Anda di halaman 1dari 93

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPA ANTARA SISWA BELAJAR

DENGAN METODE PRAKTIKUM DI LABORATORIUM DAN


METODE CERAMAH MATERI POKOK GERAK PADA TUMBUHAN DI
MTs AL-IMAN PURWOREJO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat


guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :
Dwi Endah Wahyuni
NIM : 3104002

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 1 (Kampus II) Telp. (024) 7606405 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (empat) eks.


Hal : Naskah Skripsi
An. Sdri. Dwi Endah Wahyuni

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama
ini saya kirim naskah skripsi saudari :
Nama : Dwi Endah Wahyuni
NIM : 3104002
Judul Skripsi : STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPA
ANTARA SISWA BELAJAR DENGAN METODE
PRAKTIKUM DI LABORATORIUM DAN
METODE CERAMAH MATERI POKOK
GERAK PADA TUMBUHAN DI MTS AL-IMAN
PURWOREJO
Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera
dimunaqasyahkan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Semarang, 14 Januari 2009


Pembimbing I Pembimbing II

Lianah, M.Pd Dra. Muntholi’ah M.Pd


NIP. 130914973 NIP. 150263166

ii
DEPARTEMEN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Km. 1 (Kampus II) Telp. (024) 7606405 Semarang

PENGESAHAN PENGUJI

Tanggal Tanda Tangan

Dr. H. Ruswan, MA ______________ ______________


Ketua

Ahmad Maghfurin, MA ______________ ______________


Sekretaris

Dr. Hj. Sukasih, M.Pd ______________ ______________


Anggota

Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes ______________ ______________


Anggota

iii
DEKLARASI

Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, bahwa


skripsi ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 14 Januari 2009


Deklarator,

Dwi Endah Wahyuni


NIM. 3104002

iv
ABSTRAKSI

Dwi EndahWahyuni, 3104002, 2009, ”Studi Komparasi Hasil Belajar IPA Antara
Siswa Belajar Dengan Metode Praktikum Di Laboratorium Dan Metode Ceramah
Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Di MTs Al-Iman Purworejo.
Rumusan masalah penelitian ini adakah perbedaan hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan metode praktikum dan metode ceramah pada pelajaran IPA
materi pokok gerak pada tumbuhan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan
rata-rata hasil belajar materi pokok gerak pada tumbuhan antara siswa yang
pembelajarannya menggunakan metode praktikum dibanding dengan
pembelajaran menggunakan metode ceramah, dan untuk mengetahui mana yang
lebih tinggi rata-rata hasil belajar materi pokok gerak pada tumbuhan yang
pembelajarannya menggunakan metode praktikum di Laboratorium dibandingkan
dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 1 MTs Al-Iman
Purworejo yang terdiri dari empat kelas yang berjumlah 163 siswa.
Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan cara undian,
dimana diperoleh kelas VIII C yang berjumlah 40 siswa sebagai kelompok yang
mendapat pengajaran dengan metode praktikum di Laboratorium dan kelas VIII A
yang berjumlah 40 sebagai kelompok yang mendapat pengajaran dengan metode
ceramah.
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas atau perlakuan
adalah pengajaran dengan metode praktikum di Laboratorium (X1) dan pengajaran
dengan metode ceramah (X2) dan variabel respon dalam penelitian ini adalah hasil
belajar, yaitu hasil belajar kelas metode praktikum (Y1) dan hasil belajar
kelompok menggunakan pengajaran metode ceramah (Y2).
Metode pengumpulan data menggunakan teknik tes, dan dokumentasi.
Analisis data terdiri atas: uji normalitas, uji kesamaan dua varian, dan uji
homogenitas serta uji-t.
Dari analisis hasil hipotesa terbukti bahwa ada perbedaan rata-rata hasil
belajar materi pokok gerak pada tumbuhan antara siswa yang pengajarannya
menggunakan metode praktikum di Laboratorium dengan menggunakan metode
ceramah. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan diperoleh harga t-hitung
12,808. Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga t-tabel dengan
taraf signifikan 5% dengan dk= 78 sebesar 1,66. Ternyata harga t-hitung tidak
terdapat pada -t<t<t (1− 1 α ) . Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian
2
yang diajukan diterima yaitu ada perbedaan rata-rata hasil belajar materi pokok
gerak pada tumbuhan antara siswa yang pengajarannya menggunakan metode
praktikum di Laboratorium dengan yang menggunakan metode ceramah.
Dari nilai rata-rata belajar kedua kelompok diperoleh bahwa Mp= 78,18
dan Mc = 62,88. Oleh karena Me>Mk, maka rata-rata hasil belajar IPA dengan
metode pengajaran dengan metode praktikum di Laboratorium lebih baik daripada
rata-rata hasil belajar IPA yang menggunakan metode ceramah.

v
Saran yang perlu disampaikan adalah untuk meningkatkan hasil belajar
IPA materi pokok gerak pada tumbuhan pada siswa kelas VIII, tidak salahnya jika
guru menerapkan metode praktikum di Laboratorium. Hal ini dibuktikan dengan
perolehan yang didapat dari perhitungan uji-t di atas, siswa hendaknya selalu aktif
dalam mengikuti pembelajaran dan dianjurkan dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari, dan untuk lebih meyakinkan tentang hasil yang diperoleh
melalui penelitian ini, perlu diadakan penelitian lanjutan pada populasi atau
sampel yang lebih luas.

vi
MOTTO

uθèδ y7−/u‘ ¨βÎ) 4 ß⎯|¡ômr& }‘Ïδ ©ÉL©9$$Î/ Οßγø9ω≈y_uρ ( ÏπuΖ|¡ptø:$# ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ Ïπyϑõ3Ïtø:$$Î/ y7În/u‘ È≅‹Î6y™ 4’n<Î) äí÷Š$#

Î ⎯tã ¨≅|Ê ⎯yϑÎ/ ÞΟn=ôãr&


∩⊇⊄∈∪ t⎦⎪ωtGôγßϑø9$$Î/ ÞΟn=ôãr& uθèδuρ ( ‹Î6y™⎯Ï

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.*

*
Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahanya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2005),
hlm. 560

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :


h Bapak dan Ibu tercinta
h Kakak tersayang
h Teman-teman seperjuangan

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat, taufiq dan hidayah-Nya,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan
tugas dan syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Shalawat dan salam, tidak lupa penulis berikan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan
pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di
akhirat.
Ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan bentuk
apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih terutama
penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Lianah, M.Pd. selaku pembimbing I dan Dra Muntholi’ah, M.Pd selaku
pembimbing II, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Kedua orang tua (Bapak Sutrisno dan Ibu Sukiyah) tercinta yang telah
memberikan kasih sayang yang tulus serta doa-doa yang selalu dipanjatkan
untukku dengan tiada hentinya.
5. Teman-teman seperjuangan di KAMMI Komisariat Walisongo, dan teman–
teman kampus yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dengan doa, materi dan motivasi.
6. Adik-adik Al-Izzah tersayang (Rina, Ulliya, Arie, Nafi, Ani, Cholasoh, Ulfah,
Ida dan Umi) terima kasih atas perhatian dan doanya.

ix
7. Para santri di Pesantren Mahasiswa (PESMA) Al-Izzah, Al-Qudwah, Al-
Kautsar, Isybillah, Al-Firdaus dan Darus Salam, semoga Allah mempererat
tali persaudaraan yang telah kita jalin bersama.
8. Teman-teman SGC ’04 (Fitri, Ika, Ririn, Siti, Titi, Eva, Nurul, Yahya, Hadi,
Ulin dan Mukhtar) semoga ikatan ukhuwah akan selalu terjaga.
9. Teman-teman BIOLOGI’04, semoga kebersamaan akan selalu menjadi
kenangan yang terindah.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-
Nya dan semoga skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Hasil Belajar Ipa Antara
Siswa Belajar Dengan Metode Praktikum Di Laboratorium Dan Metode Ceramah
Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Di Mts Al-Iman Purworejo” ini dapat
bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Semarang, 14 Januari 2009


Penulis,

Dwi Endah Wahyuni


NIM.3104002

x
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul........................................................................................ i
Persetujuan Pembimbing........................................................................ ii
Pengesahan Penguji................................................................................ iii
Deklarasi ................................................................................................ iv
Abstrak ................................................................................................... v
Motto ...................................................................................................... vii
Persembahan .......................................................................................... viii
Kata Pengantar ....................................................................................... ix
Daftar Isi ................................................................................................ xii
Daftar Tabel ........................................................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................... 3
C. Pembatasan Masalah......................................................... 4
D. Perumusan Masalah.......................................................... 4
E. Manfaat penelitian ............................................................ 4
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Metode Pembelajaran Praktikum Di Laboratorium ......... 5
1. Metode Pembelajaran ................................................ 5
2. Pengertian Metode Praktikum Di Laboratorium........ 5
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum ......... 9
4. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Dengan
Metode Praktikum...................................................... 10
B. Metode Ceramah............................................................... 11
1. Pengertian Metode Ceramah ...................................... 11
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Praktikum.......... 12
3. Langkah-langkah/ Teknik dalam Pembelajaran Dengan
Metode Ceramah ........................................................ 13
C. Hasil Belajar IPA.............................................................. 14

xi
1. Pengertian Hasil Belajar ............................................. 14
2. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ........................... 16
3. Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar ............... 18
4. Integrasi IPA dalam Konsep Islam............................. 19
D. Kajian Materi.................................................................... 21
E. Pengajuan Hipotesis ......................................................... 26
F. Kajian Penelitian Yang Relevan ..................................... 27
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian.............................................................. 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 29
C. Variabel Penelitian ........................................................... 29
D. Metode Penelitian............................................................. 30
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........ 31
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 32
G. Teknik Analisis Data ........................................................ 37
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ........................................ 41
B. Pengujian Hipotesis .......................................................... 45
C. Pembahasan Hasil Penelitian............................................ 50
D. Keterbatasan Penelitian .................................................... 53
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ....................................................................... 54
B. Saran ............................................................................. 54
C. Penutup ......................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1. Daftar distribusi Frekuensi dari nilai pros test kelas praktikum ... 41
Tabel 4.2. Daftar distribusi Frekuensi dari nilai pros test kelas ceramah ....... 42
Tabel 4.3. Uji homogenitas ............................................................................ 45
Tabel 4.4. Uji normalitas kelas praktikum ..................................................... 46
Tabel 4.5. Uji normalitas kelas ceramah ........................................................ 47
Tabel 4.6. Uji t ............................................................................................... 49

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan pada hakekatnya adalah upaya untuk pengembangan
seluruh potensi siswa seoptimal mungkin melalui pengembangan bakat, minat
dan rekayasa kondisi lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi tumbuh
kembangnya seluruh potensi yang dimiliki siswa, agar memiliki ketrampilan
dan mendapat perhatian yang serius baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu sangat tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik di rumah maupun di sekolah.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah proses pembelajaran.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala upaya penataan
lingkungan belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan atau tanpa
guru”.1 Selain itu pembelajaran merupakan usaha sadar dari guru untuk
memotivasi siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang belajar. Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip secara holistik dan otentik.2
IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-
hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami

1
Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2001), hlm. 90.
2
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hlm. 97.

1
2

alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan
berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar.
Untuk mencapai hal-hal tersebut dengan memanfaatkan sumber-
sumber belajar yang ada. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan siswa dalam memperoleh pengetahuan, pemahaman,
dan ketrampilan. Laboratorium merupakan salah satu sumber belajar.
Pendayagunaan sumber belajar memiliki arti yang sangat penting karena di
samping melengkapi, memelihara, dan memperkaya pengetahuan juga dapat
meningkatkan aktivitas dan kreativitas belajar.
Ciri model pembelajaran dalam IPA adalah adanya kegiatan
laboratorium atau praktikum.3 Waktu melakukan praktek di laboratorium
menggambarkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan
salah satu dasar penentuan kompetensi kelulusan. Pada waktu melakukan
praktek siswa dapat menemukan suatu masalah, mengumpulkan informasi,
menyusun hipotesis dan merumuskan kesimpulan sebagai jawaban atas
masalah berdasarkan pada hasil eksperimennya sendiri.
Namun kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah
siswa hanya mempelajari IPA sebagai produk, menghafal konsep, teori dan
hukum. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh
dalam pembelajaran. Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh
dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pembelajaran lebih bersifat guru hanya menyampaikan IPA sebagai produk
dan siswa menghafal informasi faktual.
Dalam belajar IPA siswa diarahkan untuk membandingkan hasil
prediksi siswa dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan metode
ilmiah. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu memahami alam sekitar
melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu siswa

3
Nuryani Y. Rustaman, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia: 2003), hlm.152.
3

untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Ketrampilan dalam


mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan ketrampilan proses
penyelidikan atau “enquiry skills” yang meliputi mengamati, mengukur,
menggolongkan, mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan
eksperimen untuk menjawab pertanyaan, mengklasifikasikan, mengolah, dan
menganalisis data, menerapkan ide pada situasi baru, menggunakan peralatan
sederhana serta mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara, yaitu
dengan gambar, lisan, tulisan, dan sebagainya.4
Oleh karena itu pembelajaran IPA sebaiknya: (1) memberikan
pengalaman pada siswa sehingga mereka mampu melakukan, (2) menanamkan
siswa pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah
(hipotesis), (3) memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif
dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana maupun
penjelasan berbagai gejala dan permasalahan yang dihadapi IPA.
Berangkat dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “ Studi Komparasi Hasil Belajar IPA
Antara Siswa Belajar dengan Metode Praktikum di Laboratorium dan Metode
Ceramah Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan di MTs Al- Iman Purworejo ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diindentifikasi masalah yang
ada sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar IPA dengan menggunakan metode ceramah
2. Metode praktikum di laboratorium dapat meningkatkan hasil belajar siswa
3. Adanya tuntutan penguasaan konsep-konsep IPA dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari

4
Ibid., hlm. 103.
4

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jawaban dari permasalahan-
permasalahan pada identifikasi masalah dengan pembatasan masalah pada:
1. Subyek Penelitian
Adapun responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, dimana
didalamnya ada empat kelas yaitu VIII A, VIII B, VIII C, VIII D.
2. Obyek Penelitian
Ini dibatasi pada masalah-masalah:
a. Hasil belajar IPA dengan menggunakan metode praktikum di
laboratorium pada materi pokok gerak pada tumbuhan.
b. Hasil belajar IPA dengan menggunakan metode ceramah pada materi
pokok gerak pada tumbuhan.

D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, peneliti
berusaha merumuskan pokok-pokok permasalahan yang relevan dengan judul
skripsi. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
metode praktikum dan metode ceramah pada pelajaran IPA materi pokok
gerak pada tumbuhan?

