Puskesmas Komunitas I
Puskesmas Komunitas I
PUSKESMAS
( PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT)
Assalamualaikum wr wb
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena dengan
rahmat dan pertolongan-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan penuh
kemudahan. Dalam menyelasaikan makalah ini penyusun mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, jadi pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Dalam harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. oleh
sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan diterima dengan senang
hati dan penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi siapapun. Terima kasih.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam
sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six)
dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi,
kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah
setempat. Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh dan terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan, dan pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan.
Ketersediaan sumber daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sangat
mempengaruhi pelayanan kesehatan (Profil kesehatan indonesia, 2009).
saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk
menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas
pembantu serta puskesmas keliling. Jumlah puskesmas di Indonesia sampai
dengan akhir tahun 2009 sebanyak 8.737 unit dengan rincian jumlah puskesmas
perawatan 2.704 unit dan puskesmas non perawatan sebanyak 6.033 unit. Salah
satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keterjangkauan penduduk
terhadap puskesmas adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk. Dalam kurun
waktu 2005 hingga 2009, rasio ini menunjukkan adanya peningkatan. Rasio
4
puskesmas per 100.000 penduduk pada tahun 2005 sebesar 3,50 pada tahun 2009
meningkat menjadi 3,78 (Profil kesehatan indonesia, 2009).
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. PUSKESMAS
I.1 Pengertian
A. Puskesmas
C. Pembangunan Kesehatan
6
E. Wilayah Kerja
7
yang muncul akibat penmbangunan yang diselenggarakan di wilayah
masyarakat.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
Puskesmas berupaya agar perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk
melayani diri sendiru dan hidup sehat termasuk dalam pembiayaan
kesehatan oleh dan untuk mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat tetap
memerhatikan situasi, kondisi, dan sosial budaya masyarakat setempat.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
1. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan ini bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan
menyembuhkan dan memulihkan seseorang ke kondisi semula., tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan.
2. Pusat pemberrdayaan masyarakat
Pelayanan kesehatan ini bersifat public goods dengan tujuan
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.
8
Puskesmas sebagai pembina berbagai macam pelayanan kesehatan strata
pertama yang ada diwilayah kerjanya, misalnya praktik dokter, praktik
bidan, poliklinik, balai kesehatan masyarakat, atau yang lainnya.
Disamping itu, juga terdapat upaya kesehatan bersumber masyarakat
seperti posyandu, polindes, pos obat desa, dan pos upaya kesehatan kerja
(ukk)
9
mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian serta
penilain.
b. Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
Puskesmas bertanggung jawab terhadap dinas kesehatan kabupaten / kota.
Sebaliknya Dinas kesehatan kabupaten/kota membina dan memberikan
bantuan administratif dan teknis kepada Puskesmas.
c. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas menjalin kerja sama dengan Pelayanan Kesehatan strata
pertamayang dikelola oleh masyarakat maupun swasta, termasuk
penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang dilaksanakan.
Puskesmas melaksanakan kegiatan bimbingan teknis, pemberdayaan, dan
rujukan sesuai kebutuhan.
d. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Puskesmas menjalin kerja sama dengan berbagai kesehatan rujukan. Untuk
perorangan,Puskesmas bekerja sama dengan rumah sakit Kabupaten/Kota.
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat kerja sama dalam hal
rujukan dilakukan dengan Dinas Kesehatan Kabupatrn/Kota, laboratorium
kesehatan, serta balai kesehatan masyarakat
e. Dengan Lintas Sektor
Sebagai pelaksana teknik penyelenggaraan sebagian tugas pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Puskesmas berkoordinasi dengan berbagai sektor terkait yang ada di
kecamatan.
f. Dengan Masyarakat
Puskesmas memelurkan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan
subjek dalam pembangunan kesehatan. Dukungan aktif tersebut
diwujudkan dengan pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
yang menghimpun berbagai potensi yang dimiliki oleh masyarakat.
Misalnya tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi
kemasyarakatan, serta pelaku usaha. Nantinya BPP tersebut berperan
sebagai mitra Puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan
10
kesehatan. BPP adalah suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh
masyarakat peduli kesehatan yang berperan sebagai mitra kerja Puskesmas
dalam menyelenggarakan upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas. Adapun fungsi dari BPP inj sebagai berikut:
1. Memberikan pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan oleh Puskesmas (to serve)
2. Berfungsi dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan dan
keberhasilan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas (to advocate)
3. Berfungsi melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan masukan
tentang kinerja Puskesmas dalam memberikan pelayanan (to watch).
11
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya ini ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ada di
masyarakat dan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya
pengembangan ini misalnya:
a. Upaya kesehatan sekolah
b. Upaya kesehatan olahraga
c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat
d. Upaya kesehatan kerja
e. Upaya kesehatan gigi dan mulut
f. Upaya kesehatan jiwa
g. Upaya kesehatan mata
h. Upaya kesehatan usia lanjut
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional
12
d. Melaksankan upaya kesehatan primer secara merata dan terjangkau
diwilayah kerja puskesmas.
