Anda di halaman 1dari 21

Paper Geografi Industri

“Keberhasilan & Kegagalan Negara di Bidang Industri”

Disusun guna memenuhi mata kuliah Geografi Industri

Dosen Pengampu : Nurhadi, M.Si

Disusun Oleh:
1. Ade Retno Anjani (17405241048)
2. Desi Ani Ma’ruf (17405241049)
3. Irham Al Farisi (17405241051)
4. Nuzul Ismi Susanti (17405244014)
5. Hazlinda Andiani (17405244025)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI B


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020

1
Kawasan Asia Timur diakui sebagai salah satu kawasan dengan aspek
ekonomi yang paling maju dan sukses di dunia (Hart-Landsberg & Burkett, 1998:
87). Dengan pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat, negara-negara di kawasan
Asia Timur menempatkan aspek ekonomi sebagai salah satu fokus utama dari
pemerintahan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya fakta bahwa negara-
negara di kawasan Asia Timur mampu mempertahankan pertumbuhan
ekonominya termasuk mengatasi krisis finansial di tahun 1997-8 dan 2008
(Magnus, 2013 dalam Hennida et al, 2016: 249). Selain sebagai tolak ukur
kesejahteraan negara, aspek ekonomi juga dipercaya berperan sebagai faktor
penarik bagi negara-negara lain untuk dapat diajak bekerjasama sehingga
kepentingan negara-negara di Asia Timur lebih mudah tercapai. Munculnya
konsep kebijakan indusri kemudian mendorong negara-negara tersebut untuk
dapat menjadi Newly Industrialized Countries (NICs), dengan menerapkan
kebijakan-kebijakan sebagai strategi tertentu demi aspek industralisasi yang lebih
memadai.

Sebagai negara-negara NIC di kawasan Asia Timur, Jepang, Taiwan,


Hong Kong, maupun Korea pada umumnya menganut prinsip Konfusianisme
dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak tertandingi sejak tahun 1970-an (Song,
2002: 110). Pun begitu, pada tahun 1997 muncullah krisis ekonomi di Asia—
diawali oleh dengan devaluasi mata uang baht Thailand—yang dapat dikatakan
sebagai salah satu hambatan dalam pembentukan NIC. Krisis Asia ini kemudian
melahirkan asumsi bahwa sejatinya perekonomian kawasan Asia akan merosot
dan akan jauh tertinggal dengan negara-negara Barat. Faktor penyebab dari krisis
tersebut sejatinya masih berkaitan erat dengan prinsip-prinsip yang banyak dianut
saat itu (Song, 2002: 111). Meskipun sempat dianggap berkonstribusi dalam
kemajian ekonomi di Asia Timur, banyak yang menggap Konfusianisme sebagai
salah satu penyebab kegagalan ekonomi Asia 1997 tersebut (Kwon, 2007:  56).
Oleh karena itu, peran Konfusianisme di kawasan Asia Timur menimbulkan
paradoks di antara para ahli (Kwon, 2007: 57). Konfusianisme dianggap
mengindikasi terbentuknya berbagai jenis kapitalisme yang berbeda dengan

1
konsep kapitalisme Barat di kawasan Asia Timur, yang sejatinya masih dikatakan
kurang dalam hal adversarial, individualitistis, dan self-interested. Hal ini lah
yang menyebabkan sistem kapitalis di Asia Timur gagal untuk dapat menandingi
sistem kapitalisme Barat yang berdasarkan ideologi-ideologi liberalisme.
Konfusianisme juga dinilai cenderung bersifat konservatif sehingga tidak dapat
memberikan analisis mengenai isu-isu kontemporer secara komprehensif (Kwon,
2007: 56).

Ada dua alasan yang berbeda bagi keberhasilan Negara-negara asia timur tersebut:
faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi eksogen dan faktor faktor yang
berkaitan dengan peran pemerintah dan kebijakan ekonomi yang dijalankan.

Faktor-faktor Eksogen

Bila dikatakan bahwa keberhasilan negara-negara Asia timur ini disebabkan oleh
kondisi eksogen, maka implikasinya adalah bahwa negara-negara ini telah
melaksanakan proses industrialisasi sejak dini, dan/atau bahwa mereka beruntung
memiliki kekayaan ataupun sumber daya tertentu yang penting dan tidak dapat
ditiru dengan proporsi yang lebih besar daripada Negara lain. Ada dua masalah
pokok yang timbul: Pertama, apkah sumber daya ini memang lebih melimpah di
Asia Timur; dan, kedua, apakah kelimpahan ini benar-benar diperoleh secara
eksogen.

