Anda di halaman 1dari 19

EKSPLORASI GEOFISIKA

A. PENGERTIAN EKSPLORASI GEOFISIKA


Eksplorasi geofisika adalah kegiatan penjajakan struktur geologi yang
cocok bagi pengumpulan minyak bumi dengan menggunakan peralatan
geofisika seperti gravimeter, magnetometer dan seismometer. Proses-proses
yang dilakukan adalah survei gravimetrik, survei magnetik, dan survei
seismik. Di dalam pencarian minyak dan gas bumi, masing-masing survei ini
dilaksanakan oleh kontraktor jasa (service companies) yang mempunyai
keahlian terkait, dengan tenaga ahli dan peralatan masing-masing.

B. JENIS JENIS METODA EKSPLORASI GEOFISIKA


Metode eksplorasi geofisika yang akan dibahas pada materi ini yaitu,
geolistrik, seismik refraksi, GPR, gravity dan magnetik.

1. Metode Geolistrik (metode resistivity/tahanan jenis) : Metode ini


menggunakan medan potensial listrik bawah permukaan sebagai objek
pengamatan utamanya. Kontras resistivity yang ada pada batuan akan
mengubah potensial listrik bawah permukaan tersebut sehingga bisa kita
dapatkan suatu bentuk anomali dari daerah yang kita amati.
2. Metode Seismik Refraksi : Gelombang seismik merupakan gelombang
mekanis yang terjadi di bumi baik yang disebabkan secara alami maupun
buatan manusia. Adapun pengertian refraksi secara harfiah adalah
pembiasan.
3. Metode GPR (Groun Penetrating Radar) : Metode ground penetrating
radar atau georadar merupakan salah satu metode geofisika yang
mempelajari kondisi bawah permukaan berdasarkan sifat elektromagnetik
dengan menggunakan gelombang radio dengan frekuensi antara 1-1000
MHz.
4. Metode Gravity : Metode Gravity adalah salah satu metode eksplorasi
dalam geofisika, yang memenfaatkan sifat daya tarik antar benda yang
didapat dari densitasnya, jadi prinsip eksplorasi dengan metode gravity ini
yaitu mencari anomali gravity pada subsurface.

Metode Magnetik : Survey magnetik merupakan metoda eksplorasi geofisika


yang mengukur medan magnet bumi di setiap titik yang ada di muka bumi.
Penggunaan metode magnetik berdasarkan pada adanya anomali medan
magnetik bumi yang diakibatkan oleh adanya perbedaan sifat kemagnetan
dari berbagai macam batuan. Dalam kegiatan eksplorasi, survei magnetik
dapat dilakukan di darat, laut maupun udara.
C. TUJUAN EKSPLORASI GEOFISIKA
Tujuan utama dari eksplorasi Geofisika ini adalah membuat model bawah
permukaan bumi dengan menggunakan data lapangan yang diukur.
Pengukuran tersebut dapat dilakukan di atas permukaan bumi, bisa juga
dilakukan di dalam permukaan bumi dengan ketinggian yang sudah
ditentukan.
Idealnya, kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus,
juga berkelanjutan dengan menggunakan metode Geofisika sesuai kebijakan
pernambangan. Ya, walaupun dalam proses penambangan tentunya seringkali
terjadi hambatan atau kegagalan, contohnya adalah kehadiran noise pada data
yang digunakan untuk melakukan suatu pengukuran. Bahkan ada juga
kendala berupa ketidaklengkapan data bahkan kurang data.
Berikut ini perumusan masalah yang sering digunakan oleh penambang-
penambang lain di antaranya:
Jumlah nilai sampling rate optimal
Jumlah data yang diperlukan
Tingkat akurasi yang diinginkan.
Nah, jika sesudah melakukan perumusan masalah di atas, proses analisa bisa
dilanjutkan dengan menggunakan model matematika untuk menentukan mana
yang layak digunakan sebagai data lapangan dan distribusi parameter fisis
yang akan dicari.
Selanjutnya, proses modal interpretasi yaitu membuat model bawah
permukaan. Proses-proses di atas itu merupakan proses rangkaian proses
dalam menentukan lokasi pemboran dalam mengangkat sumber daya alam
bahan tambang atau mineral dan minyak gas ke permukaan.
Namun, perlu diingat bahwa dalam kegiatan eksplorasi Geofisika jika terjadi
kesalahan sedikit, maka akan terjadi hal dapat merugikan secara materil dan
waktu. Sehingga proses analisis merupakan proses yang sangat penting dalam
kegiatan eksplorasi Geofisika. Hal ini disebabkan, karena sebagai landasan
dan acuan dalam pembuatan data.
D. ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM EKSPLORASI GEOFISIKA
E. HASIL YANG DIDAPATKAN DARI EKSPLORASI GEOFISIKA
Secara praktis, metode yang umum digunakan di dalam geofisika tampak seperti
tabel di bawah ini:

