Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mengkondisikan udara gedung-gedung besar AC biasa
mungkin sudah tidak efisien lagi. Dapat dibayangkan jika menggunakan AC
biasa  sangat banyak refrigerant yang harus digunakan. Begitu pula dengan
kerja kompresornya. Oleh karena itu sering kali sistem yang digunakan
adalah sistem Chiller. Untuk mendinginkan udara dalam gedung, chiller
tidak langsung mendinginkan udara melainkan mendinginkan fluida lain
(biasanya air) terlebih dahulu. Setelah air tersebut dingin kemudian air
dialirkan melaui AHU (Air Handling Unit). Di sinilah terjadi pendinginan
udara. [ CITATION Faw13 \l 14345 ]
Dalam usaha untuk dapat terus menggunakan fasilitas tersebut
agar kesinambungan produk dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan-
kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan pengecekan,
meminyaki dan perbaikan / reparasi atas kerusakan-kerusakan yang ada
serta penyesuaian atau penggantian komponen yang terdapat pada fasilitas
tersebut. Pemeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/ penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Jadi dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas
atau peralatan pabrik dapat dipergunakan produksi sesuai dengan rencana,
dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas/ peralatan tersebut
dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu
yang direncanakan tercapai. Sehingga dapatlah diharapkan proses produksi
dapat berjalan lancar dan terjamin, karena kemungkinan-kemungkinan
kemacetan yang disebabkan tidak baiknya beberapa fasilitas atau peralatan
produksi telah dihilangkan atau dikurangi.[ CITATION Muc19 \l 14345 ]
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara kerja mesin AC Chiller?
2. Bagaimana pemeliharaan/perawatan mesin AC Chiller?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui kerusakan yang sering terjadi dan perawatan mesin
AC Chiller.
2. Untuk mengetahui skala pemeriksaan mesin AC Chiller.

1.4 Batasan Masalah


1. Spesifikasi mesin AC Chiller 6 Rak : SKU-9484.
2. Kerusakan atau masalah yang terjadi pada mesin AC Chiller di bagian
Kondensor.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berisi tentang alasan yang melatarbelakangi pembuatan alat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari masalah yang sudah terdefinisi di atas kemudian dituangkan dalam
bentuk rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian yang akan
dilakukan.
1.3 Tujuan Penelitian
Berisi tentang fokus dari penelitian dan tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian.
1.4 Batasan Masalah
Berisi tentang hal-hal teknis yang menjadi batasan dari pembahasan
materi sehingga masalah tidak terlalu melebar.
1.5 Sistematika Penulisan
Berisi tentang gambaran setiap bab yang akan di sampaikan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori yang mendasari konsep pembuatan alat dan teori-teori
yang mendukung dalam penyelesaian masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang diagram alir yang digunakan untuk
memperjelas langkah-langkah dari data yang didapat.

BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini menjawab rumusan masalah yang terdapat pada makalah.

BAB V KESIMPULAN
Berisi kesimpulan dari makalah dan menjawab tujuan makalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mesin AC Chiller


