Anda di halaman 1dari 18

97

BAB 7 - MENANGANI KELEBIHAN EMISI GAS YANG BERKAITAN


DENGAN KARAKTERISTIK GEOLOGIS TAMBANG BATU BARA

Oleh James P. Ulery1


Pada Bab Ini

 Karakteristik geologis yang berkaitan dengan anomali emisi metan


 Letupan gas dan peniup
 Startegi drainase metan untuk memitigasi anomali emisi metan dan
 Pertimbangan umum tentang program drainase metan

Bab ini merangkum bagaimana karakteristik geologis tertentu mungkin berkaitan dengan
peningkatan emisi gas yang tidak diharapkan selama penambangan batu bara. Emisi yang tidak
diharapkan ini memiliki potensi untuk menciptakan kondisi ledakan di tempat kerja bawah tanah.
Juga membahas praktik yang umum digunakan untuk mengurangi potensi bahaya yang disebabkan
oleh emisi gas yang berkaitan dengan karakteristik geologis ini.

PENDAHULUAN

Emisi gas tambang yang tak terduga dalam jumlah yang cukup untuk menciptakan kondisi
berbahaya telah dikaitkan dengan sumber-sumber di luar lapisan batu bara yang ditambang sejak
dokumentasi pertama ledakan metan di tambang batu bara [Payman and Statham 1930].
Karakteristik geologi seperti rekahan telah lama dikenal sebagai saluran untuk aliran gas dari
strata/lapisan tanah berdekatan dengan lapisan batubara yang ditambang [Moss 1927; Payman and
Statham 1930]. Karakteristik lainnya seperti paleochannel batu pasir, lapisan tanah liat, dan lipatan
lokal juga telah dikenali dampaknya pada emisi gas menuju pengerjaan tambang [Darton 1915;
Price and Headlee 1943; McCulloch et al. 1975; Ulery and Molinda 1984].

Fakta bahwa lapisan tanah yang berdekatan dengan lapisan batu bara yang ditambang bisa
memancarkan sejumlah besar gas metan menuju tambang yang dikerjakan bukanlah hal yang
mengejutkan dari sudut pandang teoritis. Berbagai peneliti telah mengenali bahwa selama
penimbunan dan proses diagnesa unsur organik yang membentuk lapisan batu bara yang bisa
ditambang, unsur organik terdispersi yang serupa pada lapisan tanah yang berdekatan telah
memproduksi metan dalam jumlah yang sangat melampaui kapasitas penyimpanan batu bara dan
batuan di sekitarnya [Juntgen and Klein 1975]. Bukan hal yang mengejutkan bila jumlah metan
yang besar itu tetap terperangkap dalam lapisan tanah ini. Potensi bahaya terjadi ketika
penambangan lapisan batu bara terdekat menyebabkan perbedaan tekanan dan penambangan
menginduksi rekahan yang kondusif terhadap aliran gas menuju pengoperasian tambang dari
lapisan tanah ini. Aliran gas ini mungkin terfasilitasi atau sementara terhambat oleh adanya
struktur atau anomali geologis.

1
Peneliti geologi, Pittsburgh Research Laboratory, National Institute for Occupational Safety and Health,
Pittsburgh, PA.
98

Anomali emisi metan yang tidak terantisipasi


seringkali berkaitan dengan intersepsi karakteristik
geologi, seperti paleochannel, rekahan, dan lapisan
tanah liat, oleh pengoperasian tambang. Selain itu,
rekahan ini juga bisa menambah emisi metan sebelum
diintersepsi oleh penambangan.

Atas tujuan pembahasan bab ini, emisi gas yang berkaitan dengan karaktersitik geologi dibagi
menjadi dua kategori. Yang pertama termasuk peristiwa emisi tidak terlihat yang seringkali
berkaitan dengan berbagai macam karakteristik atau anomali geologi. Emisi ini biasanya tidak
terdeteksi dengan mudah tanpa peralatan, tapi bisa memicu akumulasi metan yang berbahaya jika
tidak dipulihkan. Kategori kedua meliputi peristiwa emisi berskala besar yang mudah dikenali
seperti peniup atau letupan yang berpotensi memiliki konsekuensi langsung dan biasanya
mengakibatkan bencana besar. Metode yang didokumentasikan untuk mengenali dan memulihkan
kedua jenis bencana telah disusun di seluruh dunia dan dibahas di sini.

Bab ini merangkum teknologi terkini untuk mengenali dan memulihkan bahaya emisi gas yang
berkaitan dengan berbagai macam karakteristik geologi. Meskipun penekanan telah ditempatkan
pada bahaya yang dikenali di tambang-tambang batu bara A.S., bahaya-bahay tersebut tidak
terdokumentasikan dengan baik dalam tambang-tambang ini, seperti letupan, yang juga dibahas
karena potensi terjadinya hal tersebut di masa mendatang ketika tambang mengekstraksi lapisan
yang lebih dalam dan lebih mengandung gas.