Metode Parameter yang diukur Sifat-sifat fisika yang terlibat


Densitas dan modulus
Waktu tiba gelombang seismik
elastisitas yang menentukan
Seismik pantul atau bias, amplitudo dan
kecepatan rambat gelombang
frekuensi gelombang seismik
seismik
Variasi harga percepatan
Gravitasi gravitasi bumi pada posisi yang Densitas
berbeda
Variasi harga intensitas medan
Suseptibilitas atau remanen
Magnetik magnetik pada posisi yang
magnetik
berbeda
Resistivitas Harga resistansi dari bumi Konduktivitas listrik
Tegangan polarisasi atau
Polarisasi
resistivitas batuan sebagai fungsi Kapasitansi listrik
terinduksi
dari frekuensi
Potensial diri Potensial listrik Konduktivitas listrik
Respon terhadap radiasi Konduktivitas atau Induktansi
Elektromagnetik
elektromagnetik listrik
Waktu tiba perambatan
Radar Konstanta dielektrik
gelombang radar
Tahapan eksplorasi geofisika

Adapun tahapan-tahapan

pekerjaan yang umum digunakan dalam metoda geofisika adalah :

 Survei pendahuluan (penentuan lintasan)


 Pemancangan (penandataan titik-titik ukur) dalam areal target
 Pengukuran lapangan
 Pembuatan peta-peta geofisika
 Penarikan garis-garis isoanomali
 Penggambaran profile
 Interpretasi anomaly

Tujuan Eksplorasi Geofisika


Tujuan utama dari eksplorasi Geofisika ini adalah membuat model bawah permukaan
bumi dengan menggunakan data lapangan yang diukur. Pengukuran tersebut dapat
dilakukan di atas permukaan bumi, bisa juga dilakukan di dalam permukaan bumi
dengan ketinggian yang sudah ditentukan.
Idealnya, kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus, juga
berkelanjutan dengan menggunakan metode Geofisika sesuai kebijakan pernambangan.
Ya, walaupun dalam proses penambangan tentunya seringkali terjadi hambatan atau
kegagalan, contohnya adalah kehadiran noise pada data yang digunakan untuk
melakukan suatu pengukuran. Bahkan ada juga kendala berupa ketidaklengkapan data
bahkan kurang data.

Berikut ini perumusan masalah yang sering digunakan oleh penambang-penambang lain
di antaranya:

Jumlah nilai sampling rate optimal

Jumlah data yang diperlukan

Tingkat akurasi yang diinginkan.

Nah, jika sesudah melakukan perumusan masalah di atas, proses analisa bisa dilanjutkan
dengan menggunakan model matematika untuk menentukan mana yang layak
digunakan sebagai data lapangan dan distribusi parameter fisis yang akan dicari.

Selanjutnya, proses modal interpretasi yaitu membuat model bawah permukaan.


Proses-proses di atas itu merupakan proses rangkaian proses dalam menentukan lokasi
pemboran dalam mengangkat sumber daya alam bahan tambang atau mineral dan
minyak gas ke permukaan.