a. Sumber daya alam


Di masa lalu, kekayaan alam yang melimpah dianggap sebagai
keunggulan nyata. Ini berlaku sebelum NICs Asia Timur uang miskin akan
bahan bahan mineral dan tanah berhasil mngungguli prestasi ekonomi negara
lain, termasuk juga ncgara-negara pengekspor minyak. Akibatnya; pendapat
kuno kini menjadi terbalik beruntunglah Negara yang tidak memiliki sektor
pertambangan dan hanya mampunyai sedikit petani. Sekali lagi, prestasi luar
biasa dari negara-negara Asia Tenggara yang kaya akan sumber daya alam.
Akan tetapi ada beberapa alasan mengapa langkanya sumber daya alam,
khususnya tanah dapat dianggap sebagai keunggulan (Littke 1979 a:450).
Pertama, dapat dikarakan bahwa sector pertanian dan pertambangan yang
relatof kecil akan mengurangi porensi pertentangan politik terhadap proses

2
industrialisasi. Kedua, pertumbuhan produkticitas di pertumbuhan
produktivitas di sector pertanian cenderung lebih lambat daripada sekotor lain.
Sehingga makin kecil sector pertaniannya akan makin mudah bagi Negara
tersebut untuk mencapai laju pertumbuhan yang tinggi.
Ditinjau dari kekayaan sumber daya alam dan populasinya, Asia Tenggara
lebih unggul dibandingkan kawasan Asia Timur. Namun dari sisi
perekonomiannya, justru Asia Timur jauh lebih maju dibandingkan dengan
Asia Tenggara. Kekayaan alam yang melimpah di suatu negara atau kawasan
tak menjamin negara atau kawasan tersebut akan maju secara ekonomi.
Apalagi jika tidak dikelola dengan baik dan tidak didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas.
b. Samber daya eksternal
Perhatian kita disini menyangkut tentang faktor-faktor eksogen, meskipun
tentu saha tidak semua arus sumber data eksternal ke Negara-negara
berkembang ditentykan secara eksogen. Kemampuan suatu Negara untuk
menarik investasi langsung oleh pihak swasta serta melakukan pinjaman di
pasar uang internasional dan (sampai taraf tertentu) dari lembaga pemberi
pinjaman multilateral sedikit banyak tergantung pada prospek pertumbuhan
dan ekspor Negara tersebut. bantuan luar negeri merupakan persoalan lain.
Bentuk bantuan luar negeri cenderung dialokasikan ke Negara tertentu
berdasarkan pertimbangan kemanusiaan, politik dan strategis. Dakta ini dengan
sendirinya menimbulkan keraguan tentang apakah bantuan luar negeri dapat
dianggap sebagai faktor eksogen yang berpengaruh positif bagi pertumbuhan
ekonomi.
c. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia haruslah diukur menurut kuantitas maupun
kualitasnya. Semua Negara Asia Timur kecuali Malaysia dan daerah luar Jawa
di Indonesia berpenduduk cukup padat. Pada awal proses industrialisasi seluruh
Negara tersebut telah atau segera akan memuluku jumlah tenaga kerja yang
jauh lebih besar daripada jumlah pekerjaan yang tersedia. Dalamhal ini mereka
tidak jauh berbeda dengan Negara berkembang lainnya dewasa ini. apa yang
dianggap membedakan Negara-negara asia timus, khususnya keempat NICs,

3
dari Negara berkembang lainnya adalah kualitas tenaga kerja mereka.
Ketekunanm loyalitasm kerja keras, dan penghargaan yang tinggi terhadap
pendidikan adalah sifat baik yang cenderung lebih berlimpah di NICs Asia
Timur daipada Negara lain. Karena Negara Negara ini mempunyai dasar
sejarah yang srrupa, maka alasan atas kecenderungan ini terletak dari faktor
budaya, yakni faktor yang sering diabaikan dalam pembangunan ekonomi
selama lebih dari tiga dasawarsa.
Dan juga ketekunan, kerja keras serta pencapaian tingkat pendidikan
merupakan faktor eksogen. Sikap masyarakat terhadap pekerjaan sangat
ditentukan oleh jumlah pekerjaan ang tersedia maupun imbalan atas usaha
mereka, yang umumnya memanglebih terjamin di Asia Timur daripada di
seluruh wilayah berkembang lainnya.
d. Prasyarat
Faktanya sektor industri negara-negara Asia Timur jauh lebih maju
dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara. Sebab negara-negara di
Asia Timur seperti Jepang dan Korea melakukan industrialisasi lebih awal pada
pergantian abad, yang kemudian diikuti oleh Cina. Sementara industrialisasi di
negara-negara kawasan Asia Tenggara tak bisa berlangsung cepat karena
terkendala oleh perkembangan sosio-politik dan tingginya sebaran
pertumbuhan penduduk.

