Analisis Sumber Daya Alam Dan Geologi Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL REVIEW

ANALISA SUMBER DAYA ALAM DAN GEOLOGI LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

Desinta Indri Wahyuni

191910501015

PROGRAM STUDI S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER

2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 4
2.1 Lahan Perkotaan .......................................................................................................... 4
2.2 Permasalahan Lahan Perkotaan ................................................................................ 5
2.3 Strategi Pengelolaan Lahan Perkotaan ..................................................................... 6
2.4 Pengelolaan Lahan Perkotaan Kabupaten Jember Dalam Pembangunan
Berkelanjutan ...................................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu pengetahuan yang wajib di ketahui seorang planer adalah
pengetahuan tentang lahan. Terutama apabila seorang ingin membangun
sebuah perkotaan yang nyaman tentunya harus menguasai pengetahuan
tentang lahan di wilayah perkotaan tersebut. Lahan perkotaan tentunya berbeda
dengan lahan pedesaan dalam hal pemanfaatan dan pengelolaanya. Hal
tersebut dikarenakan kondisi wilayah, ciri-ciri dan karakteristiknya yang berbeda.
Untuk itu pemahaman mengenai lahan perkotaan menjadi sangat penting untuk
diketahui sebelum kita mampu menentukan perencanaan seperti apa yang
nantinya akan di terapkan dalam perancangan perkotaan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan critical review ini adalah untuk memberikan pemahaman
terkait tentang lahan perkotaan, ciri-ciri lahan perkotaan, permasalahan lahan
perkotaan, strategi pengelolaan lahan perkotaan dan mengetahui pengelolaan
lahan perkotaan Kabupaten Jember dalam pembangunan berkelanjutan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Lahan Perkotaan
Penggunaan lahan di suatu wilayah perkotaan cenderung bersifat dinamis
sebab, perubahan penggunaan lahan di suatu wilayah perkotaan merupakan
pencerminan upaya (tindakan) dan interaksi manusia dalam memanfaatkan dan
mengelola sumberdaya alam beserta kondisi lingkungan yang menyertainya.
Penggunaan lahan yang oleh Sandy (1995) dimaknai sebagai dampak dari
segala kegiatan manusia diatas muka bumi yang dipengaruhi oleh keadaan alam
(fisik lingkungan) serta kegiatan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat suatu
wilayah. Sementara itu Barlowe (1978), mengemukakan, bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pola penggunaan lahan adalah faktor-faktor fisik-biologis,
faktor pertimbangan ekonomi, dan faktor institusi (kelembagaan). Penggunaan
lahan juga ditentukan oleh keadaan topografi, relief dan ketinggian, aksesibilitas,
kemampuan dan kesesuaian lahan serta tekanan penduduk. Lahan yang subur
lebih banyak digunakan untuk pertanian dan biasanya berpenduduk padat
(Sandy, 1995). Sementara itu Bern (1977), mengemukakan bahwa perubahan
penggunaan lahan adalah akibat dari jumlah dan komposisi penduduk secara
berkala ataupun permanen. Pengaruh yang lain ialah terhadap ekonomi lahan,
seperti harga, sewa dan pasar lahan. Penggunaan lahan perkotaan yang
dikatakan cenderung dinamis ini akan menimbulkan fenomena berubahnya nilai
suatu lahan itu sendiri dimana peningkatan nilai lahan tersebut apabila dikaitkan
dengan wilayah perkotaan akan lebih banyak berhubungan dengan letak
kestrategisannya (faktor lokasi).

Berikut beberapa ciri-ciri lahan perkotaan yaitu :

1. Sebagian besar lahannya digunakan sebagai kawasan permukiman,


perkantoran, komersial dan industri.
2. Lahan yang ada sudah tidak alami.
3. Dominasi penggunaan lahannya bersifat non agraris.
4. Lahannya sangat terbatas.

