LIFE SPORT
TINGKAT II B
DISUSUN OLEH :
Penatalaksanaan :
a. Lakukan konseling untuk mengeluarkan Kemungkinan resiko dan rasa tidak nyaman
selama tindakan evakuasi. serta mumberikan informasi mengenai kontrasepsi pasca
keguguran.
- jika usia kehamilan <16 minggu : lakukan evakuasi dengan aspirasi vakum manual
(AVM). jika evakuasi tidak dapat dilakukan segera:
1. Berikan ergometrin 0,2 Mg IM (dapat diulang 15 menit kemudian bila perlu)
2. Rencanakan evakuasi segera
- jika usia kehamilan >16 minggu
1. Tunggu pangeluaran hasil konsepsi secara spontan dan evakuasi sisa hasil konsepsi
dari dalam uterus.
2. Bila perlu berikan infus 40 IU oksitosin dalam 16 NaCl 0,9 % atau RL dengan
kecepatan 40 tpm untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi
3. Abortus inkomplit
Adalah dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang
tertinggal.
Tanda dan gejala :
a. Nyeri atau kram pada perut bawah
b. Ekspulsi sebagian hasil konsepsi
c. Perdarahan memanjang
d. Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi
Penatalaksanaan:
a. Lakukan konseling
b. Jika perdarahan ringan/ sedang dan usia kehamilan <16 minggu gunakan jari /
porcep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks.
Rekomendasi FIGO : misoprostol 600 mg peroral dosis tunggal atau 400 49 subli
ngual dosis tunggal
c. Jika perdarahan berat dan usia kehamilan <16 minggu. lakukan evakuasi isi uterus
Dengan aspirasi vakum manual (AVM) kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan bila
AVM tidak tarsedia.
d. Jika usia kehamilan >16 minggu, berikan infuse 40 IU oksitosin peroral untuk
membantu pengeluaran hasil konsepsi.
1. Lakukan pemeriksaan jaringan secara makroskopik dan kerinekan untuk
pemeriksaan patologi
2. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen dan
produksi urine setiap 6 jam selama 24 jam. periksa kadar Hb selelah 24 jam. bila
hasil pemantauan baik dan kadar Hb >8 g /dl ibu dapat diperbolehkan pulang.
4. Abortus komplit
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari cavum uteri pada kehamilan kurang darii 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gr
Tanda dan gejala :
1. Riwayat ekspulsi hasil konsepsi
2. Uterus telah mengecil
3 Perdarahan sedikit
4. Carnalis servikalis telah turtutup
Penatalaksanaan :
1. Tidak diperlukan evakuasi lagi, observasi keadaan ibu
2. Lakukan konseling untuk mamberikan dukungan emosional dan menawarkan kontrasepsi
pasca keguguran.
3. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferosus 600 mg /hari selama 2
minggu, jika anemia berat berikan tranfusi darah.
4. Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu.
Penatalaksanaan :
1. Lakukan konseling
2. Jika usia kehamilan <12 minggu evakuasi dengan AVM/sendok kuret. Rekomendasi FiGO
Misioprostol 800 pervaginam setiap 3 jam (max 2 kali)
3. Jika usia kehamilan >12 minggu namun <16 minggu. Pastikan serviks terbuka. Bila purlu
lakukan pamatamgan serviks sebelum dilakukan dilakukan dilatasi dan kuretasi
4. Jika usia kehamilan 16-22 : lakukan pemantangan serviks lalu evakuasi dengan
infusoksitosin 20 unit dalam 500 ml NaCl 0,9 % RL dengan kecepatan 40t/pm
5. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen,dan produksi
urine setiap 6 jam. Periksa kadar hemoglobin setelah 24 jam. bila hasil pemantauan baik
kapar Hb >8 g/dl ibu gapat pulamg.
Panatalaksanaan :
1. Abortus provokartus pada hamil muda (dibawah Usia 12 minggu) dapat dilakukan dengan
pemberian prostaglandin atau curet dengan penyedotan (vakum) atau dengan sendok curet.
2. Pada hamil yang tua (diatas 12 minggu) dilakukan hystetoromi juga dapat disuntikkan garam
hypertonis ( 20%) atau prostaglandin intra - ammal.
C. Molahidatidosa
Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana ditemukan janin dan
hamper seluruh vili karvikalis mengalami perubahan berupa degenerasi didropik.
Tanda dan gejala :
a. Perdarahan intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan
syok atau kematian.
b. Riwayat amenorea disertai adanya tanda kehamilan berupa mual, muntah, dan pusing
yang berat
c. Pada umumnya besar uterus lebih besar darii usia kehamilan
d. Tidak ditemukan janin intrauteri melalui pemeriksaan USG
e. Tidak ditemukan tanda kehamilan pasti seperti DJJ, balotemen.
f. Riwayat keluar gelembung mola melalui jalan
Penatalaksanaan :
a. Umum
- Jika serviks tertutup,pasang batang laminaria selama 24 jam untuk mendilatasi
medic.