Namun, perlu diingat bahwa dalam kegiatan eksplorasi Geofisika jika terjadi kesalahan
sedikit, maka akan terjadi hal dapat merugikan secara materil dan waktu. Sehingga
proses analisis merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan eksplorasi
Geofisika. Hal ini disebabkan, karena sebagai landasan dan acuan dalam pembuatan
data.

Baca juga  Metode Metode dalam Geofisika

Prinsip atau konsep dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam eksplorasi
Geofisika ini adalah target eksplorasi dan pemodelan eksplorasi. Kedua hal
tersebutlah yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan eksplorasi
Geofisika.

Sumber :
 https://geoful.wordpress.com/metode-geofisika/
 https://www.kompasiana.com/dasmutterland/teknik-geofisika-
eksplorasi_551fae76813311932c9df422

Hen Hen

The best cheap VPN providers 2019 : 1. NordVPN 2. IPVanish 3. Ivacy 4. Windscribe 5.
SaferVPN 6. Avast SecureLine VPN (VPN CHEAP) 7. Kaspersky Secure Connection.

 Geofisika

 #geophysics

« Geopolitik: Pengertian, Latar Belakang, Tujuan dan Konsep Dasar


Geologi Laut: Pengertian, Manfaat dan Sedimentasi »

EKSPLORASI GEOKIMIA Definisi dan Konsep Dasar

1. Definisi dan Konsep Dasar


Ada banyak definisi tentang geokimia, tetapi definisi yang dilakukan oleh
Goldschmidt menekankan pada dua aspek yaitu:
 Distribusi unsur dalam bumi (deskripsi)
 Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut di atas (interpretasi)
Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari jumlah
dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan
atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil
dari material, juga kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan
serta distribusi inti atom.
Eksplorasi geokimia khusus mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan,
distribusi, dan migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan
erat dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam pengertian
yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran secara sistematis
satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah, sedimen sungai aktif,
vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan anomali geokimia, yaitu
konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang kontras terhadap lingkungannya
(background geokimia).

