CSS
CSS
1. Pendahuluan
Premature Rupture of Membrane (PROM) atau Ketuban Pecah Dini (KPD) mengacu pada pecahnya selaput ketuban dini pada wanita
hamil sebelum melahirkan, yang merupakan komplikasi paling umum pada periode perinatal, di mana pecahnya ketuban terjadi saat usia
kehamilan <37 minggu juga dikenal sebagai ketuban pecah sebelum waktu (KPSW) [1,2] . Ketuban pecah dini dapat menyebabkan
peningkatan angka kelahiran prematur, kematian perinatal, dan infeksi intrauterin, yang memiliki konsekuensi buruk yang serius bagi
wanita hamil dan janin [3,4] . Bukti histologis menunjukkan bahwa KPD sering dikaitkan dengan korioamnionitis. Namun
korioamnionitis tidak memiliki gejala klinis yang jelas, mengakibatkan penegakkan diagnosis prenatal sulit [5,6] . Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menyediakan dasar untuk diagnosis klinis dan pengobatan infeksi membran korionik amniotik dengan menginvestigasi
perubahan sitokin dan matrix metalloproteinases pada pasien dengan KPD, setelah ketuban pecah dini.
3.3 Perbandingan kadar matriks metalloproteinase wanita hamil pada kedua kelompok
Kadar matriks metaloproteinase pada dua kelompok terdapat pada Tabel 3. Kadar MMP-8 dan MMP-9 pada kelompok KPD adalah
(11,02 ± 2,48) ng/mL, (648,42 ± 73,35) ng/L, yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (7,36 ± 1,42) ng/mL,
(298,07 ± 38,42) ng/L, perbedaannya signifikan secara statistik (P <0,05).
3.4 Perbandingan kadar matrix metalloproteinase pada kelompok HCA dan non-HCA
Kadar matriks metaloproteinase pada kelompok HCA dan non-HCA terdapat pada Tabel 4. Kelompok KPD dibagi menjadi
subkelompok HCA dan non-HCA sesuai dengan ada atau tidaknya korioamnionitis. Kadar MMP-8 dan MMP-9 pada kelompok HCA
adalah (12,51 ± 2,63) ng/mL dan (723,12 ± 83,53) ng / L, yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok non-HCA (9,54 ±
1,97) ng/mL, (538,27 ± 58,62) Ng/L, perbedaannya signifikan secara statistik (P <0,05).
4. Diskusi
Ketuban pecah dini adalah penyakit obstetri yang lebih umum, dan juga merupakan salah satu faktor penyebab paling umum
kelahiran prematur, tetapi patogenesisnya masih belum jelas [9] . Penelitian terkait telah menunjukkan bahwa infeksi merupakan faktor
penting dalam proses terjadinya ketuban pecah dini. Selain itu, perubahan pada struktur membran itu sendiri, insufisiensi serviks,
kelainan tekanan intrauterin dan faktor lain juga dapat menyebabkan ketuban pecah dini [10,11] . Sebagai komplikasi umum
ketuban pecah dini, HCA dapat menyebabkan infeksi paru pada janin, sepsis, dan enterokolitis [12,13] . Oleh karena itu, pada proses
pengobatan ketuban pecah dini pada wanita hamil, deteksi dini dan pencegahan HCA secara efektif dapat mengurangi timbulnya
komplikasi.
TNF-α adalah faktor inflamasi yang disekresikan oleh makrofag monosit, yang berperan penting dalam proses reaksi inflamasi dengan
mengatur ekspresi sitokin lainnya, yang menyebabkan respons inflamasi lokal [14] . Pada keadaan normal, kadar TNF-α yang rendah
membantu proliferasi dan diferensiasi sel, meningkatkan anti-infeksi dan fungsi kekebalan tubuh. Jika kadar TNF-α tinggi, dapat
merusak tubuh[15] . IL-8 adalah golongan sitokin dalam famili chemokine, yang disekresikan oleh makrofag dan sel epitel, dan bereaksi
dengan mengikat reseptor spesifik [16]. Penelitian menemukan bahwa IL-8 juga berperan penting dalam proses reproduksi [17]. Selain itu,
IL-8 dikaitkan dengan patologi reproduksi seperti endometriosis, abortus spontan idiopatik, dll [18] . IL-10 merupakan multi-sel, sitokin
multifungsi, sebagian besar disekresikan oleh makrofag mononuklear, sel T helper, neutrofil, dll, terutama mengatur pertumbuhan dan
diferensiasi sel, dan berperan dalam respon inflamasi dan respon imun, yang saat ini dikenal sebagai faktor inflamasi dan faktor
imunosupresif [19]. Penelitian menemukan bahwa IL-10 menghambat sintesis monosit-makrofag dan melepas mediator inflamasi,
sehingga mengurangi sekresi TNF-α, IL-1β, IL-6, IL-8, G-CSF, GM-CSF, dan sitokin lainnya yang berperan dalam proses
inflamasi. Selain itu, IL-10 juga dapat merangsang efek inflamasi dengan meningkatkan pelepasan faktor-faktor antiinflamasi seperti
reseptor antagonis IL-1 dan reseptor soluble TNF-α [20] . Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar IL-8 dan TNF-α pada kelompok KPD
secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol, terutama pada wanita hamil dengan HCA. Kadar IL-10 pada kelompok
KPD secara signifikan lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol, terutama pada kelompok wanita hamil dengan HCA. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Wang et al [21,22] . Hasil penelitian menunjukkan bahwa TNF-α dan IL-8 berkorelasi positif
dengan insiden KPD dan HCA pada periode perinatal, dan IL-10 berkorelasi negatif dengan KPD dan HCA. Oleh karena itu, sitokin
yang disebutkan di atas dapat digunakan sebagai indikator penting dari terjadinya KPD dan HCA.
Matriks metaloproteinase adalah enzim proteolitik yang mengandung ion logam seperti Ca 2+, Zn2+ dalam strukturnya, yang biasanya
menggunakan matriks ekstraseluler (ECM) sebagai substrat hidrolitik [23] . MMP terutama disintesis oleh sel desidua , sel korion halus
dan sel epitel amnion. Kadar MMP-8, MMP-9 dan protease lain akan meningkat secara signifikan pada wanita hamil dengan KPD, saat
persalinan dan infeksi intrauterin [24]. Penelitian menemukan bahwa MMP di satu sisi dapat menyebabkan kelemahan selaput ketuban
secara lokal dengan degradasi kolagen ECM tipe I, II (yang menjaga tekanan dan elastisitas selaput ketuban), sehingga efek fisik dengan
mudah menyebabkan ketuban pecah dini; di sisi lain, MMP berperan pada fibroblas serviks, mendegradasi kolagen pada matrix
intraseluler, merelaksasi jaringan ikat di matriks servical yang menyebabkan pelebaran dan pematangan serviks sehingga menyebabkan
kelahiran prematur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar dari MMP-8 dan MMP-9 pada kelompok KPD secara signifikan
lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Selain itu, kelompok KPD dengan HCA pada wanita hamil memiliki kadar MMP yang jauh
lebih tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa MMP-8 dan MMP-9 memiliki nilai prediktif tertentu untuk penegakkan diagnosis KPD dan
HCA.
Kesimpulannya, ketika KPD dan inflamasi korionik amniotik terjadi, kadar sitokin dan MMP pada wanita hamil cenderung berubah.
Oleh karena itu, pemantauan berkala indikator ini dapat membantu mengurangi insidensi dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir
serta memberikan dasar untuk diagnosis dini dari KPD dan HCA yang sangat penting secara klinis.