Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Katarak merupakan penyakit pada lanjut akibat penuaan, saat kelahiran
(katarak kongenital) dan dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam
maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang. Adanya
penyakit sistemik seperti diabetes atau hipoparatiroidisme (Tamsuri,2010).
Pembentukan katarak ditandai adanya sembab lensa, perubahan protein,nekrosis,
dan terganggunya keseimbangan normal serabut-serabut lensa. Kekeruhan lensa
ini juga mengakibatkan lensa transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau
abu-abu, yang mana dapat ditemukan pada berbagai lokalisasi di lensa seperti
korteks dan nukleus. Katarak dapat mengakibatkan bermacam-macam komplikasi
pada penyakit mata seperti glaukoma ablasio, uveitis, retinitis pigmentosa, dan
kebutaan (Ilyas,2010)
WHO mengumpulkan data kebutaan dan gangguan penglihatan yang
ditetapkan melalui global action plan (GAP) 2014-2019 merupakan survey
berbasis populasi untuk penderita kebutaan dan gangguan penglihatan dan
layanan perawatan mata pada orang-orang berusia 50 tahun keatas. Hasil survey
ini melalui Rapid assesment of avoydable blindness (RAAB) memberikan hasil
prevalensi kebutaan sekitar 85% terdapat pada usia 50 tahun. Hasil survey ini
juga menemukan bahwa gangguan penglihatan tersebut penyebab utamanya
adalah output dan kualitas layanan perawatan mata, cakupan bedah katarak dan
indikator lain dari layanan perawatan mata didaerah geografis tertentu
Di indonesia, katarak merupakan penyebab utama kebutaan, prevalensi
kebutaan pada usia 55-65 tahun sebesar 1,1%, usia 65-75 tahun sebesar 3,5%, dan

1
usia 75 tahun keatas 8,4%. Prevalensi kebutuhan diusia lanjut masih jauh diatas
0,5% yang berarti masih menjadi masalah kesehatan (kompasiana, 2014)
Kebutaan karena katarak merupakan masalah kesehatan masyarakat. Untuk
mengatasi masalah katarak ini tidak ada terapi obat tetes, salaf tertentu dalam
pengobatan kecuali melalui operasi (pembedahan). Pembedahan diindikasikan
bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja ataupun untuk
keamanan, yang mana pembedahan katarak paling sering dilakukan orang berusia
lebih dari 65 tahun
Perawatan post operasi katarak sangatlah penting diperhatikan karena
keberhasilan dari operasi katarak tidak luput juga dari kepatuan pasien terhadap
perawatan pasca operasi. Kepatuan pasien adalah sejauh mana prilaku pasien
sesuai dengan ketentuan atau instruksi yang diberikan oleh profesional kesehatan.
pada pasien post operasi katarak sangat dianjurkan pasien untuk patut terhadap
ketentuan atau aturan-aturan di rumahsakit sesuai dengan protap atau proedur
untuk menghindari terjadinya komplikasi pada mata seperti terjadinya infeksi atau
disloasi ensa
Prosedur yang dilakukan sebelum pasien pulang, perawat mengganti ferban
mata pasien terlebih dahulu dengan menanyakan kepada pasien dengan siapa
klien tersebut tinggal setelah puang dari rumah sakit. Keluarga pasien tersebut
ikut memperhatikan perawat melakukan tindakan menukar ferban pasien dan
memperhatikan cara menetes obat serta memberi salaf pada mata. Setelah itu
pasien dan keluarga diberi pendidikan kesehatan tentang perawatan di rumah dan
menganjurkan mengganti ferban mata tiap hari selama 1 minggu, memberikan
obat tetes dan salaf mata 3 kali seahari, jangan membasahi mata atau ferban
selama 2 minggu, jangan menyentuh dan menggosok mata dengan tangan.

2
1.2 TUJUAN
a) Agar Mahasiswa mengetahui Anatomi Fisiologi dari Mata, dan
Pengertian dari Katarak
b) Agar Mahasiswa mengetahui Etiologi, Komplikasi, Patofisiologi, dari
Katarak
c) Agar Mahasiswa mengetahui Penatalaksaan dari Katarak
d) Agara Mahasiswa mengetahui Tinjauan Keperawatan dari Katarak.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. ANATOMI
Struktur Anatomi
Palpebra (kelopak mata) lipatan tipis yang dapat bergerak dan melindungi
orbita. Fisura palpebra merupakan lubang berbentuk lilips diantara palpebra
superior dan inferior, tempat masuk ke dalam sakus konjungtiva. Glandula
sebasea bermuara langsung ke dalam folikel bulu mata
Aparatus lakrimalis terdiri dari pars orbitalis yang besar dan pars palspebralis
yang kecil. Keduanya saling berhubungan pada ujung lateral aponerosis m.levator
palpebra superior bagian lateral forniks (lateral konjungtiva), nukleus lakrimalis,
dan nervus VII (N.fasialis). air mata mengalir untuk membasahi kornea
Orbita adalah rongga berbentuk piramid dengan basis didepan dan di apeks di
belakang. Atap orbita di bentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis yng memisahkan
orbita dengan fosa krani anterior. Dinding lateral terdiri dari os zigomatikum dan
osis sfenoidalis. Bola mata terbenam dalam korpus adiposum orbita namun
terpisah dari selubung fasia bola mata. Bola mata terdiri dari tiga lapisan
1. Turnika fibrosa
Turnika fibrosa merupakan jaringan ikat fibrosa yang tampak putih,
bagian posterior ditembus oleh N.optikus dan menyatu dengan
selubung saraf durameter. Lamina kribrosa adalah daerah sklera yang
ditembus oleh serabut saraf N.optikus, kornea tersusun berlapis-lapis
dari luar ke dalam:
a. Epitel kornea yang bersambung dengan epitel konjungtiva
b. Subtansia propia terdiri dari jaringan ikat transparan
c. Lamina limitan posterior
d. Endotel (epitelium posterius) yang berhubungan dengan akuos
humor

