Anda di halaman 1dari 11

No PENJELASAN

1 Nyeri dada - angina tipikal berupa rasa tertekan/berat daerah retrosternal, menjalar
ke lengan kiri, leher, rahang, area interskapular, bahu, atau
epigastrium. Keluhan ini dapat berlangsung intermiten/beberapa menit
atau persisten (>20 menit).
Keluhan angina tipikal sering disertai keluhan penyerta seperti
diaphoresis, mual/muntah, nyeri abdominal, sesak napas, dan sinkop.
- angina atipikal : nyeri di daerah penjalaran angina tipikal, rasa
gangguan pencernaan (indigestion), sesak napas yang tidak dapat
diterangkan, atau rasa lemah mendadak yang sulit diuraikan.
2 EKG - EKG 12 Lead dikerjakan dg target maksimum delay 10 menit dari
FMC (First Medical Contact)
- V3R, V4R, posterior (V7 V8 V9) direkam bila ada ST elevasi inferior
(II III aVF).
- Rekaman Posterior (V7, V8, V9) dikerjakan bila ada kecurigaan
STEMI posterior (ST depresi V1, V2)
- Serial EKG dikerjakan setiap 30 menit sampai dengan 3 x, bila pada
EKG pertama tidak ditemukan ST elevasi untuk antisipasi STEMI
onset awal

3 EKG ST - Segmen ST diukur dari J point


Elevasi - Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI untuk pria
dan perempuan pada sebagian besar sadapan adalah 0,1 mV.
- Pada sadapan V1-V3 usia ≥40 tahun adalah ≥0,2 mV, pada pria usia
<40 tahun adalah ≥0,25 mV.
Sedangkan pada perempuan nilai ambang elevasi segmen ST di lead
V1-3 tanpa memandang usia, adalah ≥0,15 mV
- Bagi pria dan wanita, nilai ambang
elevasi segmen ST di sadapan V3R dan V4R adalah ≥0,05 mV, kecuali
pria
usia <30 tahun nilai ambang ≥0,1 mV.
- Nilai ambang di sadapan V7-V9 adalah ≥0,5 mV
- ST elevasi persisten minimal 20 menit
Gambaran EKG atipikal :
- LBBB: ST elevasi konkordan ≥ 1 mm pada lead dengan QRS complex
positif. ST depresi ≥ pada V1-V3, ST elevasi diskordan ≥ 5 mm pada
lead dengan QRS complex negatif
- New RBBB
- ST elevasi di aVR dengan ST depresi difus pada > 8 lead yang lain
tanda adanya okusi Left main coronary artery atau 3 vesel disease berat

4 EKG Non ST - ST elevasi transien (<20 menit), ST depresi persisten atau transien, T
Elevasi inversi, gelombang T flat, pseudonormalisasi gelombang T, EKG
normal
5 Tatalaksana 1. Tirah baring
awal 2. Suplemen oksigen harus diberikan segera bagi mereka dengan saturasi O2
arteri <95% atau yang mengalami distres respirasi
3. Suplemen oksigen dapat diberikan pada semua pasien SKA dalam 6 jam
4. Aspirin 160-320 mg dilanjutkan degan 1x 80 mg
5. Ticagrelor 180 mg dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari kecuali pada pasien STEMI
yang direncanakan untuk reperfusi menggunakan agen fibrinolitik
atau
clopidogrel 300 mg dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 75 mg/hari
(pada pasien yang direncanakan untuk terapi reperfusi menggunakan agen
fibrinolitik,
6. Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual, jika nyeri dada tidak hilang
dengan satu kali pemberian, dapat diulang setiap lima menit sampai
maksimal tiga kali. Nitrogliserin intravena diberikan pada pasien yang
tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual dalam keadaan
tidak tersedia NTG, isosorbid dinitrat (ISDN) dapat dipakai sebagai
pengganti
7. Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi
pasien yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual
6 Risk TIMI score Untuk UAP dan NSTEMI
Assesment

GRACE Score untuk UAP dan NSTEMI


Score Klasifikasi Risiko
<108 Risiko Rendah
109-140 Risiko Menengah
>140 Risiko Tinggi

GRACE Score
Penilaian Risiko Bleeding
CRUSADE Score
Kriteria Risiko Sangat Tinggi Untuk Strategi Invasive NSTEMI

Kriteria Risiko Tinggi Untuk Strategi Invasive NSTEMI

Klassifikasi Killip

7 Cardiac - Protokol Rule in rule out 3 jam (menggunakan HSTn) pada NSTE
Marker ACS (UAP atau NSTEMI):
- Pada pasien dengan nyeri dada khas Bila HSTn dibawah batas
normal ulang pemeriksaan 3 jam kemudian, bila tidak ada
perubahan maka di diagnosis UAP. Bila terdapat perubahan dan
nilainya diatas batas normal, diagnosis NSTEMI
- Bila pada pemeriksaan pertama HSTn diatas batas normal,
pemeriksaan tidak perlu diulang, diagnose NSTEMI
8 NSTEMI High Kriteria very high risk NSTEMI
Risk/ Very
high risk