Industrialisasi negara-negara Asia Timur didukung oleh akses pelabuhan yang


mudah. Kota-kota penting di negara-negara Asia Timur cenderung berada di
sepanjang pantai, yang dibangun oleh pedagang-pedagang dari Eropa. Banyaknya
kota-kota pelabuhan yang dimiliki negara-negara Asia Timur memberikan
kemudahan dalam melakukan perdagangan internasional melalui pelayaran,
transportasi bahan mentah, dan pengembangan industri baja lokal. Hal ini jelas
menjadi keunggulan dari negara-negara di kawasan Asia Timur.

Berbeda dengan negara-negara di Asia Tenggara yang minim kota pelabuhan.


Pembangunan di Asia Tenggara cenderung terkonsentrasi di beberapa pusat kota,
meski memiliki wilayah yurisdiksi yang luas. Seperti Indonesia dan Filipina yang
merupakan negara kepulauan dengan ribuan pulau, justru mengalami

4
industrialisasi yang lambat karena minimnya ketersediaan kota-kota pelabuhan
dan pembangunan yang tidak merata.

Banyak orang berpendapat bahwa sebagian dari alasan keberhasiilan relative


Negara-negara Asia Timur adalah kemampuannya melaksanakan langkah yang
tepat sejak dini. Akan tetapi fakta yang ada ternyata tidak membuktikannya.
Betapapun Negara-negara Asia Timur melaksanakan program industrialisasi sejak
dini pada tahun 1950, sudah sewajarnya jika keadaan ekonomi Negara-negara
tersebut mengungguli sebagian besar Negara berkembang lainnya.

Kebijakan Ekonomi

a. Kawasan Ekonomi Khusus


Sebagai alat kebijakan, pembentukan zona ekonomi khusus menjadi
perhatian bagi beberapa negara. Zona ekonomi khusus dibuat di Irlandia pada
tahun 1959 dan di Cina pada tahun 1979. Dalam perkembangannya, kebijakan
zona ini telah dibentuk di lebih dari 130 negara di dunia (sebagian besar di
negara berkembang). Perkembangan dari zona ekonomi khusus ini telah
berkontribusi pada perekonomian suatu negara terutama dalam hal
perdagangan. Zona ekonomi khusus telah memfasilitasi ekspansi global
kapital yang berasal dari negara maju. Kecepatan proliferasi zona ekonomi ini
dinilai sebagai sebuah platform yang mempengaruhi kebijakan atau tujuan
ekonomi sebagai respon terhadap ekonomi, keadaan sosial, politik suatu negara
(Cheesman,2012:6).
Seperti disampaikan di atas, model zona ekonomi khusus pertama kali
didirikan di Shannon, Irlandia pada tahun 1959. Zona Shannon dibangun di
daerah pedesaan dekat tempat yang sekarang menjadi salah satu tempat
angkutan penumpang dan angkutan udara tersibuk di Eropa. Zona ini telah
berhasil dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi asing.
Shannon Free Zone memiliki 100 perusahaan yang menghasilkan 6.500
pekerjaan berketerampilan tinggi. Sejak 1959, zona modern telah menyebar
secara internasional, terutama di negara berkembang. Penyebaran ini sebagian

5
disebabkan oleh serangkaian kisah sukses KEK selama tahun 1970an dan
1980-an. Dua dari KEK yang paling sukses adalah KEK di Cina dan Mauritius.
Keduanya merupakan contoh implementasi zona yang mengarah pada
pembangunan ekonomi positif (Cheesman,2012:8). KEK menjadi salah satu
model pembangunan ekonomi di beberapa negara dalam mempercepat
pembangunan ekonomi di daerah. Dengan beberapa fasilitas yang ada di
dalamnya, KEK diharapkan dapat meningkatkan investasi serta menciptakan
lapangan kerja di zona KEK. Terkait dengan KEK, World Bank melihatnya
dalam kerangka Special Economic Zones (SEZs). SEZs adalah istilah umum
yang mencakup varian terbaru dari zona komersial tradisional. Konsep dasar
dari SEZs memiliki karakteristik khusus: (a) area yang dibatasi secara
geografis; (B) memiliki manajemen atau administrasi tunggal, (c) menawarkan
manfaat zona berdasarkan lokasi fisik; dan (d) memiliki wilayah pabean yang
terpisah dan prosedur yang efisien. SEZs dilihat sebagai wilayah konsentrasi
geografis perusahaan. Mereka diciptakan untuk menyediakan infrastruktur dan
Research & Development (R&D) yang lebih baik, dan mereka menawarkan
insentif dari pemerintah yang tidak ditemukan di luar zona. SEZs sering
dibentuk dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional,
kebijakan insentif untuk menarik perusahaan. Zona tersebut akan menjadi pusat
wilayah berteknologi tinggi, zona sains, industri, dan zona pemrosesan ekspor.
Fasilitas dan klaster industry akan dibangun secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan klaster. Peran pemerintah lebih dari sebagai katalis yang
memberikan lingkungan bisnis yang produktif dan tidak terbatas hanya pada
sektor tertentu. Hal ini tentu saja disesuaikan dengan konsentrasi dari wilayah
geografis yang akan dibentuk SEZs. Sementara zona industri biasanya terpusat
di kota atau terletak di dekatnya, biasanya lebih kecil dalam rentang dari
sebuah cluster, yang dapat menyebar ke seluruh kota, provinsi, atau wilayah
(World Bank, 2009:8).
b. Pemerintah memberikan subsidi, promosi, dan perlindungan terhadap
perusahaan nasional yang bergerak di sektor strategis seperti pertambangan,
telekomunikasi, infrastruktur, teknologi tinggi, transportasi, logam dan
perikanan.