4
2.2 Permasalahan Lahan Perkotaan
Wilayah perkotaan yang umumnya menjadi pusat dari segala kegiatan suatu
daerah seperti pusat perekonomian, pusat pemerintahan dan pusat Pendidikan,
namun justru hal tersebut yang di kemudian hari menjadi penyebab timbulnya
permasalahn-permasalah lahan di suatu wilayah perkotaan. Jumlah penduduk
yang semakin meningkat, kebutuhan penduduk yang semakin bertambah, dan
adanya pertumbuhan ekonomi akan memicu munculnya permaslahan-
permasalahan pada lahan perkotaan. Jumlah penduduk pada suatu kota yang
semakin hari semakin meningkat dan ditambah lagi dengan penduduk dari
pedesaan yang ingin meningkatkan taraf kehidupannya dengan berpindah
domisili ke lahan perkotaan menjadikan timbulnya kepadatan lahan di wilayah
perkotaan sehingga akan sangat sulit untuk melakukan pengelolaan lahan yang
semakin sempit dengan baik akibat jumlah penduduk yang semakin bertambah.
Terlebih lagi pertumbuhan ekonomi yang saat ini semakin meningkat pesat
tentunya akan berdampak pada perubahan penggunaan lahan di wilayah
perkotaan. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan membuat suatu wilayah
mengalami perkembangan, terutama di pusat-pusat pelayanan yang diduga akan
menjadi faktor potensial yang mempengaruhi kecepatan perubahan penggunaan
lahan selama kurun waktu tertentu. Pengembangan yang tidak memperhatikan
karakteristik wilayah secara seksama, baik di kawasan budidaya maupun non-
budidaya cenderung akan menimbulkan dampak yang tidak diharapkan yang
akan mempengaruhi pada sustainability (keberlanjutan) pembangunan wilayah
itu sendiri khususnya yang berkaitan dengan ekosistem lingkungan. Hal tersebut
antara lain tercermin dari adanya fenomena, pencemaran dan pendangkalan
DAS, konversi lahan sawah, abrasi air laut maupun terganggunya hidro-orologis.
Kondisi tersebut apabila tidak dicermati secara lebih dini, diduga akan
menimbulkan permasalahan-permasalahan baru di masa yang akan datang.
Secara umum penggunaan lahan perkotaan di Indonesia tidak mencapai optimal
disebabkan sistem pasarnya sering tidak bekerja dengan baik, karena
mengalami kendala-kendala kelembagaan atau institusional seperti pengaturan
lahan yang tidak terkoordinasi dengan baik, aturan-aturan dan kepemilikan
(property right) yang tidak jelas, tingginya spekulasi lahan serta banyak lahan

5
yang tidak produktif karena tidak digarap, dan tingginya konversi lahan pertanian
terutama sawah. Permasalahan lahan lain yang juga timbul di wilayah perkotaan
yaitu banyaknya lahan terlantar, lahan terlantar adalah lahan yang telah
diperuntukan tapi belum terbangun. Banyak orang memburu lahan bukan
sekedar untuk keperluan tempat tinggal, tetapi lahan seolah menjadi barang
dagangan dan dianggap sebagai sumber rejeki yang paling menguntungkan.
Masalahnya bukan karena pemilik lahan tidak mempunyai dana yang cukup
untuk membangun tetapi karena lahan tersebut memang hanya sekedar
dijadikan barang dagangan dan spekulasi saja untuk kelak dijual kembali bila
harga lahan saat itu dirasa sudah menguntungkan.

2.3 Strategi Pengelolaan Lahan Perkotaan


Lahan sebagai unsur pembentuk ruang dan merupakan salah satu resources
yang cukup penting dalam kegiatan pembangunan, sesungguhnya merupakan
kebutuhan pokok yang secara langsung maupun tidak langsung menyangkut
kehidupan orang banyak dan merupakan wadah bagi aktivitas kegiatan manusia.
Oleh karena itu dalam perkembangannya, lahan memiliki sifat yang beragam
dimensi, baik itu dimensi fisik, ekonomi, sosial-budaya, politik maupun
pertahanan keamanan. Sehingga dengan demikian, lahan memiliki peranan yang
strategis bagi pembangunan dan karena itu pula maka pengelolaannya harus
dapat menjamin terselenggaranya pelaksanaan pembangunan yang
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (sustainability). Penggunaan lahan
harus bermanfaat bagi kepentingan umum. Strategi yang mampu diterapkan
dalam pengelolaan lahan yaitu :

1. Melalui pendekatan peningkatan produktifitas lahan, serta kebijakan yang


lebih perpihak kepada msayarakat luas, yaitu kebijakan dibidang lahan
yang menyangkut segi penggunaan lahan dan segi hukum yang
menyangkut dengan hak kepemilikan. Karena untuk bisa menggunakan
lahan secara efesien seseorang harus mempunyai hak atas lahan
tersebut dengan bentuk apapun jenis hak yang dia miliki.
2. Salah satu hal yang dapat dilakukan juga yaitu dengan mempertegas
penerapkan pajak lahan sebagai mekanisme pengendalian penggunaan
lahan bermasalah di perkotaan. Misalnya, Pajak Bumi dan Bangunan

6
yang telah berlaku akan mampu mengendalikan penggunaan lahan di
wilayah perkotaan.
3. Melakukan pengembangan di bidang pertanian perkotaan untuk
mewujudkan kawasan perkotaan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan, dengan prinsip prinsip pengembangan pertanian perkotaan
seperti memanfaatkan lahan sisa, lahan pekarangan, atap bangunan,
lahan lingkungan milik bersama atau lahan kosong dengan sistem
penanaman yang tidak memerlukan tanah banyak.