Chiller atau sering disebut dengan AC sentral merupakan mesin
refrigerasi yang mempunyai fungsi utama sebagai pendingin air pada sisi
evaporatornya,dimana air dingin yang dihasilkan evaporator selanjutnya
dikirim ke mesin penukar panas/kalor atau sering disebut dengan FCU(Fan
Coil Unit) pada kapasitas kecil dan AHU(Air Handling Unit) pada kapasitas
besar.Pada sistem pendingin, chiller dibedakan berdasarkan jenis kompresor
dan juga kondensornya.
a. Jenis Chiller berdasarkan jenis kompresornya :
1. Reciprocating
2. Screw
3. Centrifugal
b. Jenis Chiller berdasarkan jenis kondensornya :
1. Air Cooler (Media dengan menggunakan udara sekitar)
2. Water Cooler (Media dengan menngunakan air)
2.2 Kerusakan yang dialami mesin AC Chiller
Layaknya mesin pada umumnya, Chiller terkadang mengalami
kendala atau trouble, biasanya kerja mesin menurun atau tidak optimal,
seperti Chiller yang tidak dingin, hal ini akan sangat menganggu
produktivitas kerja apabila tidak segera ditangani. Trouble pada Chiller ada
beberapa faktor yang menyebabkannya seperti control Chiller maupun pada
komponen-komponen penyusunnya. Trouble yang muncul pada chiller
kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya: Kurangnya
perawatan terhadap chiller Penyimpangan penggunaan chiller oleh
operator, atau Settingan chiller yang kurang sesuai dengan efektifitas kerja.
Meski tidak semua kendala atau permasalahan pada Chiller disebabkan oleh
kesalahan control. Oleh karena itu perawatan diperlukan secara berkala,
sebagai personil maintenance diharapkan bersikap sigap dan disiplin dalam
melakukan pemeriksaan, untuk mempermudah pemeriksaan dengan
menambahkan indikator pada display, dimana jika terdapat trouble akan
menyebabkan lampu indikator menyala. Berikut adalah beberapa trouble
yang dapat ditemukan berserta penanganannya:
1. Freon Shortage dan Cooling shortage
Freon Shortage merupakan suatu trouble yang disebabkan oleh
kurangnya Freon pada chiller. Namun, hal ini sangat jarang terjadi.
Untuk mengatasinya kita dapat menekan tombol Reset pada panel
chiller. Jika compressor belum juga aktif segera tambah Freon. Cara
menambah Freon pada Chiller :
a. Chiller harus dimatikan terlebih dahulu. Setelah chiller mati,
b. Buka penutup saluran pengisian Freon,
c. Kemudian tambahkan Freon menggunakan analiser. Perhatikan pula
low pressure dan high pressure.
d. Jika sudah berada pada kondisi yang normal, segera tutup kembali
dan lakukan running test.
e. Ukur arus compressor, perhatikan arus tersebut dengan standart
maksimal ampere.
f. Jika masih kurang dari standar, tambah Freon lagi.
Cooling shortage cara penanganannya hanya dengan
menekan tombol reset pada panel chiller. Trouble ini disebabkan
karena proses pendinginan pada condenser. Biasanya terjadi ketika
chiller dinyalakan sebelum pompa cooling tower dihidupkan,
sehingga proses pendinginannya terlambat.
2. Pump Overload
“Pump overload” merupakan sebuah trouble yang terjadi pada
pompa sirkulasi icy water. Pompa ini tidak dapat memompa air menuju
chiller karena beban yang berlebih. Untuk mengatasi pump overload kita
dapat memberikan pancingan pada pompa tersebut. Pancingan dengan
air ini akan mencairkan es yang membeku di dalam evaporator dan
pipanya. Kebekuan di dalam evaporator dan pipanya ini disebabkan
compressor chiller yang terus bekerja tanpa ada air yang akan
didinginkan. Satu hal yang penting, ketika indikator trouble ini menyala,
segera matikan chiller. Hal ini untuk meminimalisir kebekuan di dalam
evaporator dan menjaga keawetan komponen-komponen chiller.
3. Defective heat dissipating
Trouble ini merupakan sebuah permasalahan yang terjadi pada
temperature chiller. Temperatur chiller berada di atas batas normal.
Trouble defective heat dissipating ini disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya :
a. Tidak ada suplay cooling water dari cooling tower;
b. Tidak adanya suplay air ini kemungkinkan pompanya belum
dihidupkan. Untuk itu, kita perlu menghidupkan pompa ini sesegera
mungkin.
c. Temperatur air pendingin condensor dari cooling tower terlalu tinggi
Temperatur yang terlalu tinggi menyebabkan temperature condenser
menjadi tinggi pula. Condensor yang terlalu panas menyebabkan
kinerja condenser tidak optimal. Untuk itu, perlu ditambahkan
pendinginan pada air cooling tower.
4. Condensor terlalu kotor
Kondensor pendinginan udara dengan fan motor terdiri dari koil
pipa pendingin bersirip plat (pipa tembaga dengan sirip aluminium, atau
pipa tembaga dengan sirip tembaga). Udara mengalir dengan arah tegak
lurus pada bidang pendingin. Gas refrigeran yang bertemperatur tinggi
masuk ke bagian atas dari koil dan secara berangsur-angsur mencair
dalam alirannya ke bagian bawah koil. Condensor yang kotor
disebabkan karena kerak dan kotoran pada cooling tower. Kotoran yang
terlalu menggumpal dan mengendap menyebabkan air suplay cooling
tower terhambat, sehingga pendinginan condenser terganggu.
5. Masalah Kelistrikan
Masalah-masalah kelistrikan kompresor sering sekali sukar di
deteksi, misalnya :
a. Kompresor tidak mau jalan
b. Kompresor mulai jalan lalu kemudian mati segera
c. kompresor jalan terus menerus tanpa henti
d. Kompresor mesin chiller tidak berjalan: penyebab dari kompresor
yang tidak mau jalan adalah sebagai berikut ; switch yang terbuka,
fuse yang putus, overload relay yang membuka, Refrigerant yang
terlalu sedikit, motor terbakar, Stator motor terbakar, system
kontrol tidak bekerja, Oil level terlalu sedikit di crankcase,
Starting relay atau kapasitor rusak, Start winding terbakar. Jika
motor chiller mendengung, maka penyebabnya mungkin adalah
(untuk motor 3 fasa putusnya salah satu fuse atau coil/winding atau
kontak starter. Juga dapat disebabkan karena tegangan listrik yang
rendah.
e. Kompresor mulai jalan tetapi mendadak mati (short cycling)
Penyebab dari terjadinya short cycling adalah sebagai
berikut :
1) Low pressure switch di set terlalu tinggi
2) High pressure switch di set terlalu rendah
3) Differential kontrol diset terlalu dekat
4) Evaporator penuh dengan bunga es atau kotor
5) Isi refrigerant terlalu sedikit atau justru terlalu banyak
6) Condenser (Air cooled/water cooled) yang kotor menyebabkan
tekanan tinggi
7) Run kapasitor atau start kapasitor terbakar
8) Kompresor jalan tak mau berhenti. Penyebab yang mungkin :
condenser kotor, beban terlalu tinggi, insulasi bocor, katup-
katup kompresor bocor, unloading tidak bekerja, juga system-
sistem kontrol lainnya.
Suatu sistem refrigerasi masih dapat berjalan dengan condenser
atau evaporator yang bermasalah, tetapi sistem tersebut tidak akan dapat
bekerja jika kompresornya rusak. Jika kompresor rusak maka semua sistem
akan macet. Masalah kompresor pada chiller adalah masalah utama
sehingga harus dibenahi segera. Masalah kompresor ada 2 jenis yaitu :
bersifat mekanis dan bersifat elektris. [ CITATION Ang19 \l 14345 ]
No Jenis Trouble Diagnosa Penyebab Kerusakan
a. oli separator tidak berfungsi dengan baik
Kemacetan bagian- b. adanya jebakan-jebakan oli di system
1. bagian kompresor c. tidak cukup oli pada system
(seizure of parts) d. kebanjiran refrigerant
e. refrigerant sangat kurang
2. Berisik/bising (Noise) a. Macetnya kompressor
a. Beban terlalu besar (ditandai dengan tekanan suction
yang tinggi)
Terlampau panas
3. b. Rasio kompresi yang tinggi
(Overheating)
c. Tekanan head yang tinggi
d. Oil level rendah
a. Gasket silinder head bocor
Gagal untuk b. Katup-katup discharge dan suction bocor
4. memompa (Failure to c. Cylinder unloading system tidak berfungsi, biasanya
pump) ditandai dengan rendahnya tekanan oli
d. Kurangnya refrigerant pada kompresor hermetic
Kebocoran pada seal
a. Refrigerant akan hilang
as kompresor untuk
5. b. Temperature operasi terlalu tinggi
jenis open type (failur
c. Konsumsi daya terlalu tinggi
of seal)
Getaran yang a. Tidak seimbangnya poros engkol, fly wheel
6.
berlebihan b. atau kopling dalam posisi salah
Kerusakan pada motor
7. a. Tidak seimbang beban yang diterima oleh shaft seal
shaft seal
Kompressor rusak a. Kebocoran pada Gasket
8.
akibat kebocoran b. Kebocoran oli atau refrigerant
Slip pada Compressor
9. a. Tidak kencangnya sabuk diikat
Open Type
a. switch yang terbuka
b. fuse yang putus
c. Overload relay yang membuka
d. Refrigerant yang terlalu sedikit
e. Motor terbakar
10. Masalah Kelistrikan
f. Stator motor terbakar
g. System kontrol tidak bekerja
h. Oil level terlalu sedikit di crankcase
i. Starting relay atau kapasitor rusak
j. Start winding terbakar
Motor Chiller a. putusnya salah satu fuse atau coil/winding atau
11. mendengung kontak starter. Juga dapat disebabkan karena
(untuk motor 3 fasa) tegangan listrik yang rendah.
a. Low pressure switch di set terlalu tinggi
b. high pressure switch di set terlalu rendah
c. Differential kontrol diset terlalu dekat
d. Evaporator penuh dengan bunga es atau kotor
Kompresor mulai
e. Isi refrigerant terlalu sedikit atau justru terlalu
12. jalan tetapi mendadak
banyak
mati (short cycling)
f. Condenser (Air cooled/water cooled) yang kotor
menyebabkan tekanan tinggi
g. Run kapasitor atau start kapasitor terbakar