6
c. Penggunaan triple helix dengan menyinergikan pemerintah, industri, dan
ilmuan. Pengembangan industri tanpa riset dan teknologi akan memiliki nilai
tambah yang rendah.
d. Menggunakan modal dari luar negeri
Berdasarkan sumber modal yang akan digunakan untuk pembangunan,
usaha pengerahan modal (investasi) untuk pembangunan dapat di bedakan
kepada pengerahan modal dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri.
Modal yang berasal dalam negeri biasanya berasal dari tiga sumber yakni
tabungan sukarela masyarakat, tabungan pemerintah dan tabungan paksa.
Investasi dari luar negeri dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu bantuan
luar negeri dan penanaman modal asing. Bantuan dari luar negeri dapat
bersumber dari pemerintah, badan-badan internasional atau pihak swasta.
Manfaat dari adanya investasi asing / luar negeri ini memungkinkan suatu
negara mencapai target-target pembangunan. Maka apabila modal yang
diperlukan untuk melaksanakan pembangunan yang direncanakan adalah lebih
besar dari pada modal yang dapat dikerahkan di dalam negeri, usaha
pengerahan modal ( investasi ) dari luar negeri perlu dilakukan. Manfaat lain
investasi dari luar negeri adalah diikuti oleh pemasukan tehnologi modern dan
pengaliran tenaga-tenaga ahli. Faktor ini dapat mempercepat proses
modernisasi di sektor-sektor yang menerima modal asing tersebut dan mengisi
tenaga-tenaga ahli yang diperlukan. Dengan demikian modal luar negeri bukan
hanya akan mengatasi masalah kekurangan modal untuk membiayai
pembangunan, tetapi juga dapat mempertinggi efisiensi pelaksanaan
pembangunan.
e. Menjalin kerjasama dengan negara tujuan ekspor industri maupun negara
pemasok sumber bahan baku dan energi. Pembangunan dan industri suatu
negara bisa jadi sangat tergantung pada impor bahan bakar energi jika memang
kondisi negaranya minim sumber daya. Untuk menanggulangi ketergantungan
terhadap sumber daya dan energy, bisa dilakukan kerjasama dengan negara
pemasok sumber bahan baku dan energy. Kerjasama dengan negara tujuan
ekspor juga perlu ditingkatkan untuk memudahkan pemasaran hasil industri.

Peranan Pemerintah dalam Perekonomian Industri:

7
Upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota masyarakat
tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta. Peran
pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan penawaran pasar)
merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan substitusi) dengan pelaku
ekonomi lainnya.

Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah),


memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi,
alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

 Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan


ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.
 Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa
publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan
fasilitas penerangan, dan telepon.
 Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau
distribusi pendapatan masyarakat.

Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:

 Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat


intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi
dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan
dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan.
 Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang
dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan
main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena
mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan
ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi,
peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian
sebagai pengendali mekanisme pasar.

8
Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut
kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang
optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para
pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk mengakibatkan
dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem lingkungan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki


fungsi yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan dengan
penyediaan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut sangat diperlukan
masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan publik meliputi dua
macam barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang dan jasa privat. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :

 Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat
dinikmati bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu jalan raya,
fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan penerangan.
Dengan pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara melakukan
kegiatan ekonomi secara langsung sehingga masyarakat dapat lebih cepat
dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa tersebut.
 Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan
penggunaannya dapat dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain. Contoh
: pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan penggunaan
barang berpindah kepada orang yang membelinya. Barang ini umumnya
diupayakan sendiri oleh masing-masing orang.