2.4 Pengelolaan Lahan Perkotaan Kabupaten Jember Dalam Pembangunan


Berkelanjutan
Lahan perkotaan Kabupaten Jember saat ini terbilang sudah mampu
menerapkan pengelolaan lahan yang baik khususnya dalam pemanfaatan lahan
untuk kawasan komersial, permukiman, perdagangan dan jasa. Namun dalam
pengolaan lahan hijau di wilayah perkotaan masih terbilang kurang terutama
dalam pengelolaan lahan untuk pertanian perkotaan, terlebih lagi dengan adanya
alih funsi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman, Kawasan komersial,
kawasan perdagangan dan jasa yang marak terjadi di wilayah perkotaan
Kabupaten Jember kita harus mengambil langkah tegas dalam mecegah
semakin banyaknya konversi lahan yang terjadi. Untuk itu perlu adanya
penanganan mengenai pengelolaan pertanian perkotaan khusus untuk wilayah
perkotaan Kabupaten Jember karena kegiatan pertanian perkotaan sangat
memungkinkan menjadi pendukung bagi pemenuhan ketahanan pangan
penduduk di kawasan perkotaan Kabupaten Jember. Produksi pertanian
perkotaan yang baik, stabil, dapat memenuhi seluruh kebutuhan pangan pokok
penduduknya menjadi kunci dari ketahanan pangan. Artinya juga, suatu kawasan
perkotaan tidak bergantung sepenuhnya dari impor pangan, karena sudah
mampu memenuhi pangan secara mandiri, dengan begitu pengelolaan lahan
perkotaan khususnya pada bidang pertanian mampu membawa pengaruh pada
pembangunan berkelanjutan di perkotaan Kabupaten Jember. Dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui pengelolaan lahan pertanian
perkotaan Kabupaten Jember dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip
pengembangan pertanian perkotaan yaitu :

7
a. Pertanian perkotaan dapat dilakukan dengan pengendalian lahan
pertanian melalui strategi pemanfaatan lahan sisa, lahan pekarangan/atap
bangunan, lahan lingkungan milik Bersama atau lahan kosong dengan
sistem penanaman yang tidak memerlukan tanah banyak.
b. Pengendalian lahan pertanian dilakukan untuk tanaman pangan dan
hortikultura dengan pemanfaatan lahan sawah dan bukan sawah.
c. Pertanian perkotaan kecukupan pangan, pemasaran yang dekat, sumber
penghasilan, serta meningkatkan kualitas ruang kota.
d. Pertanian perkotaan dengan pemanfaatan lahan yang tidak terlalu luas
dan tersebar dinilai tidak banyak membuat pencemaran.
e. Irigasi partisipatif bagi pengairan pertanian perkotaan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi arah perkembangan dan laju


penggunaan lahan pertanian di perkotaan dan wilayah sekitarnya antara lain:
indeks aksesibilitas, faktor sosial, faktor lingkungan fisik dan kebijakan
infrastruktur (Owen, 1978).

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lahan perkotaan tentunya memiliki tantangan tersendiri dalam proses
pengelolaanya tergantung pada ciri-ciri lahannya, dimana banyak sekali
permasalahan-permasalahan yang muncul pada lahan perkotaan yang di
sebabkan oleh banyaknya jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi,
pengembangan lahan yang tidak memperhatikan karakteristik wilayahnya,
pengaturan lahan yang tidak terkoordinir dengan baik dan juga banyaknya lahan
terlantar. Selain itu terdapat pula strategi yang mampu mengatasi permasalahn
lahan tersebut misalnya melalui pendekatan peningkatan produktifitas lahan,
mempertegas penerapkan pajak lahan, dan melakukan pengembangan di bidang
pertanian perkotaan.

Guna menciptakan pembangunan berkelanjutan dalam bidang pengelolaan


lahan Kabupaten Jember perlu mengutamakan pengelolaan lahan untuk
pertanian perkotaan karena kegiatan pertanian perkotaan sangat memungkinkan
menjadi pendukung bagi pemenuhan ketahanan pangan penduduk di kawasan
perkotaan Kabupaten Jember. Hal tersebut juga dapa mengurangi dampak
konversi lahan pertanian ke Kawasan permukiman.

9
DAFTAR PUSTAKA

S Bambang Utoyo. 2012 . DINAMIKA PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH


PEKOTAAN (STUDI DI KOTA BANDAR LAMPUNG). Universitas Lampung :
Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Rusida. 2016 . POTENSI PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN


UNTUK MEWUJUDKAN KAWASAN PERKOTAAN BELOPA YANG
BERKELANJUTAN. Universitas Andi Djema Palopo : Fakultas Pertanian.

Wafda Reti. 2004 . PAJAK LAHAN (LAND TAX) SEBAGAI INSTRUMENT


PENGENDALIAN PERMASALAHAN PENGGUNAAN LAHAN PERKOTAAN.
Institut Pertanian Bogor

10

Anda mungkin juga menyukai