PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan kristalisasi nilai-nilai budaya dan agama dari
bangsa Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mengakomodir seluruh aktivitas
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, demikian pula halnya dalam aktivitas
ilmiah. Oleh karena itu, perumusan Pancasila sebagai paradigma ilmu bagi aktivitas ilmiah di
Indonesia merupakan sesuatu yang bersifat niscaya. Sebab, pengembangan ilmu yang terlepas
dari nilai ideologi bangsa, justru dapat mengakibatkan sekularisme, seperti yang terjadi pada
zaman Renaissance di Eropa. Bangsa Indonesia memiliki akar budaya dan religi yang kuat dan
tumbuh sejak lama dalam kehidupan masyarakat sehingga manakala pengembangan ilmu tidak
berakar pada ideologi bangsa, sama halnya dengan membiarkan ilmu berkembang tanpa arah dan
orientasi yang jelas.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mencapai kemajuan
pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang luar biasa. Pengembangan iptek
tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya, artinya iptek selalu berkembang dalam
suatu ruang budaya. Perkembangan iptek pada gilirannya bersentuhan dengan nilai-nilai budaya
dan agama sehingga di satu pihak dibutuhkan semangat objektivitas, di pihak lain iptek perlu
mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak
merugikan umat manusia. Kuntowijoyo dalam konteks pengembangan ilmu menengarai bahwa
kebanyakan orang sering mencampuradukkan antara kebenaran dan kemajuan sehingga
pandangan seseorang tentang kebenaran terpengaruh oleh kemajuan yang dilihatnya.
Kuntowijoyo menegaskan bahwa kebenaran itu bersifat non-cumulative (tidak bertambah)
karena kebenaran itu tidak makin berkembang dari waktu ke waktu. Adapun kemajuan itu
bersifat cumulative (bertambah), artinya kemajuan itu selalu berkembang dari waktu ke waktu.
Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative, sedangkan fisika,
teknologi, kedokteran termasuk dalam kategori cumulative (Kuntowijoyo, 2006: 4). Oleh karena
itu, relasi iptek dan budaya merupakan persoalan yang seringkali mengundang perdebatan
1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusam masalah dalam makalah ini yakni sebagai berikut
A. Mengapa pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu?
B. Apakah definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)?
C. Bagaimana penerapan nilai persatuan sebagai dasar pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)?
D. Apakah pengaruh dari nilai kerakyatan sebagai dasar pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)?
E. Apakah manfaat dari nilai keadilan sebagai dasar pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan dari makalah ini yakni untuk mengetahui:
A. Untuk mengetahui pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.
B. Untuk mengetahui definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
C. Untuk mengetahui penerapan nilai persatuan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
D. Untuk mengetahui pengaruh nilai kerakyatan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
E. Untuk mengetahui manfaat nilai keadilan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
F.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Harus memberikan landasan teoritik (dan normatif) bagi penguasaan dan pengembangan
iptek dan menetapkan tujuannya.
2. Memiliki nilai instrinsik tujuan iptek yang senantiasa dilandasi oleh nilai mental
kepribadian dan moral manusia.
Kedudukan filsafat ilmu harus berasaskan kerokhanian dari sistem keilmuan dan
pengembangannya. Fungsi mental dan moral kepribadian manusia dalam implemantasi iptek
merupakan kriteria yang signifikan suatu keilmuan. Keilmuan harus berorientasi praktis untu
kepentingan bangsa. Selain itu, kebenaran yag dianut epistomologis Pancasila prinsip kebenaran
eksistensial dalam rangka mewujudkan harmoni maksimal yang sesuai taraf-taraf fisiokismis,
biotik, psikis, dan human dalam rangka acuan norma ontologis transedental. Dengan pendekatan
pencerdasan kehidupan bangsa, epsitomologis Pancasila bersifat terbuka terhadap berbagai aliran
filsafat dunia (Dimyati, 2006).
3
B. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Manusia sebagai makhluk jasmani rohani sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa sekaligus
individu dan makhluk sosial, pada hakikatnya sebagai makhluk homo sapiens makhluk yang
berakal di samping berasa dan berkehendak. Sebagai makhluk yang berakal, manusia memiliki
kemampuan intelektual yang mampu menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah unsur-unsur yang pokok dalam kebudayaan manusia, dalam
dunia ilmu pengetahuan terdapat dua pandangan yang berbeda yaitu (1) pendapat yang
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan itu bebas nilai, artinya tidak ada sangkut pautnya dengan
moral, dengan etika, dengan kemanusiaan, dengan ketuhanan. (2) pendapat kedua menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan pada hakikatnya untuk kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu,
ilmu pengetahuan adalah terikat nilai yaitu nilai moral, nilai kemanusiaan, nilaireligious. Bagi
Pancasila ilmu pengetahuan itu berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan, berpersatuan,
berkerakyatan, dan beradilan. Maka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
dilandasi moral, etika serta nilai-nilai religious. Dengan perkataan lain ilmu pengetahuan harus
dilandasi etika ilmiah dan yang paling penting dalam etika ilmiah adalah menyangkut hidup mati
orang banyak, masa depan, hak-hak
manusia dan lingkungan hidup. Hal-hal yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut:
4
Sila persatuan Indonesia mengingatkan kita untuk mengembangkan IPTEK untuk seluruh tanah
air dan bangsa secara merata. Selain itu memberikan kesadaran bahwa rasa nasionalisme bangsa
Indonesia akibat adanya kemajuan IPTEK, dengan IPTEK persatuan dan kesatuan bangsa dapat
berwujud, persaudaraan dan persahabatan antar daerah dapat terjalin.