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang
optimal, maka penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus dilakukan
secara terpadu baik lintas program maupun lintas sektor. Keterpaduan
dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Keterpaduan lintas program
Upaya memadukan usaha kesehatan yang menjadi tanggung jawab
puskesmas. Misalnya Manajemen Terpadu Balita Sakit (MBTS) yang
mencangkup keterpaduan antara KIA dengan P2M, gizi, promosi
kesehatan, dam pengobatan. Contoh lainnya misalnya posyandu yang
memadukan kegiatan KIA, gizi, promosi kesehatan, dan yang
lainnya.
b. Keterpaduan lintas sektoral
Upaya memadukan program atau kegiatan puskesmas (program
wajib, pengembangan, maupun inovasi) dengan sektor lainnya
ditingkat kecamatan, termasuk organisasi masyarakat dan dunia
usaha. Misalnya usaha kesehatan sekolah dipadukan dengan sektor
terkait lainnya seperti pendidikan, keluarahan atau desa, pertanian,
dan sektor lainnya.
13
4. Azas Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas masalah
kesehatan secara timbal balik, vertikal maupun horizontal. Puskesmas
memiliki keterbatasan dalam mefasilitasi pelayanan kesehatan. Rujukan
upaya kesehatan perorangan merupakan rujukan kasus penyakit meliputi
rujukan kasus, rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) dan rujukan ilmu
pengetahuan. Rujukan upaya kesehatan masyarakat adalah rujukan
masalah kesehatan masyarakat antara lain kejadian luar biasa, bencana,
pencemaran lingkungan, rujukan sarana dan logistik, tenaga dan rujukan
operasional.
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Rujukan untuk khusus penyakit. Misalnya, bila puskesmas merawat
kasus dengan penyakit tertentu, namun karena fasilitas kesehatan
yang terbatas, maka kasus tersebut dapat dirujuk ketempat pelayanan
kesehatan lebih lengakap. Demikian sebaliknya, rumah sakit dapat
juga merujuk pasiennya yang hanya perlu rawat jalan puskesmas.
Rujukan demikian dikenal dengan rujukan vertikal dan horizontal :
1) Rujukan kasus dengan keperluan diagnostik, pengobatan,
tindakan medis seperti operasi atau lainnya.
2) Rujukan bahan pemeriksaan.
3) Rujukan ilmu pengetahuan, misalnya mendatangkan tenaga ahli
ke puskesmas untuk mendapatkan bimbingan atau hal lainnya.
b. Rujukan kesehatan masyarakat
Rujukan ini mencangkup masalah kesehatan masyarakat yang
dihadapi puskesmas. Misalnya masalah out break atau kejadian luar
biasa (KLB) atau yang dikenal dengan epidemic. Puskesmas dapat
melakukan rujukkan pada dinas kesehatan kabupaten atau kota.
Rujukan tersebut dapat dibedakan menjadi :
1) Rujukan sarana dan logistik, misalnya peminjamkan alat audio
visual, obat, vaksin termasuk bahan-bahan lainnya.
14
2) Rujukan tenaga antara lain tenaga ahli untuk penyelidikan
wabah, ataukah tenaga ahli untuk menyelesaikan masalah yang
terkait dengan hukum.
3) Rujukan operasional mencangkup penyerahan sepenuhnya
masalah kesehatan masyarakat dan tanggung jawab
penyelesaianya kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota.
Rujukan ini dijalankan bila puskesmas tidak mampu mengatasi
permasalahan yang ada.
15
kesehatan kabupaten/kota. Namun demikian, bebrapa daerah membenarkan
puskesmas untuk menggunakan pendapatan tersebut untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan perorangan yang umumnya terkisar antara 25-50% dari
total dana retribusi yang diterima. Selain itu, saat ini banyak pemerintah
daerah yang menggratiskan biaya pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
oleh masyarakat dipuskemas. Disamping itu, ada juga pemerintah daerah
yang menyediakan jaminan kesehatan terutama bagi warga miskin
didaerahnya masing-masing. Jadi hal tersebut sangat dipengaruhi oleh
kemampuan keuangan daerah masing-masing. Pada umumnya pembebasan
viaya pelayanan kesehatan di puskesmas terutama ditunjukkan bagi
masyarakat miskin.
3. Sumber Lain
a. PT ASKES
Biaya yang diperuntukkan sebagai imbal jasa pelayanan yang
diberikan kepada peserta askes, selanjutnya dana tersebut dibagikan
kepada para pelaksana sesuai ketentuan yang berlaku.
b. PT (persero) Jamsostek
Peruntukkannya sebagai imbal jasa juga terdapat jasa pelayanan yang
telah diberikan kepada peserta jamsostek. Dana ini selanjutnya
dibagikan kepada para pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan
c. JPSBK/PKPSBBM
Pemerintah mengeluarkan dana secara langsung kepada puskesmas
yang tujuannya untuk membantu masyarakat miskin. Pengeluaran
dana ini mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas dan Pustu sangat berperan penting dalam meningkatkan akses
peningkatan pelayanan kesehatan yang merata, seperti pusat pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, pusat
pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi; pelayanan kesehatan
perorangan (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).
Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan seharusnya kita lebih mengahayati fungsi puskesmas,
karena puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan
masyarakat. Selayaknya kita sebagai tenaga kesehatan turut mengembangkan
program-program yang ada di Puskesmas. Sehingga kita dapat memberikan
pelayanan yang terbaik kepada klien.
17
DAFTAR PUSTAKA
18