PENINGKATAN EMISI GAS YANG BERKAITAN DENGAN KARAKTERISTIK GEOLOGI

Di Amerika Serikat, peristiwa emisi gas yang berkaitan dengan karakteristik geologi merupakan
bahaya yang cukup umum di bidang pertambangan batu bara. Peristiwa ini tidak begitu jelas atau
seketika seperti ledakan atau penghembusan, yang dibahas kemudian. Namun, hal-hal tersebut
bisa menimbulkan risiko-risiko yang signifikan. Peristiwa emisi ini biasanya sulit dideteksi tanpa
peralatan dan survei bawah tanah.

Pemetaan terperinci dari karakteristik geologi bisa


membantu dalam memprediksi potensi bahaya emisi
dan merancang sistem drainase metan untuk
mencegahnya.

Bagian ini akan mempertimbangkan teknik-teknik untuk mendeteksi dan memulihkan anomali
emisi gas yang berkaitan dengan karakteristik geologi seperti saluran/lensa batu pasir, sumber
lapisan yang berdekatan, lapisan tanah liat, lipatan, rekahan, dan patahan berskala kecil. Juga
termasuk pembahasan intrusi batuan beku dan potensi dampaknya pada penyimpanan dan emisi
gas.
99

Saluran/lensa batu pasir. Endapan paleochannel batu pasir atau endapan batu pasir lentikular
yang berdekatan dengan lapisan batu bara yang ditambang secara historis telah didokumentasikan
sebagai penampungan gas [Darton 1915; Price and Headlee 1943]. Gas tersebut telah dihasilkan
in situ dari unsur organik yang mengendap dengan pasir, atau mungkin telah berpindah tempat ke
paleochannel dari lapisan batu bara yang terletak di bawah atau lapisan batuan yang kaya unsur
organik lain. Batu pasir yang mengandung gas ini umumnya memiliki permeabilitas yang lebih
tinggi dibanding lapisan batuan di wilayah penambangan batu bara. Ketika gas mengalir,
terbentuk jalur menuju pengerjaan tambang, melalui baik pelenturan lipatan yang terbentuk secara
alami, lapisan tanah liat, patahan, atau rekahan akibiat penambangan, maka emisi gas dari batu
pasir ini akan sangat nyata dan biasanya menghasilkan kondisi yang berbahaya.

Emisi metan dari paleochannel batu pasir adalah persoalan yang umum diketahui pada Pittsburgh
Coalbed di Pennsylvania dan West Virginia [McCulloch et al. 1975]. Di sebuah tambang di bagian
utara West Virginia, gas tercatat berpindah tempat dari saluran batu pasir menuju pengerjaan
tambang melalui rekahan yang berkaitan dengan lapisan tanah liat [Ulery and Molinda 1984].
Endapan paleochannel batu pasir di bawah Pittsburgh Coalbed adalah penampungan signifikan
yang masih mengalikan 370.000 cfd gas menuju sistem drainase metan 2 tahun setelah terpasang.

Menggambarkan badan batu pasir bermasalah paling baik dilakukan dengan program pengeboran
inti eksplorasi jarak cukup dekat dengan akurat menggambarkan cakupan dan kecenderungan dari
unit pasir [Houseknecht 1982]. Juga, mengevaluasi potensi kandungan/aliran gas unit batu pasir
diperlukan untuk memperkirakan apakah emisi akan memadai volume untuk menimbulkan potensi
bahaya. Hal ini bisa dicapau melalui pengujian sampel inti laboratorium untuk sifat-sifat
penampungan seperti porositas dan permeabilitas, pengujian sumur, atau pengukuran gas bawah
tanah secara langsung di daerah sekitar karakteristik tersebut [Diamond 1994].

Ketika batu pasir terbentuk, baik pada lantai dasar atau langit-langit strata, yang ditemui yang
menimbulkan bahaya emisi gas, perbaikan dapat dilakukan dengan lubang bor drainase metan
permukaan vertikal (Gambar 7-1, lubang bor A). Namun, lubang bor drainase metan dalam
tambang bisa menjadi solusi yang paling ekonomis. Pada Gambar 7-1, lubang bor B, C, dan D
menunjukkan lintas ukuran dalam tambang dan konfigurasi lubang bor degasifikasi horizontal,
masing-masing, untuk drainase matan endapan paleochannel mengandiung gas dalam langit-
langit strata. Konfigurasi permukaan yang sama atau lubang bor dalam tambang juga akan dapat
diterapkan pada endapan batu pasi mengandung gas dalam langit-langit strata.
100

Gambar 7-1 - Skenario drainase metan dari paleochannel.