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk:
1. Sebagai masukan bagi guru dalam menerapkan metode pengajaran
khususnya yang berhubungan dengan ketrampilan proses
2. Penelitian ini berguna untuk mengetahui tentang perbedaan hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan metode praktikum dan metode ceramah
3. Sebagai bahan pustaka bagi fakultas Tarbiyah berupa penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Metode Pembelajaran Praktikum Di Laboratorium


1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pada
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
keas atau pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Menurut Trianto, menyeleksi enam macam metode pengajaran
yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, masing-masing
adalah presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran
kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas.5 Dalam
mengajarkan suatu konsep atau materi tertentu, tidak ada satu model
pembelajaran yang lebih baik daripada metode pembelajaran lainnya.
Berarti untuk setiap metode pembelajaran harus disesuaikan dengan
konsep yang lebih cocok dan dapat di padukan dengan metode
pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh
karena itu, dalam memilih suatu metode pembelajaran harus memiliki
pertimbangan-pertimbangan seperti: materi pelajaran, jam pelajaran,
tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, an fasilitas
penunjang yang tersedia, sebagai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan dapat dicapai.
2. Pengertian metode Praktikum di laboratorium
Metode praktikum adalah cara penyampaian bahan pelajaran
dengan memberikan kesempatan berlatih kepada siswa untuk
meningkatkan ketrampilan sebagai penerapan bahan/pengetahuan yang

5
Trianto, op.cit., hlm. 3.

5
6

telah mereka pelajari sebelumnya mencapai tujuan pengajaran.6


Sedangkan menurut Hegarty-Hazel seperti dikutip Lazarowitz & Tamir
(1994) praktikum adalah suatu bentuk kerja praktek yang bertempat dalam
lingkungan yang disesuaikan dengan tujuan agar siswa terlibat dalam
pengalaman belajar yang terencana dan berinteraksi dengan peralatan
untuk mengobservasi serta memahami fenomena.7 Metode praktikum ini
juga disebut metode laboratori. Dengan metode laboratori guru
menggunakan berbagai objek, membantu siswa melakukan percobaan.
Metode praktikum dapat dilakukan kepada siswa setelah guru
memberikan arahan, aba-aba, petunjuk untuk melaksanakannya. Kegiatan
ini berbentuk praktek dengan mempergunakan alat-alat tertentu, dalam hal
ini guru melatih ketrampilan siswa dalam penggunaan alat-alat yang telah
diberikan kepadanya serta hasil dicapai mereka.8
Menurut pandangan Pestalozzi, dalam melaksanakan metode
laboratori ini, guru melaksanakan:
1) Memperkenalkan beberapa bentuk realita ke dalam pelajaran, misalnya
pertunjukan (exhibit, model, produk, dan sebagainya)
2) Merencanakan secara teliti serangkaian pengajaran langsung yang
sama dengan manual laboratorium bagi kegiatan-kegiatan peserta didik
guna memecahkan masalah dibawah bimbingan guru.
Praktikum memerlukan dana yang besar karena harus
menggunakan alat-alat, bahan-bahan serta ruangan/tempat tersendiri.
Selain memerlukan waktu yang cukup lama juga memerlukan staf
pengajar/asisten banyak. Oleh karena itu sebaiknya kegiatan praktikum ini
hanya pokok bahasan tertentu yang menggunakan praktikum dan
disesuaikan tujuan pembelajaran.

6
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Semesteran (SKS), (Jakarta: Bumi
Aksara, 1991), hlm. 115-116.
7
Wijayanto, Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan kompetensi Laboratorium,
(Semarang: UNNES PRESS, 2008), hlm. 29.
8
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), hlm. 75.
7

Praktikum mempunyai tiga tujuan, yaitu: ketrampilan kognitif,


ketrampilan afektif dan ketrampilan psikomotorik. Pada ketrampilan
kognitif siswa dapat melatih diri agar teori dapat dimengerti, teori yang
berlainan dapat diintegrasikan serta dapat menerapkan teori pada keadaan
nyata. Ketrampilan afektif bertujuan agar siswa dapat belajar
merencanakan kegiatan secara mandiri, kerjasama, menghargai dan
mengkomunikasikan informasi mengenai bidangnya. Ketrampilan
psikomotorik bertujuan untuk menyiapkan alat-alat, memasang serta
memakai instrumen tertentu.
Ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilatih dan dikembangkan
dalam kegiatan praktikum adalah:
1. Menganalisis problema
2. Mengumpulkan informasi
3. Menyusun hipotesis
4. Mengevaluasi data
5. Menarik kesimpulan
6. Melaporkan hasil praktikum
Waktu melakukan praktikum di laboratorium sikap ilmiah dapat
dicapai dengan melaksanakan kegiatan yang bersifat mandiri, yang tidak
perlu dikontrol ketat oleh guru. Nilai intelektual dapat dicapai dengan
banyak latihan di laboratorium dengan prosedur ilmiah. Nilai emosional,
rasa ingin tahu, kreatifitas, tidak putus asa pada waktu gagal dapat
dikembangkan dalam kegiatan laboratorium secara bebas.
Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melakukan percobaan
dan penyelidikan dilakukan.9 Laboratorium dapat berbentuk suatu tempat
yang tertutup atau yang terbuka. Laboratorium yang tertutup dapat
berbentuk ruangan yang dibatasi oleh dinding-dinding. Sedangkan
laboratorium yang terbuka dapat berupa kebun sekolah atau lingkungan
lain yang dapat digunakan sebagai belajar.

9
Nuryani Y.Rustaman, loc. cit.
8

Udin S. Winataputra mengemukakan bahwa fungsi laboratorium


mempunyai peran sebagai berikut:10
a. Tempat untuk memecahkan masalah
b. Tempat timbulnya masalah
c. Tempat untuk memperdalam pengertian tentang suatu fakta
d. Tempat untuk memperoleh gejala benda ataupun peristiwa baik secara
langsung ataupun tidak langsung
e. Tempat dimana subjek belajar memperoleh data tangan pertama
f. Tempat pembentukan struktur kognitif yang menyangkut jenjang
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi
g. Tempat pembentukan sikap ilmiah yang meliputi objektif, jujur,
cermat, kritis, terbuka, dan toleran
h. Tempat pengembangan nilai-nilai meliputi kepemimpinan,
tanggungjawab, dan stabilitas emosional
i. Tempat untuk mengembangkan kreatifitas dan ketrampilan.
Pada waktu kegiatan di laboratorium, guru hendaknya memberikan
bimbingan sebelum atau sesudah kegiatan praktikum yaitu dengan
memberikan informasi bagaimana menggunakan laboratorium alat-alat
yang akan digunakan dalam kegiatan laboratorium. Adapun langkah-
langkah yang perlu dilakukan guru dalam membimbing peserta didik di
laboratorium antara lain:
1) Menginformasikan tata tertib di laboratorium
2) Menetapkan kelompok-kelompok kegiatan praktikum. Sebelum masuk
laboratorium peserta didik harus sudah dibagi atas kelompok-
kelompok tertentu. Tiap kelompok diberi nama/identitas kelompok.
Hal ini bertujuan menjaga ketertiban di laboratorium.
3) Menginformasikan dan menggunakan LKS, termasuk didalamnya
menentukan tujuan, metode, waktu, dasar teori, alat bahan, dan
langkah-langkah eksperimen

10
Udin S. Winataputra, op.cit., hlm. 246-247.
9

4) Membimbing kegiatan setelah praktikum, misalnya diskusi


sehubungan dengan hasil praktikum, memecahkan masalah, dan
menyimpulkan suatu konsep
5) Kegiatan akhir yaitu menata prasarana laboratorium sedemikian rupa
sehingga kembali seperti semula
Woolnough & Allsop (dalam Nuryani Rustaman, 1995) dikutip
dalam Nuryani Rustaman, 2003, mengemukakan empat alasan mengenai
pentingnya kegiatan praktikum IPA. Pertama, praktikum membangkitkan
motivasi belajar. Kedua, praktikum mengembangkan ketrampilan dasar
melakukan eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar
pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang materi pelajaran.11
Selain itu praktikum dalam pelajaran biologi dapat membentuk ilustrasi
bagi konsep dan prinsip biologi. Dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat
disimpulkan bahwa praktikum dapat menunjang pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran.
3. Kelebihan dan kekurangan metode praktikum
Kelebihan :
a) Melibatkan secara aktif fisik, pikiran, dan emosi peserta didik sehingga
mempertinggi hasil belajar.
b) Meningkatkan kadar ketrampilan peserta didik
c) Membangkitkan motivasi dan rasa percaya diri
d) Biasanya praktek itu dapat menghasilkan benda yang bermanfaat
Kekurangan :
a) Seringkali memerlukan fasilitas yang banyak
b) Memerlukan banyak waktu
c) Untuk kelas yang besar, pengawasan kurang efektif kalau
instruktornya terbatas.
4. Langkah-langkah/ teknik dalam pembelajaran dengan metode praktikum.

11
. Nuryani Rustaman, op. cit., hlm. 160-161.
10

Pembelajaran dengan metode praktikum agar hasil yang


diharapkan dapat dicari dengan baik, maka langkah-langkah yang perlu
diperhatikan:
a. Langkah Persiapan
Persiapan untuk pelaksanaan metode praktikum antara lain:12
1). Menetapkan tujuan
2). Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
3). Mempertimbangkan jumlah siswa dengan jumlah alat yang ada
dan kapasitas tempat
4). Memperhatikan resiko keamanan
5). Mempersiapkan tata tertib untuk menjaga peralatan dan bahan
yang digunakan
6). Membuat petunjuk tentang langkah-langkah yang harus ditempuh
selam praktikum berlangsung secara sistematis, termasuk hal-hal
yang dilarang atau yang membahayakan.
b. Langkah Pelaksanaan
1). Sebelum siswa melaksanakan praktek, siswa mendiskusikan
persiapan dengan guru. Setelah itu meminta alat-alat atau
perlengkapan yang akan digunakan
2). Selama praktek guru perlu mendekati siswa untuk ,mengamati
proses yang sedang berlangsung. Menerima pertanyaan-
pertanyaan, memberikan dorongan dan bantuan terhadap
kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa sehingga praktikum dapat
dilaksanakan
3). Selama praktikum, guru hendaknya memperhatikan situasi secara
keseluruhan untuk mengontrol praktikum
c. Tindak Lanjut
Setelah praktikum dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah:
1). Meminta siswa membuat laporan untuk diperiksa

12
Udin S. Winataputra, op.cit., hlm. 221.
11

2). Mendiskusikan masalah-masalah yang ditemukan selam


praktikum
3). Memeriksa keberhasilan alat dan menyimpan kembali segala
peralatan yang digunakan

B. Metode Ceramah
1. Pengertian Metode Ceramah
Metode ceramah adalah sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah
peserta didik yang pada umumnya mengikuti secara pasif.13 Menurut B.
Suryosubroto, ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya.14
Pengertian metode ceramah yang dikemukakan oleh Muhammad
Muzammil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Said:15

‫اﻟﻤﺤﺎﺿﺮة ﻋﺒﺎ رة ﻋﻦ ﻋﺮض ﺷﻔﻬﻲ او آﺘﺎﺑﻲ ﺣﻮل ﻣﻮ ﺿﻮع‬


‫ﻣﻦ اﻟﻤﻮ ﺿﻮﻋﺎت ﻳﺴﺘﻐﺮق وﻗﺘﺎ ﻣﺤﺪدا ﻳﻌﺪﻩ وﻳﻘﺪﻣﻪ ﺷﺨﺺ‬
‫ﻣﺘﺨﺼﺺ ذوآﻔﺎﻳﺔ واﻃﻼع وﺧﺒﺮة اﻟﻰ ﻣﺠﻤﻮﻋﺔ ﻣﻦ اﻟﺘﻼﻣﻴﺬ ﻗﺪ‬
.‫ﻳﻜﻮﻧﻮن ﻏﻴﺮ ﻣﺘﺠﺎﻧﺴﻴﻦ‬
”Metode ceramah merupakan presentasi lisan atau tulisan seputar
pembahasan tema-tema tertentu dalam batas waktu tertentu pula, yang
disiapkan dan disajikan oleh seorang ahli yang mempunyai kompotensi
pengetahuan dan wawasan yang disampaikan pada siswa yang heterogen”.

Metode ceramah merupakan cara mengajar dengan penuturan atau


penjelasan guru secara lisan tentang sesuatu yang telah ditetapkan,
mempunyai hubungan satu arah dan dapat menggunakan alat-alat bantu
untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada peserta didik.

13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm.203.
14
B. Suryosubroto, op. cit., hlm.165.
15
Muhammad Muzammil Basyir dan Muhammad Malik Muhammad Sa’id, Madkhol
Ilalmanhaji Waturuquttadris, (Makkah:Darullaui,1995), hlm. 120.
12

Berkenaan dengan sifatnya metode yang demikian maka biasanya metode


ceramah dalam hal apabila:16
a. Guru akan menyampaikan fakta-fakta/kenyataan atau pendapat-
pendapat di mana tidak ada bahan bacaan yang menerangkan fakta-
fakta tersebut.
b. Guru harus menyampaikan fakta kepada peserta didik yang besar
jumlahnya, sehingga metode lain tidak mungkin dipakai.
c. Guru menghendaki berbicara yang bersemangat untuk merangsang
peserta didik mengerjakan sesuatu.
d. Guru akan menyimpulkan pokok penting yang telah dipelajari untuk
memperjelas murid dalam melihat hubungan antara hal-hal yang
penting lainnya.
e. Guru akan memperkenalkan hal-hal baru dalam rangka pelajaran yang
lalu.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah
Sebagai metode maka pemberian pelajaran cara berceramah
memberi keuntungan dalam hal sebagai berikut:17
a. Murah dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat
biaya pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak
peserta didik
b. Mudah dalam arti materi dapat disesuaikan dengan keterbatasan
peralatan dapat disesuaikan dengan jadwal guru terhadap
ketidaktersediaan bahan-bahan tulis
c. Dapat dipakai sebagai penambah bahan yang sudah dibaca
d. Dapat dipakai untuk mengulang atau memberi pengantar pada
pelajaran atau aktifitas
e. Dapat dipakai sebagai penambahan bahan yang sudah dibaca
Metode ceramah dikatakan sederhana dan begitu pula tugas guru
adalah lebih mudah dalam suasana tersebut, tetapi metode ceramah

16
Ibid., hlm. 165-166.
17
Slameto, op.cit., hlm.100.
13

mempunyai batas-batas atau kekurangan-kekurangan dipandang dari segi


kepentingan belajar siswa.18 Kekurangannya adalah sebagai berikut:
a. Keberhasilan siswa tidak terukur.
b. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur.
c. Peran serta siswa dalam pembelajaran rendah.
d. Materi kurang fokus.
Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada, maka harus
memperhatikan hal-hal tertentu. Hal-hal yang dapat diperhatikan waktu
menyiapkan ceramah antara lain dengan mengadakan persiapan,
menggunakan alat bantu, menggunakan bahasa yang mudah dipahami,
membuat ceramah sesingkat mungkin, adanya tujuan yang pasti dari
ceramahnya, menimbulkan keberanian siswa untuk bertanya, mengadakan
demonstrasi, memberikan ringkasan pada akhir ceramah.
3. Langkah-langkah/Teknik dalam Pembelajaran Dengan Metode Ceramah
Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada, maka harus
memperhatikan hal-hal tertentu. Demikian juga dengan metode ceramah
tetap harus dipakai, maka harus diambil langkah-langkah teknik yang
perlu dipersiapkan antara lain sebagai berikut:19
a. Terlebih dahulu harus diketahui dengan jelas dan dirumuskan
sekhusus-khususnya mengenai tujuan pembicaraan atau hal yang
hendak dipelajari oleh siswa
b. Bahan ceramah kemudian disusun sedemikian hingga:
1) Dapat di mengerti dengan jelas, artinya setiap pengertian dapat
menghubungkan antara guru dengan siswa.
2) Menarik perhatian siswa
3) Memperlihatkan para siswa bahwa bahan pelajaran yang mereka
peroleh berguna bagi kehidupan mereka.
c. Menanam pengertian yang jelas dimulai dengan suatu ikhtisar ringkas
tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul

18
Martinis Yamin, op.cit., hlm.65.
19
Suryosubroto, op.cit., hlm. 169.
14

bagian utama penguraian dan penjelasan pokok-pokok tersebut. Pada


akhirnya disimpulkan kembali pokok-pokok penting yang telah
dibicarakan itu. Dapat pula dilengkapi gambar-gambar, bagan-bagan
dan sebagainya.
Selain itu metode ceramah dapat dimodifikasi dengan memadukan
metode lain. Sehingga muncul metode ceramah baru yang berbeda dengan
aslinya. Metode ceramah diselingi dengan tanya jawab atau diskusi-
diskusi sehingga siswa, ikut serta dalam proses pengembangan pengertian-
pengertian baru.20 Dalam hal ini guru menyampaikan uraian materi,
memberi peluang bertanya jawab antara guru dan siswa, pemberian tugas
kepada siswa. Sehingga memberi kesempatan siswa untuk menemukan
ilmu itu sendiri dengan bimbingan guru, daripada semua sudah dijelaskan
oleh guru, sehingga siswa hanya tinggal menghafalkan apa-apa yang telah
dijelaskan oleh guru untuk kemudian dapat dipergunakan kalau
dipergunakan.