Peran pemerintah dalam pembangunan perekonomian industri, antara lain:


 Pertama dalam pengadaan dan pengaturan pemanfaatan barang-barang
publik dan proyek-proyek pionir.
 Kedua, sebagai penjamin terselenggarakannya pembangunan sesuai
dengan visi dan visi bangsa.
 Ketiga, untuk menghindarkan terjadinya persaingan yang tidak sehat
antara perusahaan yang besar dengan perusahaan kecil dan menengah.

9
Tiap negara mempunyai kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Maka
itu pemerintah harus memanfaartkan kekuatan dan mengatasi kelemahan-
kelemahan yang ada. Munculnya negara-negara di Asia Timur dengan kemajuan
yang mengagumkan membuktikan bahwa peran pemerintah yang terpadu dengan
pihak swasta sangat efektif dalam pembangunan. Pada intinya, pemerintah ikut
serta dalam kegiatan perekonomian supaya menanggulangi kegagalan pasar
sehingga tidak adanya eksternalitas (penyimpangan sosial dan alam) yang
merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni dengan
melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dibawah ini
merupakan penjelasannya :

Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian


Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga,
monopoli, dan eksternalitas yang merugikan maka peran pemerintah sangat
diperlukan dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini dapat dilakukan dalam
bentuk intervensi secara langsung maupun tidak langsung. Berikut adalah
intervensi pemerintah secara langsung dan tidak langsung dalam penentuan harga
pasar untuk melindungi konsumen atau produsen melalui kebijakan penetapan
harga minimum (floor price) dan kebijakan penetapan harga maksimum (ceiling
price).

a. Intervensi Pemerintah secara Langsung


1) Penetapan Harga Minimum (floor price)
Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh
pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk
dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang
terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak
yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga
yang mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah
ditetapkan pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli,
pemerintah akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik)
kemudian didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga

10
seperti ini sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar
yang pembentukan harganya di luar harga minimum.
2) Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)
Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi  (HET) yang
dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan
HET dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi
diluar batas daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak
diperbolehkan menetapkan harga diatas harga maksimum tersebut.
Contoh penetapan harga maksimum di Indonesia antara lain harga obat-
obatan diapotek, harga BBM, dan tariff angkutan atau transportasi seperti
tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi per kilometer. Seperti halnya
penetapan harga minimum, penetapan harga maksimum juga mendorong
terjadinya pasar gelap.
b. Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung
Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya
untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan
tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan
konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih
murah. Adapun proses penetapan pajak dapat di lihat sebagai berikut :
 Pemberian Subsidi
Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam
pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi
biasanya diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil
barang kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang
baru berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing
terhadap produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah
dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun
konsumen sekaligus untuk menekan laju inflasi. Adapun proses dari
pemberian subsidi dapat di lihat sebagai berikut :

11
 Masalah-Masalah yang Dihadapi Pemerintah di Bidang
Ekonomi
Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalah-masalah mikro
seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang
memerlukan intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga
terjadi dalam lingkup ekonomi makro yang memerlukan kebijakan
pemerintah. Di negara-negara sedang berkembang, pada umumnya
terdapat tiga masalah besar pembangunan ekonomi. Ketiga masalah
tersebut berkaitan dengan kemiskinan, kesenjangan ekonomi, dan
pengangguran yang terus meningkat. Permasalahan ekonomi makro
Indonesia dalam membangun negara sebenarnya tidak hanya sebatas
itu. Inflasi yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap impor dan
utang luar negeri merupakan masalah pemerintah dalam bidang
ekonomi makro.

Contoh Negara Gagal Industri dan Berhasil


Negara Gagal Industri
1. Venezuela
Krisis ekonomi yang melanda Venezuela sebenarnya mulai dirasakan
sejak kematian mantan presiden Hugo Chavez pada tahun 2013. Namun tahun
ini, Venezuela berada di ambang kehancurannya karena tingkat inflasi yang
sangat tinggi dan semua rakyatnya kesulitan memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Uang kertas bolivar (mata uang Venezuela) nyaris tak ada nilainya dan
merupakan salah satu mata uang dengan nilai tukar paling rendah di
dunia.Padahal dulu negara ini terkenal sangat kaya raya.
Venezuela memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Tapi kekayaan itu
yang kemudian menjadi awal dari kehancuran Venezuela. Seperti negara
penghasil minyak lainnya, 95% pemasukan Venezuela berasal dari ekspor
minyak. Ini artinya uang masuk ke negara ini sangat bergantung pada harga
minyak dunia. Saat harga minyak dunia sedang tingi, pemasukan negara sangat
besar dan begitu pula sebaliknya. Venezuela juga mengalami kesenjangan
sosial yang sangat besar dengan semua orang kaya sebagai pemilik bisnis di
negara itu. Mengakibatkan warga miskin makin miskin. Sejak Hugo Chavez