4
2. Lamina valkulosa
Dari depan ke belakang tersusun oleh:
a. Khoroidea, adalah lapidsan luar berpigmen khoroidea
mengandung pleksus vena yang luas dan mengempis setelah
kematian.lapisan koroid terdiri dari
 Epikoroid, lapisan sebelah luar yang terdiri dari serabut
kolagen dan serabut elastis yang tersusun longgar
 Lapisan pembuluh kapiler, tempat berakhirnya arteri
koroid dan vena dalam jaringan ikat longgar
 Koroid kapiler, lapisan kapiler tempat berakhirnya
arteri koroid yang memiliki jaringan elastin halus dan
jaringan kolagen
 Lapisan elastika, terdapat saraf siliar yang berakhir
pada otot-otot, pembuluh darah dan berhubungan
dengan pleksus-pleksus saraf
b. Korpus siliare, kebelakang bersambung dengan khoroidea ke
depan terletak di belakang tepi perifer iris, terdiri dari korona
siliaris, prosesus siliaris dan M. Siliaris. Persarafan siliaris
nervus okulomotorius berjalan ke depan bola mata sebagai N.
Siliare breves
c. Iris, diafragma berpigmen yang tipis terdapat di dalam akuos
humor diantara kornea dan lensa. Tapi iris melekat pada
permukaan anterior korpus siliare, membagi ruang diantara
lensa dan kornea menjadi kamera anterior dan posterior
3. Tunika sensoria
Retina terdiri dari pars pigmentosa, sebelah luar melekat pada
khoroidea dan pars nervosa, sebelah dalam berhubungan dengan
korpus vitreum. Retina optikal melapisi koroid mulai dari papila saraf

5
dibagian posterior hingga oraserata anterior. Di sekelilingi fovea
terdapat suatu daerah yang dikenal sebagai bintik kuning (makula
lutea), daerah ini disebut bintik buta.
Epitel berpigmen adalah suatu lapisan poligonal berbentuk teratur ke
arah oraserata dan selnya menjadi lebih gepeng. Epitel berpigmen
menyerap cahaya dan mencegah pemantulan dan berada dalam nutrisi
foto reseptor
Foto reseptor, baik batang maupun kerucut, merupakan bentuk
modifikasi
Isi bola mata adalah media refraksi yang terdiri dari akuos humor,
korpus vitreous dan lensa
a. Akuos humor adalah cairan bening yang mengisi kamera anterior dan
kamera posterior bulbi, merupakan sekret dari prosesus siliaris. Dari
sini cairan mengalir ke dalam kamera posterior, kemudian ke dalam
kamera anterior melalui pupila dan diangkut melalui celah-celah
angulus irido kornealis ke dalam kanalis schlem
b. Korpus viterus, mengisi bola mata di belakang lensa merupakan
gelombang transparan yang dibungkus oleh membran vireus. Pada
daerah perbatasan dengan lensa membran vitreus menebal terdiri dari
lapisan posterior menutup korpus vitreum.
c. Lensa. Badan bikonveks yang transparan terletak di belakang iris, di
dekat korpus vitreum, dan dikelilingi oleh prosesus siliaris, terdiri dari:
a) Kapsul elastis yang membungkus struktur lensa, berada dalam
ketegangan yang menyebabkan lensa tetap berbentuk bulat.
b) Epitel kuboid, terbatas pada permukaan anterior lensa
c) Serat-serat lensa, dibentuk dari epitel kuboid equator lensa,
tarikan serat-serat ligamentum suspensorium cenderung

6
menggempengkan lensa yang elastis sehingga mata dapat
difokuskan melihat objek-objek yang jauh.
Agar mata berakomodasi melihat yang dekat M. Siliaris
berkontraksi dan menarik korpus siliare ke depan dan ke dalam.

B. FISIOLOGI
FISIOLOGI PENGLIHATAN
Mata adalah organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal
untuk melihat dan saraf untuk transduksi (mengubah bentuk energi ke bentuk lain)
bentuk sinar. Aparatus optik mata membentuk dan mempertahankan ketajaman
fokus objek dalam retina. Fotoreseptor dalam retina mengubah rangsangan sinar ke
dalam bentuk sinyal saraf kemudian mentransmisikan ke pusat visual di otak
melalui saraf integrative

Prinsip optik

Sinar dialihkan (direfraksikan) bila ia berjalan dari satu medium lain


dari densitas (kepadatan berbeda) keccuali bila sinar mengenai lensa

7
bikonveks direfraksikan ke satutitik di belakang lensa. Fokus utama pada
garis yang berjalan melalui pusat kelengkungan lensa sumbu utama, jarak
antara lensa dan fokus utama merupakan jarak fokus utama.
Jumlah dioptrik (pembiasan cahaya) merupakan kebalikan jarak fokus
utama dalam meter. Misalnya suatu lensa dengan jarak fokus utama 0,25
meter, mempunyai kekuatan refraksi 1/0,25 atau 4 dioptri. Mata manusia
mempunyai kekuatan refraksi sekitar 66,7 dioptri saat istirahat
Pembiasan cahaya
Cahaya melalui udara dengan kecepatan 300.000 ktn/detik, tetapi
perambatan melalui benda padat dan benda cair yang transparan jauh lebih
lambat, indeks bias substansi transparan merupakan rasio dan kecepatan
cahaya dalam udara dengan substansi benda padat dan benda cair
Penerapan prinsip pembiasan:
a. Lensa konveks, memperlihatkan bekas cahaya sejajar memasuki
sebuah lensa konveks. Berkas cahaya melalui bagian tengah
menembus lensa tepat tegak lurus terhadap permukaan karena cahaya
tidak dibelokkan
b. Lensa konkaf, menyebarkan berkas cahaya terhadap berkas cahaya
sejajar. Cahaya yang mengenai bagian paling tengah dari lensa
membentur permukaan yang benar-benar tegak lurus terhadap berkas
dan tidak dibiaskan
c. Lensa silindris, membelokkan berkas cahaya hanya pada satu bidang
sebanding dengan lensa series. Lensa silindris membelokkan cahaya
yang datang dari kedua sisi lensa tetapi tidak dari atas ke bawah.
Pembelokan terjadi pada satu bidang ke bidang yang lain. Cahay
sejajar dibelokkan menjadi garis fokus
d. Kombinasi dua lensa silindris. Dua lensa silindris konveks yang
terletak saling tegak lurus. Lensa silindris yang vertikal memusatkan

8
cahaya yang datang melalui kedua sisinya dan lensa horizontal
memusatkan cahaya yang datang melalui sisi atas dan sisi bawah
Pembentukan bayangan
Fungsi optik mata adalah menangkap cahaya objek agar bentuk
ketajaman tertentu daribayangan objek diretina. Objek sangat bervariasi dari
yang sederhana seperti titik atau benda kompleks bayangan dalam fovea
diretina selalu lebih kecil (kurang dari 1 mm) dan terbalik dari objek nyata
Bayangan yang jauh pada retina akan menghasilkan sinyal saraf dalam
mozaik fotoreseptor dibagian lain dari retina. Selanjutnya retina mengirim
bayangan dua dimensi ke otak untuk direkonstruksi (menyusun kembali)
menjadi tiga dimensi. Sinar dari objek akan melalui sejumlah media
transparan sebelum sampai diretina. Media ini membantu refraksi
(pembiasan) dan konvergensi (kecendrungan) ke arah satu titik sinar sehingga
bayangan tepat jatuh diretina. Media ini dinamakan kornea lensa, menangkap
cahaya dari objek sebagai cahaya yang sejajar pada jrak lebih 6 meter. Cahaya
ini akan dikumpulkan masuk kedalam titik api yang berjarak normal dalam
keadaan istirahat, dari lensa cahaya diteruskan sepanjang aksis optik ke cairan
humor vitreus. Cairan ini mempertahankan bentuk bulat bola mata.
Jika bola mata terlalu panjang dan berbentuk elips, titik fokus jatuh
didepan retina sehingga bayangan benda kabur. Untuk melihat benda lebih
jelas maka ia harus mendekatkan matanya pada objek yang dilihat.
Abnormalitas ini dikoreksi dengan lensa bikonkaf (dua permukaan), yang
akan memberikan cahaya divergen sebelum memasuki mata dengan demikian
memberikan efek mendekatkan objek ke mata. Bila mata terlalu pendek
(hiperopia) titik fokus jatuh dibelakang retina. Kelainan ini dikoreksi dengan
lensa bikonvek yang membuat sinar dikonvergen sebelum masuk mata.
Presbiopia, bentuk abnormal sejalan dengan berlanjutnya usia karena lensa
kehilangan kekenyalannya.

9
Mata mengubah tenaga di dalam spektrum yang dapat terlihat menjadi
potensial aksi di dalam nervus optikus, bayangan objek di dalam lingkungan
di fokuskan di dalam retina. Sinar cahaya yang membentur retina membentuk
potensial di dalam bayangan kerucut. Impuls yang dimulai
sensasi(rangsangan) penglihatan
Batang dan kerucut mengandung zat kimia yang terurai bila terkena cahaya
dan dalam proses tersebut merangsang serabut saraf yang berasal dari mata.
Zat kima dalam batang disebut rodopsin dan zat kimia peka cahaya di dalam
kerucut mempunyai kompensasi yang sedikit berbeda dari komposisi
rodopsin.

Ada tiga cara utama alat visual untuk menentukan jarak suatu
fenomena yang dikenal sebagai persepsi ke dalam:
a. Ukuran relatif
Bila kita mengetahui tinggi serang pria 6 kaki, kemudian kita
melihat pria tersebut satu mata saja kita dapat menentukan berapa
jarak dari pria tersebut dengan hanya ukuran bayangannya
b. Paralaks ysng bergerak
Paralaks yaitu pergerakan seakan-akan terjadi bila tempat pandangan
berubah. Jika orang melihat ke tempat jauh dengan kedua matanya
tidak bergerak sama sekali ia tidak merasakan paralaks yang
bergerak
c. Stereopsi
Sebuah benda yang terletak 1 inci di depan batang hidung,
membentuk bayangan pada bagian temporal retina tiap mata. Sebuah
benda kecil 20 Kki di depan hidung mempunyai bayangan pada titik-
titik yang sangat bersesuaian di tengah mata.

Respons Bola Mata Pada Benda

10
Relaksasi otot siliaris membuat ligamentum tegang, lensa tertarik
sehingga bentuknya lebih pipih, keadaan ini akan memperpanjang jarak fokus.
Bila benda dekat mata maka otot berkontraksi agar lengkung lensa meningkat.
Jika benda jauh dari mata, maka otot siliaris berkontraksi agar bola mata lebih
pipih supaya bayangan benda pada retina menjadi tajam
Akomodasi juga mengubah ukuran pupil. Kontraksi iris akan membuat
pupil mengecil diatasi iris akan membuat pupil melebar. Pupil mempunyai
dua fungsi:
a) Jika sinar terlalu banyak maka pupil menyempit agar sinar tidak
seluruhnya masuk ke dalam mata. Bila keadaan gelap pupil melebar
mengharapkan banyak sinar dapat ditangkap. Hal ini disebut refleks
cahaya.
b) Respons dalam meliahat benda. Jika mata melihat jauh kemudian
melihat dekat maka pupil beerkontraksi agar terjadi peningkatan ke
dalam lapangan penglihatan
Pengaturan otot pergerakan mata diatur oleh tiga pasang:
a) M. Rektus interalis dan medialis berkontraksi timbal balik untuk
menggerakkan mata dari sisi ke sisi
b) M. Rektus superior dan inferior, berkontraksi menggerakkan mata ke
atas dan ke bawah
c) M. Obligus superior inferior memutar bola mata dalam
mempertahankan lapangan penglihatan dan posisi berdiri.

Mekanisme Foto Reseptor


Potensial aksi di dalam retina dibentuk oleh kerja cahaya atas senyawa foto
sensitif di dalam batang dan kerucut bila sinar:
a) Respons listrik sel retina

11
Respons listrik kebanyakan unsur alamiah lain di dalam retina
merupakan potensial bertingkat. Respons sel batang kerucut dan
horizontal bersifat hiperpolarisasi (peningkatan jumlah muatan listrik)
dan respons bipolar
b) Dasar ion potensial.
Saluran Na di dalam segmen luar batang dan kerucut terbuka di dalam
gelap sehingga aliran arus listrik dari segmen dalam keluar
c) Senyawa foto sensitif.
d) Di dalam mata manusia dan hewan dibentuk dari protein yang dinamai
opsin dan retinin yang ditemukan di dalam mata sejumlah spesies
hewan, merupakan aldehid (zat kimia berasal dari alkohol). Vitamin A
merupakan alkohol sehingga dinamakan retinol
4. Rodopsin.
Pigmen fotosensitif yang mempunyai sensitivitas puncak terhadap
cahaya. dalam gelap retinin berada dalam konfigurasi (bentuk) satu-
satunya kerja cahaya dalam mengubah bentuk retinin (opsin
membentuk pigmen visual) ke isomer (senyawa kimia)
Tajam dan Lintasan Penglihatan
Cahaya yang datang dari sumber titik jauh ketika difokuskan di retina
akan menjadi bayangan yang sangat kecil, karena susunan lensa mata tidak
sempurna di retina. Titik cahaya mempunyai bagian tengah yang terang dan
bagian tepi yang gelap. Kita dapat membedakan dua titik yang terpisah bila
bagian tengah yang kedua titik itu mempunyai jarak pada retina kira-kira 2
mikrometer
Mekanisme memfokuskan sistem lensa dari mata penting untuk
meningkatkan derajat ketajaman penglihatan. Akomodasi terjadi akibat
kontraksi atau relaksasi muskulus siliaris yang menyebabkan peningktan
kekuatan sistem lensa

12
Banyak teori yang menjelaskan fenomena penglihatan. Berdasarkan
pengamatan, mata manusia dapat mendeteksi senmua gradasi warna bila
cahaya monokromatik (merah, hijau, dan biru) dicampur dengan tepat
berbagai kombinasi. Berdasarkan tes psikologis kepekaan spektrum dari tiga
jenis kerucut manusia pada dasarnya sama dengan kurva absorpsi cahaya
untuk tiga jenis pigmen yang ditemukan di dalam masing-masig kerucut
Otak dan Penglihatan
Dari titik gelap dan terang di retina dibangun gambaran dua dimensi.
Lapangan reseptif ganglion berbentuk bulat sehingga setiap sel ganglion
melaporkan adanya gelap atau terang beserta intensitasnya dalam bentuk bulat
pada retina. Sentra dan jaras visual subkorteks keluar dari bola mata. Akson
sel ganglion membentuk saraf optikus darikedua bola mata, berkumpul di
kiasma optika, tempat serabut yang berasal dari bagian nasal setiap retina
yang saling menyilang dan bagian temporal tetap berada pada sisi yang sama.
Setelah menyilang di kiasma optika, nervus optikus disebut trkatus
optikus kiri dn kanan, membawa sinyal sebagian dari serabut traktus optikus
masuk ke midbrain (mesensefalon) dan berakhir dalam kolikus superior dan
formasioretikular . kolikus superior membentuk koordinasi akomodasi dan
refleks cahaya dengan penyertaan lensa, pupil, gerak bola mata, dan gerak
kepala. Formasioretikular mempunyai peran dalam membuat korteks terjaga
dan eksitasi (keadaan terangsang) selama proses tidur
Sebagian besar serabut traktus optikus mengurus persepsi visual di
talamus (korpus genikulatum lateral). Pada tempat inilah terjadinya sinaps
pertama dan berintegrasi dengan impuls yang berkaitan
Badan genikulata lateral meningkatkan kemampuan serabut radiasi
optik untuk mencapai hemisfer serebri di lobus oksipital (korteks visual
primer), semua gambaran ada pada retina dan traktus optikus. Area asosiasi

13
visual terletak disekitar korteks visual primer yang berkembang dengan baik,
menerima masukan terutama dari korteks visual primer
Lintasan penglihatan dari dua retina kembali ke korteks penglihatan
setelah impuls meninggalkan retina, berjalan ke belakang melalui nervus
optikus. Pada kiasma optikus, serabut nasal retina berlawanan menyilang ke
sisi lain dan bersatu dengan serabut yang berasal dari retina. Bagian temporal
sisi yang lain membentuk traktus optikus. Isyarat dari korteks penglihatan
primer diproyeksikan ke lateral pada korteks oksipitalis ke area asosiasi
penglihatan (area penglihatan ssekunder) yang merupakan tempat pengolahan
tambahan bagi informasi penglihatan.