C. Hasil belajar IPA


1) Pengertian hasil belajar
Hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai
seseorang dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu
perubahan yang kas.21 Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam
menyelesaikan suatu kegiatan, secara singkat dapat dikatakan prestasi
adalah hasil usaha. Perbedaan hasil belajar dengan prestasi belajar, bahwa
penilaian hasil belajar dilakukan sekali setelah suatu kegiatan
pembelajaran telah dilaksanakan, sementara penilaian prestasi belajar
dilakukan setelah beberapa kali penilaian hasil belajar dan hasil belajar
yang terakhir di anggap sebagai prestasi belajar karena diharapkan
merupakan hasil yang maksimal, tetapi kedua istilah tersebut dikatakan
identik karena sama-sama merupakan hasil usaha yaitu belajar.

20
Sukarno, dll, Dasar-dasar Pendidikan Science, (Jakarta: Bhatara, 1973), hlm. 46.
21
W.S Winkell, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1999), hlm. 153.
15

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk


mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan
secara efektif. Keefektifan pembelajaran pada kemampuan siswa
menguasai materi belajar. Dari segi guru penilaian hasil belajar akan
memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajar, apakah metode
yang digunakan mampu membantu siswa memahami materi pembelajaran.
Test hasil belajar yang digunakan oleh setiap guru dapat
memberikan informasi sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang
telah dicapai siswa tentang materi pelajaran yang telah diberikan.
Cara menilai kegiatan laboratorium atau praktikum adalah:
a. Tes awal (Pre test)
Pretest artinya tes kepada siswa mengenai bahan yang akan diajarkan
kepadanya sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.22
Sehingga pre tes dapat berfungsi:
1) Untuk menentukan kesiapan dari siswa dalam mengikuti suatu
program yang dikembangkan.
2) Untuk mengetahui kemajuan siswa setelah proses pembelajaran
3) Untuk mengetahui kemampuan awal siswa
b. Tes akhir (Post test)
Post test artinya tes yang diberikan kepada siswa setelah proses
mengajar selesai.23 Tes akhir adalah diberikan pada setiap akhir
program satuan pengajaran yang diberikan untuk mengukur
kemampuan dan ketrampilan peserta didik seperti yang telah
dirumuskan dalam tujuan instruksional khusus.
Sehingga post test dapat berfungsi:
1) Untuk mengetahui penguasaan peserta didik terhadap kompetensi
yang ditentukan
2) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dikuasai
siswa
22
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 161.
23
Ibid., hlm. 162.
16

3) Untuk mengetahui siswa yang mengikuti kegiatan remidial dan


kegiatan pengayaan
4) Untuk bahan acuan dalam melakukan perbaikan pembelajaran
Perbedaan nilai yang diperoleh dalam tes awal dan tes akhir
merupakan hasil belajar dari seorang siswa. Semakin tinggi nilai
post test berarti semakin banyak pengetahuan yang diperoleh oleh
siswa.
c. Pengamatan langsung
Tujuan pengamatan langsung adalah untuk menilai keikutsertaan
tiap-tiap anggota kelompok dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
Kegiatan yang dinilai dalam praktikum antara lain: mematuhi petunjuk
pelaksanaan, mematuhi peraturan keselamatan, menunjukkan inisiatif,
mengajukan pertanyaan, partisipasi dalam diskusi kelompok dan
kesediaan membantu kelompok. Pelaksanaan kegiatan praktikum, peserta
didik dibagi dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari empat atau lima
peserta didik. Tujuan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil ini
agar tiap peserta didik aktif dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
2) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains
merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan
dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu
teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.24
Sedangkan dalam pengertian Inggris IPA merupakan ”In science ,the term
natural science refers to a naturalistic approach to the study of the
universe ,which is understood as obeying rules of low of natural origin”.25
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh manusia. Ilmu
merupakan alat bantu manusia dalam mengatasi masalah-masalah yang
ada dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu dapat diartikan sebagai fakta. Ilmu
dapat menentukan benar atau salahnya suatu pernyataan. Suatu ilmu

24
Soedargo,”Pengertian-pengertian IPA”, http://char27.chudadi.com/22082008/.hlm.5
25
Baskuri, “Natural Science”, http:///en,wilkipedia.org/wiki/15102008
17

pengetahuan haruslah dapat teruji kebenarannya. Ilmu pengetahuan dalam


perkembangannya terdiri dari dua cabang yaitu filsafat alam yang
kemudian berkembang menjadi rumpun ilmu alam dan filsafat moral yang
kemudian berkembang menjadi cabang ilmu sosial. Untuk lebih jelasnya
dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Alam (Tak hidup) Ilmu Hayat (Hidup) Zoologi,


Fisika, Kimia, Geografi, Fisiologi, Batani, Miologi,
Geologi, Astronomi, dan Antonomi dan lain-lain.
lain-lain.

Gambar 1. Skema Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Menurut Udin S. Winataputra,” IPA diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang sebab akibat dari kejadian-kejadian yang terjadi di
alam ini.26 IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan yang sistematis yang
berhubungan dengan makhluk hidup, gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan atas pengamatan induksi.
IPA merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda, makhluk
hidup, cara kerja, cara berfikir, dan cara memecahkan masalah. Pengertian
IPA mengandung tiga unsur utama yaitu sikap manusia, proses atau
metode dan hasil. Ketiga unsur tersebut merupakan suatu kumpulan yang
tidak dapat dipisahkan.
Semakin lama pengetahuan orang tentang alam beserta isinya
semakin banyak pengetahuan baru yang muncul. Banyaknya kumpulan
pengetahuan tersebut tidak memungkinkan seseorang mengetahui semua

26
Udin S. Winataputra, op.cit., hlm. 122.
18

pengetahuan. Oleh karena itu mulai banyak pula orang yang mempelajari
atau mengkhususkan pada bidang-bidang ilmu yang lebih sempit.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Secara garis besar, standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA
kelas VIII semester ganjil (semester I) yaitu27:
No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Memahami berbagai 1.1. Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan
sistem dalam perkembangan
kehidupan 1.2. Mendeskripsikan tahapan manusia
1.3. mendeskripsikan sistem pencerahan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
1.4. Mendeskripsikan sistem pencernaan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
1.5. Mendeskripsikan sistem pernapasan pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
1.6. Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan
2. Memahami sistem 2.1. Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan
dalam kehidupan tumbuhan
tumbuhan 2.2 Mendiskripsikan proses perolehan nutrisi dan
transformasi energi pada tumbuhan hijau
2.3.Mengidentifikasi macam-macam gerak pada
tumbuhan
2.4. Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ
tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari
3. Menjelaskan konsep 3.1. Menjelaskan konsep atom , ion, dan molekul
partikel materi 3.2. Menghubungkan konsep atom, ion dan molekul
dengan produk kimia sehari-hari

27
Bambang Soehendro, Model Silabus dan Rewncana Pelaksanaan Pembelajaran,
Depdiknas, , (Jakarta: BNSP, 2006).
19

3.3. Membandingkan molekul unsur dan molekul


senyawa
4. Memahami kegunaan 4.1. Mencari informasi tentang kegunaan dan efek
bahan kimia dalam samping bahan kimia dalam kehidupan sehari-
kehidupan hari
4.2. Mengkomunikasikan informasi tentang kegunaan
dan efek samping bahan kimia
4.3. Mendeskripsikan bahan kimia alami dan bahan
kimia buatan dalam kemasan yang terdapat
dalam bahan makanan
4.4. Mendeskripsikan sifat atau perubahan zat adiktif
dan psikotropika
4.5. Menghindarkan diri dari pengaruh zat adiktif dan
psikotropika

Sedangkan materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah:


SK : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan,
KD : 2.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada
tumbuhan.
Pokok materi : Gerak pada tumbuhan
4) Integrasi IPA dalam Konsep Islam
IPA atau science dan penemuan-penemuan science telah
menduduki tempat yang penting dalam masyarakat dan bahkan menjadi
bagian kehidupan masyarakat. IPA dengan metode ilmiahnya, banyak
digunakan manusia untuk memecahkan problema-problema. Namun, ada
suara-suara yang meragukan science sebagai alat pendidikan, suara-suara
itu berprasangka bahwa mempelajari science secara mendalam akan
menuntun manusia ke arah atheisme.28 Hal ini dikarenakan dalam science
itu sendiri tidak membahas soal ketuhanan dan science tidak akan

28
Sukarno, dll, op. cit., hlm. 27.
20

mengadakan eksperimentasi untuk membuktikan ada atau tidaknya


Tuhan.
Namun, ketika orang semakin mempelajari science lebih
mendalam, semakin mengetahui suatu ketertiban di dalam alam raya ini,
dimana-mana ada aturan: hukum- hukum alam yang tertib dan tidak dapat
dibantah kebenarannya. Kebenaran dari hukum-hukum inilah, kebenaran
yang hakiki, yang dicari dan dikejar oleh para ilmiawan.29 Dalam sains
terdapat hukum sesuatu ilmu sebagai hasil penelitian kemudian hukum
tersebut tidak terbukti, dalam hal ini bukan hukum alamnya yang salah,
tetapi kemampuan manusia yang terbatas. Manusia memiliki
kecenderungan untuk selalu ingin mengetahui dan memahami semesta
alam, namun manusia sadar akan keterbatasan ilmunya. Manusia hanya
dapat mempelajari gejala-gejala alam itu, mencari kebenaran hukumnya,
tetapi terbatas pada peraturan yang sudah digariskan oleh Maha Pengatur.
Tanpa adanya keseimbangan iman dan sains akan mengakibatkan
fanatisme dan kemunduran, sebaliknya sains tanpa iman akan digunakan
untuk mengumbar nafsu, kerakusan, ambisi, kesombongan, dan
penindasan. Sains yang tidak dilandasi oleh asas-asas agama dan akhlak
atau etika yang lebih baik akan berkembang menjadi liar dan
menimbulkan dampak yang akan merusak. Rasulullah mengajarkan ilmu
yang diperoleh bermanfaat, dimana antara sains dan agama sebagai suatu
hal yang seharusnya saling menguatkan satu sama lain, yang secara umum
ditunjukkan dalam do’a Rasulallah:30

(‫اﻟﻠﻬﻢ إﻧﻰ اﺳﺌﻠﻚ ﻋﻠﻤﺎ ﻧﺎ ﻓﻌﺎورزﻗﺎ ﻃﻴﺒﺎ وﻋﻤﻼ ﻣﺘﻘﺒﻼ ) اﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬
“ Ya Allah sesungguhnya aku mohon kepada Mu ilmu yang bermanfaat,
rizki yang baik dan amal yang diterima.”

Dari do’a tersebut terungkap bahwa kualitas ilmu yang


didambakan Islam adalah kemanfaatan dari ilmu tersebut.

29
Ibid.
30
Syeikh Sa’id Bin Wahf Al Qahthani Alih H. Mahrus Ali, Kumpulan Do’a Dari Al Qur’an
dan Hadits, (Saudi Arabia: Depaq, 1426), hlm. 94.
21

D. Kajian Materi Gerak Pada Tumbuhan


Pada penelitian ini, peneliti memilih pokok bahasan gerak pada
tumbuhan. Terdapat dua pokok bahasan yaitu gerak etionom dan gerak
endonom atau otonom.31
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Tumbuhan,
walaupun tampaknya tidak bergerak juga melakukan gerakan. Dengan kata
lain tumbuhan memiliki kepekaan terhadap rangsangan. Rangsangan itu
berupa rangsangan mekanis, misalnya sentuhan. Rangsangan juga dapat
berupa cahaya, suhu, air, kelembaban atau zat-zat kimia. Gerak pada
tumbuhan biasanya sangat lambat sehingga tidak terlihat oleh mata. Gerak
pada tumbuhan tidak seperti pada hewan. Hewan dapat berpindah tempat dari
satu tempat ke tempat yang lainnya.32
Para ahli membedakan gerak pada tumbuhan berdasarkan sumber
rangsangan. Jika gerak tumbuhan terjadi bukan karena rangsangan dari luar
atau rangsangan itu berasal dari dalam tumbuhan, disebut gerak endonom atau
otonom. Sedangkan gerak pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya
rangsangan dari luar disebut gerak etionom.33
1. Gerak Etionom
Gerak etionom merupakan reaksi gerak tumbuhan yang disebabkan
oleh adanya rangsangan dari luar. Berdasarkan hubungan antara arah
respons gerakan dengan arah asal rangsangan, gerak etionom dapat
dibedakan menjadi gerak tropisme, taksis, dan nasti.34
a. Gerak tropisme
Gerak tropisme merupakan gerak bagian tumbuhan sebagai
tanggapan terhadap rangsangan dengan arah gerak yang ditentukan
oleh rangsangan itu.35 Gerak tropisme dapat dibedakan menjadi

31
Istamar Syamsuri, dkk, IPA Biologi Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007),
hlm. 160.
32
Mikrajuddin Abdullah, dkk, IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid 2 A, (Jakarta: Esis, 2007)
hlm. 200.
33
Istamar Syamsuri, dkk, op. cit., hlm. 161.
34
Ibid., hlm. 162.
35
Mikrajuddin Abdullah, dkk, op.cit., hlm. 202.
22

tropisme positif apabila gerak itu menuju sumber rangsangan dan


tropisme negatif apabila gerak itu menjauhi sumber rangsangan.36
Berdasarkan macam rangsang, gerak tropisme dibedakan sebagai
berikut:
1) Geotropi
Geotropi adalah gerak tropi yang disebabkan gaya tarik bumi
(gravitasi bumi). Bila gerakan menjauhi gaya gravitasi bumi
disebut geotropi negatif dan bila mendekati gaya gravitasi bumi
disebut geotropi positif.37

Contoh:
a) Gerak tumbuhan batang menjauhi tanah disebut geotropi
negatif
b) Gerakan akar menuju tanah (mendekati gravitasi) disebut
geotropi positif
2) Fototropisme
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena
rangsangan cahaya. Gerakan bagian tumbuhan yang menuju ke
arah cahaya disebut fototropisme positif. Jika bagian tumbuhan
bergerak menjauhi disebut fototropisme negatif.38
Contoh:
a) Gerak ujung batang tumbuhan yang membelok ke arh
datangnya cahaya.
b) Gerak tumbuh ujung akar menjauhi cahaya
3) Hidrotropisme
Hidrotropisme adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang
disebabkan rangsangan yang berupa air.39 Jika gerakan itu

