Anda di halaman 1dari 56

MAKALAH TENTANG

MEMAHAMI DAN MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA DENGAN MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM DI
INDONESIA

Disusun Oleh :
Kelompok 5

Raudhiatul Azzahra 21117099


Ridia Lokarina 21117100
Ririn Agustin 21117101
Rizky Amrin Sidiq 21117102
Susanti 21117115
Wella Oktarama 21117129
Yola Alfina 21117138

Dosen Pembimbing :
Septi Ardianty, S.Kep.Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. WbPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yangtelah melimpahkan taufikdan hidayahnya, sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah inidenganjudul“Memahami dan Melaksanakan Asuhan Keperawatan Kelurga
dengan Masalah Kesehatan yang Lazim di Indonesia”.

Dalam penyusunan makalah ini, Kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangankekurangan baik dari segi penulisan, penyusunan maupun dari segi isinya, oleh
karena ituKami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
dan dosenpembimbing, sehingga penyusunan selanjutnya dapat lebih sempurna.Kami
mengharapkansemoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Selasa 11 Maret 2020

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULi

KATA PENGANTARii

DAFTAR ISIiii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang1
B. Rumusan Masalah1
C. Tujuan Penulisan2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi keluarga3
B. Fungsi keluarga 4
C. Peran perawat keluarga
BAB III : ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA
A. Tanggung Jawab Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga 15
B. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga15
C. Asuhan Keperawatan Keluarga 15
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan17
B. Saran17

DAFTAR PUSTAKA18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat yang dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan, memperbaiki, dan mempengaruhi anggota keluarga untuk
meningkatkan kualitas kesehatan anggota keluarga (Zaidin Ali, 2004). Jumlah keluarga di
Indonesia berdasarkan hasil pendataan Badan Koordinasi Keluarga. Berencana Nasional
pada tahun 2010 mencapai 64.531.336 keluarga, dengan jumlah keluarga di Propinsi Jawa
Timur sebanyak 11.070.038 keluarga, dan di KabupatenJember sebanyak 722.548keluarga.
Kondisi tersebut menempatkan Kabupaten Jembersebagai kabupaten yang memiliki jumlah
keluarga terbanyak ketiga di Jawa Timur (Badan Kependudukan danKeluarga Berencana
Nasional, 2011).
Fungsi keluarga merupakan fokus utama pengkajian keluarga di masyarakat karena
keluarga merupakan unit dasar yang melaksanakan perawatan kesehatan untuk anggota
keluarga (Friedman, Bowden, dan Jones, 2002).
Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota
keluarga dan bukan individu sendiri yang mengusahakan tercapainya tingkat kesehatan
yang diinginkan (Zaidin Ali, 2004).
Fungsi dasar keluarga meliputi fungsi keluarga memberikan kenyamanan
emosional, mendidik, mengajarkan nilai, sikap, kepercayaan, membantu memecahkan
masalah, meneruskan keturunan, memenuhi kebutuhan material serta memberikan
perawatan kesehatan untuk anggota keluarganya (Susanto, 2012).
Salah satu fungsi keluarga yang berperan penting dalam meningkatkan status
kesehatan keluarga adalah fungsi perawatan kesehatan keluarga. Perawatan kesehatan
keluarga berfungsi meningkatkan status kesehatan anggota keluarga dengan cara mengenal
masalah kesehatan keluarga, memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
bagikeluarga,merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi
lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan, memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, praktek diet keluarga, praktek tidur, praktek latihan dan rekreasi,
praktekpenggunaanobat terapeutik, alkohol, tembakau, serta praktek perawatan diri
keluarga(Suparijitno,2004).

1
Perawat keluarga berfungsi untuk menyelesaikan masalah kesehatan keluarga
dengan cara meningkatkan kemampuan keluarga melakukan fungsi perawatan kesehatan
keluarga, sehingga tujuan akhir proses keperawatan keluarga dapat tercapai.
Tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah meningkatkan pengetahuan keluarga
dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang keluarga alami, mengambil keputusan
tentang siapa, kemana, dan bagaimana pemecahan masalah tersebut diambil, meningkatkan
mutu kesehatan keluarga, mencegah timbulnya masalah kesehatan keluarga, serta
melaksanakan usaha pemecahan kesehatan keluarga melalui asuhan keperawatan dirumah
(Suparijitno, 2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Keluarga ?
2. Apa saja fungsi Keluarga ?
3. Apa dimensi struktur keluarga ?
4. Bagaiamana asuhan keperawatan keluarga ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Keluarga
2. Untuk mengetahui fungsi Keluarga
3. Untuk mengetahui dimensi Struktur Keluarga
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berhubungan satu sama lain, serta masing-masing masing-masing saling bertukar dalam
mendukung dan meningkatkan hubungan. Menurut Burgess (1963) keluarga terdiri atas
orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawianan, darah, dan, ikatan adopsi. Mereka
hidup bersama di dalam rumah tangga, atau jika mereka hidup di rumah mereka bersama di
rumah ini, anggota keluarga.Berinteraksi dan berkomunikasi satu dengan yang lain di
dalam hubungan-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-laki
-laki dan anak perempuan, serta saudara dan saudari yang sama-sama menggunakan
budaya yang diambil dari masyarakat dengan berbagai ciri unik.

Keluarga sebagai unit pelayanan perawatan, sebab keluarga sebagai unit utama
dari masyarakat dan merupakan lembaga yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat.
Keluarga yang dapat menanggulangi, mencegah, menanggulangi, atau memperbaiki
masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri, masalah kesehatan dalam
keluarga saling terkait, penyakit yang di derita salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi keluarga ini, karena keluarga merupakan pengertian yang efektif dan
mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat. Perawat dapat membantu
masyarakat hanya melalui keluarga, dalam peralihan klien sebagai individu, keluarga tetap
menerima peruntukan dalam pemeliharaannya, keluarga merupakan lingkungan yang
serasi untuk mengembangkan potensi setiap individu dalam keluarga. Tujuan perawatan
kesehatan keluarga adalah untuk mengelola masalah kesehatan, mempertahankan fungsi
keluarga, mempertahankan, dan anggota masyarakat tentang perawatan kesehatan.

3
B. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman, Bowden, & Jones (2003) menggambarkan fungsi sebagai apa
yang dikerjakan oleh keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh
keluarga untuk mencapai tujuan bersama anggota keluarga. Ada beberapa fungsi yang
dapat dijalankan, yaitu fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan perawatan
kesehatan.
1. Fungsi Afektif (the effective function)
Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga dalam pemenuhan
kebutuhanpsikososial, saling mengasihi dan memberikan cinta kasih, serta saling
menerimadan mendukung. Fungsi afektif ini merupakan sumber kebahagiaan dalam
keluarga. Keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman. Komponen fungsi afektif
adalah saling mengasuh, menghargai, adanya ikatan, dan identifikasi ikatan keluarga
yang dimulai pasangan sejak memulai hidup baru. Fungsi afektif yang dilaksanakan
dengan baik dapat menciptakan konsep diri positif pada keluarga(Friedman, Bowden,
& Jones, 2003). Hasil penelitian Kusumaningrum, Trilonggani, Nurhalinah (2011)
tentang hubungan fungsi afektif keluarga terhadap kecerdasan emosional remaja
menjelaskan bahwa keluarga yang mempunyai fungsi afektif kurang baik mempunyai
resiko 3,214 kali untuk mengalami emosional yang kurang cerdas pada remaja
dibandingkan fungsi afektif keluarga yang baik.
2. Fungsi Sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social
placemenfunction).
Fungsi sosialisasi merupakan fungsi pengembangan dan melatih anak untuk
berinteraksi sosial baik dengan anggota keluarga dan masyarakat (Suprajitno, 2004).
Keluarga memiliki tanggung jawab utama dalam mengubah seorang bayi dalam
hitungan tahun menjadi makhluk sosial yang mampu berpartisipasi penuh dalam
masyarakat berdasarkan keyakinan nilai dan norma pada suatu keluarga (Friedman,
dalam Suprajitno, 2004).
3. Fungsi Reproduksi (the reproductive function)
Fungsi reproduksi merupakan fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga, serta menjamin kontinuitas antar generasi keluarga dan
masyarakat dengan menyediakan anggota baru untuk masyarakat. ikatan perkawinan
yang sah berfungsi memenuhi kebutuhan biologis pasangan dan meneruskan
keturunan (Friedman, dalam Suprajitno, 2004).