C. DEFINISI KATARAK

Katarak berasal dari bahasa yunani “ kataarrhakies” yang berarti air terjun . dalam
bahasa indonesia , katarak disebut bular , yaitu penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh . katarak adalah : setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi ( penambahan cairan) lensa, denutarasi protein lensa atau
akibat keduanya . biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif
ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu yang lama. Atau katarak
juga adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang
diproyeksikan pada retina dan Katarak merupakan: gangguan progresif yang ditandai
dengan opasitas lensa yang berkabut , yang mengurangi transmisi cahaya keretina dan
menghilangkan ketajaman visual:

 Opasitas dapat terjadi dianterior atau posterior pada setiap bagian lensa :
kapsul , korteks atau nukleus .
 Secara bertahap , opasitas meningkat kepadatannya dan melibatkan area
lensa yang lebih luas

14
 Katarak merupakan penyebab utama kebutaan diseluruh dunia , yang
memengaruhi , hampir setengah populasi , kecuali dinegara yang paling
maju.

D. ETIOLOGI
Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui. katarak biasanya terjadi pada usia
lanjut dan bisa diturunkan. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan
seperti merokok atau bahan beracun lainnya. Katarak bisa disebabkan oleh cedera
mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes), obat-obat tertentu (misalnya
kortikosteroid).
Beberapa faktor resiko yang mendukung terjadinya katarak yaitu
1. Usia
2. Riwayat genetik
3. Penyakit metabolik
4. Cedera mata
5. Faktor lingkungan ( trauma, penyinaran, sinar ultraviolet)

E. KLASIFIKASI

Berdasarkan pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Katarak kongenital , katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari
satu tahun
2. Katarak juvenil ,katarak yang tejadi sesudah usia satu tahun
3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun

Berdasarkan penyebabnya , katarak dapat dibedakan menjadi

 Katarak traumatik
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma
tumpul maupun tajam . Ruda paksa ini dapat mengakibatkan katarak

15
pada satu mata ( katarak monokular) . penyebab katarak ini antara
lain karena radiaksi sinar –X , radioaktif dan benda asing .
 Katarak toksika

Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan

Kimia tertentu . selain itu , katarak ini dapat juga terjadi karena
penggunaan obat seperti kortikosteroid dan chlorpromazine

 Katarak komplikata
Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes melitus ,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis,
glaukoma , dan miopia atau proses degenerasi pada satu mata lainnya
Berdasarkan stadium , katarak senil dapat dibedakan menjadi
 Katarak insipien
Merupakan : stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih
berbentuk bercak- bercak kekeruhan yang tidak teratur . klien
mengeluh gangguan pengelihatan seperti melihat ganda pada
pengelihatan satu mata . pada stadium ini , proses degenerasi belum
menyerap cairan sehingga bilik mata dengan memiliki kedalaman
normal . iris dalam posisi biasa disertai kekeruhan ringan pada lensa .
belum terjadi gangguan tajam pengelihatan.
 Katarak imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung ,
menyebabkan terjadinya moipia , dan iris terdorong kedepan serta
bilik mata depan menjadi dangkal .sudut bilik mata depan dapat
tertutup sehingga mungkin timbul glaukoma sekunder.
 Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini terjadi
kekeruhan lensa . tekanan cairan dalam lensa sudah dalam keadaan

16
seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan
normal kembali . tajam pengelihatan sudah menurun dan hanya
tinggal proyeksi sinar positif .
 Katarak hipermatur
Pada stadium ini , terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks
lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam didalam
korteks lensa . pada stadium ini , dapat juga terjadi degenerasi kapsul
lensa sehingga bahan lensa maupun korteks lensa yang cair dapat
masuk kedalam bilik mata depan . bahkan lensa dapat menutup jalan
keluar cairan bilik mata depan sehingga timbul glaukoma fakolitik.

F. MANIFESTASI KLINIS
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau
sistemik atau kelainan( katarak senil, juvenil, herediter, ) atau kelainan kongenital
mata . Lensa yang sedang dalam proses pembentukan katarak ditandai adanya
sembap lensa , perubahan protein, nekrosis , dan terganggunya kesinambungan
normal serabut- serabut lensa . pada umumnya terjadix perubahan lensa sesuain
dengan tahap perkembangan katarak .kekeruhan lensa pada katarak imatur
( insipien) tipis .akan tetapi , pada katarak matur ,( perkembangan agak lanjut )
kekeruhan lensa sudah sempurna dan agak sembap. Jika kandungan airnya maksimal
dan kapsul lensa teregang , katarak ini dinamakan intumesens ( sembap) . katarak
hipermatur ( katarak lanjut) ditandai keluarnya air meninggalkan lensa yang relatif
mengalami dehidrasi , sangat keruh, dan kapsulnya keriput. Sebagian besar katarak
tidak dapat dilihat oleh pengamat yang awam sampai kekeruhannya sudah cukup
padat ( matur atau hipermatur) yang menyebabkan kebutaan . walaupun demikian
katarak stadium dini dapat dipantau dengan oftalmoskop, lup, atau lampau celah
dengan pupil yang telah dilebarkan . semakin padat kekeruhan lensa , semakin sulit
memantau fundus okuli, sampai akhirnya refleks fundus negatif . pada tahap ini ,

17
katarak sudah masak dan pupilnya tampak putih. Tingkatan klinis terjadinya katarak
dengan asumsi tidak adanya penyakit lain , ditentukan oleh tajam pengelihatan
secara lansung sebanding dengan kepadatan katarak . pada beberapa orang , secara
klinis ditemukan katarak yang bermakna , jika diperiksa memakai oftalmoskop atau
lampu celah , tetapi yang bersangkutan masih dapat melihat cukup baik untuk kerja
sehari- hari . pada kasus lain , penurunan tajam pengelihatan tidak sebanding
dengan derajat kekeruhan lensa . hal ini disebabkan oleh adanya distorsi bayangan
karena kekeruhan sebagian lensa.
Klien katarak mengeluh pengelihatan seperti berasap dan tajam pengelihatan
menurun secara progresif . kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak
transparan sehingga pupil akan berwarna putih atau abu –abu . pada mata , akan
tanpak kekeruhan lensa dalam beragam bentuk dan tingkat . kekeruhan ini juga
ditemukan pada berbagai lokasi dilensa seperti korteks dan nukleus .
Pemeriksaan yang dilakukan pada klien katarak adalah pemeriksaan dengan lampu
celah ( splitlamp) , fundus kopi pada kedua mata bila mungkin , dan tonometer
selain pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainya
G. PATOFISIOLOGI
Katarak umumnya merupakan penyakit usia lanjut dan pada usia diatas 70 tahun ,
dapat diperkirakan adanya katarak dalam berbagai derajat , namun katarak dapat
juga diakibatkan oleh kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal
menahun.
Secara kimiawi pembentukan katarak ditandai oleh berkurangnya ambilan oksigen
dan bertambahnya kandungan air yang kemudian diikuti dengan dehidrasi .
kandungan natrium dan kalsium bertambah , sedangkan kandungan kalium ,asam
askorbat , dan protein berkurang . lensa yang mengalami katarak tidak mengandung
glutation . usaha mempercepat atau memperlambat perubahan kimiawi ini dengan
cara pengobatan belum berhasil, dan penyebab maupun implikasinya tidak diketahui
akhir-akhir ini , peran radiasi sinar ultrviolet sebagai salah satu faktor dalam

18
pembentukan katarak senil, tampak lebih nyata . penyelidikan epidemologi
menunjukan bahwa didaerah- daerah yang sepanjang tahun selalu ada sinar matahari
yang kuat , insident kataraknya meningkat pada usia 65 tahun atau lebih. Pada
penelitian lebih lanjut , ternyata sinar ultraviolet memang mempunyai efek terhadap
lensa . pengobatan katarak adalah dengan tindakan terhadap lensa . pengobatan
katarak adalah dengan tindakan pembedahan . setelah pembedahan , lensa diganti
dengan kacamata afakia ,lensa kontak atau lensa tanam intraokular.

19
H. PATOFLODIAGRAM

20
I. PENATALAKSANAAN

Tidak ada terapi nonbedah (obat, tetes mata, kacamata) yang dapat
menyembuhakan katarak atau katarak yang terkait usia. Studi tidak menemukan
adanya manfaat dari suplemen antioksidan, vitamin C dan E, beta-karoten, dan
selenium. Kacamata atau lensa kontak, lensa bifokal, atau lensa pembesar dapat
meningkatkan pandangan. Midriatik dapat digunakan dalam jangka pendek, tetapi
cahaya silau semakin besar.

Penatalaksanaan Keperawatan

 Tunda pemberian antikoagulan yang diterima pasien jika dibenarkan


secara medik.
 Berikan obat tetes pendilatasi setiap 10 menit untuk 4 dosis, minimal 1
jam sebelum pembedahan. Obat tetes antibiotik, kkortikosteroid, dan obat
tetes antiimflamasi dapat diberikan secra profilaksis untuk mencegah
infeksi dan inflamasi pasca operasi.
 Berikan instruksi lisan dan tulisan tentang bagaimana melindungi mata,
memberikan obat, mengenali tanda-tanda komplikasi dan mendapatkan
perawatan darurat.
 Jelaskan bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan seharusnya minimal
setalah pembedahan, instruksikan pasien untuk menggunakan agen
analgesik ringan., seperti asetaminofen, sesuai kebutuhan.
Tetes mata atau selep antibiotik, anti-inflamasi, kortikosteroid diserapkan
pasca-operasi.

21
J. DISCHARGE PLANNING
1. Perawatan pascaoperasi
Pascaoperasi boleh minum saja, 2 jam pascaoperasi makan makanan lunak.
Pertahankan posisi semi fowler. 6 jam pascaoperasi kepala baru boleh
bergerak dan tidur miring kearah mata yang tidak dioperasi.Laporkan bila
danya drainase kepada dokter bedah atau dokter mata. Lakukan kompres
dingin jika mata gatal. Batasi klien untuk batuk, membungkuk, bersin,
mengangkat benda berat lebih dari 7,5 kg dan tidur berbaring pada sisi
operatif ((karena akan meningkatkan TIO) Lakukan observasi dan melaporkan
komplikasi pembedahan :
 Peningkatan TIO, ditandai nyeri parah, mual dan muntah.
 Infeksi
 Perdarahan ruang mata anterior ditandai dengan perubahan pandangan
 Terbentuknya membran sekunder atau katarak sekunder, ditandai
dengan lensa belakang menjadi keruh.
2. Menggunakan kacamata aphakic spectacles
Setelah ekstraksi katarak, mata klien tak mempunyai lensa yang disebuut
afakia dengan tanda COA dalam, irris tremulans, pupil hitam.
Keadaan ini harus dikoreksi dengan lensa sferis (+) 10D supaya dapat
melihat jauh. Koreksi harus diberikan 3 bulan pasca operasi, sebab sebelum 3
bulan keadaan refraksi masih beruubah-ubah karena keadaan luka belum
tenang dan astigmatismenya tidak tetap.
3. Jelaskan tentang mata dan peran lensa bagi penglihatan.
4. Annjurkan pemeriksaan rutin pascaoperasi
5. Berikan pemahaman tentang kkatarak, kejadian pre dan post operasi.
6. Demonstrasikan dan instruksikan untuk menajaga kebersihan mata dan tidak
menekan mata bila merawat mata.

22
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat
a. Riwayat penyakit : trauma mata, penggunaan obat kartikosteroid,
penyakit diabetes melitus, hipotiroid, uveitis, glaukoma.
b. Riwayat keluhan gangguan : stadium katarak
c. Psikososial : kemampuan aktivitas,gangguan membaca,resiko
jatuh,berkendaraan.
2. Pengkajian umum
a. Usia
b. Gejala penyakit sistemik : diabetes melitus,hipertiroid
3. Pengkajian khusus mata
a. Dengan pelebaran pupil,temukan gambaran kekeruhan lensa (berkas
putih) pada lensa.
b. Keluhan terdapat diplopia,pandangan berkabut
c. Penurunan tajjam penglihatan (miopia)
d. Bilik mata depan menyempit
e. Tanda glaukoma ( akibat komplikasi).
4. pemeriksaan penunjang
a. kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueous/vitrous humor, kesalahan retraksi,
penyakit sistem saraf,
b. lapang penglihatan : penurunan mungkin karena massa tumor, karotis,
glaukoma
c. pengukuran tonografi (TIO (12-25)

23
d. tes provokatif ( menentukan adanya tipe glaukoma
e. oftalmoskopi : mengkaji struktur internal okuler, atrofi lempeng optik

B. Diagnosis dan intervensi keperawatan

1. Penurunan persepsi sensori


2. Resiko cidera
3. Nyeri
4. Gangguan perawatan diri
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Intervensi keperawatan


Tujuan/kriteria Intervensi Rasional
NO keperawatan
hasil
1 Penurunan persepsi Tujuan : Kaji ketajaman Mengidentifikasikan
sensori : penglihatan yang Klien melaporkan penglihatan klien. kemampuan visual
berhubungan dengan /memeragakan klien
penuruna tajam kemampuanyang lebih Identifikasi alternatif
penglihatan dan kejelasan baik untuk proses untuk optimalisasi Memberikan
penglihatan rangsang penglihatan sumber rangsangan. keakuratan
DS : dan penglihatan dan
- Mengeluh pandangan mengkomunikasikan Sesuaikan lingkungan perawatannya
tidak jelas,pandangan perubahan visual. untuk optimalisasi
berkabut,pandangan Kriteria hasil : lingkungan :
ganda.  Klien  Orientasi klien Meningkatkan
- Mengatakan harus mengidentifika terhadap ruang kemampuan persepsi
ganti kaca mata. sikan faktor- rawat. sensori.
- Mengatakan aktivitas faktor yang  Letakan alat yang
terbatas,sring jatuh. mempengaruhi sering digunakan
DO : fungsi didekat klien atau

24
- Visus berkurang penglihatan pada sisi mata yang
- Penurunan tajam  Klien lebih sehat.
penglihatan (miopia) mengidentifika  Berian pencahayaan
- Terdapat kekurahan sikan dan yang cukup.
lensa pada menunjukan  Letakan alat
pemeriksaan. pola-pola ditempat yang tetap.
alternatif untuk  Hindari cahaya
meningkatkan yang menyilaukan
penerimaan  Anjurkan Meningkatkan
rangsang penggunaan kemmapuan respon
penglihatan. alternatif rangsang terhadap stimulus

lingkungan yang lingkungan.


dapat diterima:
auditorik, taktil.
2 Ansietas yang Tujuan : Jelaskan gambaran Meningkatkan
berhubungan dengan tidak terjadi kejadian pre dan pemahaman
kurang pengetahuan kecemasan . pascaoperasi, manfaat tentang gambaran
tentang kejadian Kriteria hasil : operasi,dan sikap operasi untuk
operasi. 1. Klien yang harus dilakukan menurunkan
mengungkapkan klien selama operasi. ansietas.
DS : kecemsan hilang
- Mengatakan atau minimal Jawab pertanyaan Meningkatkan
lemas,takut 2. Klien khusus tentang kepercayaan dan
berpartisipasi pembedahan.berikan kerja
DS : dalam persiapan waktu untuk sama.berebagi
- Nadi operasi. mengekspresikan perasaan
meningkat,tekanan perasaan.informasika membantu
darah meningkat. n bahwa perbaikan menurunkan
- Tampak penglihatan tidak ketegangan.inform
gelisah,wajah terjadi secara asi tentang