36
Istamar Syamsuri, dkk, op.cit., hlm. 162.
37
Tim Penyusun, PR Biologi Kelas 2 SMU Tengah Tahun Pertama, (Klaten: Intan Pariwara,
2002), hlm. 60.
38
Istamar Syamsuri, dkk, op. cit., hlm. 162-163.
39
Ibid., hlm. 163.
23

mendekati air disebut hidrotropisme positif, jika tanaman tumbuh


menjauhi air disebut hidrotropisme negatif.
Contoh:
a) Akar tanaman tumbuh bergerak menuju tempat yang banyak
airnya ditanah disebut hidrotropisme negatif
b) Gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh ke atas menjauhi
air disebut hidrotropisme positif
4) Kemotropisme
Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena
rangsangan zat kimia. Jika gerakannya mendekati zat kimia
tertentu disebut kemotropisme positif. Jika gerakannya menjauhi
zat kimia tertentu disebut kemotropisme negatif.40
Contoh:
a) Gerak akar menuju zat di dalam tanah
b) Gerak akar menjauhi racun
5) Tigmotropisme
Tigmotropisme adalah gerakan bagian tumbuhan karena
adanya rangsang berupa singgungan.41 Contohnya adalah gerak
sulur melilit pada mentimun.
b. Gerak taksis
Taksis merupakan gerak pindah tempat yang dilakukan oleh
organisme (biasanya bersel satu atau terdiri dari beberapa sel saja) atau
bagian dari tubuh tumbuhan.42 Gerakan yang arahnya mendekati
sumber rangsangan disebut taksis positif dan yang menjauhi sumber
rangsangan disebut taksis negatif.43 Macam atau sumber rangsangan
taksis meliputi cahaya dari zat kimia.
Jika rangsangan berupa zat kimia gerak yang timbul disebut
kemotaksis. contohnya, gerak sperma menuju sel telur pada peristiwa

40
Ibid., hlm. 164.
41
Tim Penyusun, op. cit., hlm. 60.
42
Mikrajuddin Abdullah, dkk, op.cit., hlm.203.
43
Istamar syamsuri, dkk, op. cit., hlm. 165.
24

pembuahan. Rangsangan pergerakan sperma adalah zat kimia berupa


gula dan protein yang dikeluarkan oleh sel telur.
Jika rangsangan yang datang berupa cahaya disebut fototaksis.
Contohnya, pada pagi hari, fitoplanton termasuk Euglena bergerak ke
arah datangnya cahaya (fototaksis positif). Siang hari yang terik, yaitu
ketika intensitas cahaya terlalu tinggi, fitoplankton turun ke dasar
perairan (fototaksis negatif).
c. Gerak nasti
Gerak nasti adalah gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak
dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan, tetapi ditentukan oleh
tumbuhan itu sendiri. Gerak nasti antara lain fotonasti, niktinasti,
tigmonasti (seismonasti), termonasti, hidronasti, dan nasti kompleks.44
a) Fotonasti
Fotonasti adalah gerak yang disebabkan oleh rangsangan
cahaya.45 Misal, gerkan membuka dan menutupnya bunga pukul
empat (Mirabilis japala) pada jam tertentu saat ada cahaya.
b) Niktinasti
Niktinasti (nyktos = malam) adalah gerak menutup atau
rebahnya tumbuhan karena pengaruh gelap atau menjelang
malam.46 Gerak ini terjadi karena perubahan tekanan turgor
pulvinus. Daun akan tegak bila tekanan turgor besar (terjadi pada
malam hari). Sebaliknya daun akan rebah pada siang hari karena
tekanan turgor rendah.47 Misalnya pada malam hari, daun-daun
tumbuhan Leguminosae (polong-polongan), seperti bunga merak,
lamtoro akan menutup pada waktu malam. Daun-daun tersebut
akan membuka kembali pada siang hari.

44
Ibid.
45
Tim Penyusun, op. cit., hlm. 5.
46
Istamar Syamsuri, dkk, op. cit., hlm. 166.
47
Tim Penyusun, loc. cit.
25

c) Tigmonasti atau seismonasti


Tigmonasti adalah gerakan yang disebabkan rangsangan
sentuhan atau mekanis.48 Misal, gerak menutupnya daun putri malu
(Mimosa pudica) jika disentuh.
d) Termonasti
Termonasti merupakan gerak nasti yang disebabkan oleh
rangsang suhu, seperti mekarnya bunga tulip dan crocus. Bunga-
bunga tersebut mekar jika mendadak mengalami kenaikan
temperatur, dan akan menutup kembali jika temperatur menurun.49
e) Haptonasti
Haptonasti merupakan gerak nasti yang terjadi pada
tumbuhan insektivor yang disebabkan oleh sentuhan serangga.
Misalnya, daun Venus flytrap (kantung semar) jika ada serangga
yang menyentuh bagian dalam daun, akan segera menutup
sehingga serangga akan terperangkap diantara kedua belahan
daun.50
f) Hidronasti
Hidronasti merupakan gerak yang terjadi terhadap keadaan
air. Misalnya, gerak menggulungnya daun padi dan daun sere, jika
keadaan kurang air.
g) Nasti kompleks
Gerak nasti kompleks terjadi pada proses membuka dan
menutupnya sel penutup pada stomata atau mulut daun. Pada siang
hari stomata membuka, sedangkan malam hari stomata menutup.51
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor sekaligus, seperti karbon
dioksida, pH, temperatur, dan kadar oksigen.

48
Mikrajuddin, dkk, op. cit., hlm. 202.
49
Istamar Syamsuri, dkk, loc. cit.
50
Istamar Syamsuri, dkk, op. cit., hlm. 167.
51
Tim Penyusun, loc.cit.,
26

2. Gerak Endonom atau Otonom


Gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor–
faktor yang diduga berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri. Gerak ini
disebut sebagai gerak spontan karena melakukan gerakan secara spontan,
tanpa adanya pengaruh rangsangan dari luar.52 Misal, gerak ujung batang
yang biasanya seperti spiral; gerak ujung batang yang sedang tumbuh atau
organ lain seperti daun, stolon, tangkai bunga, dan akar, yang gerakannya
membentuk lintasan melingkar di udara.
Gerak endonom yang lain adalah gerak higroskopis. Gerak
higroskopis adalah gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh
perubahan kadar air.53 Misal, pecahnya kulit buah pada tumbuhan polong-
polongan (misal lamtoro dan turi); pecahnya kulit buah tumbuhan pacar
air. Jadi, gerak higroskopis mengakibatkan kondisi menjadi sangat kering
pada kulit buah sehingga kulit biji pecah.

E. Pengajuan Hipotesis
Setelah peneliti mengadakan telaah yang mendalam tentang landasan
teori dari berbagai sumber yang ada, maka untuk mengupayakan agar
penelitian lebih terarah dan memberikan tujuan yang tegas, perlu adanya suatu
hipotesis, yaitu suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.54
Berdasarkan hal di atas, sampailah pada dugaan sementara yang akan
diuji kebenarannya melalui analisis yaitu bahwa: ”ada perbedaan hasil belajar
IPA antara siswa yang belajar dengan metode praktikum di Laboratorium dan
metode ceramah materi pokok gerak pada tumbuhan kelas VIII di MTs Al-
Iman Purworejo”.

52
Istamar Syamsuri, op. cit.,hlm. 168.
53
Mikrajuddin, dkk, op. cit., hlm. 200
54
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rhineka
Cipta, 2006), hlm. 71.
27

F. Kajian Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang pengaruh metode
praktikum di laboratorium terhadap hasil belajar IPA di MTs Al-Iman
Purworejo. Tahun ajaran 2008/2009.
Untuk penelitian ini peneliti mendapatkan beberapa karya ilmiah yang
berupa penelitian tentang siswa di sekolah menengah yang peneliti anggap
mempunyai relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan. Diantaranya
adalah :
1. Hasil penelitian (skripsi) dari Ari Murti Anggraeini (NIM. 03330007)
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran
Praktikum.”
Dalam penelitian dalam tulisannya ia membahas tentang kegiatan
praktikum sangat di butuhkan keberadaannya. Pemahaman siswa terhadap
suatu konsep yang diajarkan guru akan mudah dipahami jika di bantu
dengan praktikum. Hal ini dikarenakan untuk mengajarkan konsep dan
prinsip kepada siswa.55
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktikum
dapat diartikan sebagai salah satu strategi belajar mengajar dengan
menggunakan pendekatan ilmiah terhadap gejala-gejala, baik gejala sosial,
psikis, maupun fisik. Gejala-gejala tersebut diteliti dan dipelajari melalui
percobaan yang diatur dalam kegiatan praktikum.
2. Hasil penelitian (skripsi) Anik Sulistyowati (NIM. 03320078) dengan
judul “Studi Komparasi sikap Ilmiah Siswa Antara Pembelajaran
Pendekatan Inkuiri Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses.”
Dalam penelitiannya membahas bahwa pembelajaran Biologi
menekankan pada pemberian pengamatan langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah dimana pendidikan biologi

55
Ari Murti Anggraeni, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran
Praktikum”, Skripsi, (Semarang: Perpustakaan IKIP PGRI Semarang, 2007), hlm. Ii.
28

diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat, bukan seperangkat fakta-fakta,


konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan di ingat.56
Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran biologi pengetahuan
dibangun oleh siswa sendiri sedikit demi sedikit melalui keterlibatan aktif
dalam proses belajar mengajar sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

56
Anik Sulistyowati, “Studi Komparasi sikap Ilmiah Siswa Antara Pembelajaran
Pendekatan Inkuiri Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses”, Skripsi, (Semarang: Perpustakaan
IKIP PGRI Semarang, 2007), hlm. ii
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang diterapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui perbandingan antara siswa yang diajarkan dengan metode
praktikum dan dengan metode ceramah pada pelajaran IPA materi pokok
gerak pada tumbuhan

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Al-Iman dengan alamat
Jl. Ngadipurwo Bulus, Gebang, Purworejo tahun ajaran 2008/2009.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian yang penulis lakukan adalah 30 hari mulai
tanggal 25 Oktober 2008 – 2 7 November 2008.

C. Variabel Penelitian
Menurut S. Margono, variabel diartikan sebagai pengelompokan yang
logis dari dua atribut atau lebih.57 Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto,
variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian.58 Dalam penelitian ini hanya terdapat dua variabel, yaitu variabel
bebas atau perlakuan adalah pengajaran dengan metode praktikum di
Laboratorium (X 1 ) dan pengajaran dengan metode ceramah (X 2 ) dan
variabel respon adalah hasil belajar kelas praktikum (Y 1 ) dan hasil belajar
kelas ceramah (Y 2 ), dari variabel X dan Y tersebut kemudian peneliti
bandingkan (komparasikan) antara siswa yang belajar dengan metode
praktikum dan metode ceramah.

57
S. Margono, Metodelogi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2000), hlm.
133.
58
Suharsimi Arikunto, op. cit, hlm. 118.

29
30

Adapun indikator dari variabel hasil belajar siswa MTs Al-Iman


Purworejo 2008/2009 adalah nilai tes siswa.

D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
eksperimen semu yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal).59 Penelitian ini menggunakan design dengan perluasan
rancangan randomized control-groups post test design, seperti pada rancangan
eksperimen berikut:

Kelompok Perlakuan Hasil Belajar


Praktikum di Laboratorium (eksperimen) X1 Y2

Ceramah (kontrol) X2 Y2

Adapun langkah-langkah dari pola rancangan ini adalah sebagai


berikut:
1. Memilih dua kelas (sampel) secara random dari suatu populasi yang
mempunyai ciri-ciri yang relatif sama
2. Dari dua kelas yang dipilih ditentukan lagi atas kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol
3. Sebelum memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen, terlebih
dahulu peneliti mengecek kemampuan awal dari kedua kelompok, agar
kedua kelompok tersebut seimbang kemampuan awalnya
4. Untuk kelompok eksperimen dikenai perlakuan X1 (pembelajaran dengan
metode praktikum di Laboratorium) dan kelompok kontrol dikenai X2
(pembelajaran dengan metode ceramah)
5. Memberikan post test Y2 kepada kedua kelompok untuk mengukur hasil
belajar masing kelompok

59
Ibid., hlm. 3.
31

E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.60 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Al-Iman Purworejo
tahun ajaran 2008/2009 yang terdiri dari empat kelas dengan rincian
sebagai berikut:
Kelas VIII A terdiri dari 40 siswa
Kelas VIII B terdiri dari 48 siswa
Kelas VIII C terdiri dari 40 siswa
Kelas VIII D terdiri dari 35 siswa
Jumlah 163 siswa
Empat kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena
adanya kesamaan-kesamaan berikut:
a. Siswa yang terdapat pada populasi tersebut adalah siswa yang berada
pada tingkat kelas yang sama yaitu kelas VIII
b. Seluruh siswa tersebut memperoleh materi pelajaran berdasarkan
kurikulum yang sama.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.61
Pengambilan sampel dalam suatu penelitian harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga diperoleh sampel yang dapat mewakili keadaan populasi,
atau dengan kata lain sampel harus representatif. Kelas yang diambil
sebagai sampel adalah kelas VIII A, jumlah siswa kelas VIII A adalah 40
siswa dan VIII C berjumlah 40 siswa.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random
sampling atau sampel acak kelompok. Karena populasinya terbagi dalam
unit-unit kelas-kelas. Sampel diambil secara acak agar tiap-tiap kelas
dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan

60
Ibid., hlm. 108.
61
Ibid., hlm. 109.
32

anggota sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membuat


gulungan-gulungan kertas yanng telah diberi kode huruf sebelumnya
kemudian gulungan-gulungan kertas tadi dikocok sehingga diperoleh
sampel. Setalah dilakukan pegundian diperoleh kelas VIII C sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelas kontrol. Jumlah total siswa
dari kedua kelas adalah 80 siswa.

F. Teknik Pengambilan Data


Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu:
a. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya.62 Maksudnya peneliti menyelidiki
dokumen-dokumen dan sebagainya sumber data yang dibutuhkan.
Dalam metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data primer
berupa nilai semesteran genap yang menjadi sampel penelitian dan
dokumen struktur organisasi.
b. Metode Tes
Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pokok bahasan gerak pada
tumbuhan yang dilakukan tes. Tes ini merupakan tes akhir yang
diadakan secara terpisah terhadap masing-masing kelas dalam bentuk tes
yang sama. Data ini digunakan untuk menjawab permasalahan.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan.63 Tes ini
digunakan untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
penetapan skor angka. Tes yang digunakan adalah tes prestasi yaitu tes
untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.64
Prosedur penelitian:
62
Ibid., hlm. 231.
63
Ibid., hlm. 96.
64
Ibid., hlm. 128.
33

1. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:
a. Membatasi bahan yang akan diujikan
Materi yang akan diujikan sebagai perangkat tes adalah pokok
bahasan gerak pada tumbuhan yang akan terdapat pada kelas VII
semester I.
b. Menentukan alokasi waktu yang digunakan untuk mengerjakan
tes.
Alokasi waktu yang digunakan mengerjakan tes adalah 90 menit
c. Menentukan jumlah item soal
Untuk mendapatkan hasil tes belajar yang baik yang akan
dijadikan hasil akhir penelitian ini, maka dilakukan penyesuaian
antara jumlah item soal dengan tingkat kesulitan soal, serta
waktu yang digunakan.
Dalam penelitian ini jumlah item soal yang diajukan
sebanyak 40 item dan yang digunakan 30 item. Dengan waktu yang
tersedia 90 menit.
1) Menentukan komposisi jenjang
Dalam penyusunan perangkat tes pada penelitian ini, dibedakan
menjadi 4 jenjang, yaitu:
a. Ingatan (C1)
b. Pemahaman (C2)
c. Aplikasi (C3)
d. Analisis (C4)
2) Menentukan bentuk dan tipe soal
Soal tes hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini
berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang
berbentuk pilihan ganda karena:
a. Dapat mewakili isi dan keluasan materi
b. Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun
34

c. Kunci jawaban sudah tersedia secara pasti, sehingga dapat


dikoreksi dengan mudah.
3) Membuat tabel kisi-kisi
Dalam kisi-kisi soal tercantum ruang lingkup bahan yang
diujikan, komposisi jenjang soal dan jumlahnya.
2. Uji coba perangkat tes
Uji coba perangkat tes dimaksudkan untuk memilih soal-soal
yang memenuhi syarat dijadikan tes (alat ukur) hasil belajar siswa.
Agar tes yang digunakan dapat menghasilkan data yang akurat dan
sesuai data yang diharapkan, maka tes harus bersifat handal, salah satu
cara untuk mendapatkan tes yang handal, maka perangkatnya yang
berupa soal-soal tes harus mempunyai validitas, reliabilitas, daya beda
dan indeks kesukaran yang memadai.
a. Validitas soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan suatu tes.65 Sebuah data atau informasi dikatakan valid
apabila sesuai dengan keadaan senyatanya.66
Rumusnya:
M p − Mt p
rpbi =
SDt q
Keterangan:
rpbi = koefisien korelasi point biseral yang melambangkan

kekuatan korelasi antara variabel I dengan variabel II,


yang dalam hal ini dianggap sebagai Koefisiensi Validitas
Item.
M p = Skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh testee, yang untuk

butir item yang bersangkutan telah dijawab dengan betul.