4
4. Fungsi Ekonomi (the economic function)
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
dalam meningkatkan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga.Fungsi
ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial,
ruang, dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan
(Friedman, dalam Suprajitno, 2004).
5. Fungsi Perawatan Kesehatan (the health carre function)
Fungsi perawatan kesehatan merupakan fungsi untuk mempertahankankeadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.Fungsi perawatan
kesehatan bukan hanya fungsi esensial dan dasar dalam keluarga namun fungsi yang
bertanggung jawab penuh dalam keluarga untuk mempertahankan status kesehatan
anggota keluarga (Friedman, dalam Suprajitno, 2004).
C. Dimensi Struktur Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi
a. Pola interaksi keluarga yang berfungsi:
1) Bersifat terbuka dan jujur.
2) Selalu menyelesaikan konflik keluraga.
3) Berfikir positif.
4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.
b. Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:
1) Karakteristik pengirim:
- Yakin dalam mengemukakan pendapat.
- Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
- Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima :
- Siap mendengar.
- Memberikan umpan balik.
- Melakukan validasi.

5
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam
masyarakat misalnya sebagai suami atau istri atau anak.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku
seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan antara lain :
a. Legitimate power/authority : Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.
b. Referent power : Seseorang yang ditiru.
c. Reword power : Pendapat ahli.
d. Coercive power : Dipaksakan sesuai keinginan.
e. Informational power : Pengaruh melalui persuasi.
f. Affectif power : Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
4. Nilai –nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga
juga merupakan suatu pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma
dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat
bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola
perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
D. Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi perawat
membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga
(Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

6
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat
dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi
dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga dengan
menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan klien
harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi
yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim
kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi,
sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan dan
penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga
menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat agar
tercipta lingkungan sehat.

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Tanggung Jawab Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga


Perawat yang melakukan perawatan keperawatan di rumah yang memiliki
tanggung jawab sebagai berikut:
1. Layanan yang diberikan langsung Kepada Keperawatan meliputi: pengkajian fisik
atau psikososial, pengaduan yang memberikan bantuan dan pengaduan. Adanya
kerja sama dari klien, keluarga, dan perawat sebagai pemberi perawatan utama di
keluarga pada perencanaan yang sangat penting. Hal bermanfaat untuk menjaga
kesinambungan selama perawat tidak bisa dirumah. Perawat hanya menyediakan
perawatan dalam waktu terbatas. Perawatan yang dilakukan di rumah merupakan
tanggung jawab keluarga. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan menjadi
intervensi yang utama dalam perawatan dirumah.
2. Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan dirumah sangat penting
untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang
dialaminya
3. Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
4. Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para profesional lain dalam
memberikan pelayanan kepada keluarga. Fokus peran perawat yang menjadi
manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji kebutuhan, menen- tukan
prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara memenuhi kebutuhan, dan
mengimplementasikan rencana yang telah disusun.
5. Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama periode
waktu tertentu, sedangkan lama perawatan adalah lamanya perawatan yang
dilakukan di rumah.
6. Advokasi
Peran perawat sebagai penasihat berhubungan dengan masalah pembayaran yang
terkait dengan pelayanan yang diberikan

8
B. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, yang menjadi prioritas utama
adalah keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan,
meliputi :
1. Keluarga dengan anngota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah
sebagai berikut :
a. Tingkat social ekonomi rendah.
b. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
c. Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/keluarga dengan penyakit
keturunan.
2. Keluarga dengan ibu dengan resiko tinggi kebidanan. Waktu hamil :
a. Umur ibu (16 tahun atau lebih dari 35 tahun)
b. Menderita kekuarangan gizi atau anemia.
c. Menderita hipertensi.
d. Primepar atau multipara.
e. Riwayat persalinan dengan komplikasi.
3. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena :
a. Lahir premature/BBLR
b. Berat badan sukar naik.
c. Lahir dengan cacat bawaan.
d. ASI ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi,
e. Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi atau anaknya.
4. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga
a. Anak yang tidak dikehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.
b. Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota dengan sering timbul cekcok
dan ketegangan.
c. Ada anggota keluarga yang sering sakit.
d. Salah satu orang tua (istri/suami) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan
keluarga (Effendi )

9
C. Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek dengan menggunakan
pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut.

1. Tahap pengkajian
a. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
Pengkajian keluarga dilakukan dengan cara mengidentifikasi data demografi,
dan sosial kultural, data lingkungan, struk keluarga, fungsi keluarga, stres dan
koping yang digunakan keluarga, serta perkembangan keluarga. Sedangkan
pene. kajian terhadap individu sebagai anggota keluarga meliputi pengkajian
fisik, mental, emosi, sosial, dan spiritual.
b. Perumusan diagnosis keperawatan.
c. Penyusunan keperawatan.
d. Pelaksanaan asuhan keperawatan.
e. Evaluasi.
Tahapan pengkajian Pengkajian adalah tahapan seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya. Secara garis besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status
keluarga adalah:
a. Struktur dan karakteristik keluarga;
b. Sosial, ekonomi, dan budaya;
c. Faktor lingkungan;
d. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga;
e. Psikososial keluarga;
Hal-hal perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a. Data umum
1) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon ika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, kom- posisi keluarga, yang terdiri atas nama
atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan

10
kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga,
dan genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi).
2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengiden- tifikasi budaya suku bangsa
terkait dengan kesehatan.
- Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga.
- Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah
lingkungan yang secara etnik bersifat homogen).
- Kegiatan-kegiatan sosial budaya, rekreasi dan pen- didikan. Apakah
kegiatan-kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya
keluarga.
- Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tra- disional maupun
modern
- Bahasa yang digunakan di dalam keluarga (rumah).
- Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi. Apakah
keluarga mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-praktik
pelayanan kesehatan tradisional, atau mempunyai kepercayaan
tradisional dalam bidang kesehatan.
4) Agama. Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat memengaruhi kesehatan seperti:
- Apakah Anda anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan
beragamanya;
- Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiata. agama atau
organisasi keagamaan;
- Agama yang dianut oleh keluarga; Kepercayaan-kepercayaan dan
nilai-nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan keluarga,
terutama dalam hal kesehatan
5) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang

11
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga seperti:
- Jumlah pendapatan perbulan;
- Sumber-sumber pendapatan perbulan;
- Jumlah pengeluaran perbulan;
- Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga;
- Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya di lihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio
juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan
waktu luang atau senggang keluarga.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap, perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan
tahap kehidupan keluarga. Menirut Duvall, tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh
mana keluarga melaksanakan tugas tahapan perkembangan keluarga.
Sedangkan riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga
inti dan riwayat kesehatan keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga saat ini, di tentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
3) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
4) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,
anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga seperti
perceraian, kematian, dan keluarga yang hilang.
5) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua o rang tua (seperti
apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan
orang tua dari kedua orang tua.

12
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
- Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar,
kontrak atau lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau
menyewa rumah untuk tempat tinggal.
- Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksteror.
Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu,
kamar tidur); penggunaan = Penggunaan kamar tersebut; dan
bagaimana kama tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan kecukupan
perabot, penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah, Susunan, dan
kondisi bangunan tempat tinggal, termasuk perasaan-perasaan
subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya, apakah keluarga
meng- anggap rumahnya memadai bagi mereka.
- Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada
fasilitas pengaman bahaya kebakaran. • Kamar mandi, sanitasi, air,
fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk
- Kamar tidur, bagaimana pengaturan kamar tidur. Apakah memadai
bagaimana anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan, dan kebutuhan- kebutuhan khusus mereka lainnya.
- Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga
kecil (khususnya di dalam), dan masalah-masalah sanitasi yang di
sebabkan akibat binatang-binatang peluharaan lainnya seperti ayam,
kambing, kerbau, dan hewan peliharaan lainnya.
- Pengaturan privasi. Bagaimana dengan perasaan keluarga terhadap
pengaturan privasi rumah mereka memadai atau tidak. Termasduk
bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah atau lingkungan.
- Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah
mereka.
2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
- Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa.
- Tipe tempat tinggal (hunian, industri, campuran bunian dan industri
kecil, agraris).