12
berkuasa di tahun 1999, Chavez langsung menerapkan kebijakan untuk
menyetarakan ekonomi rakyat. Sebagian besar keuntungan negara dari
penjualan minyak dialokasikan untuk program sosial gratis bagi rakyat,
termasuk subsidi dan usaha-usaha mengentaskan kemiskinan.
Chavez juga mendeklarasikan lahan pertanian sebagai milik negara tapi
malah mengabaikannya karena merasa kondisi ekonomi Venezuela yang baik-
baik saja. Akibatnya, Venezuela murni hanya bergantung pada penjualan
minyak ke luar negeri. Dana terus dikucurkan untuk rakyat tanpa disadari
Chavez bahwa ini adalah bunuh diri perlahan.

Contoh Perusahaan di Venezuela


PDVSA (Petroleos de Venezuela, S.A)
Merupakan sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di Caracas,
Venezuela. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1976. Perusahaan ini
umumnya menghasilkan berbagai macam produk bahan bakar dan gas alam.

KEGAGALAN INDUSTRI DI VENEZUELA


1. Menurunnya Produksi Minyak
Menurut Bloomberg, produksi minyak makin menurun hingga 100.000
barel per hari pada bulan Februari. Universitas Pusat Venezuela mengatakan
produksi minyak ini mencapai titik terendah dalam 70 tahun terakhir. Padahal
sebagian besar cadangan minyak di Venezuela punya andil hampir 25 persen
dari semua minyak mentah yang dikendalikan oleh produsen terbesar dunia.
Minyak mentah ini perlu diencerkan dengan minyak yang lebih ringan untuk
menjadi produk yang dapat dijual secara komersial.
Pada 2016, dengan kegagalan industri sendiri, Venezuela mengimpor pengencer
minyak untuk pertama kalinya dalam sejarahnya. Dalam dua tahun sejak itu, impor
makin sering hingga sebanyak 200.000 barel per hari. Menurut Francisco Monaldi,
rekan dalam kebijakan energi Amerika Latin di Rice University di Texas, Venezuela
mengimpor minyak dari Amerika Serikat.
2. Terlilit Hutang

13
Krisis Venezuela juga karena terlilit utang. Menurut Bank Sentral
Venezuela, utang luar negeri negara Venezuela pada tahun 2014 meliputi utang
publik Venezuela. Utang ini mewakili 55 persen dari semuanya dan apa yang
terutang dalam bentuk obligasi utang domestik dan luar negeri, tagihan
treasury dan pinjaman bank. Kemudian utang keuangan PDVSA sebanyak 21
persen. Utang luar negeri sebanyak 15 persen melalui pembiayaan diperoleh
melalui dana China. Lalu utang CADIVI sebanyak 9 persen. Ini adalah utang
non-keuangan CADIVI (mata uang untuk impor, dividen, pendapatan dan jasa
secara umum). Pada bulan November 2017, The Economist memperkirakan
utang Venezuela mencapai USD 105 miliar dan cadangannya sebesar USD 10
miliar.
3. Salah Kebijakan Ekonomi
Kekurangan di Venezuela muncul sejak pemberlakuan kontrol harga dan
kebijakan lain selama kebijakan ekonomi pemerintah Hugo Chavez.
Kekurangan makin parah di bawah kebijakan ekonomi pemerintah Nicolás
Maduro. Kebijakannya Maduro saat itu menahan dolar Amerika Serikat dari
importir dengan kontrol harga. Kekurangan terjadi pada produk yang
diregulasi, seperti susu, berbagai jenis daging, ayam, kopi, beras, minyak,
tepung terigu, harga mentega, dan juga kebutuhan dasar seperti kertas toilet,
produk kebersihan pribadi dan obat-obatan. Sebagai akibat dari kekurangan ini,
warga Venezuela harus mencari makanan. Mereka harus menunggu antrean
berjam-jam untuk bisa mendapat makanan.
4. Inflasi
Inflasi di Venezuela tetap tinggi sejak kepresidenan Chavez dan menjelang
akhir masa jabatannya. Tingkat inflasi pada tahun 2014 mencapai 69 persen
dan merupakan yang tertinggi di dunia. Angka tersebut kemudian meningkat
menjadi 181 persen pada tahun 2015, 800 persen pada tahun 2016, 4.000
persen pada tahun 2017 dan 833,997 persen pada Oktober 2018. Pada
November 2016, Venezuela memasuki periode hiperinflasi.
Pada Agustus 2018, Presiden Maduro mengumumkan akan mengeluarkan
mata uang baru, BolÃvar Berdaulat. Artinya satu juta Bolivar lama sama

