Anda di halaman 1dari 2

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK / PENUNJANG pada payah jantung (heart failure)

1. EKG (elektrokardiogram): untuk mengukur kecepatan dan keteraturan denyut jantung EKG: Hipertrofi
atrium atau ventrikuler, penyambungan aksis, iskemia, san sanitas, pola perubahan yang mungkin dicari.
Disritmia mis: takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST / T bertahan 6 minggu atau lebih setelah
imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventrikel

2. Echokardiogram: menggunakan gelombang suara untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung, serta
menilai kondisi ruang jantung dan fungsi katup jantung. Sangat bermanfaat untuk menegakkan
diagnosis gagal jantung.

3. Foto rontgen dada: untuk mengeta

hui adanya pembesaran jantung, penimbunan cairan di paru-paru atau penyakit paru lainnya.

4. Tes darah BNP: untuk mengukur kadar hormon BNP (B-type natriuretic peptide) yang pada gagal
jantung akan meningkat.

5. Sonogram: Dapat mengubah dimensi pembesaran, perubahan dalam fungsi / struktur katub atau
adalah penurunan kontraktilitas ventrikel.

6. Skan jantung: Lakukan penyuntikan fraksi dan kirakan pergerakan dinding.

7. Kateterisasi jantung: Tekanan bnormal yang menandakan dan membantu menentukan jantung sisi
kanan verus sisi kiri, dan stenosi katup atau insufisiensi, Juga mengkaj potensi arteri kororner. Zat
kontras disuntikkan ke ventrikel untuk menentukan ukuran bnormal dan ejeksi fraksi / perubahan
kontrktilitas.

B. Pemeriksaan Penunjang pada serangan jantung

1. EKG (Elektrokardiogram) Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih bekerja akan
menmghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik terhubung dari
jaringan iskemik, lebih lanjut lagi, jaringan iskemik akan mengubah segmen ST karena perubahan ST.
Pada infark, miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan gagal untuk repolarisasi normal, gagal
elevasi segmen ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan membentuk cincin iskemik di area sekitar nekrotik,
gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif dengan elektrikal, tetapi
zona nekrotik akan membahas perubahan gelombang T saat iskemik terjasi lagi. Pada awal infark
miokard, elevasi ST mulai dengan gelombang T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-hari berikutnya,
gelombang Talikan. Sesuai dengan umur infark Miokard, gelombang q menetap dan segmen st kembali
normal.

2. Test Laboratorium Darah Selama Serangan, Sel-Sel Otak Mati dan Protein-Protein tertentu keluar dari
aliran Darah. Kreatinin Pospokinase (CPK) termasuk dalam hal ini CPK-MB terdetekai setelah 6-8 jam,
mencapai puncak setelah 24 jam dan kembali menjadi normal setelah 24 jam berikutnya. LDH (Laktat
Dehidrogenisasi) terjadi pada mount lanjut infark miokard yaitu setelah 24 jam kemudian mencapai
puncak dalam 3-6 hari. Masih dapat dideteksi hingga dengan 2 minggu. Iso enzim LDH lebih spesifik
dibandingkan CPK-MB akan tetapi penggunaan klinisnya masih kalah akurat dengan nilai Troponin,
terutama Troponin T. Seperti yang kita ketahui adalah benar-benar isoenzim CPK-MB dan LDH selain
ditemukan pada otot juga dapat ditemukan pada otot rangka. Troponin T & Imerupakan protein yang
merupakan pertanda paling spesifik dari tubuh, terutama Troponin T (TnT). Tn T sudah gagal 3-4 jam
pasca kerusakan miokard dan masih tetap tinggi dalam serum selama 1-3 minggu. Pengukuran serial
enzim jantung diukur setiap tiga hari pertama; Nilai tambah jika nilai 2 nilai batas nilai normal.
Ketidakseimbangan Elektrolit dapat member kondaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal hipokalemi,
hiperkalemi. Leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA terkait dengan
proses inflamasi. Kolesterol atau Trigliserida serum meningkat, menyebabkan arteriosclerosis sebagai
penyebab AMI. Kecepatan sedimentasi meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI, menunjukkan
inflamasi. GDA dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru acut atau kronis.

3. Tes Radiologis - pemeriksaan khusus dengan sinar x pada jantung dan pembuluh darah. Merupakan
tindakan yang dilakukan selama angiografi koroner untuk menemukan letak sumbatan pada arteri
koroner. Kateter dimasukkan melalui arteri pada lengan atau paha menuju jantung. Prosedur ini
dinamakan kateterisasi jantung, yang merupakan bagian dari angiografi koroner. Zat kontras yang
terlihat melalui sinar x diinjeksikan melalui ujung kateter pada aliran darah. Zat kontras itu
memungkinkan dokter dapat mengalirkan darah yang mengalir. Jika ditemukan sumbatan, tindakan lain
yang dinamakan angioplasti, dapat dilakukan untuk memulihkan aliran darah pada arteri tersebut.
Kadang-kadang akan ditempatkan stent (pipa kecil yang berpori) di dalam arteri untuk diizinkan tetap di
ruang terbuka.

Foto dada, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung berubah GJK atau aneurisma
ventrikuler.

Pencitraan darah jantung (MUGA), pembaharuan gerakan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding
regional dan fraksi ejeksi (aliran darah).

Angiografi koroner, ilustrasi penyemitan atau sumbatan arteri koroner. Lebih tepatnya dilakukan
dengan mengukur tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak
selalu dilakukan pada fase AMI yang dilakukan bedah jantung angioplasti atau emergensi.

Kasron Digital subtraksion angiografi (PSA), teknik yang digunakan untuk menggambarkan pembuluh
darah yang mengarah ke atau dari jantung. Nuklear Magnetic Resonance (NMR), Memungkinkan
visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel, lesivaskuler, pembentukan plak, area
nekrosis atau infark dan bekuan darah.

Anda mungkin juga menyukai