Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji dan syukur patut kita panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat dan kasihNya
penulis masih dapat menyelesaikan makalah ini dengan waktu yang telah ditentukan dan tanpa
hambatan yang berarti.
Makalah ini di harapkan dapat lebih membantu mahasiswa-mahasiswi untuk lebih
mengerti Metode Metode Penyuluhan. Dalam makalah ini juga kami menyajikan beberapa
contoh kasus dalam macam-macam pendekatan dan hambatan dalam berfikir kreatif.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Komunikasi Pembangunan
dan Penyuluhan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami menyampaikan tak
ada gading yang tak retak, sehingga setiap saran dan kritik yang membangun guna
kesempurnaan makalah ini, kami terima dengan baik. Karena kami sadar bahwasanya kami juga
masih dalam proses belajar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Medan, Mei 2015

Hormat Kami

(Penulis)

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................1

Daftar Isi .............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................3
1.2 Tujuan ...............................................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah .............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Penyuluhan.........................................................................4
2.2 Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan..............................................................4
2.3 Penggolongan Metode Penyuluhan...................................................................5
2.4 Metode Penyuluhan Lainnya.............................................................................8
2.5 Gabungan Berbagai Media Dan Penggunaan Alat Bantu Audio Visual...........10
2.6 Keuntungan Menggunakan Alat Bantu Audio Visual.......................................11
2.7 Penggunaan Media Rakyat................................................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................................13

Daftar Pustaka......................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Metoda dan teknik penyuluhan adalah kumpulan dari berbagai cara proses penyuluhan yang
dapat diterapakan sehingga penyuluhan tersebut menjadi lebih efektif dan efisien. Pemilihan
metoda dan teknik tidaklah selalu sama menurut waktu dan tempat, tetapi tergantung pada
permasalahan, situasi dan kondisi yang ada. Suatu metoda tertentu akan lebih efektif bila sesuai
dengan permasalahan yang ada, tetapi sebaliknya sekalipun menggunakan metoda yang canggih
tidak berarti apa-apa bila kurang relevan dengan konteks yang ada. Karena penyajian materi
metoda dan teknik penyuluhan ini menjadi hal yang penting di pelajari dalam proses penyuluhan
tersebut.

1.2 Tujuan
Menjelaskan tentang metode apa saja yang digunakan dalam komunikasi penyuluhan. Dalam
makalah ini akan dibahas juga tentang studi kasus sehingga memudahkan pembaca untuk lebih
mengerti akan metode penyuluhan.

1.3 Rumusan Masalah


Melalui makalah ini kita akan membahas tentang:
a. Apa pengertian metode penyuluhan ?
b. Apa saja tujuan pemilihan metode penyuluhan ?
c. Bagaimana penggolongan metode penyuluhan ?
d. Apa saja metode penyuluhan lainnya ?
e. Bagaimana gabungan berbagai media dan penggunaan alat bantu audio visual ?
f. Apa keuntungan menggunakan alat bantu audio visual ?
g. Bagaimana penggunaan media rakyat ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Penyuluhan


Metode penyuluhan merupakan cara penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.
Metode penyuluhan erat kaitannya dengan metode belajar oranag dewasa (andragogy).
Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik, pengajar dan pendorong, selalu
berhubungan dengan sasaran penyuluhan yang biasanya adalah para petani, peternak, dan
nelayan dewasa. Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka
keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan
oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses belajar pada orang
dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang penyuluh dalam menjalankan
tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena dapat membantu penyuluh dalam mencapai
tujuan penyuluhan yang telah ditentukannya.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), pilihan seorang agen penyuluhan terhadap satu
metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya
dan situasi kerjanya. Karena beragamnya metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam
kegiatan penyuluhan, maka perlu diketahui penggolongan metode penyuluhan menurut jumlah
sasaran yang hendak dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan
metode terbagi menjadi tiga yakni metode berdasarkan pendekatan perorangan, kelompok, dan
massal.