Lubang bor metan vertikal yang dibor dari permukaan biasanya memerlukan baik pengeringan
dan perekahan hidrolis untuk keefektifan maksimum. Lubang bor degasifikasi bawah tanah
horizontal, bersilangan, atau vertikal juga perlu untuk menghilangkan air supaya menghasilkan
gas secara efektif. Sistem drainase metan ini dijelaskan secara lengkap dan direferensikan oleh
Diamond [1994].

Endapan paleochannel yang mengandung gas atau


lapisan batu bara yang berdekatan akan
memerlukan lubang bor drainase matan permukaan
atau bersilangan.

Lapisan batu bara dan lapisan sumber gas yang berdekatan lainnya. Riwayat pengalaman
dan penelitian pertambangan telah menunjukkan bahwa lapisan batubara yang berdekatan dengan
lapisan yang ditambang dapat menyumbang banyaknya gas metan yang signifikan menuju wilayah
pengoperasian [Finfinger and Cervik 1979; Ayruni 1984; Diamond et al. 1992]. Degasifikasi
lapisan batu bara ini dapat tercapai melalui pengeboran lubang vertikal atau terarah dari
permukaan. Kadang kala, lubang bor vertikal, lintas ukuran, atau terarah digunakan untuk
mengurangi potensi akumulasi gas yang mudah meledak [Finfinger and Cervik 1979; Ayruni
1984; Diamond 1994].

Selain pada lapisan batu bara yang berdekatan, strata yang berdekatan lain juga menjadi
penampunyan gas yang signifikan dan menambah emisi yang tidak diharapkan menuju
pengoperasian tambang. Serpihan dan batu lanau kaya akan unsur organik sering mengandung
gas metan dalam jumlah yang signifikan [Darton 1915; Johnson and Flores 1998]. Meskipun
formasi ini mungkin memiliki kapasitas penyimpanan gas yang besar, biasanya permeabilitasnya
sangat rendah. Oleh karena itu, batuan ini mungkin tidak melepaskan gas sampai penambangan
yang menghasilkan rekahan meningkatkan permeabilitasnya dan menyediakan jalur untuk
perpindahan gas menuju wilayah pengoperasian tambang. Dalam meneliti kandungan gas lapisan
batu bara Britania Raya, Creedy [1988], menyimpulkan bahwa meskipun kandungan gas dan
porositas batuan rendah, sistem lipatan atau rekahan yang terbentuk dengan baik bisa memfasilitasi
pelepasan gas dari strata ini. Untuk itu, bisa diasumsikan bahwa jika batuan kaya organik tertentu
101

yang berdekatan dengan lapisan batu bara yang ditambang memiliki kandungan gas yang
memadai, perpindahan melalui lipatan atau rekahan ini menuju wilayah pertambangan bisa
menghasilkan kondisi mudah meledak yang berbahaya. Metode drainase metan yang serupa
dengan yang dibahas sebelumya untuk lapisan batu bara yang berdekatan biasanya juga sesuai
untuk strata non batu bara yang mengandung gas.

Patahan struktur berskala besar dan kecil. Untuk pembahasan ini, patahan berskala besar bebas
didefinisikan sebagai memiliki karakteristik yang bisa dipetakan yang aktif secara tektonik dan
secara struktural, dengan panjang yang lebih besar dari 500 m (1.640 kaki) dan pergerakan vertikal
paling tidak sebesar 10-20 m (33-66 kaki). Patahan berskala kecil dibedakan dari patahan berskala
besar oleh batasan cakupannya baik secara horizontal dan secara vertikal. Patahan mungkin
memiliki efek yang sangat besar pada emisi gas yang menuju wilayah pengoperasian tambang dan
juga berkaitan dengan letupan dan peniupan. Biasanya, adanya patahan berskala besar diketahui
dari pemetaan geologi wilayah dan/atau lubang bor eksplorasi. Pada kasus-kasus tertentu, patahan
besar ini berlaku sebagai penghalang aliran gas, khususnya jika mengandung eksploitasi patahan
impermeabel atau pergeseran yang menyebabkan batuan impermeabel di atas atau di bawah
lapisan batu bara yang ditambang berbatasan dengannya [Diamond 1982]. Dalam situasi ini,
volume gas yang besar bisa terperangkap di belakang patahan pada tekanan yang lebih tinggi dari
atmosfer tambang tersebut. Jika pengembangan tambang beroperasi melalui patahan dengan
miring ke atas atau ke bawah menuju penampungan gas lapisan batu bara bertekanan tinggi yang
bergeser, potensi tiba-tiba, emisi gas berlebih harus diatasi.