13
- Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, dalam
perbaikan, atau lainnya).
- Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara
penanganan sampah, dan lainnya
- Adakah jenis-jenis industri di lingkungan rumah (kebisingan, polusi
air, dan udara).
- Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut
- Kelas sosial dan karakteristik etnik penghuni.
- Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam
lingkungan dan komunitas (klinik,rumah sakit, penanganan keadaan
gawat darurat, kesejah- teraan, konseling, pekerjaan)
- Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas, apakah mudah
di akses, dan bagaimana kondisinya.
- Fasilitas-fasilitas rekreasi yang di miliki di komunitas tersebut.
- Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, apotek, pasar, dan lainnya.
- Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut
dapat di akses (jarak,kecocokan, jam pem- berangaktan, dan
lainnya). Untuk keluarga/komunitas.
- Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komu- nitas, apakah
ada masalah yang serius seperti tidak aman dan ancaman serius.
3) Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan, apak keluarga tinggal di daerah ini, atau apakah serine
mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan
waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada.
5) Sistem pendukung keluarga meliputi:
- Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,psikologis;
- Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun
swasta/LSM.
- Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga.

14
d. Struktur keluarga
1) Pola-pola komunikasi keluarga. Menjelaskan cara berkomunikasi antar
anggota keluarga, termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang di-
gunakan, komunikasi secara langsung,atau tidak, pesan emosional
(positif atau negatif), frekuensi, dan kulitas komunikasi yang
berlangsung. Adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga untuk
didiskusikan,
2) Struktur kekuatan keluarga.
- Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang memutuskan
dalam penggunaan keuangan, pang- ambilan keputusan dalam
pekerjaan atau tempat tinggal
- Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga
dalammembuat keputusan
3) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal
4) Struktur nilai atau norma keluarga
Menjelaskan tentang nilai norma yang dianut keluarga dengan kelompok
atau komunitas
- Fungsi keluarga
a) Fungsi efektif
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi perawatan kesehatan
2. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-
tindakan dimana perawa bertanggung jawab untuk melaksanakannya Diagnose
keperawatan keluarga di analisis dari hasil pengkajian terhadap masalah dalam
tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga, stuktur keluarga, fungsi-
fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko, maupun
sejahtera di mana perawat memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk
melakukan tindakan untuk melakukan kepe- rawatan bersama-sama dengan
keluarga, berdasarkan ke- mampuan, dan sumberdaya keluarga

15
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnose keperawatan meliputi problem
atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya
dikenal dengan PES.
a. Problem atau masalah (P)
b. Etiologi atau penyebab (E)
c. Sign atau tanda (S)
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnose keperawatan
actual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), resiko (ancaman kesehatan) dan
keadaan sejahtera (wellness).
Penulisan diagnosa keperawatan keluarga sebagai berikut :
a. Diagnosa keperawatan keluarga : aktual
Ketidakmampuan keluarga merawat, dapat pula mencerminkan tiga
etiologi atau lebih dari masalah yang sama, namun pada saat merumuskan
tujuan dan intervensi baru melibatkan ketiga atau lebih etiologi tersebut.
b. Diagnosa keperawatan keluarga : risiko (ancaman)
Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah ada
data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan
rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh
kembang yang tidak adekuat dan lain sebagainya.
c. Diagnosa keperawatan keluarga : sejahtera (Potensial)
Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suantu keadaan dimana
keluarga didalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat
ditingkatkan. Rumusan diagnosanya boleh tidak menggunakan etiologi.
Rumusan diagnosa keperawatan menurut Padila (2012: 107)
Aspek Rumusan Diagnosa
Kesehatan lingkungan keluarga Kerusakan pemeliharaan rumah
Pola dan proses komunikasi Kerusakan komunikasi verbal
keluarga
Sruktur kekuatan (power) Konflik menyangkut keputusan
keluarga
Struktur peran (role) keluarga • Berduka yang diantisipasi
• Berduka disfungsional
• Isolasi social

16
• Perubahan dalam parenting
• Perubahan kinerja peran
• Gangguan citra tubuh
Nilai-nilai keluarga Konflik lain
Fungsi efektif • Gangguan proses keluarga
• Gangguan menjadi orang tua
• Berkabung yang disfungsional
• Koping keluarga tidak efektif
• Resiko terjadi kekerasaan
Fungsi sosialisasi • Perubahan proses keluarga
• Kurang pengetahuan
• Kurang peran orang tua
• Perubahan menjadi orangtua
• Prilaku mencari pertolongan kesehatan
(diagnose wellness)
Fungsi perawatan kesehatan • Perubahan pemeliharaan kesehatan
• Prilaku mencari kesehatan
Proses dan strategi koping • Koping keluarga tidak efektif
keluarga • Resiko kekerasan

Setelah seluruh diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan sesuai prioritas,


maka selanjutnya dikaji tingkat kemandirian keluarga. Pada satu keluarga
mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu diagnosa keperawatan keluarga
harus menentukan prioritas dengan menggunakan skala perhitungan sebagai
berikut :
Skala Prioritas Masalah Keluarga
No Kriteria Sko Bobot
r
1. Sifat Masalah
Skala : Tidak / kurang sehat 3 1
Ancaman Kesehtan 2
Keadaan Sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : mudah 2
Sebagian 1 2

17
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala : tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala : masalah berat,harus segera di tangani 2 1
Ada masalahtetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Berdasarkan tabel diatas, untuk menentukan prioritas terhadap diagnosis
keperawatan keluarga yang ditemukan dapat dihitung dengan menggunakan cara
sebagai berikut : menurut Widyanto (2014 :152)
Perhitungan skor
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot :
Skor x bobot
Angka Tertinggi
c. Jumlahnya skor untuk semua kriteria
d. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah :
a. Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan kedalam tidak atau kurang
sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan
tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari oleh
keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang paling sedikit
atau rendah karena faktor-faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan
dukungan bagi keluarga untuk mengatasi masalahnya dengan baik.
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah
jika ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan skor kemungkinan masalah dapat diperbaiki adalah :
- Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani masalah

18
- Sumber-sumber yang ada pada keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan
atau tenaga.
- Sumber-sumber dari keperawatan misalnya : dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu.
- Sumber-sumber dimasyarakat misalnya : dalam bentuk fasilitas kesehatan,
organisasi masyarakat, dukungan sosial masyarakat.
c. Potensi masalah bila dicegah
Adalah sifat dan beratnya masalah yang timbul yang dapat dikurangi atau
dicegah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skore
kriteria potensi masalah biasa dicegah adalah :
- Kepelikan dari masalah
Yaitu berkaitan dengan beratnya penyakit atau maslah, prognosa
penyakit atau kemungkinan merubah masalah. Pada umumnya makin berat
masalah tesebut makin sedikit kemungkinan untuk merubah atau
mencegah sehingga makin kecil potensi masalah yang akan timbul.
- Lamanya masalah
Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah tersebut.
Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan langsung dengan
potensi masalah bila dicegah.
- Adanya kelompok high risk atau kelompok yang peka atau rawan.
Adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah potensi
masalah bila dicegah.
d. Menonjolnya masalah
Adalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah tentang
beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang perlu
diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini
jika keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk menangani segera,
maka harus diberi skor yang tinggi.
3. Intervensi Kperawatan Keluarga
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosa
keperawatan, pernyataan kekuatan, dan perencanaan keluarga, dengan