1.1 Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia


Prospeksi/eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode:
1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada
mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas,
platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah
yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola
ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak
tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat
seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk
pola dispersi bisa:
 memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya:
serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)
 dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu 2+ dalam airtanah berasal dari
endapan kalkopirit)
 bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan
empung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)
 bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material
organik pada aliran sungai bisa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan
kalkopirit)
 bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan
atau khewan)
1.2 Daur Geologi
Semua endapan bijih adalah produk dari daur yang sama di dalam proses-
proses geologi yang mengakibatkan terjadinya tanah, sedimen dan batuan.
Gambar 1 merupakan ringkasan dari daur geologi dan contoh-contoh tipe bijih
yang dihasilkan pada berbagai stadia daur.
Gambar 1. Daur geologi, geokimia dan terbentuknya bijih
1.3 Dispersi
Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan atau
fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis (contohnya
pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya disolusi, difusi dan
pengendapan dalam larutan).
Tipe dispersi ini mempengaruhi pemilihan metode pengambilan conto,
pemilihan lokasi conto, pemilihan fraksi ukuran dsb. Contohnya dalam
survey drainage pertanyaan muncul apakah conto diambil dari air atau
sedimen ; jika sedimen yang dipilih, haris diketahui apakah pengendapan unsur
yang dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya adsorpsi Cu oleh lempung)
atau kecepatan aliran sungai (contohnya dispersi Sn sebagai butiran detrital
dari kasiterit). Jika adsorp\si dari ion-ion yang ikut diendapkan dicari dalam
tanah atau sedimen, maka fraksi yang halus yang diutamakan; jika unsur yang
dicari hadir dalam mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar kemungkinan
mengandung unsur yang dicari.
1.4 Lingkungan Geokimia
Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan di bawah zona pelapukan yang
dicirikan oleh tekanan dan temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang
terbatas, dan oksigen bebas yang rendah. Sebaliknya, lingkungan geokimia
sekunder adalah lingkungan pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan
oleh temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan
melimpahnya O2, H2O dan CO2. Pola geokimia primer menjadi dasar dari survey
batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi survey tanah
dan sedimen. 1.5 Mobilitas UnsurMobilitas unsur adalah kemudahan unsur
bergerak dalam lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses
dispersi dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah bergerak
atau mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn dipakai
sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan Uranium.
Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda, contohnya: F
bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan magma (pembentukan batuan
beku), cebakan pneumatolitik dan hidrotermal, namun akan sangat tidak mobil
(stabil sekali) dalam proses metamorfose dan pembentukan tanah. Bila F
masuk ke air akan menjadi sangat mobil kembali.
Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa memiliki
mobilitas yang sangat berbeda, sehingga mungkin tidak memberikan anomali
yang sama secara spasial. Misalnya: Pb dan Zn sangat sering terdapat bersama-
sama (berasosiasi) di dalam endapan bijih (di dalam lingkungan siliko-
alumina), sedangkan dalam lingkungan pelapukan Zn yang jauh lebih mobil
daripada Pb akan mudah mengalami pelindian, sehingga Pb yang tertinggal
akan memberikan anomali pada zona mineralisasinya. Contoh lainnya:
 Emas yang tahan terhadap larutan akan tertinggal dalam gossan
 Galena terurai perlahan dan menghasilkan serusit dan anglesit yang
relatif tidak larut. oleh karena itu Pb cenderung tahan dalam gossan
 Mineral sulfida Cu, Zn dab Ag mudah terurai dan bermigrasi ke level
yang lebih rendah membentuk bijih oksida yang kaya atau bijih supergen
1.6 Unsur Penunjuk
Karena unsur-unsur memperlihatkan mobilitas yang berbeda (dikontrol oleh
perbedaan stabilitas dan oleh lingkungan tempat mereka bermigrasi) sering
dilakukan penggunaan unsur penunjuk dalam prospeksi suatu unsur. Unsur
penunjuk adalah suatu unsur yang jumlahnya atau pola penyebarannya dapat
dipakai sebagai petunjuk adanya mineralisasi. Alasan penggunaan unsur
penunjuk antara lain:
 Unsur ekonomis yang diinginkan sulit dideteksi atau dianalisis
 Unsur yang diinginkan deteksinya mahal
 Unsur yang diinginkan tidak terdapat dalam materi yang diambil
(akibat perbedaan mobilitas)
Contohnya : Emas kelimpahannya kecil dalam bijih, oleh karena itu pola
dispersinya hanya mengadung kadar emas yang sangat rendah, kurang dari
batas minimal yang dapat dianalisis. Di lain pihak, Cu, As, atau Sb dapat
berasosiasi dengan emas dalam kelimpahan yang relatif besar.1.7 Anomali
Geokimia
Bijih mewakili akumulasi dari satu unsur atau lebih diatas kelimpahan yang
kita anggap normal. Kelimpahan dari unsur khusus di dalam
batuan barren disebut background. Penting untuk disadari bahwa tak ada
unsur yang memiliki background yang seragam, beberapa unsur memiliki
variasi yang besar bahkan dalam jenis batuan yang sama.
Contohnya background nikel:
 dalam granitoid kira-kira 8 ppm dan relatif seragam
 dalam shale berkisar antara 20 – 100 ppm
 dalam batuan beku mafik Ni rata-rata sekitar 160 ppm dan relatif tidak
seragam
 dalam batuan beku ultramafik Ni rata-rata sekitar 1200 ppm dengan
variasi yang besar.
Tujuan mencari nilai background adalah untuk mendapatkan anomali
geokimia, yaitu nilai di atas background yang sangat diharapkan berhubungan
dengan endapan bijih. Karena sejumlah besar conto bisa saja memiliki nilai di
atasbackground, maka ada nilai ambang/nilai batas yang digunakan untuk
menentukan anomali, yang dikenal dengan sebutan threshold, yaitu nilai rata-
rata plus dua standar deviasi dalam suatu populasi normal. Semua nilai di atas
nilai threshold didefinisikan sebagai anomali.
Teknik-teknik interpretasi baru melibatkan grafik frekuensi kumulatif, analisis
rata-rata yang bergerak, analisis regresi jamak banyak menggantikan konsep
klasik background dan threshold.
Tags Geokimia X Geologi