Patahan berskala besar juga bertindak sebagai kanal aliran gas atau hembusan menuju wilayah
pengoperasian tambang dari strata kaya gas di atas atau di bawah lapisan batu bara yang
ditambang. Hal ini terutama mungkin karena tekakan redistribusi pertambangan mendekati
patahan berskala besar. Di Jerman, Thielemann et al. [2001] menunjukkan hal itu dalam wilayah
non tambang, patahan normal secara teratur berlaku sebagai kanal gas untuk emisi permukaan
menuju atmosfer dari formasi yang dalam (60–870 m (197–2.854 kaki)) seperti lapisan batu bara.
Thielemann et al. lebih lanjut menunjukkan bahwa tingkat emisi gas permukaan yang jelas lebih
tinggi terjadi dari patahan normal di daerah yang ditambang, mungkin disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas patahan dan strata terkait saat bereaksi oleh penambangan. Untuk itu,
akan terlihat kecenderungan bahwa patahan tersebut bisa dengan mudah menjadi jalur bagi emisi
gas menuju wilayah pengoperasian tambang dari lapisan sumber yang berdekatan. Di Amerika
Serikat, Clayton et al. [1993] mencatatkan penemuan serupa di Black Warrior Basin.

Drainase metan dari wilayah dengan potensi masalah gas yang berkaitan dengan patahan berskala
besar mungkin terbaik dilakukan melalui lubang bor permukaan jika daerah patahan yang
dipertanyakan dipetakan dengan baik. Dampak dari ini, persoalan tak terduga yang terkait dengan
patahan berskala besar dapat diatasi dengan lubang bor lintas ukuran di bawah tanah yang
dirancang untuk menembus zona patahan dan/atau lapisan sumber gas.

Patahan berskala kecil memiliki jangkauan lateral yang terbatas dan biasanya hanya terbatas secara
vertikal pada satu atau dua lapisan. Pada distrik penambangan batu bara, patahan berskala kecil
seringkali, tapi tidak secara khusus, berkaitan dengan perbedaan fenomena pemadatan sedimen.
Contoh dari patahan ini diilustrasikan oleh Iannacchione et al. [1981].
102

Sedikit dokumentasi tersedia tentang efek patahan berskala kecil terhadap emisi gas. Namun,
berdasarkan deskripsi oleh Iannacchione et al. [1981], nampaknya masuk akal untuk
menyimpulkan bahwa patahan jenis ini, jika tidak mempunyai efek sama sekali, mungkin bisa
bertindak sebagai penghalang yang lebih membatasi terhadap perpindahan gas dibandingkan
dengan patahan berskala besar yang dibahas sebelumnya. Prediksi karakteristik berskala kecil ini
bisa menjadi hal yang sulit, bahkan dengan pemetaan bawah tanah yang terperinci. Lapisan batu
bara di dekat karakteristik ini sering menunjukkan penebalan yang tidak normal, undulasi, atau
penghancuran, yang mungkin menunjukkan bahwa jenis patahan ini hampir tercapai. Namun, jika
patahan berskala kecil diketemukan dan diketahui memengaruhi emisi gas secara terbalik,
degasifikasi melalui lubang bor horizontal atau lintas ukuran di depan permukaan yang
dioperasikan dapat dilaksanakan jika patahan ini bisa dipetakan dan/atau diantisipasi.

Baik berskala besar atau kecil, pergeseran patahan umumnya terdiri dari dua tipe dasar: normal
atau terbalik. Patahan normal berskala kecil sering dikaitkan dengan perbedaan fenomena
pemadatan di dekat saluran batu pasir. Patahan berskala besar sering dikaitkan dengan naiknya
kawasan dan/atau aktivitas plutonik yang dalam. Patahan terbalik, di samping itu, sering dikaitkan
dengan tektonik yang dibentuk oleh gunung dan gaya kompresi kawasan. Sudut rendah patahan
terbalik disebut "patahan maju" dan biasanya merupakan karakteristik kawasan yang berskala
sangat besar. Karena patahan normal biasanya dikaitkan dengan gaya tensional dan patahan
terbalik dengan gaya kompresi, keduanya nampaknya paling cenderung bertindak sebagai kanal
dan penghalang gas, secara berurutan. Namun, tidak ada dokumentasi meyakinkan terhadap efek
tersebut.

Pemetaan geologi patahan diperlukan untuk


memperkirakan sistem drainase gas yang paling efisien.