19
merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intevensi alternative dan sumber,
serta menentukan prioritas.
Indikasi intervensi keperawatan keluarga, wright dan leahey menyarankan
bahwa intervensi keperawatan keluarga mungkin diperlukan jika:
a. Anggota keluarrga mengalami suatu penyakit yang menimbulkan gangguan
yang nyata terhadap anggota keluarga yang lain
b. Anggota keluarga menyebabkan gejala atau masalah individu
c. Perbaikan pada suatau anggota keluarga menimbulkan gejala atau
gangguanpada anggota keluarga yang lain
d. Anggota keluarga untuk pertama kali didiagnosis menderita penyakit
e. Kondisi anggota keluarga terganggu secara nyata
f. Anak atau remaja mengalami masalah emosi,prilaku, fisik dalam konteks
penyajit anggota keluarga
g. Anggota keluarga yang mengalami penyakit kronik pindah dari rumah sakit
atau psat rehabilitas ke komunitas
h. Pasien yang mengalami penyakit krinnik meninggal dunia
Menetapkan tujuan bersama dengan keluarga merupakan tonggak dari suatu
perencanaan efektif. Salah satu rumus dasar keperawatan keluarga adalah bahwa
klien mempunyai tanggung jawab mutlak untuk mengelola kehidupan mereka
(prinsip penentuan diri) dan menghargai keyakinan keluarga (Carey,1989).
Perawat dapat membantu keluarga menentukan tujuan kesehatan mereka sendiri
dengan memberikan informasi yang relevan tentang hal yang menjadi masalah.
Hal ini memungkinkan keluaga unuk membuat keputusan yang masuk akal
tentang apa yang menjadi tujuan dan pelayanan yang direncanakan.
Menetapkan tujuan bersama dengan anggota keluarga secara konsisten lebih
utama daripada menetapkan tujuan sepihak untuk beberapa alasan :
a. Proses menetapkan tujuan bersama mempunyai efek positif dalam interaksi
dengan keluarga
b. Orang cenderung menolak untuk diperintah apa yang harus dilakukan, tetapi
akan lebih suka untuk berkerja terkait dengan tujuan yang mereka pilih dan
dukungan sendiri.
c. Orang yang membuat keputusan cenderung merasa bertanggung jawab
(Carey 1989).

20
4. Implementasi (Widyanto, 2014)
Pada kegiatan kegiatan implementasi, terlebih dahulu perawat perlu
melakukan kontrak sebelumnya agar keluarga lebih siap baik fisik maupun
psikologi dalam menerima asuhan keperawatan. Kontrak meliputi waktu
pelaksanaan, materi, siapa yang melaksanakan, siapa anggota keluarga yang perlu
mendapat pelayanan, serta peralatan yang dibutuhkan jika ada. Kegiatan
selanjutkan adalah implementasi sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
disusun berdasarkan diagnosis yang diangkat. Implementasi keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara:
- Memberikan informasi
- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
- Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan
cara :
- Mengidentifikasi konsekuensi konsekuensi tidak melakukan tindakan
- Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
- Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan cara :
- Mendemonstrasikan cara perawatan
- Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
- Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat, dengan cara :
- Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
- Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
dengan cara :
- Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
- Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
5. Evaluasi (Widyanto, 2014)

21
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai keberhasilan rencana
tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila tidak / belum berhasil perlu disusun
rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilaksanakan dalam satu kali kunjungan rumah ke keluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga yang telah
disepakati bersama. Evaluasi dapat dibagi menjadi 2(dua) jenis, yaitu :
a. Evaluasi berjalan (formatif)
evaluasi yang dikerjakan dalam bentuk pengisian catatan perkembangan
berorientasipada masalah yang dialami klien. Format yang digunakandalam
evaluasi formatif adalah SOAP.
b. Evaluasi akhir (sumatif)
Evaluasi yang dikerjakan dengan membandingkan antara tindakan yang telah
dikerjakan dengan tujuan yang akan dicapai. Jika terjadi kesenjangan, maka
proses keperawatan dapat ditinjau kembali untuk mendapatkan data guna
memodifikasi perencananaan. Format yang digunakan dalam evaluasi sumatif
adalah SOPIER
Penjelasan Evaluasi Sumatif dan Formatif
E Perkembangan keadaan yang didasarkan,
S Data subjektif
E V dikeluhkan, dan dikemukakan klien.
Perkembangan yang dapat diamati dan diukur
V A O Data objektif
oleh perawat atau petugas kesehatan lain
A L
Penilaian dari kedua jenis data (SD maupun
L U A Analisis
DO), apakah kearah perbaikan atau kemunduran
U A P Perencanaan Rencana penangan klien yang didasarkan pada
A S hasil analisis yang berisi lanjutan perencanaan
S I sebelumnya jika masih ada keadaan antau
I masalah yang belum teratasi.
F
S O
U R
M M
A A
T T
I

22
I F
I Implementasi Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana
F
Penilaian tentang sejauh mana rencana
E Evaluasi tindakan dan evaluasi telah dilaksanakan dan
sejauh mana masalah klien teratasi
Jika hasil evaluasi menunjukkan masalah
belum teratasi, maka pengkajian ualang perlu
R Reassessment
dilakukan melalui proses pengumpulan DS dan
DO serta proses analisisnya

FORMAT PENGKAJIAN PADA KELUARGA

Tempat Praktek           : POSYANDU DESA KEPANJEN, JOMBANG


Nama Mahasiswa        : KELOMPOK IV
NIM                            :
Tanggal pengkajian     : 29 oktober 2010

PENGKAJIAN

1. Data Umum

1. Kepala keluarga (KK)         : Bapak


2. Alamat dan telepon             : RT/ 02,RW/ III Dusun Jatipelem,Desa Jatipelem
3. Pekerjaan KK                      : Pedagang kain keliling

23
4. Pendidikan KK                   : SD
5. Komposisi Keluarga            :

NO. Nama Jenis Hub. Umur Pendi Status Imunisasi


Kela Dikan
min BCG P D H Camp
ol P e
io T p
at
it
is
Ny. S 35 th SMP
An. A Anak 16 th SMP
An. B Anak 11 th
An. Z Anak

GENOGRAM

6. Tipe keluarga           : Nuclear


7. Suku bangsa            : Jawa
8. Agama                     : Islam
9. Status ekonomi keluarga:Penghasilan keluarga kurang lebih Rp.1.500.000,- per
bulan yang diperoleh dari hasil jualan kain keliling.
10. Aktivitas rekreasi keluarga : Menonton televisi

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.

24
1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Anak tertua berusia 16 tahun,saat ini sekolah di SMP.Jadi keluarga berada pada
tahap keluaraga dengan usi remaja,dengan tugas perkembangan pengembangan
terhadap remaja,memelihara komunikasi terbuka,memelihara hubungan intim
dalam keluarga,mempersiapkan perubahan sistem peran.
2.      Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum
terpenuhi.Namun,tugas keluarga yang belum dicapai saat ini adalah kurangnya
pemeliharaan komunikasi yang terbuka,hubungan intim dalam keluarga dan
kurangnya persiapan perubahan sistem peran.
3.      Riwayat kesehatan keluarga inti
Menurut ibu ”S” riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu bapak ”I”
dalam keadaan sehat,tidak pernah sakit serius.Sedangkan ibu ”S” keadaannya
juga sehat,tidak pernah sakit serius.Tapi anak ”A” sedang mengalami nyeri
perut karena menstruasi.Dan anak yang kedua,anak ”B” keadaanya juga sehat
dan tidak pernah mengalami sakit serius.Sedangkan anak yang ketiga,yaitu
anak ”Z” saat ini menderita kurang gizi,status imunisasi saat balita lengkap
semua dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan posyandu yang ada didesanya.
4.      Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
         Riwayat keluarga dari pihak bapak ”I” : Bapak dari bapak ”I” sudah meninggal
2 tahun yang lalu karena menderita DM.Ibu bapak ”I” sehat dan sekarang
tinggal bersama kakak perempuan bapak ”I” di desa lain.
         Riwayat keluarga dari pihak ibu ”S” : Bapak dari ibu ”S” sudah meninggal 7
tahun yang lalu secara mendadak akibat serangan jantung (kata masyarakat
sekitar rumah adiknya).Sedangkan ibunya ibu ”S” menderita hipertensi dan
terkena stroke sejak 5 bulan yang lalu,tinggal bersama adik ibu ”S”.

III. Data Lingkungan


1.      Karakteristik rumah
Status rumah yang ditempati adalah rumah milik sendiri

Denah Rumah

25
Keterangan denah :
1.      Ruang tamu
2.      Kamar anak ”A”
3.      Kamar anak ”B”
4.      Kamar bapak ”I”,Ibu ”S” dan anak ”Z”
5.      Dapur
6.      Ruang makan
7.      Kamar mandi
8.      Tempat penjemuran pakaian
9.      Tempat Televisi
2.      Karakteristik tetangga dan komunitasnya
Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah bapak ”I” kuranng begitu akrab dengan
keluarga bapak ”I”,karena bapak ”I” jarang dirumah (menjual kain keliling) dan
ibu”S” jarang keluar rumah,keluar rumah jika berbelanja saja.
3.      Mobilitas geografis keluarga
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah (1993),menetap
di Jatipelem.Bapak ”I” bekerja menjual kain keliling sehingga jarang
dirumah.Ibu ”S” sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga,mengasuh ke 3
anaknya dengan dibantu anak ”A”mengerjakan pekerjaan rumah tangga yaitu
menyetrika baju dan memberi mamelihara ayam.Anak”B” masih sekolah
SD,berangkat pagi hari dan pulangnya sore hari.Sedangkan anak ”Z”,anak
sulung ibu ”S” belum sekolah.
4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Keluarga bapak ”I” tidak pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dilingkungan
sekitarnya.
5.      Sistem pendukung keluarga
Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat,anak ”Z”mengalami kurang
gizi,ibu ”S” berusaha untuk memenuhi kebutuhan gizi anak ”Z” selain itu juga
mendapat  bantuan dari program posyandu (PMT)

IV. Srtuktur Keluarga


1.      Struktur peran

26
Peran kepala keluarga mencari nafkah,tugas istri merawat anak,pendidikan
anakdilakukan bersama.Model peranyang dianut lebih dominan di ibu dan
terjadi sedikit konflik peran karena jarangnya berkomunikasi antar anggota
keluarga terutama anak ”A” dan Ibu”S”.
2.       Nilai atau norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama
yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya.Norma keluarga yang
berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit hanya dibelikan
obat diwarung/toko terdekat.Sedangkan anak yang paling kecil dibawa ke
posyandu.Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup dengan tuntunan agama
islam.
3.      Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka,bahasa yang dipakai setiap
hari adalah bahasa jawa. Frekuensi komunikasi antar anggota keluarga cukup
baik,tetapi anak ”A” dan ibu ”S” jarang berkomunikasi dikarenakan ibu ”S”
selalu mengatakan tidak boleh,tidak baik dsb.Sedangkan ayahnya jarang
dirumah karena berjualan kain keliling dan kalau pulang sudah kelihatan capek.
4.      Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah bapak ”I” sebagai kepala keluarga,keputusan
diambil seharusnya oleh kepala keluarga.akan tetapi karena kesibukan bapak
”I” maka pengambilan keputusan yang mendesak diambil alih oleh ibu ”S”.
V.    Fungsi keluarga
1.      Fungsi ekonomi
Keluarga kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,dibuktikan dengan
adanya salah satu anggota keluarga yang menderita kurang gizi yaitu anak ”Z”.
2.      Fungsi mendapatkan status sosial
Keluarga tidak mempermasalahkan status sosialnya dimasyarakat,dengan
kondisi yang seperti itu.
3.      Fungsi pendidikan
Orang tua hanya mampu menyekolahkan anak pertama sampai tingkat SMP
saja.
4.      Fungsi sosialisasi

27
Interaksi antar anggota dalam keluarga jarang dilakukan karena kesibukan
masing-masing anggota keluarga.Begitu juga dengan masyarakat
sekitarnya.Dan anak ”A” juga jarang bergaul dengan teman-teman sekitarnya.
5.      Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan kesehatan)
a.       Mengenal masalah kesehatan
      Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami anak ”A” (kurang gizi)
setelah anak dibawah ke posyandu untuk pemeriksaan rutin.
b.      Mengambil keputusan  mengenai tindakan kesehatan
Untuk masalah kesehatan anak ”Z” yang mengalami kurang gizi,ibu merasa
takut dengankondisi tersebutsehingga ibu tidak mau lagi untuk membawa ke
posyandu.karena ibu merasa anaknya sudah diimunisasi lengkap tapi masi saja
terkena gizi buruk.
c.       Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
         Keluarga hanya dapat merawat anggota keluarga yang sakit dengan
semampunya karena kondisi ekonomi yzng kurang.
d.      Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehat
      Keluarga beranggapan bahwa dengan hanya menyapu saja rumah sudah
dianggap bersih dan sehat.Kamar mandi dibersihkan 1 kali seminggu sudah
dianggap bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk yang bisa menyebabkan
penyakit DBD.
e.       Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
      Keluarga tidak mau membawa anggota keluarga yang sakit ketempat pelayanan
kesehatan yang lebih tinggi (puskesma/rumah sakit)karena jaraknya yang
terlalu jauh.
6.        Fungsi Religius
Kelurga biasa berdoa untuk meminta kesehatan dan lain-lain setelah selesai
menjalankan ibadah sholat.
7.        Fungsi Rekreasi
Keluarga jarang melakukan rekreasi di dalam maupun luar kota tempat
tinggalnya secara bersama-sama, mereka pergi ke luar kota hanya pada saat
lebaran. Sehari-hari hanya menonton Televisi bersama.
8.        Fungsi Reproduksi

28
Keluarga mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Tetapi ibu “S” tidak
mengikuti KB. Jumlah anak 3 orang, 2 wanita dan 1 laki-laki, jarak anak
pertama dan kedua 5 tahun, jarak anak kedua dan ketiga 8 tahun.
9.        Fungsi Afeksi
Keluarga mengajarkan agar anak tertua memperhatikan adik-adiknya yang
masih sekolah untuk membantu keluarga. Sikap saling menghormati antar
anggota keluarga masih tetap diajarkan.

VI.        Stres dan Koping Keluarga


1.        Stresor jangka pendek dan panjang
Ibu “S” mengatakan masalah yang membebaninya sekarang adalah keadaan
anak “Z” yang mengalami kurang gizi.
2.        Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga hanya mengatasi dengan memenuhi kebutuhan gizi semampunya
dengan kondisi ekonomi yang minimal.
3.        Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah ibu “S” membicarakannya dengan bapak “I” untuk di
musyawarahkan.
4.        Strategi adaptasi disfungsional
Bila anak “B” sulit untuk dinasehati ibu “S” kadang-kadang langsung masuk
kamar dan bila ada masalah berat ibu “S” sering sakit kepala dan kadang-
kadang menangis tetapi bila masalah sudah dibicarakan bersama, biasanya ibu
“S” tenang kembali.

VII.     Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga


  Ayah “I”
  Kepala                        : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih,   mulut ( lidah,gigi )
bersih, telinga bersih dan simetris.
  Leher                          : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru
( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan kotor.

29
  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki kotor, tidak ada riwayat penyakit pada
ekstremitas bawah.
  Perut                           :  Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat
penyakit system pencernaan.

  Ibu “S”
  Kepala                        : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi )
bersih, telinga bersih dan simetris.
  Leher                          : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru
( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada
ekstremitas bawah.
  Perut                           :  Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat
penyakit system pencernaan.
  Alat vital                    : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

  Anak “A”
  Kepala                        : Rambut kotor, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi )
bersih, telinga bersih dan simetris.
  Leher                          : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru
( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada
ekstremitas bawah.
  Perut                           :  Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat
penyakit system pencernaan.
  Alat vital                    : Bersih, mengalami disminorhea pada waktu menstruasi.

  Anak “B”

30
  Kepala                        : Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi )
bersih, telinga bersih dan simetris.
  Leher                          : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru
( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada
ekstremitas bawah.
  Perut                           :  Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat
penyakit system pencernaan.
  Alat vital                    : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

  Anak “Z”
  Kepala                        :  Rambut merah, mata simetris, mata cowong, hidung bersih, mulut bersih.
  Leher                          : Leher  : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
  Dada                           :  Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru
( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).
  Ekstremitas atas         : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.
  Ekstremitas bawah     : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada
ekstremitas bawah.
  Perut                           : Simetris, tampak buncit, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada
riwayat penyakit system pencernaan.
  Alat vital                    : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

VIII.  Harapan Keluarga


Anak “Z” ketika dibawa ke posyandu di katakana menderita kurang gizi dan
keluarga berharap petugas dapat membantu mengatasi masalah anak “S”.