M t = Skor rata-rata dari skor total

65
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarata: Bumi Aksara, 2002),
hlm. 59.
66
Ibid., hlm. 58.
35

SDt = Deviasi standar dari skor total

p = Proporsi testee yang menjawab betul terhadap butir item


yang sedang diuji validitas itemnya.
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir item
yang sedang diuji validitas itemnya67
b. Reliabilitas soal
Reliabilitas adalah ketepatan hasil tes.68 Sebuah tes
dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukkan
ketepatan.69
Rumusnya:

⎡ n ⎤ ⎡ s − ∑ pq ⎤
2

r11 = ⎢ ⎢ ⎥
⎣ n − 1⎥⎦ ⎢⎣ s2 ⎥⎦
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi jawaban benar
q = proporsi jawaban salah (q = 1- p)

∑ pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item
s2 = standar deviasi dari tes.70
c. Taraf kesukaran
Yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
sesuatu soal.
B
Rumusnya: P =
JS
Keterangan: B = Banyaknya teste yang dapat menjawab dengan
betul
JS = Banyaknya siswa 71

67
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 189.
68
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 86.
69
Ibid., hlm. 60.
70
Anas Sudijono, op cit., hlm. 254.
71
Ibid, hlm. 372.
36

Kriteria

Interval IK Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang

0,70< IK ≤ 1,00 Mudah

IK = 1,00 Terlalu mudah

d. Daya pembeda
 Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).72
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah :
JBA JBB
D= −
JS A JS B
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
JB A = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas

JBB = Jumlah yang pada butir soal pada kelompok bawah


JS A = Banyaknya siswa pada kelompok atas

JS B = Banyaknya siswa pada kelompok


Klasifikasi daya pembeda :
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0.00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

72
Ibid., hlm. 385-386.
37

G. Tehnik Analisis Data


Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesa dalam rangka
penarikan kesimpulan mencapai tujuan penelitian guna memperoleh suatu
kesimpulan.
Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Analisis awal
Dalam analisis awal ini data yang digunakan adalah nilai pre-test
yang digunakan untuk uji normalitas, uji homogenitas, uji kesamaan dua
rata-rata.
a. Uji normalitas
Untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi
berdistribusi normal, maka digunakan uji kenormalan dengan uji
Liliefors.
Adapun langkah-langkah adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan X 1 , X 2 , ...... Xn yang dijadikan bilangan baru dengan

⎛x − x⎞
menggunakan rumus: Z i = ⎜⎜ i ⎟

⎝ S ⎠
Σfi xi
Dengan x =
fi

Σfi ( xi − x) 2
s=
n −1
Keterangan:
x = rata-rata hitung
Σf = jumlah frekuensi
S = simpangan baku
n = jumlah data
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang: F ( z i ) = P (z ≤ z i )

3) Selanjutnya dihitung proporsi Z 1 , Z 2 , Z 3 ,...Z n yang lebih kecil atau

sama dengan Z i . jika proporsi ini dinyatakan oleh S ( Z i )


38

banyaknyaZ 1 , Z 2 , Z 3 ,...Z n yang ≤ Z i


4) S( Z i ) =
n
5) Hitung selisih F( Z i ) – S ( Z i ), kemudian tentukan harga mutlak

6) Ambil harga yang paling besar di antara harga mutlak sebagai L o .


Untuk menerima atau menolak hipotesa nol, bandingkan
L o ini dengan nilai kritis L untuk taraf nyata α yang dipilih.
Kriterianya adalah: tolak hipotesa nol bahwa populasi berdistribusi
normal jika L o yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L
dari daftar normal. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.73
b. Uji Homogenitas Sampel
Uji homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui
kelompok-kelompok sampel yang berasal dari populasi yang sama.
Untuk mengetahui homogenitas sampel dan penelitian akan digunakan
uji Barlett.
Harga-harga yang perlu untuk uji Barlett:
Sampel dk 1 si
2
log si
2
(dk ) log si 2
ke dk

1 n1 − 1 1 / (n1 − 1) s1
2
log s1
2
(n1 − 1) log s1 2

2 n2 − 1 1 / (n2 − 1) s2
2
log s 2
2
(n2 − 1) log s 22
.... .... .... .... .... ....
k nk − 1 1 / (nk − 1) sk
2
log s k
2
(nk − 1) log sk
2

Jumlah ∑ (n −1) ⎛ 1 ⎞ ---- ---- ∑ (n − 1) log s i


2
1
∑ ⎜⎜ n −1 ⎟⎟ i

⎝ 1 ⎠

Dari daftar ini dihitung harga-harga yang diperlukan, yaitu:


Varians gabungan dari semua sampel
s2 = {∑ (n − 1)S / ∑ (n − 1)}
i i
2
i

73
Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm 467.
39

Harga satuan B dengan rumus:


(
B = log S 2 )∑ (n i − 1)

Untuk uji Barlett digunakan statistik chi-kuadrat:

{
x 2 = (ln 10) B − ∑ (ni − 1) log S i
2
}. Dengan taraf nyata α , tolak

hipotesa H o jika x ≥ x (1−α )(k −1) dimana x (1−α )(k −1) didapat dari daftar
2 2 2

distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 − α ) dan dk = (k − 1) .74


c. Uji kesamaan dua rata-rata
Digunakan untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan
dari data nilai ulangan konsep sistem .
X1 − X 2
t=
1 1
s +
n1 n2
2 2
(n1 − 1) S1 + (n2 − 1) S 2
S2 =
n1 + n2 − 2
Keterangan:
X 1 = rata-rata kelompok eksperimen
X 2 = rata-rata kelompok kontrol
n1 = banyaknya kelompok eksperimen

n 2 = banyaknya kelompok kontrol


Kriteria pengujiannya adalah:
Terima H o jika − t (1− 1 α ) < t < t (1− 1 α ) , dimana t (1− 1 α ) di dapat dari
2 2 2

daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 − 2 ) dan peluang 1 − 1 α ,


2
( )
dalam taraf nyata dengan α = 5 0 0 . Untuk harga harga-harga t lainnya
H 0 ditolak.75

74
Ibid, hlm. 262-263.
75
Ibid., hlm. 239-240.
40

2. Analisis Akhir
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dari penggunaan
metode praktikum dan metode ceramah melalui uji t. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
X1 − X 2
t=
1 1
s +
n1 n2
2 2
(n1 − 1) S1 + (n2 − 1) S 2
Dengan S 2 =
n1 + n 2 − 2
Keterangan :
X1 = rata-rata kelas eksperimen
X2 = rata-rata kelas kontrol
N1 = Banyaknya siswa kelas eksperimen
N2 = Banyaknya siswa kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika –t < t hitung < t tabel
dengan derajat kebebasan dk = n1 + n2 – 2 dengan peluang (1 – α).
Melalui harga-harga t lainnya H0 ditolak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian


1. Laporan Hasil Penelitian
Nilai tes akhir yang dilakukan pada kelas VIII C, setelah siswa
diajar dengan metode praktikum mencapai nilai tertinggi 94 dan nilai
terendah 64. Rentang nilai (R) adalah 30, banyaknya kelas interval
diambil 7 kelas, panjang kelas interval diambil 5, dari penghitungan pada

∑fx = 3127 , ( ∑ f i xi )=245695 sehingga


2
uji normalitas diperoleh i i

nilai rata-rata x = 78,18 dengan simpangan baku (s)=5,64. Untuk lebih


jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1. Daftar distribusi frekuensi dari nilai hasil belajar
kelas praktikum
No Interval kelas Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 64-68 2 5
2 69-73 7 17,5
3 74-78 7 17,5
4 79-83 19 47,5
5 84-88 4 10
6 89-93 0 0
7 94-98 1 2,5

∑ 40 100

Nilai tes akhir yang dilakukan pada kelas VIII A, setelah siswa
diajar dengan metode praktikum mencapai nilai tertinggi 73 dan nilai
terendah 52. Rentang nilai (R) adalah 21, banyaknya kelas interval diambil
6 kelas, panjang kelas interval diambil 4, dari penghitungan pada uji

∑fx = 2515 , ( ∑ f i xi )=159490, sehingga nilai


2
normalitas diperoleh i i

41
42

rata-rata x = 62,88 dengan simpangan baku (s)=5,02. Untuk lebih jelasnya


dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.2. Daftar Distribusi Frekuensi hasil belajar
kelas ceramah
No. Interval kelas Frekuensi Frekuensi Relatif (%)
1 52-55 5 12,5
2 56-59 3 7,5
3 60-63 10 25
4 64-67 17 42,5
5 68-71 4 10
6 72-74 1 2,5

∑ 40 100

a. Analisis hasil uji coba instrumen


1. Validitas soal
Dari perhitungan validitas soal, dari 40 soal yang
dinyatakan valid ada 30 butir soal yaitu no: 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10,
11, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 32,
33, 34, 35, 36, 37, 39,40. Sedangkan soal yang dinyatakan tidak
valid 10 butir soal yaitu soal nomor 1, 5, 6, 7, 12, 13, 14, 24, 29,
38. Adapun hasil perhitungan analisis validitas soal instrumen uji
coba dapat dijelaskan sebagai berikut:
Untuk mengetahui validitas dari item-item test digunakan
rumus rpbi , untuk perhitungan soal nomor adalah sebagai berikut :

M p − Mt p
rpbi =
SDt q
Contoh item no.1 adalah
567
Mp = = 21,00
27
43

787
Mt = = 19,68
40
27
p= = 0,68
40
q = 1 − 0,68 = 0,33

17091 −
(787 )2
St = 40 = 6,34
40

21,00 − 19,68 0,68


rpbis =
6,34 0,33
= 0,301
Pada α = 5 0 0 dengan n = 40 diperoleh r tabel=0.312.
Karena rpbis < r tabel, maka no 1 tidak valid.
2. Reliabilitas soal
Untuk tahap reliabilitas dari seluruh butir instrumen maka
dengan hasil perhitungan soal nomor 1 adalah sebagai berikut:

⎛ k ⎞⎛⎜ S − ∑ pq ⎞⎟
2

r11 = ⎜ ⎟⎜
⎝ k − 1 ⎠⎝ S2 ⎟

⎛ 40 ⎞⎛ 40,169 − 8,824 ⎞
=⎜ ⎟⎜ ⎟
⎝ 40 − 1 ⎠⎝ 40,169 ⎠
= 0,800
Pada α = 5 0 0 dengan n = 40 diperoleh r tabel= 0,312.
Karena r11 > rtabel , maka dapat disimpulkan bahwa instrumen

tersebut reliabel.
3. Taraf kesukaran
Taraf kesukaran soal ditunjukkan dengan indeks kesulitan
yang nantinya dapat membedakan antara soal mudah, sedang dan
sulit. Dari perhitungan indeks kesulitan yang peneliti lakukan, soal
yang tergolong sukar adalah soal no. 3, 6, 13, 16, 19, 32, 38. Soal
yang tergolong sedang adalah soal dengan no: 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9,
44

10, 11, 12, 15, 17, 18, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31, 33, 34,
35, 36, 37, 39, 40.Dan soal yang tergolong mudah adalah soal no:
14, 20, 21, 28.
Perhitungan indek kesulitan soal dapat dilihat pada lampiran
JB A +JBB
IK =
JS
Contoh soal no.1 adalah sebagai berikut:
JB A +JBB
IK =
JS
17 + 10
=
40
= 0,68
Berdasarkan kriteria, maka soal no. 1 mempunyai tingkat
kesukaran yang sedang.
4. Daya beda soal
Perhitungan daya beda soal dapat dilihat pada lampiran.
Dari perhitungan daya beda soal tersebut didapatkan 8 butir soal
yang mempunyai daya beda yang jelek, sehingga soal tersebut
tidak digunakan sebagai instrumen penelitian.
JBA JBB
D= −
JS A JS B
Contoh soal no. 1 adalah sebagai berikut:
JBA JBB
D= −
JS A JS B
17 10
= −
20 20
= 0,35
Berdasarkan kriteria, maka soal no. 1 mempunyai daya
pembeda cukup.
45

B. Pengujian Hipotesa
1. Data nilai tes
a. Uji homogenitas data hasil belajar kelas praktikum dan kelas ceramah
Setelah diperoleh data posttest kedua sample juga dikenakan
analisis homogenitas dengan penggunaan uji bartlet.
Tabel 4.3 Uji Homogenitas
Sampel N dk 1/dk Si
2
Log S i
2
(dk ) log S i 2
1. 40 39 0,025 33,11 1,5199 59,2761
2. 40 39 0,025 25,17 1,4008 54,6312

∑ 80 78 - - - 113,9073

2 39 (31,94) + 39 (25,24)
Si = = 28,12
78
2
LogS i = 1,449015316

B = 1,449015316 X 78
= 113,0231947
{
X 2 = (ln 10) β − ∑ (n − 1) log S i
2
}
= (2,3026 ){113,0231947 − 113,9073}
= 2,035740864
= 2,036
Dengan α = 0,05,dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan dk =
(k-1) adalah 1,maka didapat X tabel = 3,84 dan ternyata X hitung =
2,036 < 3,84 sehingga hipotesis diterima dan berarti kedua sampel
bersifat homogen.
b. Uji normalitas data hasil belajar kelas eksperimen
Berdasarkan data nilai siswa, maka diperoleh X = 78,18 dan S
= 5,64. Perhitungan selanjutnya sebagai berikut:
46

Tabel 4.4. Uji normalitas kelas eksperimen


No Kode Xi Zi Z tabel F (Z i ) S (Z i ) F (Z i ) − S (Z i )

1 E-22 64 -2,47 0,4932 0,0068 0,025 0,0182


2 E-27 67 -1,95 0,4744 0,0256 0,05 0,0244
3 E-17 70 -1,43 0,4236 0,0764 0,125 0,0486
4 E-29 70 -1,43 0,4236 0,0764 0,125 0,0486
5 E-38 70 -1,43 0,4236 0,0764 0,125 0,0486
6 E-03 73 -0,91 0,3186 0,1814 0,225 0,0436
7 E-20 73 -0,91 0,3186 0,1814 0,225 0,0436
8 E-30 73 -0,91 0,3186 0,1814 0,225 0,0436
9 E-40 73 -0,91 0,3186 0,1814 0,225 0,0436
10 E-02 76 -0,38 0,1840 0,352 0,400 0,048
11 E-10 76 -0,38 0,1840 0,352 0,400 0,048
12 E-15 76 -0,38 0,1840 0,352 0,400 0,048
13 E-21 76 -0,38 0,1840 0,352 0,400 0,048
14 E-31 76 -0,38 0,1840 0,352 0,400 0,048
15 E-32 76 -0,38 0,1840 0,352 0,400 0,048
16 E-37 76 -0,38 0,1840 0,352 0,400 0,048
17 E-01 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
18 E-05 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
19 E-07 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
20 E-11 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
21 E-13 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
22 E-16 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
23 E-25 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
24 E-26 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
25 E-33 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
26 E-36 79 0,14 0,0557 0,5557 0,650 0,0943
27 E-09 82 0,67 0,2486 0,7486 0,875 0,1264
47