Gambar 7-2 menunjukkan jalan masuk tambang yang mendekati patahan normal di sisi "kaki
dinding". Cadangan batu bara yang tersisa di depan (dan di bawah, karena patahan) jalur masuk
yang mendekati seringkali memiliki bahaya emisi, misal., meskipun patahan normal bisa
berpotensi menjadi kanal gas, sampai penambangan mendistribusi ulang tekanan, tidak secara
umum kanal terbuka untuk aliran gas sebagaimana sistem kekar batu bara normal. Untuk itu,
ketika jalan masuk melandai ke bawah untuk menambang cadangan yang tersisa, kondisi
berbahaya mungkin terjadi ketika gas yang terperangkap di belakang patahan tiba-tiba dilepaskan
menuju jalan masuk tambang. Degasifikasi optimal potensi bahaya tersebut dicapai terbaik
melalui lubang bor drainase metan vertikal yang dibor dari permukaan (Gambar 7-2, lubang bor
B). Atau, dapat digunakan pengarah lubang bor drainase metan dari jalan masuk tambang
(Gambar 7-2, lubang bor A).

Jika patahan normal diketemukan dari sisi dinding "gantung" bawah (Gambar 7-3) lubang bor
drainase metan vertikal dibor dari permukaan (Gambar 7-3, lubang bor A) mungkin satu-satunya
metode layak untuk memulihkan bahaya karena geometri kondisi ini.
103

Patahan cadangan cenderung


terbentuk oleh gaya kompresi dan
untuk itu biasanya berlaku sebagai
penghalang aliran, yang
menyebabkan gas tersusun di
belakangnya. Gambar 7-4
menunjukkan jalan masuk tambang
yang mendekati patahan cadangan
pada sisi dinding "gantung".
Dalam sebagian besar kasus, tapi
khususnya jika patahan berskala
besar, lubang bor drainase metan
Gambar 7-2 - Drainase metan patahan normal dari sisi
"kaki dinding". vertikal yang dibor dari permukaan
(Gambar 7-4, lubang bor C)
mungkin adalah pilihan yang
paling layak untuk mengurangi
potensi bahaya emisi. Pilihan lain
meliputi lubang bor dalam tambang
vertikal (Gambar 7-4, lubang bor
A) atau lubang bor dalam tambang
terarah (Gambar 7-4, lubang bor
B). Patahan cadangan, di mana
pertambangan mendekati dari sisi
"kaki dinding", secara optimal
ditangani dengan lubang bor jenis
lintas ukuran dalam tambang
(Gambar 7-5, lubang bor A) atau
lubang bor drainase metan vertikal
dari permukaan (Gambar 7-5,
lubang bor B).

Gambar 7-3 - Drainase metan patahan normal dari sisi


dinding "gantung".
104

Lipatan, kekar, dan rekahan.


Lipatan, kekar, dan rekahan adalah
karakteristik yang ada di mana-mana
di sebagian besar batuan berkadar
batu bara dan berkaitan dengan
batas medan tekanan yang berlaku
di atas strata itu selama penimbunan,
diagnesa, dan pengangkatan.
Umumnya, karakteristik ini
mengikuti pola sistematis. Lipatan
berjarak sangat dekat dengan
dinding datar, sedangkan rekahan
Gambar 7-4 - Drainase metan patahan cadangan dari sisi
dinding "gantung".
lebih jauh dengan dinding yang
tidak teratur [Nickelsen and Hough
1967]. Lipatan biasanya terjadi
dalam sambungan orthogonal(pada
orientasi kira-kira 90° satu sama
lain), dan dalam lapisan batu bara,
rangkaian lipatan ini disebut sebagai
"kekar".

Lipatan utama dan kekar dari


rangkaian tersebut umumnya lebih
kontinyu dan merupakan jalur
perpindahan gas yang dominan
[McCulloch et al. 1974]. Yang
disebut sebagai "lipatan sistematis"
dan "kekar permukaan," secara
berurutan. Lipatan dan kekar yang
berhubungan pada 90° di
karakteristik utama disebut sebagai
"lipatan non sistematis" dan
"pangkal kekar," secara berurutan.
Lipatan dan kekar ini biasanya
Gambar 7-5 - Drainase metan patahan cadangan dari sisi menghentikan lipatan sistematis
"kaki dinding". dan kekar permukaan, membuatnya
terutama kurang kontinyu. Ketika
lapisan batu bara ditambang, redistribusi tekanan memperkenakan kekar berkekspansi dan
memfasilitasi perpindahan gas melalui batu bara menuju permukaan. Demikian pula, redistribusi
tekanan membuka lipatan dan rekahan di langit-langit dan lantai dasar strata, memfasilitasi
perpindahan gas dari strata di dekatnya.
105