Facebook


Batuan Karbonat : Genesa, Fasies dan Lingkungan Pengendapan

GEOKIMIA EKSPLORASI Definisi dan Konsep Dasar


GEOMORFOLOGI Macam-Macam Bentukan Bentang Alam

Eksplorasi Geokimia

LATAR BELAKANG
Bidang kelautan yang mempelajari segala hal mengenai proses yang
terjadi didalam lautan.Baik pergerakan komponen fisis maupun
kimia.Dalam hal ini kita kan lebih banyak membahas proses kimia yang
terjadi dilautan.Khususnya kita akan membahas mengenai
Geokimia.Geokimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang ada saat
ini.Geokimia berasal dari dua buah disiplin ilmu yaitu ilmu geologi dan
kimia.Hal ini bukan merupakan penggabungan ilmu,namun merupakan
disiplin ilmu yang hanya membantu menjelaskan fenomena fenomena
geologi yang terjadi dan ditinjau dari sisi kimianya.Sebelum masuk
lebih dalam mempelajari Geokimia kita harus memahami ilmu geologi
terlebih dahulu.Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam
memahami ilmu geokimia.Ilmu Geologi sendiri terdiri dari banyak
cabang,diantaranya:mineralogi, petrologi, sedimentologi,
geomorfologi, paleontologi, geologi struktur stratigrafi dan lain lain.

Geokimia adalah ilmu yang Geokimia adalah ilmu yang mempelajari


kandungan unsur dan isotop dalam lapisan bumi, terutama yang
berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran serta
hukum-hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini berkembang
beberapa cabang ilmu geokimia di antaranya yaitu geokimia
panasbumi, geokimia mineral, geokimia petroleum dan geokimia
lingkungan.
Geokimia memiliki beberapa definisi, definisi yang dilakukan oleh
Goldschmidt menekankan pada dua aspek,yaitu:
1.Distribusi Unsur dalam bumi (deskripsi)
2.Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut diatas (interpretasi)

Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari


jumlah dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah,
air, dan atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia
sebagai unit terkecil dari material, juga kelimpahan dan distribusi
isotop-isotop dan kelimpahan serta distribusi inti atom.

Didalam lautan sendiri banyak hal yang berkaitan dengan proses


geokimia.Khususnya pada kandungan sedimen laut dan lapisan dasar
lautan.Pada makalah ini akan dibahas mengenai Eksplorasi Geokimia.
 

2.1 Geokimia

Keberadaan dan munculnya Geokimia sebagai cabang ilmu geologi


baru menyebabkan munculnya metode metode dan data observasi
baru.Hal yang menarik perhatian para ahli sedimentologi adalah awal
mulanya sebagian besar penelitian mengenai geokimua mengarah
pada penelitian kuantitatif untuk mengetahui penyebaran unsur-unsur
kimia dialam, termasuk akan penyebaran dalam batuan
sedimen.Seiring berjalannya waktu data tersebut menuntun pada
kenyataan untuk memahami apa yang disebut siklus
geokimia(geochemical cycle) serta penemuan hukum-hukum yang
mengontrol penyebaran atau distribusi unsur dan proses proses yang
menyebabkan timbulnya pola penyebaran dan distribusi seperti itu.