- Siapkan Darah untuk tranfusi, terutama pada mola berukuran besar.
b. khusus
- Lakukan evakuasi dengan menggunakan aspirasi vacuum manual (AVM) dan
kosongkan isi uterus secara cepat
- Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infuse oksitosin 10 unit dalam 500
ml NaCl 0,9 %.
- Ibu dianjukan menggunakan kontrasepsi hormonal bilaa masih ingin ingin memiliki
anak, dan tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan.
- Selanjutnya ibu dipantau :
a. Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu
b. Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan
berturut-turut, ibu dirujuk kerumah sakit
c. Kadar HCG urine yang belum member hasil negative
setelah 8 minggu juga mengindkasikan ibu perlu dirujuk kerumah sakit
rujukan tersier. yang mempunyai famlitar kemoterapi
Penatalaksanaan :
1. Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya Adalah laporatomi
2. Pada laporatomi perdarahan selekas Mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari
adneksa yang menjadi sumber perdarahan
3. Keadaan umum penderita terus diperbaki dan darah dalam rongga perut aebanyak mungkin
dikeluarkan.
B. Solusio Plasenta
solusio plasentaadalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang
berimplementasi normal pada kehamilan diatas 22 minggu dan sebelum anak lahir.
Tanda dan gejala :
a. Perdarahan yang disertai nyeri
b. anemia dan syok
c. Uterus keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi uterus bertambah dengan darah
yang berkumpul dibelakang plasenta sehingga uterus terengang ( uterus en bois)
d. Tidak dapay dilakukan palpasi
e. Funduse uteri makin lama makin naik
f. Tidak ada DJJ.
Penatalaksanaan :
a. Pada solusio plasenta ringan
apabila kehamilannya kurang dari 36 minggu, perdarahannya kemudian erhenti
perutnya tidak menjadi sakit, uterusnya tidak tegang maka plasenta dapat dirawat secara
konservatif dirumah sakit dengan obbservasi ketat.
b. Pada solusio plasenta sedang dan berat
Apabila perdarahannya berlangsung terus, dan gejala solusio plasenta bertambah
jelas, atau dalam pemantauan USG daerah solusio plasenta bertambah luas, maka pengakhiran
kehamilan tidak dapat dihindarkan lagi. Apabila janin hidup, dilakukan secsio caesaria.
Section cesarea dilakukan bila seruk panjang dan tertuutp. Setelah pemecahan ketuban dan
pemberian oksitosindalam 2 jam belum juga ada his. Apabila janin mati, ketuban segera
dipecahkan untuk mengurangi regangan dinding uterus disuusul dengan pemberian infuse
oksitosin 5 IU dan 500 CC glukosa 5% untuk mempercepat persalinan.
C. Pre-eklamsi
adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinurine.
Tanda dan Gejala yaitu :
a. Sakit kepala terutama daerah frontal
b. Rasa nyeri daerah apigastrium
c. Gangguan penglihatan
d. Terdapat mual sampai muntah
e. Gangguan pernapasan sampai sianosis
f. Gangguan kesadaran
Penatalaksanaan :
a. Jika setelah penanganan diastolic tetap lebihdari 110 mmHg, beri obat anti hipertensi sampai
diastolic diantara 90-100 mmHg.
b. Pasang infuse dengan jatum besar ( 16)
c. Ukur keseimbangan cairan janga sampai overload cairan
d. Katerisasi untuk memantau
e. Jika jumlah urine kurang dari 30 ml / jam hentkan MgSO4 dan berikan cairan IV NaCl 0,9 %
atau RL 1L / 8 jam dan pantau kemungkin oedema baru.
f. Jangan tinggalkan pasien sendrian
g. Observasi H, reflex dan denyut jantung tiap jam
h. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda oedema baru
i. Hentikan pemberian cairan iv dan beri tiuretic
j. Nilai pembekuan darah jika bekuan terjadi sesudah 7 menit ( kemungkinan terdapat
kongulopati).
D. Eklamsi
1. pengertian eklamsi
adalah komplikasi kehamilan yang ditandai tekanan darah tinggi dan tegang sebelum,
selama atau setelah persalinan.
Tanda dan gejala :
a. Agistasi parah seperti stress dan depresi
b. Tubuh tidak sadarkan diri
Penatalaksanaan :
a. Memberikan obat pengontrol tekanan darah dan suplemen vitamin
b. Menyarankan untuk bed rest atau dirumah sakit dengan posisi tidur menyamping kekiri
c. Memantau kondisi ibu hami dan janin secara berkala.