Sifat lipatan yang ada dan jarak rekahan yang tidak dapat diprediksi membuat prediksi dan
pemulihan emisi ga abnormal yang berkaitan dengan karakteristik ini menjadi sulit. Penting bagi
para operator untuk menyedari bahwa meskipun lipatan dan rekahan mungkin bebas dari gas di
permukaan, potensi bahaya sesungguhnya adalah kanal untuk aliran gas yang tidak diharapkan
menuju wilayah pengoperasian tambang dari dalam lapisan batu bara dan/atau lapisan sumber lain
yang berdekatan dengan lapisan batu bara ynag ditambang. Jenis-jenis kondisi ini paling sering
diketahui ketika mesin penambang kontinyu atau shearer longwall diikurangi energinya karena
sensor metan yang dipasang pada mesin membaca konsentrasi di atas batas yang diperbolehkan.
Solusi yang paling kentara terhadap persoalan ini adalah untuk meningkatkan ventilasi permukaan.
jika belum berada di batas praktik.

Jika pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa


kelebihan emisi bisa diketemukan dalam bagian yang
dikembangkan, operator tambang harus
mempertimbangkan sistem drainase metan lubang bor
horizontal atau lubang bor drainase metan vertikal yang
dibor dari permukaan untuk menghilangkan gas sebelum
penambangan. Para operator tambang harus selalu
waspada terhadap lipatan regional dan kecenderungan
rekahan untuk memfasilitasi prediksi dan pemulihan emis
gas tidak normal yang berkaitan dengan lipatan dan
rekahan.

Lapisan tanah liat. Lapisan tanah liat atau tanggul klastik (Gambar 7-6) adalah intrusi sedimen.
biasanya dari strata di atasnya, yang menginvasi batu bara dalam arah vertikal atau hampir
vertikal. Tampilannya dalam penampang melintang tidak seperti tanggul batuan beku, maka
dinamakan. Lapisan tanah liat cenderung menjadi sistematis terjadinya an sering berhubungan
dengan perbedaan pemadatan/proses diagenesa, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh proses
tektonik.

Fitur ini, karakteristik mereka, dan cara pembentukan telah banyak didokumentasikan di
tambang batu bara A.S. [Chase and Ulery 1987]. Lapisan tanah liat, yang umumnya terdiri dari
butiran sedimen
yang sangat halus atau tanah liat, yang secara virtual merupakan penghalang impermeabel terhadap
perpindahan gas pada lapisan batu bara. Oleh karena itu, mereka cenderung memiliki efek
"bendungan" terhadap aliran gas ketika mendekati di bagian yang dibangun. Ketika mesin
penambang kontinyu atau longwall shearer terus-menerus menembus lapisan tanah liat dengan gas
yang terperangkap di balik itu, emisi abnormal yang tinggi dapat menyebabkan gangguan produksi
karena konsentrasi metana di atas batas hukum, dan dalam skenario terburuk, campuran
metan/udara yang mudah meledak bisa tersulut..
106

Lapisan batu bara memiliki


riwayat yang
didokumentasikan dengan
baik tentang penyebab emisi
gas tinggi yang tidak diduga
di Pittsburgh Coalbed selama
penambangan [McCulloch et
al. 1975]. Prosser et al.
[1981] mengukur
peningkatan aliran gas dari
47.000 menjadi 80.000 cfd
ketika lubang bor drainase
metan dalam tambang
menembus lapisan tanah liat kira-kira 800 kaki dari permukaan. Untuk lubang bor horizontal
yang berbeda

Gambar 7-6 - Lapisan tanah liat tertentu yang berlaku sebagai penghalang terhadap perpindahan gas

dalam penelitian yang sama, aliran gas meningkat dari 144.000 menjadi 214.000 cfd ketika
lapisan tanah liat ditembus kira-kira 2.175 kaki dari permukaan. Tingkat aliran gas tinggi
(>80.000 cfd) dari lubang bor lintas ukuran bersudut kecil menembus lapisan tanah liat di dekat
batu pasir mengandung gas di atas Pittsburgh Coalbed telah didokumentasikan di bagian uatara
West Virginia [Ulery and Molinda 1984].

Lubang bor horizontal dalam tambang bisa secara


efektif mengosongkan gas yang terperangkap di
belakang lapisan batu bara sebelum penambangan.

Hanya pengalaman tambang tersebut dapat menunjukkan kepada operator jika lapisan tanah liat
memiliki potensi masalah emisi gas. Jika masalah emisi metana dijumpai, maka pemetaan bawah
tanah lapisan tanah liat dibutuhkan untuk memprediksi di mana masalah it akan terjadi dalam
pengembangan bagian. Karena lapisan tanah liat sering dapat meluas ratusan meter sepanjang
kecenderungan tertentu [Chase dan Ulery 1987], memprediksi terjadinya di bagian pengembangan
akan memungkinkan operator untuk mengantisipasi dan/atau mengatasi potensi masalah gas.

Jika jaringan lapisan tanah liat di sebuah tambang tertentu memiliki riwayat masalah emisi gas,
maka lubang bor drainase metana horizontal yang dibor di depan permukaan dan menembus
lapisan tanah liat mungkin merupakan metode yang paling ekonomis dan tepat waktu untuk
memulihkan potensi masalah (Gambar 7-7 , lubang bor A). Secara teoritis, jika jaringan lapisan
tanah liat yang dipetakan dengan baik dan besar, "sel" terisolasi terjadi (Gambar 7-8), maka gas
bisa terkuras melalui lubang bor permukaan (Gambar 7-7, lubang B).Umumnya, bagaimanapun,
ini akan menjadi program tindakan berbiaya terlalu tinggi, mengharuskan hanya dalam kasus
yang ekstrim atau di mana biaya pengeboran akan rendah karena kedalamannya dangkal.
107

Gambar 7–7 - Drainase metan dari lapisan batu bara penghalang gas.

Gambar 7-8 - Sel gas hipotesis terbentuk oleh lapisan tanah liat (diadopsi dari Chase and Ulery [1987]).
Intrusi batuan beku. Intrusi batuan beku menuju lapisan batu bara dan ukuran batu bara batuan
tidak sering terjadi, tapi juga bukan hal yang tidak umum. Intrusi batuan beku dalam ukuran batu
bara strata umumnya akan berupa fitur diskordan seperti tanggul, yang melintasi pengukuran
pelapisan, atau fitur konkordan seperti sill, yang dimasukkan sejajar dengan pelapisan. Fitur
diskordan sangat besar seperti pluton jarang terjadi dalam pengukuran batu bara.

Karena intrusi batuan beku melibatkan batuan magmatik dimasukkan pada temperatur tinggi,
mereka menghasilkan perubahan dan peningkatan kematangan termal (peringkat) dari lapisan batu
bara terdekat bahan organik dalam batuan [Dutcher et al. 1966]. Tingkatan perubahan batu bara
disebabkan oleh intrusi batuan beku tergantung pada banyak faktor, termasuk suhu intrusi,
ketebalan, jarak dari lapisan batu bara, dan laju pendinginan. Perubahan termal bahan organik
seperti itu disertai dengan timbulnya gas metan. Oleh karena itu, untuk lapisan batu bara tertentu,
daerah lokal dipengaruhi oleh intrusi batuan beku dapat diharapkan memiliki isi gas yang lebih
tinggi dari normal [Gurba and Weber 2001]. Intrusi batuan beku yang lebih besar seperti sill
mungkin juga bertanggung jawab untuk potensi konsentrasi karbon dioksida tinggi di beberapa
lembah batu bara [Clayton 1998].
108

Tanggul batuan beku diskordan, yang melintasi lapisan batu bara, mungkin tidak hanya diharapkan
untuk meningkatkan kandungan gas in situ karena perubahan termal, mereka juga dapat bertindak
sebagai penghalang atau "bendungan" untuk migrasi gas dan bahaya saat ini mirip dengan tanggul
klastik ketika ditambang. Memprediksi lokasi dan orientasi tanggul batuan beku di bagian
pengembangan paling baik dilakukan dengan pemetaan bawah tanah terperinci dalam bagian
pengembangan yang berdekatan. Pemulihan potensi bahaya emisi gas yang terkait dengan tanggul
batuan beku, seperti tanggul klastik, paling baik dilakukan oleh lubang bor horizontal yang dibor
dari permukaan untuk menembus tanggul.

Fitur batuan beku konkordan seperti sill biasanya mencakup wilayah yang sangat luas
dibandingkan tanggul dan bisa mengelevasi kematangan termal dan kandungan gas lapisan batu
bara di atas wilayah yang sama besar [Gurba and Weber 2001]. Namun, tingkatan yang lebih besar
dari fitur ini lebih kondusif untuk prediksi dan pemetaan melalui program pemboran inti eksplorasi
konvensional. Jika isi gas terkait dan emisi diharapkan untuk menyajikan potensi bahaya, drainase
metan pra-penambangan melalui lubang bor drainase metana vertikal yang dibor dari permukaan
adalah metode yang optimal untuk mengurangi bahaya.