Contoh persoalan atau kebijakan dari nilai persatuan sebagai dasar pengembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yaitu adanya media sosial seperti facebook atau twitter
yang dapat menyatukan masyarakat Indonesia untuk membantu warga negara Indonesia yang
membutuhkan bantuan seperti adanya Laskar Sedekah yang menyalurkan sedekah masyarakat
kepada yang berhak untuk menerima. Selain itu, orang-orang yang sudah bersedekah dapat
mengetahui bentuk kegiatan Laskar Sedekahmelalui akun media sosial yang mengunggah foto-
foto penerima sedekah. Manfaat lainnya dari penerapan nilai persatuan sebagai dasar
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yakni dapat membuat masyarakat
Indonesia lebih tanggap, contohnya jika terjadi bencana alam di suatu daerah seperti kabut
asap maka informasi-informasi lebih cepat meluas dan menyebar. Sehingga fungsi dari nilai
persatuan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) adalah
mempermudah mempersatukan masyarakat Indonesia dalam segala urusan
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan perwakilan,
meminta kita membuka kesempatan yang sama bagi semua warga untuk dapat mengembangkan
IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai kemampuan dan keperluan masing-masing, sehingga
tidak adanya monopoli IPTEK
5
Pengaruh nilai Kerakyatan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) adalah meningkatkan kreatifitas masyarakat Indonesia untuk menghasilkan suatu karya
cipta dalam bidang apapun untuk kesejahteraan warga negara Indonesia. Seorang penemu muda
Ricky Elson contohnya. Beliau dan rekan-rekannya berhasil menciptakan mobil listrik Indonesia
pertama yaitu Tuxuci kemudian dikaji ulang hingga pada tahun 2013 telah muncul mobil
bertenaga listrik Selo. Pada saat ini Ricky Elson pemuda Indonesia berusia 33 tahun tengah
mengembangkan
becak listrik dan pembangkit listrik tenaga angin di daerah sumba yang menjadi pembangkit
listrik tenaga angin terbaik di dunia. Dengan selalu berupaya demi kebangkitan Indonesia dan
nilai Kerakyatan sebagai dasar pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek), tangan-
tangan ahli anak Indonesia menciptakan ide-ide kreatif yang menghasilkan intelektual property
E. Manfaat Nilai Keadilan sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK)
Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari teknik
radiasi. Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam perkembangan
swasembada pangan ini nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan memberikan rasa
keadilan setelah ditingkatkannya jumlah produksi sehingga pada perjalanannya rakyat dari
berbagai golongan dapat menikmati beras berkualitas dengan harga yang terjangkau
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya adalah suatu sistem pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari Pancasila menjadi pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia
dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang
makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia Indonesia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi dalam hidup dan kehidupan. Filsafat Pancasila merupakan landasar dalam proses
berfikir dan berpengetahuan.
Pancasila sebagai dasar negara terdiri dari lima sila yang berasal dari pemikiran hasil akulturasi
budaya nusantara. Sila-sila dalam Pancasila memliki keterkaitan atau berhubungan dan saling
melandasi. Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan utama dari kempat sila
lainnya. Hal ini menjadikan Pancasila sebagai sistem yang saling terkait tak terpisahkan.
Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia tak bisa terlepas dari dunia luar. Ilmu pengetahuan
di Indonesia pada dasarnya telah berlangsung sebelum era bangsa eropa masuk ke nusantara
hingga pada masa pasca kemerdekaan. Perkembangan iptek adalah lewat kelembagaan
pendidikan, hal ini didasarkan pada semangat ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’ yang tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945. Para ilmuwan dan cendikiawan harus memiliki semangat
mengembangkan dan menciptakan iptek yang ditujukan bagi kesejahteraan dan kemaslahatan
umat manusia.
B. SARAN
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah kami.
7
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Dedy. 2001. Pancasila Sebagai Ideologi dalam Bidang Kehidupan. Yogyakarta:
Penerbit Buku Baik
Materi Ajar Mata Kuliah Pendidikan Pancasila, 2013. Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan,
Setiardja, Gunawan. 2001.Pancasila Sebagai Dasar Ideologi Bangsa. Jakarta : Mondial Nusa
Grafika
Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. (Jakarta: Bumi Aksara.