Kriteria High risk NSTEMI

9 Door to - Waktu Delay Maksimal Sejak diagnosis STEMI ditegakkan sampai


crossing wire dengan PCI dikerjakan (Guide wire melewati lesi Koroner) : 120 menit
time
10 Fibrinolitik - Terapi fibrinolitik di berikan pada pasien STEMI yang tidak bisa
mendapatkan PCI primer dalam waktu 120 menit setelah diagnosa
STEMI di tegakkan.
- Waktu delay maksimal pemberian fibrinolitik sejak diagnosa STEMI
ditegakkan adalah 30 menit
- Lakukan check list kontra indikasi fibrinolitik sebelum melakukan
tindakan. Fibrinolitk tidak diberikan bila terdapat kontra indikasi
- Dosis Streptokinase: 1,5 juta unit dalam 60 menit
- Pasien ditempatkan pada bed termonitor dengan alat defibrillator dan
troli emergency dengan alat2 dan obat2 emergency sudah siap pakai.
Monitor keluhan, tanda vital, tanda perdarahan dan ekg pasien selama
pemberian fibriolitik dan 1 jam setelahnya.
- Evaluasi keberhasilan fibrinolitik dalam 60 menit setelah pemberian.
- Kriteria keberhasilan fibrinolitik:
1. Penurunan Segmen ST 50% dari EKG awal
2. Nyeri dada menghilang (VAS score 0)
3. Aritmia reperfusi (irama idioventrikular)
Berhasil bila minimal 2 dari 3 kriteria terpenuhi

- Kontra indikasi fibrinolitik:

11 Primary PCI - Primary Percutanous Coronary Intervention (Primary PCI): tindakan


reperfusi invasive primer pada pasien yang terdiagnosa STEMI.
- Bila diagnose STEMI ditegakkan di RS non PCI capable maka pasien
harus dirujuk ke RS PCI capable dengan waktu delay maksimal dari
tegak diagnose STEMI sampai tindakan primary PCI 120 menit
12 Rescue PCI - PCI yang dilakukan segera setelah tindakan fibrinolitik dinyatakan
gagal (failed fibrinolytic)
13 Urgent dan 1. Strategi invasif segera (<2 jam, urgent)
Early PCI Dilakukan bila pasien memenuhi salah satu kriteria risiko sangat tinggi
2. Strategi invasif awal (early) dalam 24 jam
Dilakukan bila pasien memiliki skor GRACE >140 atau dengan salah satu
kriteria risiko tinggi primer
3. Strategi invasif awal (early) dalam 72 jam
Dilakukan bila pasien memenuhi salah satu kriteria risiko tinggi atau dengan
gejala berulang
14 STEMI late - STEMI dengan onset lebih dari 12 jam tapi dengan presentasi klinis
onset tidak yang tidak stabil:
stabil 1. Gagal jantung
2. Aritmia maligna (VT, VF)
3. Nyeri dada persisten walaupun sudah dengan obat yang optimal
15 Obat-obatan - Obat-obatan pada pasien ACS:
dan Perawatan a. Acetosal dosis pemeliharaan 1x 80 mg
b. Beta bloker

c. Nitrat

d. Clopidogrel dosis pemeliharaan 1x 75 mg


e. ACE inhibitor

f. Statin
-Statin intensitas tinggi diberikan pada semua pasien ACS
g. Anti koagulan

- Dosis awal enoxaparin bolus intravena 0,3 mg dilanjutkan 15


menit kemudian dengan sub cutan 0,6 mg tiap 12 jam sebanyak 10
kali pemberian
- Pengurangan dosis pada pasien dengan GFR dibawah 30
(diberikan 1x 0,6 mg sub cutan)
h. Obat-obat tambahan:
- Laxan (Laxadine)
- Anti anxietas (alprazolam)

- Pasien STEMI dan NSTEMI dan UAP risiko tingi (TIMI risk score
diatas 2) harus dirawat di ruang ICCU selama minimal 2
hari,selanjutnya bisa dipindahkan ke ruang tanpa monitor bila kondisi
klinis baik
- Pasien UAP risiko rendah bisa di rawat di ruang tanpa monitor.
- Selama 2 hari pertama pasien di harapkan bed rest total, hari ke 3 mulai
dilakukan mobilisasi di tempat tidur, hari ke 4 dilakukan mobilisasi
berdiri di sekitar bed, hari ke 5 dilakukan mobilisasi berjalan disekitar
ruangan dan pasien dipersiapkan untuk rawat jalan.
- Target klinis selama perawatan: Nyeri dada menghilang (VAS score 0),
Tekanan darah sistolik dibawah 120 mmhg, nadi dibawah 60x menit.
- Pasien yang siap untuk rawat jalan harus diberikan obat-obatan oralnya
dan diberikan konseling cara pemakaian obat, pengendalian faktor
risiko, pembatasan aktifitas, anjuran untuk datang ke poliklinik jantung
untuk pemeriksaan dan tatalaksana lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai