PEMBAHASAN
tembus cahaya dan berwarna merah bening. Hal tersebut karena terjadinya proses
jika dibandingkan dengan darah atau jika dalam praktikum ini kami menggunakan
cairan yang bersifat hipotonis jika dibandingkan dengan darah. Oleh karena itu
darah yang kami berikan tambahan aquadest kedalam lingkungannya maka darah
aquadest sehingga beberapa cairan dari aquadest masuk kedalam sel-sel darah
merah tersebut sampai konsentrasinya seimbang akan tetapi membran atau lapisan
yang dimiliki darah tidak kuat untuk menampung semua itu sehingga terjadilah
Hemolisis (pecahnya sel darah merah). Sehingga tulisan pada kertas yang kita
lihat dengan ditutupi oleh tabung reaksi yang beriikan darah tersebut maka tulisan
tersebut akan nampak terlihat karena sel-sel darah terebut telah mati, akibatnya
bewarna lebih terang dan darah tercampur sempurna, dengan kata lain darah
yang termasuk kedalam golongan cairan hipertonis jika kita bandingkan dengan
konsentrasi yang dimiliki oleh darah. Oleh karena itu jika kita mencampurkan
darah dengan cairan tersebut maka akan terjadi proses pengerutan (Apoptosis)
yaitu proses dimana cairan dari sel darah merah akan keluar dari membran plasma
yang selalu menyelimutinya. Maka dari itu kita tidak akan bisa melihat tulisan
yang akan kita lihat melalui tabung reaksi tersebut karena darah tidak pecah
lakukan terhadap darah yang kita kenai perlakuan seperti ini dan hasilnya darah
terlihat keruh dan warnanya merah keruh. Hal tersebut karena terjadinya proses
krenas, tulisan yang dikenakan darah tersebut akan buram, tidak terlihat terlalu
jelas, karena darah tidak pecah, hanya mengkerut sehingga darah tersebut masih
tembus cahaya, dan isotonis. Darah yang tidak mendapatkan perlakuan apapun
tidak mengalami perubahan struktur akan tetapi jika darah tersebut terlalu lama di
dengan plasma, cairan isotonik tidak menyebabkan pergerakan signifikan air dari
Darah yang kita beri campuran aquadest tersebut ketika dilihat dengan
kasat mata darah tersebut terlihat baik-baik saja hanya warnanya saja yang
berubah menjadi agak bening akan tetapi ketika kita lihat dengan menggunakan
mikroskop, sel-sel darah tersebut banyak yang telah pecah tetapi tidak semuanya
pecah karena masih adanya sel-sel darah merah yang mampu bertahan sampai
pada saat tersebut. Mungkin hal ini adalah salah satu sebab mengapa darah yang
Hal ini sesuai dengan pernyataan Lolita (2010), ketika sel darah di beri
aquades sel menjadi lisis artinya sel menjadi pecah hal ini di karenakan aquades
dalam sel lebih rendah mengakibatkan pelarut yang berada di luar yaitu
membran eritrosit tidak lagi mampu menahan tekanan zat yang masuk
Pada penambahan Nacl 3%, sel-sel darah yang mampu bertahan ataupun
sel-sel darah merah yang telah pecah akibat penambahan aquadest dapat diamati
melalui mikroskop. Sel - sel darah merah yang mampu bertahan jika ditambahkan
dengan dengan Nacl 3% dapat kembali ke bentuk normal karena sifat tekanan
cara mengambil cairan dari lingkungan jika konsentrasi di dalam sistem lebih
tinggi dan sebaliknya. Ketika darah yang masih dapat mampu bertahan
memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari pada konsentrasi aquadest maka darah
yang tadinya akan mengalami lisis akan kembali kedalam keadaan normal namun
yang kita kenai perlakuan seperti ini dan hasilnya kita tidak bisa membaca tulisan
yang berada dibalik tabung reaksi yang berisikan darah tersebut tanpa mengetahui
sebabyang pasti mengapa darah tersebut tidak bisa di tembus oleh cahaya. Namun
sekarang setelah saya melihat rupa darah secara mikroskopik, saya dapat melihat
jelas apa yang telah terjadi terhadap kondisi darah yang kita campurkan dengan
larutan NaCl 3% yang ternyata darah tersebut nampak terlihat kisut atau
mengkerut karena cairan yang berada di dalamnya telah keluar. Hal tersebut
dikarenakan oleh perbedaan konsentrsi yang dimiliki oleh darah dan NaCl,
Tekanan osmotik pada sel-sel darah dapat terganggu ketika sel-sel darah
diberikan atau dicampurkan dengan larutan yang lain (larutan yang mempunyai
konsentrasi yang berbeda dengan konsentrasi yang dimiliki oleh sel-sel darah).
NaCl 3% telah kisut keadaanya. Namun jika sel-sel yang telah kisut tersebut
dalam kondisi yang normal, tetapi kondisi tersebut tidak mampu bertahan lama
karena lama-kelamaan sel-sel darah tersebut akan mengalami Hemolisis. Hal ini
menunjukkan bahwa tekanan osmotik sel-sel darah tidak cocok dengan perlakuan
Rupa sel-sel darah yang berada dalam tabung reaksi yang tidak
mendapatkan perlakuan apapun dari kita saat kita amati secara mikroskopik
teryata kondisi dari darah tersebut baik-baik saja layakya darah yang masih
perubahan struktur namun jika darah tersebut terlalu lama didiamkan maka darah
akan membeku dan terbentuklah benang-benang fibrin yang akan membuat darah
menjadi kental dan tidak dapat tembus cahaya, sehingga tulisan tidak akan
terbaca.