28 E-12 82 0,67 0,2486 0,7486 0,875 0,1264


29 E-14 82 0,67 0,2486 0.7486 0,875 0,1264
30 E-19 82 0,67 0,2486 0,7486 0,875 0,1264
31 E-23 82 0,67 0,2486 0,7486 0,875 0,1264
32 E-28 82 0,67 0,2486 0,7486 0,875 0,1264
33 E-34 82 0,67 0,2486 0,7486 0,875 0,1264
34 E-35 82 0,67 0,2486 0,7486 0,875 0,1264
35 E-39 82 0,67 0,2486 0,7486 0,875 0,1264
36 E-04 85 1,18 0,3810 0,881 0,975 0,094
37 E-08 85 1,18 0,3810 0,881 0,975 0,094
38 E-18 85 1,18 0,3810 0,881 0,975 0,094
39 E-24 85 1,18 0,3810 0,881 0,975 0,094
40 E-06 94 2,75 0,4970 0,997 1,00 0,003

Dari lampiran di peroleh L0 terbesar adalah 0,1264. berdasarkan


tabel nilai kritis untuk uji Liliefors diperoleh Ltabel, untuk n = 40
adalah 0, 886, sehingga L0 < Ltabel, dalam ini berarti sampel kelas
praktikum berdistribusi normal.
b. Uji normalitas data hasil belajar kelas kontrol
Berdasarkan data nilai pada lampiran maka diperoleh X = 62,95
dan S = 5,02. Perhitungan selanjutnya sebagai berikut:
Tabel 4.5. Uji normalitas hasil belajar kelas ceramah
No Kode Xi Zi Z tabel F (Z i ) S (Z i ) F (Z i ) − S (Z i )

1 K-06 52 -2,19 0,4857 0,0143 0,050 0,0357


2 K-17 52 -2,19 0,4857 0,0143 0,050 0,0357
3 K-01 55 -1,58 0,4429 0,0571 0,125 0,068
4 K-08 55 -1,58 0,4429 0,0571 0,125 0,068
5 K-38 55 -1,58 0,4429 0,0571 0,125 0,068
6 K-14 58 -0,99 0,3389 0,1611 0,200 0,0389
7 K-27 58 -0,99 0,3389 0,1611 0,200 0,0389
48

8 K-32 58 -0,99 0,3389 0,1611 0,200 0,0389


9 K-07 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
10 K-09 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
11 K-10 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
12 K-11 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
13 K-13 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
14 K-18 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
15 K-20 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
16 K-21 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
17 K-23 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
18 K-28 61 -0,39 0,1517 0,3483 0,450 0,1017
19 K-04 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
20 K-15 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
21 K-16 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
22 K-22 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
23 K-26 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
24 K-29 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
25 K-30 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
26 K-33 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
27 K-39 64 -0,21 0,0832 0,5832 0,675 0,0918
28 K-03 67 0,81 0,2910 0,791 0,875 0,084
29 K-05 67 0,81 0,2910 0,791 0,875 0,084
30 K-12 67 0,81 0,2910 0,791 0,875 0,084
31 K-24 67 0,81 0,2910 0,791 0,875 0,084
32 K-31 67 0,81 0,2910 0,791 0,875 0,084
33 K-35 67 0,81 0,2910 0,791 0,875 0,084
34 K-37 67 0,81 0,2910 0,791 0,875 0,084
35 K-40 67 0,81 0,2910 0,791 0,875 0,084
36 K-19 70 0,22 0,0871 0,5871 0,975 0,3879
37 K-25 70 0,22 0,0871 0,5871 0,975 0,3879
49

38 K-34 70 0,22 0,0871 0,5871 0,975 0,3879


39 K-36 70 0,22 0,0871 0,5871 0,975 0,3879
40 K-02 73 2,00 0,4772 0,9772 1,000 0,0228

Dari lampiran di peroleh L0 terbesar adalah 0,1017. berdasarkan


tabel nilai kritis untuk uji Liliefors diperoleh Ltabel, untuk n = 40
adalah 0,886, sehingga L0 < Ltabel, dalam ini berarti sampel kelas
ceramah berdistribusi normal.
c. Uji tahap akhir (uji-t) data hasil belajar kelas eksperimen dan kontrol
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan metode praktikum
dengan metode ceramah pada materi pelajaran IPA ini, maka akan
dilakukan uji komparasi dengan uji-t (t-test).
Tabel 4.6. Uji - t (t- test)
Sumber Variasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

∑ 3127 2515
n 40 40
x 78,18 62,88
S2 31,4301 25,2404
s 5,64 5,02

(n1 − 1)S i 2 + (n 2 − 1)S i 2


S=
n1 + n 2 − 2

=
(40 − 1)31,4301 + (40 − 1)25,2404
78

1225,7739 + 984,3756
=
78

= 28,33525
= 5,3231

X1 − X 2
t=
1 1
s +
n1 n 2
50

78,175 − 62,875
=
1 1
5,3231 +
40 40
= 12,808
Berdasarkan perhitungan diatas, pada α = 5% dengan dk = 40 +
40 – 2 = 78 diperoleh ttabel = 166. Karena t hitung = 12,808 ≥ ttabel =
1,66 maka dapat disimpulkan kelas praktikum lebih baik dari kelas
ceramah.

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen, ternyata soal uji coba
telah memenuhi kriteria valid, reliabel, tingkat kesukaran, dan daya pembeda
yang baik. Oleh karena itu, instrumen tersebut dapat dijadikan sebagai
instrumen penelitian. Berdasarkan hasil tes awal pada kelas praktikum mean
pre-test 49,9 sedangkan pada kelompok ceramah mean pre-test 50,8. Uji-t pre-
test diketahui bahwa t hitung sebesar 0,78. Setelah dikonsultasikan dengan t tabel

α = 5% dan dk=78 diperoleh t (0,975 )(78 ) = 1,66 , karena t berada pada daerah

penerimaan H 0 , maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata

pre-test dari kedua kelompok. Sedangkan hasil tes akhir kelas praktikum mean
post-test 78,18 sedangkan pada kelas ceramah mean post-test 62,88. Uji-t
post-test diketahui bahwa t hitung sebesar 12,808. Setelah dikonsultasikan

dengan t tabel α = 5% dengan dk=78 diperoleh t (0,95 )(78 ) = 1,66 .Berarti nilai

t hitung = 12,808 > t tabel = 1,66, hal ini berarti Ho ditolak, Dengan hipotesa nihil

(Ho) yang berbunyi: ”tidak ada perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang
belajar dengan metode praktikum dan metode ceramah” ditolak. Pada hipotesa
kerja (Hi) yang berbunyi: ”ada perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang
belajar dengan metode praktikum dan metode ceramah” diterima. Jadi dapat
disimpulkan ada perbedaan hasil belajar IPA signifikan antara siswa yang
mendapat pembelajaran menggunakan metode ceramah dengan yang
51

mendapat pembelajaran menggunakan metode praktikum pada materi pokok


gerak pada gerak pada tumbuhan kelas VIII semester 1 MTs Al-Iman tahun
2008/2009.
Hasil belajar siswa IPA yang mendapat pembelajaran menggunakan
metode praktikum lebih baik daripada metode ceramah, hal ini karena:
1. Ditinjau dari keadaan siswa, siswa tersebut dari proses belajar sebelumnya
tidak pernah mendapatkan pengalaman belajar penerapan metode
praktikum, sehingga dengan metode yang mereka anggap baru dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa.
2. Konsep yang diperoleh lebih mantap, karena siswa mengalami atau
melakukan sendiri untuk mendapatkan suatu konsep, sehingga
memungkinkan untuk dapat menerapkan ke dalam masalah lain yang lebih
relevan.
3. Pengajaran dengan metode praktikum ini mempunyai ini mempunyai
kelebihan antara lain:
a. Perolehan pengetahuan akan lebih baik, karena perolehan pengetahuan
siswa melakukan sendiri untuk mendapatkan suatu konsep.
b. Partisipasi (keaktifan) siswa lebih baik
Metode ceramah dalam pembelajaran IPA materi pokok gerak pada
tumbuhan, hasil belajar siswa kurang baik karena dalam metode ceramah:
1. Keberhasilan siswa tidak terukur
2. Perhatian dan motivasi siswa sulit diukur
3. Peran siswa dalam pembelajaran rendah
4. Materi kurang fokus
Prinsip dasar dalam pembelajaran IPA adalah guru harus mampu
menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagaiberikut:
1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi
pembicaraan dalam proses belajar mengajar.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok
52

3. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali


tidak terpikirkan dalam perencanaan.
Prinsip evaluasi dalam pembelajaran IPA, maka diperlukan beberapa
langkah-langkah positif antara lain:
1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di
samping bentuk evaluasi lainnya.
2. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar
yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan
yang akan dicapai
Hasil penelitian yang peneliti lakukan bahwa pembelajaran IPA
memiliki arti penting dalam kegiatan belajar mengajar adalah:
1. Dunia siswa adalah dunia nyata
Tingkat perkembangan mental anak selalu dimulai dengan tahap berpikir
nyata.
2. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/
obyek lebih terorganisir
Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu obyek sangat
bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki anak sebelumnya.
3. Pembelajaran akan lebih bermakna
4. Memberi peluang siswa untu mengembangkan kemampuan diri
Pengajaran IPA memberi peluang siswa untuk mengembangkan tiga ranah
sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga ranah sasaran pendidikan itu
meliputi sikap (jujur, teliti, tekun, terbuka terhadap gagasan ilmiah),
ketrampilan (memperoleh, memanfaatkan, dan memilih informasi,
menggunakan alat, bekerja sama, dan kepemimpinan), dan ranah kognitif
(pengetahuan)
5. Memperkuat kemampuan yang diperoleh
Beberapa kelebihan dari pengajaran dengan metode praktikum yaitu
melibatkan secara aktif fisik, pikiran, dan emosi siswa sehingga mempertinggi
hasil belajar. Meningkatkan kadar ketrampilan siswa. Membangkitkan
motivasi dan rasa percaya diri.
53

D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti secara optimal sangat
disadari adanya kendala atau hambatan. Hal tersebut karena adanya
keterbatasan yang dialami oleh peneliti. Keterbatasan tersebut misalnya
pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti masih sedikit, selain itu ada beberapa
hal misalnya:
Pada proses belajar mengajar masih belum lancar. Siswa masih
bersikap gaduh dan masih sangat memerlukan bimbingan dari guru. Tempat
penelitian yang hanya terbatas pada MTs Al-Iman Purworejo, sehingga
apabila dilakukan di sekolah yang lain, hasil penelitiannya juga dimungkinkan
akan berbeda. Namun demikian penelitian sudah dapat mewakili siswa kelas
VIII MTs Al-Iman Purworejo.
Waktu yang tersedia untuk mengadakan penelitian masih kurang atau
singkat. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya penulis harus bisa melakukan
efektifitas dan efisiensi waktu mengoptimalkan pengumpulan data.
Demikianlah beberapa keterbatasan dalam penelitian ini. Untuk itu
perlu adanya penelitian yang lebih lanjut yang membahas model pembelajaran
dengan metode praktikum di laboratorium sebagai sarana untuk
menyampaikan materi dalam kegiatan belajar mengajar. Karena pembelajaran
dengan metode praktikum dapat memudahkan siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan pada analisis data
pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Ada perbedaan antara hasil belajar IPA dengan metode praktikum dan
metode ceramah yaitu dalam metode praktikum siswa berperan aktif dalam
pembelajaran sedangkan dalam metode ceramah siswa tidak aktif karena
hanya mendengarkan penjelasan dari guru.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa metode praktikum dapat dijadikan
alternatif pilihan dalam pembelajaran IPA selain metode yang sudah ada

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai ”Studi Komparasi Hasil Belajar
IPA Antara Siswa Belajar Dengan Metode Praktikum Di Laboratorium Dan
Metode Ceramah Materi Pokok Gerak Pada Tumbuhan Di MTs Al-Iman
Purworejo ” maka peneliti mengemukakan beberapa saran:
1. Saran untuk Guru
a. Guru IPA hendaknya menggunakan sistem pengajaran dengan
pengajaran dengan menggunakan metode praktikum di laboratorium
dalam menyampaikan materi IPA materi pokok gerak pada tumbuhan
b. Guru IPA hendaknya menggunakan metode praktikum diluar jam
pelajaran, sehingga semua materi dapat tersampaikan, mengingat
metode praktikum ini memerlukan waktu yang banyak
2. Saran untuk Siswa
a. Siswa hendaknya mengamati dengan seksama hal-hal yang
berhubungan dengan gerak pada tumbuhan yang belum dimengerti
sehingga diperoleh persepsi yang jelas tentang gerak pada tumbuhan

54
55

b. Siswa hendaknya dalam melakukan praktikum di laboratorium dengan


sungguh-sungguh sehingga dapat memperoleh data yang akurat.
3. Saran untuk Sekolah
Kepada pihak sekolah seyogyanya memberikan dukungan sepenuhnya
agar sistem pengajaran dengan metode praktikum di laboratorium dapat
terlaksana dengan baik, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.

C. Penutup
Alhamdulillah atas segala puji dan limpahan anugerah-Nya sehingga
skripsi ini dapat selesai. Di dunia ini jelas tidak yang sempurna karena
kesempurnaan hanya milik Allah semata. Untuk itu bahwa jelas skripsi ini
sangat jauh dari namanya kesempurnaan, oleh sebab itu peneliti sangat
berharap ada kritikan yang mengarah pada kebaikan. Akhir kata semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca secara umumnya, Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin dll, IPA Terpadu SMP dan MTs Jilid 2A, Jakarta: Esis,
2007

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,


1996

____________, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2001

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta.


Rineka Cipta, 2002

Basyir, Muhammad Muzammil dan Muhammad Malik Muhammad Sa’id,


Madkhol Ilalmanhaji Waturuquttadris, Saudi Arabia:Darullaui,1995

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. 1993

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002

Suryosubroto. B Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta,


2002

http://char27. chudadi.com/2008/08/22/pengertian-pendidikan-ipa.htrr.22 Agustus


2008,14 september 2008

http://en.wikipedia.org/wiki/natural_science.september 2008,15 september 2008

Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2000

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000

Shaleh Abdul Azizi dan Abdul Aziz Abdul Majid, At- tarbiyah Wa Thuruqut
Tadris, Mesir: Darul Ma’arif, t. th

Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Semesteran (SKS), Jakarta:


Bumi Aksara, 1991

Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2006

____________, Pengantar Statistk Pendidikan, Jakarta: Raja Grasindo Persada,


2001
Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2002

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarata: Bumi Aksara,


2002.