14
dihargai dengan 10 Bolivar baru. Cara ini untuk melawan hiperinflasi. Utang
baru muncul lagi ke negara itu pada 20 Agustus 2018.
5. Bisnis dan Industri
Krisis Venezuela juga berimbas pada sektor bisnis dan industri, salah
satunya maskapai penerbangan internasional. Maskapai tersebut kesulitan
melakukan penerbangan normal ke dan dari Venezuela. Alhasil banyak
maskapai penerbangan yang meninggalkan negara itu.
Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), Pemerintah
Venezuela menahan 3,8 miliar dolar dari maskapai penerbangan. Sebagai
akibatnya, negara kehilangan peluang bisnis, memperparah krisis.

Negara Berhasil Industri


1. Jepang
Jepang merupakan negara yang dikenal dengan perekonomian yang maju
walaupun dengan keterbatasan sumber daya alam. Walaupun dengan
keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki oleh Negara Jepang, namun
negara ini dapat membuktikan keberhasilannya dalam hal perekonomian.
Sehingga Negara Jepang mampu bersaing dengan negara lain di dunia
Internasional dalam sector perekonomian. Perekonomian di Negara Jepang
tentunya tidak lepas dari bidang perindustrinya, yang mana industri di Negara
Jepang sangat mendominasi sector perekonomian di negara tersebut.
Industri di Negara Jepang tentunya tidak begitu saja mengalami
peningkatan kinerja secara tiba-tiba. Industri di Negara Jepang juga mengalami
pasang surut dalam membantu perekonomian di Negara Jepang mengingat
pada saat itu Negara Amerika Serikat masih mendominasi Negara Jepang
dengan berbagai kebijakannya. Namun, Pemerintah Jepang selalu berhasil
membuat trobosan untuk menyelamatkan keadaan negaranya agar tidak
semakin chaos. Banyak cara yang dilakukan oleh Negara Jepang untuk menjadi
negara yang lebih mandiri dan negara yang dicap maju tanpa bantuan yang
diberikan oleh Negara Amerika Serikat. Tentunya banyak sekali hal yang harus
Negara Jepang hadapi sebelum mencapai ekonomi yang lebih mandiri seperti
sekarang ini.

15
Setelah adanya restorasi Meiji, perindustrian Jepang mengalami kemajuan
cukup pesat. Selain itu jumlah produksinya pun meningkat. Ketika perang
dunia II, perindustrian Jepang mengalami pukulan cukup berat. Tetapi setelah
perang, Jepang mulai memanfaatkan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, juga
mengembangkan teknologi yang berasal dari luar negara Jepang. Sehingga
perindustrian Jepang mengalami perkembangan yang cukup pesat tanpa meniru
dari negara di luar Jepang karena Jepang memiliki konsep sendiri dalam
memajukan perindustrian mereka.
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan baku mentah
atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Industri dapat berkembang dengan baik jika
memiliki faktor-faktor yang menunjang perkembangan industri tersebut.
Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi faktor utama dan faktor
penunjang. Faktor utama perkembangan industri adalah adanya modal, tenaga
kerja, bahan baku, transportasi, sumber energi, dan marketing. Sedangkan
faktor pendukung perkembangan industri adalah kebudayaan masyarakat,
teknologi, pemerintah, dukungan masyarakat, kondisi alam, dan kondisi
perekonomian. Kedua faktor tersebut harus saling berkaitan untuk mencapai
industri yang maju. Industri di setiap negara tentunya mempengaruhi sektor
perekonomian di negaranya, termasuk juga Negara Jepang. Industri di Negara
Jepang dapat berkembang dalam waktu yang relatif singkat. Hingga Negara
Jepang dikenal dengan negara industri dan dapat bersaing dengan negara-
negara yang memiliki industri maju sebelumnya. Walaupun pada awal setelah
berakhirnya perang dunia kedua Negara Jepang masih sangat dikuasai oleh
Amerika, hal tersebut lantas tidak membuat Negara Jepang menjadi negara
yang pasif dalam menciptakan terobosan-terobosan untuk mensejahterakan
ekonomi negaranya.

Industri yang berhasil di Jepang

1. Industri Otomotif
Industri otomotif di Jepang adalah salah satu industri paling terkenal di
dunia. Jepang adalah negara produsen mobil terbesar di dunia pada tahun

16
2008 tetapi kemudian dikalahkan oleh China pada tahun 2009 (meskipun
dari standar kualitas mobil buatan Jepang masih lebih baik). Jepang
mempunyai banyak perusahaan yang memproduksi mobil, kendaraan
konstruksi. moto, ATV, mesin, dan sebagainya.
Contoh produsen otomotif Jepang adalah Toyota, Honda, Daihatsu, Nissan,
Suzuki, Mazda, Mitsubishi, Subaru, Isuzu, Kawasaki, Yamaha, Mitsuoka.