2.2 Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan


Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajarseseorang karena
panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co.
Yang di dalam penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap,
1,5% melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83%
melalui indera penglihat.
Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu prosesuntuk mengambil suatu
keputusan yang berlangsung secara bertahap melaluiserangkaian pengalaman mental fisikologis
sebagai berikut:
1)      Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yangditawarkan oleh
penyuluh

4
2)      Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginanuntuk
bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatuyang berkaitan dengan
inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3)      Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yangtelah
diketahui informasinya secara lebih lengkap.
4)      Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala keciluntuk lebih
meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yanglebih luas.
5)      Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkanpenilaian dan uji
coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.

Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:


1)      agar penyuluh dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat
dan berhasil guna,
2)      agar kegiatan penyuluhan yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang
dikehendaki yaitu perubahan perilaku anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasil
guna.

2.3 Penggolongan Metode Penyuluhan


Pada prinsipnya metoda penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan macam-macam
pendekatannya :
A. Penggolongan  dari Segi Komunikasi
Metoda penyuluhan dapat digolongkan kedalam 2 (dua) golongan yaitu :
1.        Metoda-metoda yang langsung (direct Communication/face to face Communication)
dalam hal ini penyuluh langsung berhadapan muka dengan sasaran Umpannya: obrolan ditempat
peternakan, dirumah, dibalai desa, di kantor, dalam kursus tani, dalam penyelenggaraan suatu
demonstrasi dan lain-lain.
2.        Metoda-metoda yang tidak langsung (indirect Communication) dalam hal ini penyuluh
tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi dalam menyampaikan
pesannya melalui perantara (media)
B. Penggolongan  berdasarkan indera penerima
Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
1.      Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui
indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide.
2.      Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui
radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif lainnya.
3.      Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara
kombinasi. Misalnya:
1.      Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)

5
2.      Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)
3.      Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)
C. Penggolongan Berdasarkan Pendekatan  Kepada Sasaran
a)      Metode berdasarkan pendekatan perorangan   
Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan
sasarannya secara perorangan. Metode perorangan atau personal approach menurut
Kartasaputra (Setiana, 2005), sangat efektif digunakan dalam penyuluhan karena sasaran dapat
secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Adapun jika
dilihat dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbatasnya
jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu. Metode
pendekatan individu akan lebih tepat digunakan dalam mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang
berpengaruh ataupun pada golongan petani atau peternak yang menjadi panutan masyarakat
setempat.
Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), metode pendekatan perorangan pada hakikatnya
adalah paling efektif dan intensif dibanding metode lainnya, namun karena berbagai kelemahan
di dalamnya, maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program-program penyuluhan yang
membutuhkan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara
langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan.Contohnya :
a.       Kunjungan ke rumah petani, ataupun petani berkunjung kerumah penyuluh dan kekantor.
b.      Surat menyurat secara perorangan.
c.       Demonstrasi pilot.
d.      Belajar perorangan, belajar praktek.
e.       Hubungan telepon
b)      Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara
kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach menurut Kartasaputra (Setiana,
2005) cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara kelompok
untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Dalam
pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, di samping dari transfer teknologi
informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam
kelompok yang bersangkutan.
Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Metode ini lebih
menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang
memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para
anggotanya. Dalam hal ini penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran Contohya :
a.    pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain.
b.    Perlombaan.
c.    Demonstrtasi cara/hasil.

6
d.    Kursus tani.
e.    Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya.
f.     Karyawisata.
g.    Hari lapangan petani (farm field day).

Ciri khusus metode kelompok :


a. Menjangkau lebih banyak sasaran d. Pertemuan dapat diulang
b. Penyatuan pengalaman petani e. Keterlibatan petani bisa lebih aktif
c. Memperkuat pembentukan sikap petani

c)      Metode berdasarkan pendekatan massal


Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan namanya, metode ini dapat
menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak. Dipandang dari segi penyampaian
informasi, metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan
keingintahuan semata. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung
mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan yang diampaikan
mengalami distorsi (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Termasuk dalam metode pendekatan
massal antara lain adalah rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, penyebaran
leaflet, folder atau poster, surat kabar, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini penyuluh menyampaikan pesannya secara langsung maupun tidak langsung
kepada sasaran dengan jumlah banyak secara sekaligus.
Contohya :
a.    Rapat (pertemuan umum)
b.    Siaran pedesaan melalui Radio/TV
c.    Pemuatan film/slide
d.    Penyebaran bahan tulisan : (brosur, leaflet, folder, booklet dan sebgainya)
e.    Pemasangan Foster dan Spanduk
f.     Pertunjukan Kesenian

7
Berikut ini beberapa keuntungan dan kerugian dari ketiga metode tersebut (Setiana, 2005),
yakni:
Metode Keuntungan Kerugian
Penyuluhan § Waktu lebih efisien § Komunikasi tersamar
perorangan § Adanya persiapan yang § Sifatnya lebih formal
mantap § Pengaruhnya relatif sukar
§ Relatif lebih mudah diukur
mengorganisasikan
Penyuluhan §  Relatif lebih efisien, §  Masalah pengorganisasian
kelompok pertanian berkelompok §  Pendekatan aktifitas
§  Komunikator tidak pembentukan kelompok bersama
tersamar §  Kesulitan dalam
pengorganisasian aktivitas diskusi
§  Memerlukan pembinaan calon
pimpinan kelompok yang cakap dan
dinamis
Penyuluhan §  Tidak terlalu resmi, §  Memakan waktu lebih banyak
massal pertanian massal §  Biaya lebih besar
§  Penuh kepercayaan §  Bersifat kurang efisien
§  Langsung dapat pengaruhnya
dirasakan

2.4 Metode Penyuluhan Lainnya


a)      Metode Partisipatif
Metode penyuluhan pertanian partisipatif yaitu masyarakat berpartisipasi secara interaktif,
analisis-analisis dibuat secara bersama yang akhirnya membawa kepada suatu rencana tindakan.
Partisipasi disini menggunakan proses pembelajaran yang sistematis dan terstruktur melibatkan
metode-metode multidisiplin , dalam hal ini kelompok ikut mengontrol keputusan lokal.
Berdasarkan atas UU SP3K pasal 26 ayat 3, dikatakan bahwa "Penyuluhan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan
dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha".
Hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan PRA antara lain penyuluhan pertanian, metode, dan
teknik penyuluhan seperti demplot, wawancara, anjangsana, pendekatan kelompok dan
pendekatan individu. Penyuluh partisipatif merupakan pendekatan penyuluhan dari bawah ke
atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu

8
kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali
potensi yang terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan
(Suwandi, 2006). Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian partisipatif, para penyuluh
pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi pertanian setempat
yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh maupun petani. Pelatihan juga akan
mendorong inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif
untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di lapangan (BBPP Lembang, 2009).
Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan partisipatif
Kelebihan Kelemahan
 melibatkan  partisipasi penuh dari  Membutuhkan waktu yang
masyarakat relative lebih lama
 pendekatan penyuluhan dari bawah  Pembicaraan dapat
ke atas (bottom up) untuk memberikan menyimpang dari arah pembelajaran
kekuasaan kepada petani agar dapat yang telah ditetapkan sebelumnya.
mandiri
 Mendorong inisiatif positif  para
penyuluh maupun petani
 Memebrikan motivasi bagi
penyuluh

b)      Metode penyuluhan berbasis ICT


Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada
tahun 2010 melakukan model penyuluhan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat
melaluicyber extension. Secara singkat dapat dikatakan bahwa cyber extension merupakan
sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet (berbasis TIK) yang dibangun
untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam
memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha.
Sharma, Director Information Technology, Documentation & Publications National Institute of
Agricultural Extension Management India, memberikan istilah tentang pemanfaatan TIK untuk
penyuluhan pertanian dengan sebutan “cyber extension” (Subejo, 2008). Cyber
Extensionmerupakan sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet, untuk
mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam
memfasilitasi  proses pembelajaran agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku usaha (Badan
PPSDMP, Kementerian Pertanian 2010). Menurut Sharma (2005) Cyber Extension adalah
penyuluhan melalui cyber space yaitu menggunakan kekuatan jaringan on-line, komunikasi
komputer dan multimedia interaktif digital untuk memfasilitasi penyebarluasan teknologi
pertanian. Elemencyber extension adalah (1)E-mail; (2) Penyuluhan/penyebaran informasi
pertanian berbasis Web; (3) Sistem interaktif dalam pengendalian hama dan penyakit;

9
(4) Internet browsing untuk penyuluhan pertanian; (5) Video Conferencing- Static, Mobile;
(6) Kisan Call Centers;(7)Satelite Communication Networks (Sharma, 2005)
Cyber Extension adalah program yang dikembangkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian, merupakan metode penyuluhan masa depan yang dirancang dengan tujuan,
sebagai berikut: (1) meningkatkan arus informasi dari pusat sampai tingkat petani;  (2)
meningkatkan penyediaan materi penyuluhan pertanian bagi penyuluh; (3) meningkatkan akses
petani dalam mendapatkan informasi; dan (4) menyediakan peralatan komputer yang dapat
mengakses informasi Cyber Extension (Badan PPSDMP, 2010)
Tabel  4. Kelebihan dan kelemahan metode penyuluhan berbasis ICT
Kelebihan Kelemahan
 Pengembangan kelembagaan  Belum semua petani mau
penyuluhan dan mampu menerima adanya
 Penguatan ketenagaan penyuluhan teknologi
 Perbaikan penyelenggaraan  Informasi yang diterima
penyuluhan tidak seluruhnya dapat dimengerti
 Penguatan dukungan teknologi pada
usaha tani/agribisnis di tingkat petani
 Perbaikan pelayanan teknologi dan
informasi pertanian

2.5 Gabungan Berbagai Media Dan Penggunaan Alat Bantu Audio Visual
Pada umumnya dianjurkan untuk menggabungkan berbagai metode sesuai dengan tujuan. Ada
metode terbaik untuk setiap tujuan atau fungsi yang hendak dicapai.
Universitas Terbuka United Kingdom telah menggunakan multimedia dengan sangat sistematis.
Pada awalnya hanya televisi dan radio yang merupakan media utama tetapi ternyata bahwa
televisi tidak selalu yang paling tepat . Radio jauh lebih murah, dan sama efektifnya bila
informasi tidak harus disampaikan secara visual. Di samping itu, mahasiswa merasa perlu untuk
membaca kembali pelajarannya, dan buku-buku serta bahan tertulis lainnya sering digunakan.
Pertemuan juga diselenggarakan untuk memberi kesempatan kepada mhasiswa melaksanaan
pekerjaan laboratorium atau mendiskusikan berbagai isu dengan dosennya. Diskusi pribadi
antara mahaguru dan mahasiswa juga diperlukan untuk membantu mahasiswa mengatasi
kesulitannya.
Pendekatan multimedia bukan hanya penting dalam pelaksanaan fungsi proses komunikasi, tapi
juga untuk penampilannya melalui media yang paling cocok dan dapat mencapai pemirsa yang
lebih besar . Dengan demikian semua jenis kelompok dapat dicapai : Yang kurang
berpendidikan dengan sarana televisi dan yang berpendidikan melalui bahan tercetak.

10
Penelitian iklan menunjukkan bahwa orang yang menerima pesan yang sama melalui berbagai
media akan lebih tanggap, karena isi pesan telah dikenal hanya konteks yang berlainan. Rasanya
tidak berkelebihan jika hal ini disebut sebagai suatu goncangan pengenalan.
Saat merencanakan kombikansi berbagai media, biasanya yang dipikirkan tidak hanya soal
kampanye yang tersusun tetapi juga penggunaan alat bantu audio visual untuk mendukung
ceramah dan diskusi kelompok, seperti papan tulis, papan flanel, flip card, proyektor, foto,
gambar, grafik, peta, slide, flimstrip, film, radio, televisi, rekaman suara dan video tape, CD-
ROM dan terminal belajar terprogram.

2.6 Keuntungan Menggunakan Alat Bantu Audio Visual


Walaupun ada kekurangannya, yang jelas alat bantu audio visual dapat menambah keefektifan
penyuluhan. Sebagai contoh, hadirin akan mengingat lebih banyak pesan isi suatu ceramah yang
menggunakan ilustrasi dari alat bantu audio visual daripada pembicara tanpa menggunakan alat
apapun. Ada beberapa penyebabnya :
 Alat bantu dapat menangkap perhatian hadirin
 Melalui alat , bisa disarikan butir-butir penting dari pembicaraan yang jelas
 Pesan lebih mudah ditangkap melalui beberapa panca indra dibandingkan yang hanya melalui
satu panca indra saja
 Kemungkinan untuk mengurangi terjadinya penafsiran yang keliru
 Beberapa alat bantu dapat membantu menyusun pesan secara sistematis
Media audio visual dapat memerankan dua fungsi yang berbeda yaitu :
1. Memperbaiki alih informasi (terutama proses kognitif)
2. Mengembangkan atau memperkuat motivasi untuk perubahan (yang pada awalnya ialah
proses emosional)

2.7 Penggunaan Media Rakyat


Media yang dimaksud adalah sandiwara teater, nyanyian, wayang, dongeng, dan bentuk hiburan
tradisional lainnya. Bertambahnya minat terhadap media rakyat tersebut karena kurang
berhasilnya media masa meningkatkan pembangunan pedesaan seperti yang diharapkan sejak 25
tahun yang lalu. Penyebab lain adalah berkurangnya tekanan pada komunikasi “dari-atas-ke
bawah” dengan penduduk pedesaan sehingga memungkinkan melakukan pendekatan
partisipatif. Dan media rakyat biasanya melibatkan partisipasi nyata.
Pengetahuan mengenai efek media rakyat masih berdasarkan pada kesan dan bukan atas
penelitian evaluatif yang rasional. Media ini banyak menghimbau kepada emosi pemirsa atau
pendengar yang mengidentifikasi diri mereka dengan pemain. Kemudahan mengidentifikasi
tersebut karena media ini sesuai dengan pola budaya setempat sedangkan media masa membawa
informasi dari kota bahkan dari negara asing. Dengan demikian, media rakyat serng lebih efektif

11
membangkitkan motivasi untuk melakukan perubahan daripada ahli pengetahuan kepada suatu
perubahan dari penduduk desa.
Media tradisional bersaing dengan media modern seperti radio, televisi, kaset, atau video dan
didalam beberapa hal media tradisional mengalami kekalahan. Media rakyat dan media modern
seharusnya tidak harus saling bersaing melainkan saling melengkapi. Dengan demikian media
rakyat dapat dipertunjukkan ditelevisi dan lagu-lagu rakyat dengan tema pembangunan dapat
disiarkan melalui radio. Cara demikian sering dilakukan di Indonesia, sebagian karena
pemerintah melihatnya sebagai suatu cara untuk meningkatkan kesatuan nasional.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Metode penyuluhan merupakan cara penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.
Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:
1. agar penyuluh dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat
dan berhasil guna
2. agar kegiatan penyuluhan yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang
dikehendaki yaitu perubahan perilaku anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasil
guna.
Pada prinsipnya metoda penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan macam-macam
pendekatannya :
A. Penggolongan  dari Segi Komunikasi
1. Metoda-metoda yang langsung (direct Communication/face to face Communication)
2. Metoda-metoda yang tidak langsung (indirect Communication)
B. Penggolongan  berdasarkan indera penerima
1. Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan.
2. Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran.
3. Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara
kombinasi. Misalnya:
 Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
 Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)
 Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)
C. Penggolongan Berdasarkan Pendekatan  Kepada Sasaran
a)      Metode berdasarkan pendekatan perorangan   
b)      Metode berdasarkan pendekatan kelompok
c)      Metode berdasarkan pendekatan massal

13
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, Zulkarnaen, 2004. Komunikasi Pembangunan : Pengenalan Teori dan Penerapannya.


Rajawali Pers: Jakarta.

Ban, Van Den. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius: Yogyakarta.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18687/4/Chapter%20II.pdf
(diakses pada tanggal 27 mei 2015)

14

Anda mungkin juga menyukai