a. Condenser kotor
b. Beban terlalu tinggi
Kompresor jalan tak c. Insulasi bocor
13.
mau berhenti d. Katup-katup kompresor bocor
e. Unloading tidak bekerja
f. Kotornya sistem-sistem lainnya
BAB III
METODOLOGI

3.1 Diagram Alir


Berikut ini adalah diagram alir mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan
pada penelitian ini, yaitu :

MULAI

PERNYATAAN MASALAH
YANG TERJADI

PENGUMPULAN DATA

ANALISIS DATA

PENENTUAN LANGKAH-LANGKAH
PERBAIKAN

MELAKUKAN AKSI PERBAIKAN

PERIKSA HASIL YANG TERJADI

SELESAI

Gambar 3.1 Diagram Alir


3.2 Penjelasan Diagram Alir
1.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Cara Kerja Mesin AC Chiller


Proses kerja dari mesin Chiller dimana refrigerant di dalam
kompresor ditekan kemudian dialirkan ke kondensor, refrigerant yang
mengalir ke dalam kondensor memiliki tekanan dan temperatur tunggi,
setelahnya di dalam kondensor temperatur tinggi itu didinginkan oleh udara
(pada lingkungan) oleh kipas (fan) pada kondensor. Sehingga terjadi
perubahan fasa dari uap menjadi cair. Cairan refrigerant itu kemudian
mengalir menuju pipa kapiler dan disaat yang sama tekanan akan menurun.
Pada saat keluar pipa kapiler, refrigerant masuk ke dalam evaporator. Di
evaporator ini refrigerant berubah fasa kembali menjadi uap. Hal ini
disebabkan karena penurunan tekanan yang mengakibatkan titik didih
refrigerant menjadi lebih rendah. Begitu dengan kalor yang berpindah ke
temperatur yang lebih rendah, dimana air didinginkan oleh refrigerant, air
ini sebagai pendingin sekunder yang sudah didinginkan sampai temperatur
tertentu, lalu dialirkan oleh sebuah pompa menuju setiap koil pendingin
dalam ruangan dan air akan bersikulasi terus-menerus selama sistem
pendingin bekerja.
4.2 Pemeliharaan/perawatan Mesin AC Chiller
Walaupun berada di bawah suatu program perawatan yang
sempurna, setiap peralatan pasti akan membutuhkan perbaikan dan
perawatan jika ada masalah. Proses perawatan dilakukan sesuai dengan
kebijakan pada perusahaan. Pada mesin chiller perawaratan yang bisa
diambil, yaitu:
1. Pemeriksaan berkala perhari atau perminggu pada display indikator
seperti memeriksa amper/arus listrik kipas dan kompresor.
2. Pemeriksaan terhadap level tekanan Freon kompresor dapat dilakukan
perminggu.
No. Skala Pemeriksaan Bagian dan Maintenance
Pengecekan Display indikator
1. 1 hari
Memeriksa amper/arus listrik pada kipas dan kompresor

Pemeriksaan pada Level tekanan Freon pada Kompresor


2. 7 hari
Membersihkan kondensor dan body dengan menggunakan
steam
3. 90 hari Pengecekan pada terminal listik
BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan yang didapat bahwa Trouble yang muncul pada
chiller kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya: Kurangnya
perawatan terhadap chiller, penyimpangan penggunaan chiller oleh operator, atau
Settingan chiller yang kurang sesuai dengan efektifitas kerja seperti selalu dalam
keadaan menyala walaupun sedang dipakai. Ada pula beberapa trouble yang
terjadi pada chiller salah satunya yang sering terjadi seperti Condensor terlalu
kotor yang disebabkan karena kerak dan kotoran pada cooling tower. Kotoran
yang terlalu menggumpal dan mengendap menyebabkan air suplay cooling tower
terhambat, sehingga pendinginan condenser terganggu. Cara untuk
membersihkannya yaitu dengan menyikat perlahan kondensor dengan sikat yang
halus lalu mencuci kondensor setelah disikat hingga bekas pembersihan
kondensor tersebut jernih.
Ada juga untuk pemeliharaan chiller ini agar tetap terjaga dan menghindati
kerusakan maka perawatan dilakukan sesuai dengan kebijakan pada perusahaan.
Pada mesin chiller perawaratan yang bisa diambil, yaitu:
1. Pemeriksaan berkala perhari atau perminggu pada display indikator seperti
memeriksa amper/arus listrik kipas dan kompresor.
2. Pemeriksaan terhadap level tekanan Freon kompresor dapat dilakukan
perminggu.
DAFTAR PUSTAKA

Fawwaz. (2013, September 25). MEKANISME KERJA CHILLER ( AC


SENTRAL ). Dipetik Februari 28, 2020, dari MEKANISME KERJA
CHILLER ( AC SENTRAL ):
http://fawwazservice.blogspot.com/2013/09/mekanisme-kerja-chiller-ac-
sentral.html
Riadi, M. (2019, Juli 6). Tujuan, Fungsi, Jenis dan Kegiatan Perawatan
(Maintenance). Dipetik Februari 28, 2020, dari Tujuan, Fungsi, Jenis dan
Kegiatan Perawatan (Maintenance):
https://www.kajianpustaka.com/2019/07/tujuan-fungsi-jenis-dan-kegiatan-
perawatan-maintenance.html
Harris, A. (2019, January 7). How to Conduct Chiller Maintenance. Dipetik
February 29, 2020, dari How to Conduct Chiller Maintenance:
https://www.achrnews.com/articles/141490-how-to-conduct-chiller-
maintenance

Anda mungkin juga menyukai