2. Industri Mesin

17
Industri mesin negara Jepang pada tahun 2001 memperkerjakan 3.560.000
orang dan memproduksi sebesar 131 triliyun ¥, sehingga termasuk industri
paling besar dalam industri pabrik.
Karena industri berkembang setelah perang, dan pendapatan masyarakat
bertambah tinggi. Maka pembelian alat-alat rumah tangga, mobil dan lain-
lainnya berkembang pesat pula. Agar ekspor menjadi lebih aktif, maka
teknik mesin ditingkatkan pula, sehingga Jepang menjadi pusat pengolahan
perdagangan luar negeri. Karena krisis minyak mentah, sehingga pada saat
produksi menggunakan bahan dasar seperti industri kimia, usaha besi dan
baja berhenti berkembang dan menghentikan pembuatan kapal yang sudah
jadi sebagian.

3. Industri Robot
Industri robot merupakan industri yang menggantikan pekerjaan manusia
secara otomatis. Banyak hal yang menyerupai kemampuan manusia dapat
dilakukan. Misalnya, melapisi (mengoles karat dan warna), mengelas
(menyatukan ikatan dengan meleburkan logam menggunakan percikan api),
merakit. Fungsi industri robot yaitu untuk meningkatkan produksi jenis
lainnya dan juga dapat menggantikan manusia dalam pekerjaan yang
berbahaya.
Sampai pada akhir tahun 2002, di Jepang yang menggunakan industri robot
hingga mencapai 45% di tingkat dunia. Khususnya untuk membuat mobil
dan sebagai mesin listrik di pusat industri pabrik. Semua industri robot
menjadi faktor utama dalam meningkatkan produksi ke tahap selanjutnya.
Industri robot semakin banyak fungsinya kecuali dalam bidang pertanian

18
dan pembangunan. Selanjutnya, hanya tinggal terus berharap dan berusaha
dalam mempertahankan tingkat produksi.

Alasan Industri Jepang Dapat Berhasil

Masyarakat Jepang memiliki filosofi "Monozukuri" yang telah berakar selama


satu milenium. Berbekal filosofi ini, Jepang berhasil melahirkan berbagai inovasi
sistem teknologi pendukung industri. Apa itu Monozukuri? Secara etimologis,
Monozukuri berasal dari kata "mono" yang berarti produk atau barang dan
"zukuri" yang berarti proses pembuatan, penciptaan atau produksi (manufaktur).
Namun, secara harfiah, maknanya tak sesederhana itu. Monozukuri berarti
memiliki semangat menciptakan dan memproduksi produk-produk unggul,
diimbangi kemampuan untuk terus menyempurnakan proses dan sistem produksi
di dalamnya. Filosofi ini menekankan proses produksi yang penuh ketelitian,
ketangguhan, dan kesungguhan.

19
DAFTAR PUSTAKA
Darmastuti1, S., Afrimadona, dan Kurniawan, A. 2018. Kawasan Ekonomi
Khusus (KEK) Dan Pembangunan Ekonomi: Sebuah Studi Komparatif
Indonesia Dan Cina. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan (JDEP).
Vol. 1, No. 2,. Hal 71-81.

Moch.Arief Setiawan,”Kebangkitan Ekonomi Jepang Pasca Perang Dunia II”,


http://moch-arieffisip12.web.unair.ac.id, diakses pada tanggal 12 Maret
2020 pukul 19.40 WIB.

Prasetiyo et al., “Kebangkitan Jepang Pasca Pendudukan Amerika Serikat Tahun


1952-1964”, http://repository.unej.ac.id, diakses pada tanggal 12 Maret
2020 pukul 20.22 WIB.

Qomara, Grienda. 2015. Kebangkitan Tiongkok dan Relevansinya terhadap


Indonesia. Jurnal Hubungan Internasional. Tahun Viii. No.2. Hal 31-44.

Website Resmi Kanupaten Buleleng. 2019. Kebijakan Pemerintah dalam Bidang


Ekonomi. https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/kebijakan-pemerintah-
dalam-bidang-ekonomi-59, diakses pada tanggal 12 Maret 2020, jam
21.00 WIB.
Setiyo. 2016. Perkembangan Teknologi dan Industri Jepang.
https://www.ajarekonomi.com/2016/09/perkembangan-teknologi-
dan.html diakses pada tanggal 12 Maret 2020 pukul 23.00 WIB.

20

Anda mungkin juga menyukai