________________, Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik, Jakarta:


Rhineka Cipta, 2006

Sujdana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1995

Sukarno, dll, Dasar-dasar Pendidikan Science, Jakarta: Bhratara, 1973

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, 2002

_____________, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996

Syamsuru, Istamar dkk, IPA Biologi Untuk SMP Kelas VIII, Jakarta: Erlangga,
2007

Syeikh Sa’id Bin Wahf Al Qahthani Alih H. Mahrus Ali, Kumpulan Do’a Dari Al
Qur’an dan Hadits, Saudi Arabia: Depaq, 1426

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud,


Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1990

Tim Penyusun, PR Biologi Kelas 2 SMU Tengah Tahun Pertama, Klaten: Intan
Pariwara, 2002

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007

Wijayanto, Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium,


Semarang: UNNES PRESS, 2008

Winataputra, Udin S, Strategi Belajar Mengajar IPA, Jakarta: Universitas


Terbuka, 2001

Y. Rustaman, Nuryani, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia: 2003

Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung


Persada Press, 2007
SILABUS

Sekolah : MTs AL-Iman


Kelas : VIII (delapan)
Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
Semester : 1 (Satu)

Standar Kompetensi: 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

Kompetensi Materi Pengalaman Alokasi Tipe Bentuk


Indikator Metode
Dasar Pokok Belajar waktu tagihan Tagihan
2.3 Mengidentifikasi Gerak pada Praktikum Melakukan
Mengidentifikasi macam-macam Tumbuhan percobaan :
macam-macam gerak pada 1. Membuktikan
gerak pada tumbuhan bahwa 2x45’ Pretes Laporan
tumbuhan tumbuhan peka praktikum
Menjelaskan Praktikum terhadap
perbedaan gerak rangsangan
tropisme dengan mekanis
gerak nasti (sentuhan)

Melakukan Melakukan
observasi dan percobaan:
membuat laporan 1. membuktikan gera Laporan
gerak tropisme hidrotropisme Pretes praktikum
dan nasti 2. Membuktikan 2x45’
tumbuhan di adanya gerak Laporan
lingkungan kemotropisme pad praktikum
tumbuhan Pretes
3. Mengenali gerak Laporan
otonom dan 2x45’ praktikum
membedakannya
dengan gerak Pretes
etionom dengan
menggunakn daun
hydrilla 2x45’

Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MTs Al-Iman Purworejo


Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/ Semeste : VIII (delapan) / 1 (satu)

Standar Kompetensi :
2. Memahami sistem dala kehidupan tumbuhan
Kompetensi Dasar:
2.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

Indikator
Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Membedakan macam-macam gerak pada tumbuhan
2. Membuktikan gerak tumbuhan karena pengaruh cahaya melalui
percobaan
3. Melakukan dan melaporkan hasil percobaan gerak pada tumbuhan
B. Materi Pembelajaran : Gerak pada Tumbuhan
C. Metode Pembelajaran : Praktikum
D. Langkah-langkah kegiatan :
a. Kegiatan Pendahuluan
Motivasi : Gejala-gejala makhluk hidup
Prasyarat pengetahuan : Apakah tumbuhan makhluk hidup
b. Kegiatan Inti
1. Siswa berkelompok membuat percobaan bahwa tumbuhan peka
terhadap rangsangan mekanis
2. Siswa menjawab pertanyaan:
Jenis rangsangan apa yang direspon paling cepat oleh si kejut
sebutkan bagian yang paling cepat dan lambat responnya
3. Pembahasan hasil praktikum
c. Kegiatan Penutup
Siswa diberi kesempatan untuk mencatat kesimpulan
Siswa mengumpulkan laporan kegiatan
E. Sumber Belajar
a) LKS
b) Buku referensi
c) Alat-alat praktikum
F. Penilaian Hasil Belajar: Postes, Laporan praktikum

Pengaruh Rangsangan Mekanis dan Suhu


Tujuan : Membuktikan bahwa tumbuhan peka terhadap rangsangan mekanis
(misalnya dengan sentuhan) dan suhu

Bahan dan Alat :


1. Lidi
2. Stopwatch atau pengukur waktu yang lain
3. Korek api
4. Lilin
5. Pot bunga
6. Tumbuhan Si Kejut atau putri malu (Mimosa pudica)

Cara Kerja:
1. Tentukan tumbuhan putri malu
2. Catat kecepatan menutupnya daun pada saat lidi disentuhkan pada bagian
tumbuhan putri malu berikut ini:
a. Ujung anak
b. Pangkal anak daun
c. Tangkai anak daun
d. Tangkai daun
e. Ranting batang
3. Lakukan cara yang sama dengan mengganti lidi dengan lilin yang menyala
4. Isilah tabel berikut ini
Sentuhan a. Ujung anak daun
b. Pangkal anak daun
c. Tangkai anak daun
d. Tangkai daun
e. Ranting batang
Panas a Ujung anak daun
b. Pangkal daun
c. Tangkai anak daun
d. Tangkai daun
e. Ranting daun

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : MTs Al-Iman Purworejo


Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/Semester : VIII (delapan) / 1 (satu)

Standar Kompetensi :
2. Memahami sistem dala kehidupan tumbuhan

Kompetensi Dasar :
2.3. Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

Indikator
Menjelaskan perbedaan gerak gerak tropisme dengan gerak nasti
Melakukan observasi dan membuat laporan gerak tropisme dan nasti tumbuhan di
lingkungan sekolah

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2x pertemuan)


A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Membedakan macam-macam gerak pada tumbuhan
2. Membuktikan gerak tumbuhan karena pengaruh cahaya melalui percobaan
3. Melakukan dan melaporkan hasil percobaan gerak pada tumbuhan
B. Materi Pembelajaran : Gerak pada Tumbuhan
C. Metode Pembelajaran : Praktikum
D. Langkah-langkah kegiatan :
1. Pertemuan Pertama
a) Kegiatan Pendahuluan
Motivasi : gejala-gejala makhluk hidup
Prasyarat pengetahuan : apakah tumbuhan makhluk hidup
b) Kegiatan Inti
1. Siswa berkelompok membuat percobaan tentang gerak geotropisme
pada tumbuhan
2. Siswa menjawab pertanyaan:
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan. Jelaskan mengapa
perlu ditambahkan air pada akuarium
Kesimpulan apa mengenai cara batang dan akar merespon gravitasi
bumi?
c) Kegiatan Penutup
Siswa diberi kesempatan untuk mencatat kesimpulan
Siswa mengumpulkan laporan kegiatan

2. Pertemuan Kedua
a) Kegiatan Pendahuluan
Motivasi : Bagaimana cara tumbuhan bergerak
Prasyarat pengetahuan : Apakah perbedaan gerak pada tumbuhan
b) Kegiatan Inti
1. Siswa berkelompok membuat percobaan tentang gerak fototropisme
2. Siswa menjawab pertanyaan:
Bagaimana arah pertumbuhan akar dan tunas?
c) Kegiatan Penutup
Siswa diberi kesempatan untuk mencatat kesimpulan
Siswa mengumpulkan laporan kegiatan

E. Sumber Belajar
a) LKS
b) Buku referensi
c) Alat-alat praktikum

F. Penilaian Hasil Belajar: Post test, laporan praktikum

Gerak Geotropisme Pada Tumbuhan


Tujuan :
Menemukan apakah biji yang sedang berkecambah menanggapi rangsangan
gravitasi

Alat dan Bahan :


1. Cawan petri
2. Gabus
3. Jarum
4. Akuarium
5. Tutup kaca
6. Kotak kertas dengan ukuran lebih besar dari akuarium
7. Kapas
8. Biji kacang hijau yang sedang berkecambah 5 buah
9. Air

Langkah Kerja :
1. Untuk mendapatkan biji yang sedang berkecambah, letakkan beberapa biji
kecambah di atas kapas yang telah dibasahi kapas diletakkan di dalam cawan
petri
2. Setelah tampak muncul calon akar dari biji, mabil lima biji
3. dengan bantuan jarum, tancapkan kelima biji tersebut di atas gabus dengan
berbagai posisi
4. Beri akuarium sedikit air kemudian letakkan gabus ke dalam akuarium.
Tutuplah akuarium dengan selembar tutup kaca
5. Masukkan akuarium ke dalam kardus untuk menjaga biji dalam keadaan gelap
6. Setelah satu minggu, amati pertumbuhan biji tersebut dan gambarlah

Pertanyaan :
1. Setelah melakukan percobaan dan pengamatan. Jelaskan mengapa perlu
ditambahkan air pada akuarium
2. Apa kesimpulan kalian mengenai cara batang dan akar merespon gravitasi
bumi?

Gerak Fototropisme
Tujuan :
Memahami gerak fototropisme

Alat dan Bahan :


1. Cawan Petri
2. Kapas Lembab
3. Selotip
4. Tiga biji kedelai

Cara Kerja :
1. Letakkan kapas lembab pada cawan petri
2. Letakkan tiga biji kedelai pada cawan petri
3. Tutuplah cawan petri dan diselotip. Letakkan di tempat gelap.
4. Amati setelah dua hari

Pertanyaan :
Bagaimana arah pertumbuhan akar dan tunas?

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : MTs Al-Iman Purworejo


Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Kelas/ Semeste : VIII (delapan) / 1 (satu)

Standar Kompetensi :
2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan

Kompetensi Dasar :
2.3. mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

Indikator :
Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan

Alokasi Waktu : 2x45 menit (1x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Membedakan macam-macam gerak pada tumbuhan
2. Membuktikan gerak tumbuhan karena pengaruh cahaya melalui percobaan
3. Melakukan dan melaporkan hasil percobaan gerak pada tumbuhan
B. Materi Pembelajaran : Gerak pada Tumbuhan
C. Metode Pembelajaran : Praktikum
D. Langkah-langkah kegiatan :
a) Kegiatan Pendahuluan
Motivasi : gejala-gejala makhluk hidup
Prasyarat pengetahuan : apakah tumbuhan makhluk hidup
b) Kegiatan Inti
1 Siswa berkelompok membuat percobaan bahwa tumbuhan peka
terhadap rangsangan mekanis
2 Siswa menjawab pertanyaan:
Jenis rangsangan apa yang direspon paling cepat oleh si kejut
Sebutkan bagian yang paling cepat dan lambat responnya
3 Pembahasan hasil praktikum
c) Kegiatan Penutup
Siswa diberi kesempatan untuk mencatat kesimpulan
Siswa mengumpulkan laporan kegiatan
Postes

E. Sumber Belajar : LKS, Buku Referensi, Alat- alat praktikum


F Penilaian Hasil Belajar: Postes, Laporan praktikum

Gerak Kemotropisme
Tujuan :
Membuktikan adanya gerak kemotropismepada tumbuha

Alat dan Bahan :


1. Tiga pot kecil berukuran sama
2. Kawat kasa
3. Kapas
4. Biji kacang hijau
5. Air
6. Garam
7. Larutan asam cuka

Cara Kerja:
1. Siapkan tiga pot dan beri tanda A, B, dan C. Setiap pot dibagi menjadi dua
bagian, kiri dan kanan, yang diberi batas dengan kawat kasa ke dalam tiap-tiap
bagian itu dimasukkan kapas kering
2. Tetesilah bagian kiri pot A dengna air hingga basah, bagian kiri pot B ditetesi
dengan air garam, dan bagian kiri pot C ditetesi dengan asam cuka. Larutan
garam dibuat dengan melarutkan satu sendok teh garam ke dalam segelas air.
Larutan asam cuka dibuat dengan melarutkan satu sendok makan asam cuka
untuk memask, kedalam segelas air. Upayakan agar larutan agar terlarut tidak
mengalir ke bagian lain. Jaga agar kapas tetap basah
3. Bagian kana pot A,B, dan C masing-masing ditetesi dengan air hingga basah
4. Beri beberapa biji kacang hijau di atas kapas di bagian kanan pot A, B, C. jaga
agar kapas tetap basah
5. Simpan pot di tempat terlindung dan aman selam beberapa hari, hingga
kecambah tumbuh panjang
6. Periksalah arah gerakan akar kecambah tersebut. Pot manakah yang berisi akar
kecambah dengan gerak kemotropisme positif, dan man yang negatif?
7. Lakukanlah percobaan kalian menggunakan bahan kimia lain yang tidak terlalu
berbahaya misalnya larutan detergen, gula, kopi, teh atau lainnya
8. Buatlah laporan hasil pengamtan kalian

Lampiran 4
DAFTAR NAMA SISWA MTs Al- IMAN
2008-2009

KELAS: VIII A (Kelas Ceramah)

No. Nama
1. Abdul Muklis
2. Adi Masykuri Anam
3. Ahmad Ansor
4. Ahmad Mu’iz
5. Akhmad Khaerul Imam
6. Anan Kurnia Ramadhan
7. Aruf Kurniawan
8. Asyhari
9. Bakat Aji Purwanto
10. Faizal Mahfud
11. Fathur Romdoni
12. Fattudin Ja’far Sidiq
13. Fattulloh Irfa’i
14. Galih Bagus Tanda
15. Hamid Mahfud
16. Ibnu Asicurrohman
17. Ibnu Masngut
18. Ibnu Nur Rohman
19. Ikhsanudin
20. Khoirudin
21. Lukman Hakim Hidayat
22. Lutfi Muadib
23. Machin Muhammad
24. Maimun Ulfah Nasrulloh
25. Masyusuf restu Pamungkas
26. Maulana Ade Prapanca
27. Miftahul Hafit
28. Muh Rifai
29. Muhammad Alif Arifin
30. Muhammad Machsun
31. Nabdurrahman
32. Rospi Anjar Wibowo
33. Saefudin
34. Slamet Mulyadi
35. Teguh Hadi Pranoto
36. Nurul Fauzi
37. Wahyu Ahmad Abdillah
38. Wahyu Nugroho
39. Zainul Arifin
40. Zainul Irfan
DAFTAR NAMA SISWA MTs Al- IMAN TAHUN PELAJARAN
2008-2009

KELAS: VIII C (Kelas Praktikum)


No. Nama
1. Abdul Munif
2. Adi Nur Cahyono
3. Ahmad Hadi
4. Amin Hidayat
5. Angin Arian
6. Arwar Sanusi
7. Arif Dwiyantoro
8. Asdi Wiyadi
9. Burhanudin
10. Dino Bani Adam
11. Edi Wasono
12. Fathurohim
13. Galih Prastyo
14. Hoiril
15. Isa dawud Suhada
16. Khafid Masykuri
17. M. Alvin Ghifar Akhsin
18. M. Yulianto Eka Prasetyo
19. Miftahudin
20. Miftahul RosidainAbdillah
21. Miftahurrosidin
22. Misbahul Munir
23. Much Hafidz
24. Muh Abdul Kholiq
25. Muhammad Iqbal Al Ghiffari
26. Muhammad Subhan
27. Muhammad Amru Ashuri
28. Muhammad Daqoid
29. Muhammad Imamudin
30. Muhammad Rizal Chabibi
31. Mukhlis Ashari
32. Nanang Mustofa
33. Novico Imabia
34. Nur Muhammad Sya’bani
35. Purwanto
36. Rizal Zidnie
37 Robi Sofa
38 Roni Indrajaya
39 Saiful Ngazizudin
40 Sutrisno
DATA NILAI HASIL BELAJAR KELAS PRAKTIKUM DAN CERAMAH
No. Praktikum Ceramahl
Kode Nilai Kode Nilai
1. E-01 79 K-01 55
2. E-02 76 K-02 73
3. E-03 73 K-03 67
4. E-04 85 K-04 64
5. E-05 79 K-05 67
6. E-06 94 K-06 52
7. E-07 79 K-07 61
8. E-08 85 K-08 55
9. E-09 82 K-09 61
10. E-10 76 K-10 61
11. E-11 79 K-11 61
12. E-12 82 K-12 67
13. E-13 79 K-13 61
14. E-14 82 K-14 61
15. E-15 76 K-15 58
16. E-16 79 K-16 64
17. E-17 70 K-17 52
18. E-18 85 K-18 61
19. E-19 82 K-19 70
20. E-20 73 K-20 61
21. E-21 76 K-21 61
22. E-22 64 K-22 64
23. E-23 82 K-23 61
24. E-24 85 K-24 67
25. E-25 79 K-25 70
26. E-26 79 K-26 64
27. E-27 67 K-27 58
28. E-28 82 K-28 61
29. E-29 70 K-29 64
30. E-30 73 K-30 64
31. E-31 76 K-31 67
32. E-32 76 K-32 58
33. E-33 79 K-33 64
34. E-34 82 K-34 70
35. E-35 82 K-35 67
36. E-36 79 K-36 70
37. E-37 76 K-37 67
38. E-38 70 K-38 55
39. E-39 82 K-39 64
40. E-40 73 K-40 67
∑ 3127
∑ 2518