Baru-baru ini, kimia nuklir (nuclear chemistry) menyumbangkan


sebuah “jam” dan “termometer” yang pada gilirannya membuka era
penelitian baru terhadap sedimen. Unsur-unsur radioaktif, khususnya
14 40
C dan K, memungkinkan dilakukannya metoda penanggalan
14
langsung terhadap batuan sedimen tertentu. Metoda C, yang
dikembangkan oleh Libby, dapat diterapkan pada endapan resen.
40
Metoda K/40Ar terbukti dapat diterapkan pada glaukonit, felspar
autigen, mineral lempung, dan silvit yang ditemukan dalam endapan
tua. Analisis isotop dapat digunakan untuk menentukan temperatur
16
purba. Metoda Urey—berdasar-kan nisbah O/18O yang merupakan
fungsi dari temperatur—dapat dipakai untuk menaksir temperatur
pembentukan cangkang fosil yang ada dalam endapan bahari.
Meskipun “jam” dan “termometer” tersebut masih memperlihatkan
kekeliruan, namun harus diakui bahwa keduanya telah memberikan
kontribusi yang berarti terhadap pemelajaran sedimen.

Berbagai kajian teoritis dan eksperimental tentang stabilitas mineral


pada berbagai kondisi oksidasi-reduksi (Eh) dan pH dilakukan oleh
Garrels dan beberapa ahli lain (lihat Garrels & Christ, 1965). Penelitian
aspek-aspek geokimia sedimen banyak menambah pengertian kita
tentang endapan sedimen. Buku-buku yang membahas tentang topik-
topik geokimia sedimen antara lain adalah Geochemistry of Sediments
karya Degens (1965) dan Principles of Chemical Sedimentology karya
Berner (1971).

2.2 Eksplorasi Geokimia

Pengertian Eksplorasi atau prospeksi geokimia didefinisikan sebagai


pengukuran sistematis terhadap satu atau lebih trace elements (unsur-
unsur jejak) dalam batuan, soil, sedimen sungai, vegetasi, air atau gas
dengan tujuan untuk menentukan anomali-anomali geokimia
(Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Chaussier, 1987).

Untuk mengukur kelimpahannya melalui Eksplorasi Geokimia khusus


mengkonsentrasikan pada pengukuran kelimpahan, distribusi, dan
migrasi unsur-unsur bijih atau unsur-unsur yang berhubungan erat
dengan bijih, dengan tujuan mendeteksi endapan bijih. Dalam
pengertian yang lebih sempit eksplorasi geokimia adalah pengukuran
secara sistematis satu atau lebih unsur jejak dalam batuan, tanah,
sedimen sungai aktif, vegetasi, air, atau gas, untuk mendapatkan
anomali geokimia, yaitu konsentrasi abnormal dari unsur tertentu yang
kontras terhadap lingkungannya (background geokimia).

Eksplorasi ini dilakukan dengan maksud kita dapat menganalisis


didaerah/batuan/lapisan mana yang memiliki kandungan kandungan
kimia.Contohnya:unsur-unsur bijih besi, minyakbumi, gas alam dan lain
lain.Dimana keberadaan unsur unsur tersebut berada dalam kondisi
yang tidak tetap, melainkan selalu bermigrasi yang merupakan akbat
dari aktivitas lempeng bumi yang berada diatas magma.Kondisi yang
tidak stabil ini menyebabkan pergerakan pergerakan lempeng bumi
yang nantinya akan mempengaruhi kondisi unusr unsur yang berada
didalam lempeng bumi.Sehingga eksplorasi geokimia perlu dilakukan
untuk menghindari kesalahan lokasi eksplorasi.

2.2.1 Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia

Segala hal yang pastinya memiliki prinsip prinsip yang memberikan


karakteristik.Sama akan halnya pada Eksplorasi Geokimia juga
memiliki beberapa prinsip prinsip dasar yang perlu diperhatikan.Prinsip
dasar eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari 2 metode:

1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada


mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi
(seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok
digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan
kimiawi.

2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi.


Pola ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun
yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk.

Pola ini terlihat kurang seperti pada pola dispersi mekanis, karena
unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa :

a. Memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya


(contohnya: serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan
galena)
b. Dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal
dari endapan kalkopirit)

c. Bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin


dan empung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)

d. Bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau


material organik pada aliran sungai isa dipasok oleh airtanah yang
melewati endapan kalkopirit)

e. Bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam


umbuhan atau hewan)

Kemudian ada beberapa hal yang mendasar dan sangat perlu kita
ketahui .Hal Dasar Yang Berkaitan Dengan Prospeksi Geokimia:

1.Unsur penunjuk (indicator element) = unsur utama bijih dalam badan


bijih yang dicari

2.Unsur jejak (pathfinder element) = berasosiasi dengan badan bijih


tapi sulit dideteksi, lebih bebas dari bising, atau lebih luas
penyebarannya dari unsur petunjuk.

2.2.2 Metode Eksplorasi Geokimia

Dalam eksplorasi geokimia tidak bisa dilakukan tanpa tahapan yang


benar dan sistematis.Para peneliti pun mencuba membuat tahapan
tahapan untuk melakukan eksplorasi geokimia.Urutan Eksplorasi
Geokimia Secara Umum (Peters, 1978)

a.Seleksi metode, elemen-elemen yang dicari, sensitivitas dan


ketelitian yang dinginkan, serta pola sampling.

b.Kegiatan pendahuluan atau program sampling lapangan dgn


mengecek contoh-contoh secara umum dan kedalaman contoh untuk
mnentukan level yg dapat diyakini & mengevaluasi faktor bising
(noise).
c.Analisis contoh, dilapangan dan laboratorium dengan analisis cek
yang dibuat pada beberapa metode.

d.Melakukan statistik dan evaluasi geologi dari data (geologi &


geofisika).

e.Konfirmasi anomali semu, sampling lanjutan, serta analisis & evaluasi


pada area yang lebih kecil, menggunakan interval sampling yg lebih
rapat & penambahan metode geokimia.

f.Penyelidikan target dengan suatu ketentuan untuk sampling ulang &


penambahan analisis dari contoh-contoh yang telah adaKonsep atau
Prinsip Dasar Eksplorasi Geokimia.

Tiap eksplorasi geokimia terdiri dari tiga komponen, yaitu sampling


(pengambilan contoh), analisis, dan interpretasi. Ketiganya komponen
tersebut merupakan fungsi bebas yang saling terkait. Kegagalan yang
terjadi pada tahap yang satu akan mempengaruhi tahap
berikutnya.Kemudian dalam pemilihan metode-metode yang akan
digunakan eksplorasi geokimia, harus disesuaikan dengan jenis
endapan yang akan dicari. Adapun pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan pada masing-masing tahapan eksplorasi pemilihan metode
dapat digambarkan secara umum seperti terlihat pada Tabel.

Tahap Metode Jenis Mineral

Pendahuluan Citra Landsat Semua

Sintesis Regional Semua

Survey Tinjau Foto Udara Semua

AeromagnetikLoga Pemetaan Geologi Semua


m Dasar

Pengukuran Penampang Contoh: Batubara


Stratigrafi

Sampling Stream Sediment Logam Dasar


Sampling
Pendulangan Mineral Berat

Prospeksi Umum Pemetaan Geologi Semua

Sampling Stream Sediment Logam Dasar

Gaya Berat Non metalik

SeismikSingenetik Magnetik Logam

Rock Sampling Semua

Prospeksi Detail Pemetaan Geologi Semua

Soil Sampling Logam Dasar


(Geokimia)

Rock Sampling Semua


(Geokimia)

Metode Analitis Dalam eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan


akurasi yang tinggi, yang terpenting cepat, tidak mahal dan
sederhana. Metode yang banyak digunakan dalam prospeksi geokimia
adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi emisi, XRF, dan AAS.
Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus adalah aktivasi
neutron, radiometri dan potensiometri. AAS (atomic absorpsion
spectrometry) merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam
analisis unsur tunggal standar.