25
murung,sering langsung,tetapi perbaikan
melamun. betahap sesuai penglihatan
penurunan bengkak bertahap
pada mata dan diperlukan untuk
perbaikan mengantisipasi
kornea.perbaikan depresi atau
penglihatan kekecewaan
memerlukan wakttu 6 setelah fase
bulan atau lebih. operasi dan
memberikan
harapan akan hasil
operasi.
3 Resiko cidera yang Tujuan : Diskusikan tentang Meningkatkan
berhungan dengan Tidak terjadi cidera rasa sakit,pembatasan kerja sama dan
peningkatan tekanan mata pasca operasi aktivitas dan pembatasan yang
intrakuler atau Kriteria hasil : pembalutan mata. diperlukan
( tio),perdarahan,kehila a. Klien
ngan fitreus. menyebutkan Tempatkan klien Istirahat mutlak
faktor yang pada tempat tidur diberikan hanya
DS : menyebabkan yang lebih rendah beberapa menit
Mengatakan cidera. dan anjurkan untuik hingga satu atau
nyeri,gatal,tegang pada b. Klien tidak membatsi pergerkan dua jam
mata. melakukan mendadak/tiba-tiba opascaoperasi atau
aktivitas yang secara menggerakan satu malam jika
DO : meningkatkan kepala berlebih. ada komplikasi.
 Perilaku gelisah resiko cidera.
 Menggosok daerah Bantu aktivitas Mencegah/menuru
mata selama fase istirahat. nkan resiko
 Gerekan tubuh komplikasi cidera.

26
kurang terkontrol
Ajarkan klien untuk Tindakan yang
menghindari tindakan dapat
yang dapat meningkatkan TIO
menyebabkan cidera. dan menimbulkan
kerusakan struktur
mata
pascaoperasi :
 Mengejan
(valsava
maneuver).
 Menggerak
an kepala
mendadak.
 Batuk.

Amati kondisi mata : Berbagai kondisi


luka menonjol,bilik seperti luka
mata depan menonjol,bilik
menonjol,nyeri mata depan
mendadak setiap 6 menonjol,nyeri
jam pada awal mendadk,hiperemi
operasi atau a,serat hipopion
seperlunya. mungkin
menunjukan cidera
mata pascaoperasi.
apabila pandangan
benda mengapung

27
(floater) atau
tempat gelap
mungkin
menunjukan
ablasio retina.

4 Nyeri yang berhubungan Tujuan : Kaji derajat nyeri Normalnya nyeri


dengan luka Nyeri setiap hari. dalam waktu yang
pascaoperasi. berkurang,hilang kurang dari lima
dan terkontrol. Anjurkan untuk hari setelah operasi
DS : Kriteria hasil : melaporkan dan berangsur
Menyatakan nyeri pada 1. Klien perkembangan nyeri menghilang. Nyeri
mata. mendemostrasikan setaiap hari atau dapat
DO : teknik penurunan segera saat terjadi meningkatkan
nyeri peningkatan nyeri karena
a. Ekspresi 2. Klien mendadak. peningkatkan TIO
meringis melaporkan myeri 2-3hari
/menahan sakit. berkurang atau Anjurkan klien untuk pascaoperasi.Nyeri
b. Berusaha hilang. tidak melakyukan mendadak
memegang gerakan tiba-tiba mennjukan
daerah mata yang dapat pemingkatan TIO
memprovokasi nyeri. masif.

Ajarkan teknik Meningkatkan


distraksi dan koleborasi ;

relaksasi. memberikan rasa


aman untuk
peningkatan
Lakukan tindakan
dukungan
kolaboratif untuk

28
pemberian analgesik psikologis.
topika/sistemik
Bebebrapa klien
daopat
meningkatkan nyeri
seperti gerakantiba-
tiba,membungkuk,m
engucek
mata,batuk,dan
mengejan.

Menurunkan
ketegangan,
mengurangi nyeri.

Mengurangi nyeri
dan meningkatkan
ambang nyeri.

BAB IV

PENUTUP

29
A. KESIMPULAN
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahan lensa didalam kapsul lensa yang menghalangi sinar masuk ke dalam
mata. Katarak disebabkan olehfaktor usia penyakit seperti diabetes, cidera
mata, obat-obatan, radiasi dan bisa juga secarakongenitalis yaitu ditemukan
pada bayi ketika lahir. Katarak yang disebabkan oleh usiadisebut katarak
senile katarak ini mempunyai. stadium yaitu insipien imatur intumessen
matur dan hipermatur.
B. SARAN
Demikian makalah yang telah penulis buat. Penulis sadar akan banyaknya
kesalahan dan kekurangan sehingga makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, mengharapkan saran dan kritik agar bisa menjadi motivasi agar
penulisan makalah selanjutnya bia menjai lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

30
Brunner & Suddarth. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, ed-12. Jakarta : EGC

Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata/ Indiana N, Istiqomah ; editor, Monica


Ester.-Jakarta : EGC, 2004.

Klien Gangguan Mata dan Penglihatan : Keperawatan Medikal Bedah/ Anas


Tamsuri ; editor, Egi Komara Yudha, Estu Tiar. – Jakarta : EGC, 2010.

Anatomi Fisiologi : kurikulum berbasis kompetensi untuk keperawatan/ penulis, H.


Syiafuddin ; editor Monica Ester. Edisi 4. Jakarta : EGC, 2011

31

Anda mungkin juga menyukai