X 78,2 X 62,95
DATA POST TEST KELAS PRAKTIKUM DAN CERAMAH

Eksperimen Kontrol
No.
X X−X (X − X ) 2 No.
X X−X (X − X ) 2

1 79 0,8 0,64 1 55 -7,98 63,20


2 79 -2,2 4,84 2 73 10,05 101,00
3 73 -5,2 27,04 3 67 4,05 16,40
4 85 6,8 46,24 4 64 1,05 1,10
5 79 0,8 0,64 5 67 4,05 16,40
6 94 15,2 231,04 6 52 -10,95 119,90
7 79 0,8 0,64 7 61 -1,95 3,80
8 85 6,8 46,24 8 55 -7,95 63,20
9 82 3,8 14,44 9 61 -1,95 3,80
10 76 -2,2 4,84 10 61 -1,95 3,80
11 79 0,8 0,64 11 61 -1,95 3,80
12 82 0,8 14,44 12 67 4,05 16,40
13 79 3,8 0,64 13 61 -1,95 3,80
14 82 -2,2 14,44 14 61 -4,95 24,50
15 76 0,8 4,84 15 58 1,05 1,10
16 79 -8,2 0,64 16 64 1,05 1,10
17 70 6,2 67,24 17 52 -10,95 119,90
18 85 6,8 46,24 18 61 -1,95 3,80
19 82 3,8 14,44 19 70 7,05 49,70
20 73 -5,2 27,04 20 61 -1,95 3,80
21 76 -2,2 4,84 21 61 -1,95 3,80
22 64 -14,2 201,64 22 64 1,05 1,10
23 82 3,8 14,44 23 61 -1,95 3,80
24 85 6,8 46,24 24 67 4,05 16,40
25 79 0,5 0,25 25 70 7,05 49,70
26 79 0,5 0,25 26 64 1,05 1,10
27 67 -11,5 132,25 27 58 -4,95 24,50
28 82 3,8 14,44 28 61 -1,95 3,80
29 70 -8,2 67,24 29 64 1,05 1,10
30 73 -5,2 27,04 30 64 1,05 1,10
31 76 -2,2 4,84 31 67 4,05 16,40
32 76 -2,2 4,84 32 58 -4,95 24,50
33 79 0,8 0,64 33 64 1,05 1,10
34 82 3,8 14,44 34 70 7,05 49,70
35 82 3,8 14,44 35 67 4,05 16,40
36 79 0,8 0,64 36 70 7,05 49,70
37 76 -2,2 67,24 37 67 4,05 16,40
38 70 -8,2 67,24 38 55 -7,95 63,40
39 82 3,8 14,44 39 64 1,05 1,10
40 73 -5,2 27,04 40 67 4,05 16,40
∑ 3127 1291,63 ∑ 2518 981,8
X 78,2 X 62,88

Simpangan baku hasil belajar

∑ (X − X ) ∑ (X − X )
2 2
2 2
S1 = S2 =
n −1 n −1
1291,63 981,8
= =
40 − 1 40 − 1
= 33,11871795 = 25,17435897
S = 33,11871795 S = 25,17435897
= 5,18 = 5,02
Pokok bahasan : Gerak pada tumbuhan
Hari/tanggal :
Waktu : 40 menit
Petunjuk mengerjakan soal !
1. Bacalah sebelum kalian mengerjakan soal !
2. Baca dan pahami soal dengan seksama
3. Pilihlah jawaban yang kalian anggap benar dengan membubuhkan tanda silang
(X) pada lembar jawab yang tersedia.
4. Bila jawaban anda salah dan kalian mau membetulkan maka berilah tanda (=)
dan pilih jawaban yang kamu anggap benar.
Contoh :
A B C D
Jawaban yang betul C, jika kalian mau mengganti dengan :
A B C D

1. Gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan atau faktor-faktor berasal


dari dalam tumbuhan itu sendiri adalah . . .
a. Gerak nasti c. Gerak fotonasti
b. Gerak taktis d. Gerak endonom
2. Mekarnya bunga pukul empat merupakan contoh . . .
a. Tigmonasti c. Termonasti
b. Fotonasti d. Niktinasi
3. Gerak membelitnya sulur pada gambar disamping disebut . . .
a. Geotropisme
b. Fototropisme
c. Tigmotropisme
d. Seismonati
4. Suatu tanaman ditempatkan ditempat gelap, kemudian diberi cahaya dari arah
kanan (lihat gambar).
Setelah beberapa hari ujung tanaman akan . . .
A B
a. Membelok ke arah A
b. Membelok ke arah B
c. Tetap tidak membelok
d. Tanaman tidak memberikan respon
5. Gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh perubahan kadar air disebut . . .
a. Gerak esionom c. Gerak higroskopis
b. Gerak nasti d. Gerak taksis
6. Gerak menutup daun lamtoro pada sore hari disebut . . .
a. Fotonasti c. Fototropisme
b. Niktinasi d. Seismonasti
7. Gerak bagian tumbuhan yang disebabkan oleh perubahan kadar air disebut . . .
a. Gerak esionom c. Gerak higroskopis
b. Gerak nasti d. Gerak taktis
8. Berikut yang termasuk gerak nasti adalah . . .
a. Membuka dan menutupnya stomata
b. Ujung akar tumbuh searah gravitasi
c. Ujung batang membelok ke arah datangnya cahaya
d. Gerak salur tanaman membelit pada batang tumbuh lain
9. Gerak pada tumbuhan terpengaruh rangsangan cahaya disebut . . .
a. Nasti c. Geotropisme
b. Fototropisme d. Hidrotrpisme
10. Kalian melakukan percobaan mengecambahkan suatu biji, seperti pada gambar
disamping, setelah beberapa hari akan tumbuh akar. Arah tumbuh akar adalah .
. . S

a. S
b. T
c. U V T
d. V

U
11. Contoh gerak fototaktis adalah . . .
a. Gerak sperma menuju sel telur
b. Gerak menutupnya daun lamtoro pada sore hari
c. Gerak batang tumbuh ke arah cahaya
d. Gerak kloroplas di dalam sel tumbuhan
12. Membuka dan menutupnya stomata pada daun merupakan contoh gerak . . .
a. Niktinasti c. Nasti komplek
b. Fotonasti d. Fototaktis
13. Gerakan buluh serbuk sari menuju ke sel telur tanaman berbiji termasuk . . .
a. Gerak niktinasi c. Tropisme
b. Fotonasti d. Taktis
14. Gerak membelitnya ujung batang atau sulur pada jenis tumbuhan bersulur
disebut...
a. Hidrotrpisme c. Tigmotropisme
b. Geotropisme d. Niktinasti
15. Gerak higroskopis termasuk gerak . . . .
a. Gerak endonom c. Hidrotaktis
b. Gerak etionom d. Higroskopis
16. Taksis yang disebabkan oleh cahaya disebut . . .
a. Geotropisme c. Fotonasti
b. Hidrotropisme d. Fototaktis
17. Taksis yang disebabkan oleh zat kimia disebut . . .
a. Fototaktis c. Kemotaktis
b. Geotropisme d. Fotonasti
18. Tropisme yang disebabkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) disebut
. . .
a. Fototropis c. Hidrotropisme
b. Geotropisme d. Tigmotropisme
19. Gerak bagian tubuh tumbuhan yang gerakkannya mendekati arah rangsangan
disebut . . .
a. Tropisme positif c. Fototropisme
b. Tropisme negatif d. Nasti komplek
20. Gerak esionom dapat dibedakan menjadi tiga yaitu . . .
a. Nasti, tropisme, higrokopis
b. Nasti, tropisme, taktis
c. Nasti, higroskopis, fotonasti
d. Taktis, fotonasti, tigmonografi
21. Akar tumbuhan akan selalu tumbuh menembus tanah. Gerakan akar disebabkan
rangsangan gaya tarik bumi, sehingga disebut . . .
a. Hidrotropisme c. Geotropisme
b. Kemotaktis d. Fototropisme
22. Gerak tumbuhan terjadi bukan karena rangsangan dari luar atau rangsangan itu
berasal dari dalam tumbuhan, disebut . . .
a. Gerak taktis c. Gerak nasti komplek
b. Gerak tropisme d. Gerak endonom
23. Perbedaan gerak endonom dan gerak etinom adalah . . . .
Gerak Endonom Gerak Etionom
a. Gerak tumbuhan terjadi karena Gerak tumbuhan yang disebabkan oleh
bukan rangsangan dari luar adanya rangsangan dari luar
b. Gerak karena rangsangan cahaya Gerak bagian tumbuhan karena
rangsangan angin
c. Gerak bagian tumbuhan karena Gerak bagian tumbahan karena
rangsangan air pengaruh gravitasi
d. Gerak bagian tumbuhan karena Gerak bagian tumbuhan karena adanya
rangsangan zat kimia rangsangan sentuhan

24. Gerak nasti dibedakan menjadi empat, yaitu . . . .


a. Taksis, tropisme, esionom, geotropisme
b. Seismonasti, niktinasti, fotonasti, dan nasti kompleks
c. Fotonasti, kemotaksif, fotonasti, niktinasti
d. Tropisme, esionom, taksis, fotonasti
25. Contoh gerak kemotaktis adalah . . . .
a. Gerak membukanya kotak spora pada tumbuhan paku
b. Peristiwa pecahnya buah polong
c. Gerak spermatozoid ke sel telor
d. Gerak tumbuhan membelit pada sulur kacang-kacangan
26. Arah dari gerakan tropisme. . .
a. Tidak ditentukan rangsangan c. Menuju rangsangan
b. Ditentukan oleh rangsangan d. Ke atas
27. Gerak pada tumbuhan yang disebabkan karena rangsangan dari luar disebut . . .
.
a. Hidrotropisme c. Niktinasti
b. Kemotaktis d. Gerak etinom
28. Gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh rangsangan adalah . . . .
a. Turgor c. Taksis
b. Nasti d. Tropisme
29. Gerak membelahnya ujung di dalam ruangan ke arah datangnya sinar matahari,
merupakan contoh gerak . . .
a. Kemotropisme c. Geotropisme
b. Fotonastis d. Fototropisme
30. Gerak akar menuju tempat yang ada airnya atau basah merupakan . . .
a. Geotropisme c. Hidrotropisme
b. Kemotaksis d. Kemotropisme
31. Gerak tumbuhan yang arahnya ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri disebut
gerak...
a. Nasti c. Geotropisme
b. Taksis d. Fototropisme
32. Gerak tumbuhan yang arahnya ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri disebut
gerak....
a. Kecepatan geraknya
b. Arah geraknya terhadap rangsangan
c. Frekuensi gerak per satuan waktu
d. Macam organ tubuh yang bergerak
33. Contoh gerak fototropisme positif adalah . . . .
a. Gerak tumbuhan batang menjauhi tanah
b. Gerak tumbuhan ujung akar menjauhi cahaya
c. Gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh keatas menjauhi air
d. Gerak ujung batang tumbuhan yang membelok ke arah datangnya cahaya
34. Peristiwa nasti kompleks sangat dipengaruhi oleh faktor . . . .
a. Cahaya matahari c. Kadar air
b. Temperatur d. Temperatur
35. Buah polong pada jarak, lamtoro dan bunga kupu-kupu yang sudah masak
kering akan pecah dan bijinya terpencar keluar. Hal ini disebut dengan gerak . .
a. Kemotektis c. Hidrotaktis
b. Fotonasti d. Higroskopis
36. Berikut ini merupakan ciri gerak etionom, kecuali . . . .
a. Gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari luar
b. Terdiri dari gerak tropisme, taksis dan nasti
c. Gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya
d. Gerak tumbuhan yang disebabkan oleh rangsangan dari dalam
37. Manakah yang bukan termasuk bagian dari gerak endonom ?
a. Higroskopis c, Termonasti
b. Niktinasti d. Kemotaksis
38. Daun putri malu disentuh dengan korek api akan mengatupkan daunnya, hal ii
termasuk gerak . . . .
a. Tekmonasti c, Termonasti
b. Niktinasti d. Haptonasti
39. Pada musim kemarau pohon jati menggugurkan daunnya hal ini bertujuan
untuk . . .
a. Mempercepat pertumbuhan c, Mengurangi penguapan
b. Memperbesar penguapan d. Memperlambat pertumbuhan
40. Tanaman dalam pot yang diletakkan dekat jendela rumah akan tumbuh
bergerak menuju kearah jendela. Gerak tumbuhan tersebut disebut . . . .
a. Fototropisme c. Geotropisme
b. Hirotropisme d. Kemotropisme
KISI-KISI UJI COBA

I. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi Macam-Macam Gerak Pada


Tumbuhan
II. Indikator jenjang kemampuan nomor item

Jenjang Kemampuan
No. Indikator
C1 C2 C3 C4
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian
1, 27 36
gerak endonom dan gerak esionom
2. Siswa dapat membedakan gerak endonom
7, 15 22, 23 37
dan gerak esionom
3. Siswa dapat menjelaskan bagian-bagian
5, 18 20, 31
dari gerak pada tumbuhan
4. Siswa dapat mengenali bagian dari gerak 4, 6,
13, 17, 24,
pada tumbuhan 12,
26, 32, 39,
16,
34, 38 40
28
5. Siswa dapat memberikan contoh dari 2, 8, 9, 11, 12,
jenis-jenis gerak pada tumbuhan 14, 19, 21, 29,
30, 33, 35,
6. Melalui gambar siswa dapat menyebutkan
3
jenis gerak pada tumbuhan
7. Berdasarkan gambar siswa dapat
10
menganalisis gerak pada tumbuhan

Keterangan: C1 = pengetahuan
C2 = pemahaman
C3 = penerapan
C4 = analisis
KUNCI JAWABAN

1. D 21. C
2. B 22. D
3. C 23. A
4. B 24. B
5. C 25. C
6. B 26. B
7. C 27. D
8. A 28. B
9. B 29. D
10. A 30. C
11. D 31. A
12. C 32. B
13. D 33. D
14. C 34. D
15. A 35. D
16. D 36. D
17. C 37. A
18. B 38. A
19. A 39. C
20. B 40. A
DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Dwi Endah Wahyuni
Tempat/Tanggal Lahir : Purworejo, 30 Agustus 1986
Fakultas/Jurusan : Tarbiyah/Tadris Biologi
Alamat : Ngemplak. RT. 02 RW. 02 No. 23 Kec. Gebang
Kab. Puworejo

Jenjang Pendidikan :
1. SDN 01 Ngemplak Lulus Tahun 1998
2. SMPN 22 Puworejo Tahun 2001
3. MAN 1 Purworejo Lulus Tahun 2004
4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah Lulus Tahun 2009
Riwayat pendidikan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Semarang, 14 Januari 2009

Dwi Endah Wahyuni


NIM. 3104002

Anda mungkin juga menyukai