Alat-alat yang lebih canggih dapat menganalisis multi unsur, seperti:

•Plasma emissin spectrometry menganalisis 12 unsur utama (Cu, Pb,


Zn, Ag, W, Sb, Ba, Ni, Mn, Fe, Cr, Sn) dan 10 unsur berguna baik
sebagai unsur pennyertamaupun untuk pemetaan geologi: V, P, As,
Mo, B, Be, Cd, Co, Ni, Y
•Optical emission spectrometry yang langsung dibaca : quantometer,
yang mengukur secara simultan 7 unsur dan 26 unsur jejak.

2.3 Dispersi

Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor dan


atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis
(contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya
disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan). Tipe dispersi ini akan
mempengaruhi pemilihan metode pengambilan conto, pemilihan lokasi
conto, pemilihan fraksi ukuran dan sebagainya.

2.4 Lingkungan Geokimia

Dalam Eksplorasi Geokimia kita juga perlu mengetahui jenis jenis


lingkungan geokimia itu sendiri.Lingkungan geokimia primer adalah
lingkungan yang berada di bawah zona pelapukan yang dicirikan oleh
tekanan dan temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang terbatas, dan
oksigen bebas yang rendah. Sebaliknya, lingkungan geokimia sekunder
adalah lingkungan pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan
oleh temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan
melimpahnya O2, H2O dan CO2. Pola geokimia primer menjadi dasar
dari survey batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan
target bagi survey sedimen.

2.5 Mobilitas Unsur

Mobilitas unsur yang dimaksud disini adalah kemudahan unsur


bergerak dalam lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam
proses dispersi dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut
mudah bergerak atau mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia
seperti radon. Rn dipakai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan
Uranium. Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang
berbeda, contohnya : F bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan
magma (pembentukan batuan beku), jebakan pneumatolitik dan
hidrotermal, namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam
proses metamorfose dan pembentukan tanah. Bila F masuk ke air akan
menjadi sangat mobil kembali.Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya mobilitas unsur ini juga dipengaruhi pergerkan lempeng
akibat magma.Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu
endapan bisa memiliki mobilitas yang sangat berbeda, sehingga
mungkin tidak memberikan anomali yang sama secara spasial.

2.6 Anomali Geokimia

Anomali geokimia dapat kita cari dengan terlebih dahulu mencari nilai
background dimana nilai background berhubungan dengan endapan
bijih.Dalam menentukan anomali geokimia diperlukan adanya nilai
ambang/nilai batas yang digunakan untuk menentukan anomali.Nilai
batas tersebut disebut threshold yaitu nilai rata-rata plus dua standar
deviasi dalam suatu populasi normal. Semua nilai di atas nilai
threshold didefinisikan sebagai anomali.

2.7 Aplikasi

Aplikasi atau contoh nyata yang dapat dilihat dari geokimia salah
satunya adalah metode yang digunakan oleh sedimentologist dalam
mengumpulkan data dan bukti pada sifat dan kondisi depositional
batuan sedimen, yaitu analisis kimia dari batu, melingkupi geokimia
isotop, termasuk penggunaan penanggalan radiometrik, untuk
menentukan usia batu, dan kemiripan dengan daerah sumber. Metode
ini pertama kali dipakai pada tahun 1970an dimana penelitian
sedimentologi mulai beralih dari makroskopis dan fisik ke arah
mikroskopis dan kimia. Dengan perkembangan teknik analisa dan
penggunaan katadoluminisen dan mikroskop elektron memungkinkan
para ahli sedimentologi mengetahui lebih baik tentang geokimia.
Perkembangan yang pesat ini memacu kita untuk mengetahui
hubungan antara diagenesa, pori-pori dan pengaruhnya terhadap
evolusi porositas dengan kelulusan batu pasir dan batugamping.
Saat ini berkembang perbedaan antara makrosedimentologi dan
mikrosedimentologi. Makrosedimentologi berkisar studi fasies sedimen
sampai ke struktur sedimen. Di lain fihak, mikrosedimentologi meliputi
studi batuan sedimen di bawah mikroskop atau lebih dikenal dengan
petrografi.

Anda mungkin juga menyukai