahun.selain itu, auditor hendaknya menganalisa terjadinya
transaksiyang tidak bisa yang mempengaruhi jumlah utang dagang dengan
mendapatkan data utang dagang pada tanggal neraca.
Auditor harus menguji ketepatan perhitungan matematis skedul, dan
kesesuaian saldo utang dagang dalam buku pembantu utang dagang dengan saldo
utang dagang dalam buku besar. Skedul utang dagang merupakan daftar saldo utang
dagang individual atas setiap pemasok. Saldo utang dagang pada setiap pemasok
tercantum dalam skedul tersebut. Total jumlah yang tercantum dalam skedul utang
dagang, harus sesuai dengan saldo utang dagang dalam buku besar. Pengujian ini
berkaitan erat dengan asersi penilaian dan pengalokasian,keberadaan atau
keterjadian,keberadaan atau keterjadian, dan kelengkapan.
Siklus pengeluaran terdiri dari 2 transaksi utama, yaitu transaksi pembelian dan
transaksi pengeluaran kas. Dalam melakukan pengauditan atas kelas transaksi dan jumlah
akun, perlu diperhatikan kategori asersinya yang terdiri dari: existence or occurance
(keberadaan atau keterjadian), completeness (kelengkapan), right and obligations (hak dan
kewajiban), valuation or allocation (penilaian atau alokasi) dan presentation and disclosure
(penyajian dan pengungkapan). Dalam melakukan aktivitas kontrol pada transaksi pembelian,
harus melakukan pertimbangan penaksiran atas risiko kontrol terhadap fungsi: permintaan
barang dan jasa, penyiapan permintaan pembelian, penerimaan barang, penyimpanan barang
sebagai persediaan, penyiapan voucher pembayaran dan pencatatan utang. Hal ini dilakukan
untuk menentukan adanya salah saji potensial, aktivitas pengendalian yang diperlukan dan
pengujian pengendalian yang dapat dilaksanakan. Sedangkan untuk aktivitas kontrol pada
transaksi pengeluaran kas, pertimbangan penaksiran atas risiko kontrol yang harus dilakukan
adalah terhadap fungsi : pembayaran utang dan pencatatan pengeluaran kas. Pada penyusunan
program audit, baik untuk transaksi pembelian maupun transaksi pengeluaran kas, harus
berdasarkan asersi yang dituju, yaitu: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan
penilaian atau alokasi.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul & Santoso, Totok Budi. AUDITING II Edisi ke-3 Dasar-dasar Prosedur
Pengauditan Laporan Keuangan. UPP AMP YKPN
Sumber: http://www.google.com//pengauditansikluspengeluaran