31
SKENARIO 1

Pada saat kunjungan keluarga, perawat T melakukan pengkajian


keluarga didapatkan data sebagai berikut; sebuah kelurga yang terdiri dari Bpk
Y (36 tahun) tinggal bersama anggota keluarga yang terdiri dari istrinya Ibu N
(30 tahun) dan anaknya An.I (11 tahun) dan anak R (1,5 tahun). Ibu N adalah
ibu rumah tangga dan berpendidikan terakhir SLTP. Bpk Y seorang pekerja
pabrik konveksi yang selalu bekerja dengan sift 12 jam perhari. Berdasarkan
pengakuan ibu N anak R sering mengalami batuk pilek kambuh-kambuhan
dengan lebih dari 3 minggu. Dari hasil kunjungan rumah perawat melihat badan
anak R kelihatan lemas, masa ototnya kecil dan belum bisa berjalan, anak R
terlihat duduk di lantai dan hanya sambil bermain. Anak R susah makan dan
sering menutup mulutnya saat ibunya menyuapinya, sehingga ibu N sering
mengunyahkan nasi, sayuran dan lauknya terlebih dahulu kemudian baru
dimasukkan ke mulut kepada anak R. Berat badan anak R 8,5 kg, rambutnya
tumbuh tidak merata dan jarang, dan mudah dicabut. Ibu N kelihatan cemas
karena anaknya yang kedua belum bisa berjalan.
Pada saat kunjungan kedua ibu N bertanya kepada perawat tentang
masalah kesehatan yang dialami oleh ananknya. Ibu N menginginkan anaknya
dapat tumbuh normal seperti anak pertamanya. Selama ini ibu N sudah
berupaya untuk menyelesaikan masalah anak keduanya bersama suaminya
dengan memeriksakan ke puskesmas akan tetapi tidak ada perubahan.
Perawat melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga Bpk Y secara
teratur melalui kunjungan yang terencana setiap hari. Susunlah asuhan
keperawatan keluarga yang dilakukan oleh perawat berdasarkan kasus diatas.
Rumusan Masalah
-          Askep pda keluarga dengan masalah keterlambatan tumbuh kembang pada
anak
-          Askep pada keluarga Bp.Y dengan masalah keterlambatan tumbuh
kembang pda anak
Data Senjang
-          Ibu N mengatakan Anak R sering mengalami batuk pilek kambuh-kambuhan
dengan lebih dari 3 minggu. (DS)
-          Perawat melihat badan anak R kelihatan lemas, masa ototnya kecil dan belum
bisa berjalan, anak R terlihat duduk di lantai dan hanya sambil bermain.(DO)
-          Anak R susah makan dan sering menutup mulutnya saat ibunya menyuapinya
(DS)
-          BB 8;5 kg, rambutnya tumbuh tidak merata dan jarang, dan mudah dicabut
(DO)
-          Ibu N sering mengunyahkan nasi, sayuran dan lauknya terlebih dahulu
kemudian baru dimasukkan ke mulut kepada anak R (DO)
-          Ibu N bertanya kepada perawat tentang masalah kesehatan yang dialami oleh
ananknya (DO)

32
-          Ibu N kelihatan cemas karena anaknya yang kedua belum bisa berjalan. (DO)
-          Bpk Y seorang pekerja pabrik konveksi yang selalu bekerja dengan sift 12 jam
perhari.(DO)
-          Ibu N seabagai ibu rumah tangga dan pendidikan terahir SLTP (DO)
Analisa data
N Data Diagnosa
o keperawatan
1 DO: Ketidakseimbangan
-          Anak R kelihatan lemas, nutrisi kurang dari
masa ototnya blm bisa kebutuhan tubuh
berjalan pada keluarga Bp
-          Anak R susah makan dan Y khususnya pada
sering menutup mulutnya anak R
ketika di suapi
-          Ibu sering mwngunyahkan
nasi untuk anaknya
-          Rambut tidak tumbuh merata
dan jarang dan mudah di
cabut
-          BB 8,5 kg
2 DS: Ketidakefektifan
-          Ibu bertanya pada perawat menejemen
tentang masalah kesehatan regimen terapeutik
anaknya keluarga pda
-          Selama ini Ibu N sudah keluarga bpk y
berusaha menyelesaikan khususnya pda ibu
masalah dengan pergi ke dn bpk
puskesmas tapi tdk ada
perubahan
DO:
-          Ibu N sering mengunyahkan
nasi, sayuran dan lauknya
terlebih dahulu kemudian
baru dimasukkan ke mulut
kepada anak R
-           
3 DO: Keterlambatan
-          Badan anak R kelihatan pertumbuhan d
lemas perkembangan pd
-          Masa otot kecil, dan blm bsa bp Y khususnya
berjalan pada anak R
-          Anak R terlihat duduk di
lantai dan hanya bisa bermain
-          BB8,5 kg
-           

Diagnosa Keperawatan yang Muncul

33
1.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bp Y
khususnya pada anak R
2.      Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga pda keluarga bpk y
khususnya pda ibu dn bpk
3.      Keterlambatan pertumbuhan d perkembangan pd bp Y khususnya pada anak R

SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada
keluarga Bp Y khususnya pada anak R
Kriteria B Skore Justifikasi
ob
ot
Sifat masalah 1 3/3x1 Masalah
Aktual =1 ketidakseimba
ngan nutrisi
pada keluarga
Bp Y
khususnya
anak R sudah
terjadi, gejala
yang
mendukung
adalah anak R
susah makan
dan sering
menutup
mulutnya
ketika disuapi,
dan belum bisa
berjalan, jika
tidak ditangani
segra akan
terjadi
komplikasi
yang bisa
membahayaka
n anak R.
Kemungkinan 2 1/2x2 masalah dapat
masalah dapat =1 diubah dengan
di pecah tindakan
Mudah keperawatan,
dan mengubah
prilaku ibu
tentang cara
penberian
makanan,

34
penyuluhan
tentang cara
menyediakan
menu
seimbang dan
keluarga
kooperatif
untuk
menyediakan
serta didukung
dengan dana.
Potensi 1 1/3x1 Masalah
masalah untuk =1/3 ketidakseimba
dicegah ngan nutrisi
Rendah sudah terjadi
dan
membutuhkan
banyak waktu
untuk
menyeimbangk
annya. Serta
keluarga dalam
memberikan
makan anak R
dengan
mengunyahnya
terlebih
dahulu.
Menonjolnya 1 2/2x1 Keluarga
masalah =1 mengatakan
Segera di atasi sudah berusaha
ke puskesmas
untuk
mengobati
anak R tetapi
tidak ada
perubahan.
Jumlah 3 1/3

Diagnosa Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga pada


keluarga Bp. Y khususnya pada ibu dan bpk
Kriteria Bo Skore Justifikasi
bot
Sifat masalah 1 3/3x1= Masalah
Aktual 1 pada
keluarga
Bp.Y
merupakan
masalah

35
actual
dalam
manajeme
n regimen
terapeutik
karena Bp.
Y yang
bekerja
sebagai
konveksi
dan tidak
memilki
waktu
untuk
keluarga.
Kemungkinanma 2 1/2x2= Masalah
salah dapat di 1 dapat di
pecah ubah
Mudah dengan
adanya
waktu
Bp.Y
untuk
berkomuni
kasi
dengan
keluarga
melihat
pertumbuh
an dan
perkemban
gan
anaknya.
Potensi masalah 1 2/3x1= Masalah
untuk dicegah 2/3 dapat di
Cukup cegah
dengan
saling
menjaga
komunikas
i dalam
anggota
keluarga,
dan
meluangka
n waktu
untuk
keluarga.
Menonjolnya 1 1/2x1= Tidak ada

36
masalah 1/2 perhatian
Tidak segera dan
diatasi komunikas
i yang baik
dalam
keluarga
sehingga
masalah
tidak dapat
di rasakan
oleh
keluarga.
Jumlah 3 1/6

Diagnosa Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada Bp. Y


khususnya pada anak R
Kriteria Bob Skore Justifikasi
ot
Sifat 1 3/3x1 Masalah
masalah =1 keterlambatan
Aktual pertumbuhan
dan
perkembangan
telah terjadi
yaitu keluhan
anak R belum
bisa berjalan,
kejadian ini
sudah
berlangsung
lama.
Kemungkin 2 1/2x2 Keluhan batuk
an masalah =1 pilek sering
dapat di kambuh-
pecah kambuh, anak
Sebagian terlihat lemah,
masa ototnya
kecil dan belum
bisa berjalan
sudah terjadi
lama, dan ibu N
serta Bp Y
sudah berusaha
ke puskesmas
untuk
memeriksa
anaknya,