Tulisan tidak dapat dilihat ketika ada buku yang ditempelkan dibelakang tabung
reaksi, ini karena sifat optik yang masih dimiliki oleh sel-sel darah tersebut yaitu sifat
4.3.1 NaCl 0%
Pada percobaan menentukan tahanan osmotik sel darah merah, darah yang
dibandingkan dengan yang dilarutkan pada NaCl 0.5%, NaCl 0.9% , NaCl 1,5%
dan NaCl 3%. Pada percobaan ini, tidak terdapat lapiran putih yang terbentuk
karena tekanan osmotik pada NaCl 0% ini sel-sel pada darah tersebut ada yang
Darah yang diberi campuran aquadest pada saat dilihat dengan kasat mata,
darah kelihatan baik, tetapi ketika dilihat dengan menggunakan mikroskop, sel-sel
darah tersebut banyak yang telah pecah namun tidak semua pecah karena masih ada
sel-sel darah merah yang mampu bertahan sampai pada saat tersebut.
konsentrasinya seimbang akan tetapi membran atau lapisan yang dimiliki darah
tidak kuat untuk menampung semua itu sehingga terjadilah Hemolisis (pecahnya
sel darah merah). Darah yang diberi aquades terlihat memudar warna merahnya,
karena hemoglobin keluar dari eritrositnya. Jadi tekanan osmotik dari sel-sel
darah tidak sama dengan tekanan osmotik larutan NaCl dengan konsentrasi 0%
Tekanan osmotik yang dimiliki oleh aquadest dan NaCl 3% itu tidak sama
dengantekanan osmotik dalam darah, sehingga kami coba dengan larutan NaCl
akan tetapi dengan konsentrasi yang berbeda dengan NaCl yang dahulu yang
memiliki besar 3% namun sekarang kita campurkan dengan NaCl yang memiliki
osmotik yang sama dengan darah, namun hasilnya tidak seperti apa yang kita
harapkan. Sel-sel darah yang masih normal ketika ditambahkan dengan NaCl
berkonsentrasi 0,5% ternyata hasilnya tidak jauh berbeda dengan darah yang kita
campur dengan aquadest. Sel-sel pada darah tersebut ada yang telah mengalami
lisis dan ada juga yang masih mampu bertahan. Jadi tekanan osmotik dari sel-sel
darah tidak sama dengan tekanan osmotik larutan NaCl dengan konsentrasi 0,5%.
Airdapat mengalir melalui membran sel, oleh karena itu bila darah dimasukan
kedalam larutan yang hipotonis maka sel darah merah akan pecah. Peristiwa
pecahnya sel darah merah hingga isinya menyebar keseluruh larutan disebut
Haemolisis.
Ketika sel-sel darah merah kita beri larutan NaCl yang mempunyai konsentrasi
0,9% ternyata ketika kita lihat di bawah mikroskop tidak ada pengaruh apapun
terhadap kondisi fisiologik sel-sel darah tersebut. Hal ini mungkin disebabkan
oleh tekanan osmotik yang dimiliki sel-sel darah denga tekanan osmotik yang
dimiliki oleh NaCl 0,9% itu sama, karena sejauh pandangan yang telah kami lihat
darah dan NaCl 0,9% adalah sama, sehingga darah maih dalam kondisi yang
normal. Jadi tekanan osmotik dari sel-sel darah sama dengan tekanan osmotik
yang menyatakan bahwa pada NaCl 0,9% sel darah merah pada hewan
larutan hipotonis bagi sel darah pada hewan poikilotermik yaitu kadal, lisis atau
hemolisis sendiri dapat terjadi di karenakan masuknya zat pelarut dari luar sel
konsentrasi rendah yang mengakibatkan membran plasma tidak lagi kuat menahan
larutan dan akhirnya pecah atau lisis kejadian ini dinamakan dengan osmosis
erirosit.
4.3.4 NaCl 1%
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air
air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma
akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
lapisan putih yang terbentuk setelah didiamkan selama 30 menit. Pada saat
diamati dalam keadaan mikroskopis, sampe tersebut mempunyai bentuk bulat dan
jumlahnya relative lebih banyak dibandingkan dengan sampel yang diberi NaCl
0%, NaCl 0,5%, dan NaCl 0,9%. Pada tabung yang ditambahkan NaCl 1% ini
darah akan mengalami krenasi, karena NaCl 1% merupakan cairan hipertonis. Jika
darah dicampurkan dengan cairan tersebut maka akan terjadi proses pengerutan
(krenasi) yaitu proses dimana cairan dari sel darah merah akan keluar dari
membran plasma yang selalu menyelimutinya karena pelarut di dalam sel darah
merah akan keluar dari sel tersebut. Jadi tekanan osmotik dari sel-sel darah tidak
4.3.5 NaCl 3%
berwarna merah keruhdan terdapat lapisan putih yang terbentuk. Darah yang
cairan hipertonis. Jika darah dicampurkan dengan cairan tersebut maka akan
terjadi proses pengerutan (krenasi) yaitu proses dimana cairan dari sel darah
merah akan keluar dari membran plasma yang selalu menyelimutinya karena
pelarut di dalam sel darah merah akan keluar dari sel tersebut. Jadi tekanan
osmotik dari sel-sel darah tidak sama dengan tekanan osmotik larutan NaCl
Jika cairan didalam sel hypertonis terhadap cairan didalam selmaka sel-sel
DAFTAR PUSTAKA