Metode Nelson-Somogyl adalah metode penentuan gula pereduksi dengan prinsip gula
pereduksi yang diuji akan mereduksi ion Cu2+ yang terdapat dalam reagen Nelson-Samogy
menjadi Cu+ melalui pemanasan, kemudian ion Cu+ ini akan mereduksi senyawa
arsenomolibdat yang ditambahkan membentuk larutan molybdenum dengan kompleks
berwarna biru kehijauan. Warna biru yang terbentuk menunjukan ukuran konsentrasi yang
terkandung didalam sampel. Konsentrasi ditentukan dengan cara membandingkan nilai
absorbansi larutan sampel dan nilai absorbansi larutan standar. Intensitas warna biru yang
terbentuk ekivalen dengan jumlah gula reduksi dalam sampel (Sudarmadji et al., 1997).
Metode ini lebih spesifik jika digunakan dalam penetapan kadar gula pereduksi pada sampel
yang memiliki senyawa gula campuran didalamnya.
X 1000
X 20
V Na2S2O3 = Vb – Vt
= 22,80 ml – 15,25 ml
V1 x N1 = V2 x N2
7ml 17,2mg
. 7,644375 ml x ?
8ml 19,8mg
7,644375−7 x−17,2
=
8−7 19,8−17,2
0,644375 x−17,2
=
1 2,6
1,675375 = x – 17,2
1,675375 + 17,2 = x
x = 18,875375 mg
x = 18,875375 mg / 25 ml
x 40
2.b Sukrosa termasuk dalam gula reduksi yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Inversi sukrosa menghasilkan gula
invert atau gula reduksi (glukosa dan fruktosa). Gula invert akan mengkatalisis proses inversi
sehingga kehilangan gula akan berjalan dengan cepat. Laju inversi sukrosa akan semakin
besar pada kondisi pH rendah dan temperatur tinggi dan berkurang pada pH tinggi (pH 7) dan
temperatur rendah. Laju inversi yang paling cepat adalah pada kondisi pH asam (pH 5).
Pada penentuan gula cara Luff Schoorl yang ditentukan bukan kuprooksida yang
mengendap tetapi dengan menentukan kuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan
dengan sampel gula reduksi dan sesudah direaksikan dengan reduksi yang dititrasi dengan
Na-Thiosulfat. Reaksi yang terjadi selama penentuan karbohidrat dengan cara Luff Schoorl
adalah monosakarida akan mereduksikan CuO dalam larutan Luff Schoorl menjadi Cu2O.
Kelebihan CuO akan direduksikan dengan KI berlebih sehingga I2 akan dibebaskan. I2 yang
dibebaskan akan di titrasi menggunakan Na-Thiosulfat. Pada proses tersebut terdapat
penambahan zat oksidator kuat yaitu H2SO4 yang larutannya bersifat netral atau sedikit asam
sehingga penambahan ion iodide berlebih akan membuat zat oksidator tersebut tereduksi dan
membebaskan I2 setara jumlahnya dengan banyaknya oksidator Untuk mengetahui bahwa
titrasi sudah cukup maka diperlukan indikator amilum. Apabila larutan berubah warna dari
biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Supaya perubahan warna biru menjadi putih
dapat tepat maka penambahan amilum diberikan pada saat titrasi hampir selesai. Pada
dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri karena kita akan
menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar. Dimana proses iodometri
adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan.
Setelah diketahui selisih banyaknya titrasi blanko dan titrasi sampel kemudian
dikonsultasikan dengan table yang sudah tersedia yang meggambarkan hubungan antara
banyaknya Na-Thiosulfat dengan banyaknya gula reduksi.
Reaksi yang terjadi dalam penentuan gula cara Luff dapat dituliskan sebagai berikut :
CuSO4 + 2 KI → Cu I2 + K2SO4
2 CuI2 + → Cu2I2 + I2
I2 + Na2S2O3 → Na2S4O6 + NaI
I2 + amilum : biru