37
sehingga perlu
memberikan
pemahaman
pada keluarga
Bp Y dan Ibu N
untuk
membawa anak
R ke RS
Potensi 1 1/3x1 Keluhan anak
masalah = 1/3 tidak bisa
untuk berjalan sudh
dicegah terjadi lama dan
Rendah memerlukan
waktu lama
untuk
mengembalikan
pertumbuhan
yang optimal
dan
perkembangann
ya.
Menonjoln 1 2/2x1 Maslah pada
ya masalah =1 keluarga Bp.Y
Segera di segera di atasi
atasi karena bapa dan
ibu sudah
membawa
anaknya ke
posyandu untuk
melihat
pertumbuhan
dan
perkembangann
ya.
Jumlah 3 1/3

Prioritas diagnosa
1.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bp. Y
khususnya pada anak R
2.      Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada Bp. Y khususnya pada
anak R
3.      Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga pada keluarga Bp. Y
khususnya pada ibu dan bapak

WOC ASUHAN KEPERAWATA KELUARGA


Pohon masalah
Keterlambatan tumbang
 
Kurang nutrisi

38
Prilaku yang salah (mengunyahkan nasi untuk anaknya)
 
Tidak ada dukungan dari keluarga ketidakefektifan manejemen
regimen
 
kurang pengetahuan tentang nutrisi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


D Tujuan Evaluasi Rencana
ia Um Kh Kriteri Standa Tindakan
g um usu a r
n s
os
a
K
e
p
er
a
w
at
a
n
K Set Set -    -    -    beri
et ela ela keluarg Ketida pendidikan
id h h a kseimb kesehatan tent
a dila dila mampu angan ketidak
ks kuk kuk menye nutrisi seimbangan
ei an an butkan merupa nutrisi
m tind tind ketidak kan -    jelaskan kep
b aka aka seimba keadaa orang tua tent
a n n ngan n tidak pilihan maka
n kep kep nutrisi cukupn yang diperlu
g era era -    ibu ya oleh anak
a wat wat mampu asupan -    jelaskan p
n an an membe protein orang tua tent
n sela sela rikan dan cara pember
ut ma ma nutrisi kalori protein v

39
ri 3 3 yang yang dengan tepat
si bul kali tepat dibutu -    jelaskan p
k an, pert untuk hkan orang tua un
ur stat em anak oleh memonitor
a us uan seperti tubuh. catatan
n nut , protein -    pemasukan
g risi kel , Pemili nutrisi dan kalo
d kel uar karboh han -    anjurkan kep
ar uar ga idrat, makan keluarga un
i ga ma lemak, an meningkatkan
k Bp mp minera yang asupan maka
e Y u l, diperlu yang
b khu me vitami kan mengandung
ut sus nge n, dan untuk besi
u nya nal air pertum -    beri
h ana mas -    ibu buhan informasi y
a k R ala dapat dan tepat kep
n sei h membe perkem keluarga
tu mb tent rikan bangan bagaimana c
b ang ang vitami seperti mengolah nut
u keti n C protein tersebut
h dak pada , -    jelaskan p
p sei anak karboh keluarga tent
a mb -    Ibu idrat, diet hidup se
d ang dapat lemak, pada anak
a an membe minera -    anjur
k nutr rikan l, keluarga un
el isi makan vitami meningkatkan
u pad an n, dan BB anak y
ar a menga air. tepat
g ana ndung -    -    beri
a k R zat Pembe pengertian
B dan besi rian kepada kelua
p ma seperti vitami tentang
Y mp sayur, n C pentingnya
k u susu. untuk meningkatkan
h mer -    Ibu mening nutrisi p
us awa dapat katkan anaknya
us t memas kekeba
n ana ak lan
y k R sayur tubuh.
a den dengan -   
p gan tidak Pembe
a krit terlalu rian zat
d eria matang besi
a : . untuk
a -       -    Ibu mening
n pe dapat katkan
a mas memili pertum

40
k uka h buhan
R n makan tulang
nutr an dan
isi : yang kekuat
3 banyak an
-       menga pada
pe ndung tulang.
mas makan -   
uka an Mengo
n yang lah
cair sehat nutrisi
an : dan tidak
3 bergizi terlalu
-       seperti lama
pe sayura dan
mas n, terlalu
uka buah, matang
n dan agar
ma susu. kandun
kan -    Ibu gan
an: mampu vitami
3 melaku n tidak
-       kan hal larut
pen yang dalam
ing dapet air
kat membu rebusa
an at BB n.
BB/ anak -   
TB: mening Memili
2 kat, h
-       seperti makan
ene membe an
rgi: ri yang
3 makan banyak
-       an menga
ton yang ndung
us bergizi vitami
otot . n dan
:2 -    Ibu zat gizi
-       mampu untuk
pe memili mening
mas h katkan
uka makan pertum
n an buhan
cair yang anak
an: menga -    BB
3 ndung anak
nutrisi. sesuai
usia

41
dan
sesui
dengan
pertum
buhan.
-    Nutrisi
adalah
makan
an
yang
menga
ndung
empat
kompo
nen
yaitu
karboh
idrat,
lemak,
protein
,
vitami
n.
K Set Set -    -    -          ajarkan orang
et ela ela keluarg motori bagaimana
er h h a k kasar menghibur
la dila dila mampu merupa anaknya den
m kuk kuk mengaj kan prilaku tek
b an an arkan perkem peredaan sep
at tind tind anak bangan menpuk tan
a aka aka dengan pada (motorik kasar
n n n permai anak -          ajarkan orang
p kep kep nan melipu untuk
er era era “pok ti memberikan
tu wat wat ame gerak penghargaan
m an an ame” anak, yang reali
b sela sela -    prilaku untuk prilaku
u ma ma keluarg anak. perkembangan
h 6 4 mampu -    anak
a bul kali membe Pengha -          ajarkan kep
n an, pert rikan rgaan orang tua un
& pert em pujian yang berpartisipasi
p um uan saat realisti pada saat maka
er buh kel anakny k -          ajarkan kep
k an uar a merupa orang tua un
e dan ga mampu kan ciptakan renc
m pae ma melaku suatu untuk
b rke mp kan pujian pertumbuhan
a mb u geraka kepada individu set

42
n ang mer n anak anak
g an awa motori melipu memperbaharu
a pad t k ti secara teratur.
n a ang kasar. ucapan -          Ajarkan kelua
p kel got -    yang untuk memon
d uar a Keluar memuj stimulasi anak
b ga kel ga i. dalam lingkun
p bp uar mampu -    -          Ajarkan or
Y Y ga, menem Berpart tua un
k khu me ani isispasi memberikan
h sus ngg anak pada stimulasi ber
us nya una ketika saat rekaman
us ana kan anak makan instrumen
n k R fasi sedang yaitu musik,sentuha
y me lita makan orang dan gera
a mb s di meja tua secara tepat
p aik kes makan ikut -          Sedia
a ses eha -    serta lingkungan y
d uai tan Keluar dalam tenang nyam
a den dan ga menem setelah memb
a gan mo mampu ani makan un
n usi difi memba anak menghindari
a a. kasi wa makan. tersedak
k ling anak -   
R kun keposy Rencan
gan andu a
den atau pertum
gan tenaga buhan
krit kesehat merupa
eria an kan
: untuk suatu
-    menget strategi
pert ahui untuk
um perkem melihat
buh bangan sebera
an anak pa jauh
dan -    perkem
per Keluar bangan
ke ga anak.
mb mampu -   
ang membe Stimul
an ri asi
nor stimula anak
mal si anak yaitu
:3 dengan membe
-    bermai ri
pril n rangsa
aku dengan ngan
ana anak. kepada

43
k -    anak
yan Keluar agar
g ga anak
nor mampu mampu
mal membe melaku
:3 rikan kan hal
-    anak yang
keb stimula distimu
utu si lasi
han dengan oleh
sti mende orang
mul ngarka tua.
asi n -   
:4 musik, Stimul
-    sentuh asi
keb an dan anak
utu geraka yaitu
han n seprti membe
das mengaj ri
ar ari rangsa
per berjala ngan
awa n. kepada
tan: -    anak
3 Keluar agar
-    ga anak
keb mampu mampu
utu mencip melaku
han takan kan hal
em lingku yang
osi: ngan distimu
3 yang lasi
-    nyama oleh
ters n dan orang
edi bersih tua.
any saat -   
a anak Lingku
mot makan. ngan
ifas yang
i nyama
pad n yaitu
a lingku
kel ngan
uar yang
ga: tidak
3 bising,
-    tidak
keb terdapa
utu t
han kerama

44
pen ian dan
ga bersih
was agar
an perhati
kes an
eha anak
tan: tidak
3 teraliha
-    kan.
stra
tegi
unt
uk
me
nga
tur
fakt
or”
ling
kun
gan
yan
g
beri
sik
o:3
-   
pen
ceg
aha
n
ced
era:
3
-   
stra
tegi
ko
mu
nik
asi
pad
a
ana
k:3

K Set Set -       Kedua -   -       Anjur


et ela ela orang Keluar anggota kelua
id h h tua ga inti untuk memb

45
a dila dila mampu dapat hubungan sal
k kuk kuk membi memba percaya
ef an an na ngun -       Dampi
e tind tind hubung hubung keluarga un
kt aka aka an an membangun
if n n saling saling mekanisme
a kep kep percay percay koping ada
n era era a a untuk menca
m wat wat dengan antara kesepakatan
e an an anakny suami sebagai orang
n sela sela a. dan -       Edukasi or
ej ma ma -       istri, tua tent
e 3 3 Keluar orang potensial angg
m bul kali ga Bpk tua dan keluarga y
e an pert Y anak- berkomplik
n ma em mampu anak, -       Anjur
re naj uan bertaha serta keluarga un
gi em kel n dan sesama menghabiskan
m en uar menga anak- waktu bersa
e regi ga ntisipa anak. sebagai sepas
n me Bp si -   orang tua un
te n kY masala Tindak memelihara
ra tera khu hnya. an sesuatu y
p peu sus -       yang memuaskan
e tik nya Keluar dapat dalam hubun
ut kel pad ga Bpk menye keluarga
ik uar a Y suaika -       Dampingi or
k ga ibu dalam n diri tua un
el Bp N menyel dan mencapai
u kY dan esaikan perilak keseimbangan
ar khu Bp masala u dalam beke
g sus kY h dengan sebagai orang
a nya ma dengan konstru dan peran seba
p pad mp cara ktif. sepasang sua
d a u musya Individ istri
a ibu me warah u lebih
k N nge -       mampu
el dan nal Keluar bertaha
u Bp mas ga n dan
ar kY ala membu menga
g me h at ntisipa
a nja tent jadwal si
b di ang untuk kemun
p efe keti rekreas gkinan
k k- dak i adanya
y tif efe bersam bahaya
k ktif a .
h an keluarg -   Cara
us ma a pemec

46
us naj -       Orang ahan
n em tua masala
y en mampu h yang
a regi memba baik
p me gi dengan
d n waktu musya
a tera untuk warah
ib peu menem antara
u tik ani keluarg
d dan anakny a dan
n ma a. saling
b mp mengh
p u argai,
k me mengh
nga ormati
mbi di
l setiap
kep anggot
utu a
san keluarg
den a,
gan saling
krit memba
eria ntu.
: -  
-   Rekrea
Me si
ngo merupa
lah kan
pro cara
ble untuk
m mengh
kel abiska
uar n
ga : waktu
3 untuk
-   keluarg
Mel a dan
ibat cara
kan untuk
ang mempe
got rerat
a hubung
kel an
uar keluarg
ga a.
dal -  
am Pengat
dis uran

47
kus waktu
i antara
kel jam
uar bekerja
ga : dan
3 kumpu
-   l
Me dengan
nge keluarg
kpr anya.
esik
an
sec
ara
terb
uka
per
asa
an
dan
em
osi
seti
ap
ang
got
a
kel
uar
ga:
3
-  
Me
ngg
una
kan
stra
tegi
unt
uk
me
ngo
lah
kon
plik
dal
am
kel
uar

48
ga:
3
-  
Ber
bag
i
res
pon
dal
am
tug
as
kel
uar
ga :
3
-  
Me
ma
naj
em
en
stab
ilita
s
keu
ang
an:
3

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA
Diagnos T Implem Evaluasi P
a g entasi a
keperaw l r
atan a
d f
a
n

w
a
k
t
u
Ketidaks 1 Member S:
eimbang 9 ikan keluarga
an penjelas mengata

49
nutrisi A an pada kan
kurang p keluarga mengert
dari r Bp. Y i tentang
kebutuh i tentang ketidaks
an tubuh l ketidaks eimbang
pada eimbang an
keluarga 2 an nutrisi
Bp Y 0 nutrisi O:
khususn 1 dan kelurga
ya pada 3 mengaja terlihat
anak R rkan kooperat
cara if dalam
menyaji pemberi
kan, an
memilih materi
makan tentang
yang kebutuh
memenu an
hi nutrisi.
kebutuh A:
an tindakan
nutrisi keperaw
anak. atan
keluarga
tercapai
sebagian
P:
lanjutka
n
interven
si
Keterla 2 Mengaja S:
mbatan 8 rkan keluarga
pertumb kepada mengata
uhan A keluarga kan
&perke p Bp. Y paham
mbanga r tentang tentang
n pd bp i pertumb member
Y l uhan ikan
khususn dan stimulus
ya pada 2 perkemb motorik
anak R 0 angan kasar
1 anak, O:
3 meliputi keluarga
motorik Bp. Y
kasar kooperat
dan if
menjaga menden
lingkun garkan

50
gan perawat
yang dan
kondusif yang
diajarka
n
perawat
A:
tindakan
keperaw
atan
keluarga
tercapai
sebagian
P:
lanjutka
n
interven
si.
Ketidake 7 Mengaja S:
fektifan rkan Keluarg
meneje m anggota a Bp. Y
men e keluarga mengata
regimen i untuk kan
terapeuti membin sudah
k 2 a paham
keluarga 0 hubunga tentang
pda 1 n saling cara
keluarga 3 percaya membin
bpk y dengan a
khususn anggota hubunga
ya pda keluarga n saling
ibu dn yang percaya.
bpk lain O :
seperti keluarga
anak Bp Y
dan kooperat
anggota if
keluarga menden
yang garkan
lainnya dan
mempra
ktikkan
cara
membin
a
hubunga
n saling
percaya
A :

51
tindakan
keperaw
atan
keluarga
Bp Y
tercapai
sebagian
P :
lanjutka
n
interven
si.

Diposkan oleh Fitriyani di 03.15

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehidupan keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter tiap
individu yang didalamnya. Oleh sebab itu, keluarga mempunyai tugas dan fungsinya
sendiri, dimana keluarga bukan hanya berfungsi sebagai membentuk suatu keturunan akan
tetapi keluarga mempunyai fungsi ekonomi, psikologi, dan pendidikan. Masalah-masalah
kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya, serta
keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan para anggotanya. Jadi, yang dibutuhkan dalam menangani masalah ini selain
peran dari keluarga diperlukan juga profesi yang bekerja dalam kesehatan keluarga,
contohnya saja teori dalam keperawatan keluarga. Peningkatan status kesehatan keluarga

52
merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian
keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga meningkat diharapkan
kesejahteraan keluarga akan meningkat pula.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
memahami dan melaksanakan proses asuhan keperawatan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M.dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, &
Praktik. Indonesia. Buku Kedokteran EGC.
Harmoko.2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Lueckenotte, Annette Giesler (1998). Pengkajian Keperawatan keluarga, cet 1, EGC.
Jakarta.
Nugroho, Wahjudi (2000). Keperawatan Keluarga.ed 2. Lia Astika Sari. EGC. Jakarta.
Roach, S. (2001). Introductory Family nursing. Philadelphia: Lippincott.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktek. EGC : Jakarta.

53

Anda mungkin juga menyukai