LETUPAN DAN HEMBUSAN GAS

Meskipun umumnya tidak dianggap bahaya di pertambangan dalam negeri saat ini, baik riwayat
letupan dan hembusan terjadi di distrik-distrik pertambangan AS tertentu [Darton 1915; Campoli
et al. 1985]. Kedua fitur tersebut terutama dibedakan oleh durasi terjadinya. Ledakan yang tiba-
tiba, acapkali disertai dengan pengenyehan yang sengit sejumlah besar gas, biasanya metan, dan
umumnya terkait dengan pengenyahan sejumlah besar batu bara atau bahan batuan lainnya. Di
samping itu, hembusan secara historis telah dipandang sebagai pelepasan sejumlah besar gas, tapi
selama periode waktu yang diperpanjang bulan atau bahkan bertahun-tahun. Selain itu, hembusan
tidak dikaitkan dengan pengenyehan materi batu bara atau batuan. Sebuah subset hembusan adalah
bleeder metan, yang juga terus memancarkan gas, tetapi pada tingkat yang lebih rendah dan
umumnya untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Meskipun tidak biasanya terkait dengan tambang batu bara A.S., ledakan gas terjadi secara teratur
di daerah pertambangan tertentu di seluruh dunia. Biasanya, tambang di distrik-distrik tersebut
berada dalam lapisan batu bara dengan kandungan gas setempat yang tinggi, ditambah dengan
pengoperasian yang curam sekali dan/atau sangat dalam. Karena lebih dangkal, cadangan batu
bara lebih mudah diekstrak yang menipis di Amerika Serikat dan pertambangan berkembang
menjadi lapisan batu bara yang lebih dalam dan lebih kompleks secara struktur serta lebih
mengandung gas, potensi ledakan gas kemungkinan akan meningkat. Campoli et al. [1985]
menggambarkan lebih dari selusin lapisan batu bara A.S. dengan potensi ledakan berdasarkan
kriteria yang diakui secara internasional. Faktanya, letupan gas telah didokumentasikan sepanjang
sejarah tambang-tambang A.S. dengan kondisi yang serupa.

Contoh-contoh riwayat letupan di A.S. disebutkan oleh Darton [1915] seperti yang terjadi di
Pennsylvania. Dua dari letupan ini terjadi di tambang antrasit dalam lapisan batu bara yang curam
sekali. Yang lainnya terjadi di sebelah barat Pennsylvania di dekat Connellsville, di mana Darton
mencatatkan bahwa 100.000 kaki3 air bersih per menit selama 3 hari diperlukan untuk mengurangi
109

konsentrasi metan dalam udara tambang pada tingkat yang aman. Disajikan sedikit tambahan
dokumentasi, dan tidak diketahui apakah materi batuan juga dikeluarkan bersama dengan gas
tersebut. Darton juga mengikhtisarkan dokumentasi Eropa tentang letupan gas secara panjang
lebar dan menyimpulkan bahwa fenomena ini biasanya dikaitkan dengan zona batu bara gerusan
yang berkaitan dengan lipatan, beliku, dan patahan.

Lama and Bodziony [1998] menyusun gambaran yang komprehensif tentang ledakan di seluruh
dunia dan faktor-faktor penyebab dan pencegahannya. Mereka menyimpulkan bahwa faktor-
faktor berikut berkontribusi terhadap letupan: (1) kandungan gas, (2) tekanan gas, (3)
permeabilitas, (4) karakteristik penyerapan/desorpsi, (5) kondisi tekanan, (6) kekuatan batubara,
dan (7) faktor geologi (sering berkaitan dengan aktivitas tektonik). Penelitian modern lainnya
tentang fenomena ini telah menunjukkan dua indikator utama potensi ledakan di tambang batu
bara. Indikator pertama adalah litotipe batu bara. Beamish dan Crosdale [1998] menunjukkan
bahwa batu bara dengan vitrain tinggi dan / atau litotipe inertodetrinite lebih mungkin untuk
menahan sejumlah besar gas yang dibutuhkan untuk menghasilkan ledakan Indikator kedua,
didokumentasikan oleh Cao et al. [2001], adalah hubungan antara ledakan dengan batu bara yang
diubah dan dipatahkan secara tektonik. Cao et al. mencatat bahwa ledakan di China tampaknya
terkait dengan aktivitas tektonik yang telah menghasilkan gaya dorong regional dan patahan
terbalik. Patahan tersebut sering terwujud dalam lapisan batu bara karena sifat getas yang
dibandingkan dengan strata di sekitarnya Batu bara yang berada di dekat patahan tersebut sering
tergerus dan tertumbuk dengan parah, menghasilkan perubahan lokal yang signifikan dalam
karakteristik penyimpanan gas dan perpindahan batu bara

Hembusan, seperti ledakan, biasanya tidak dikaitkan dengan pertambangan batu bara di Amerika
Serikat, namun secara historis telah dicatat di Amerika Serikat dan di distrik-distrik pertambangan
lainnya di luar negeri. Darton [1915] meringkas dokumentasi kejadian hembusan di seluruh dunia
dan mencatat terjadinya sifat seperti hembusan di distrik antrasit Pennsylvania

Deteksi dan pemulihan letupan dan hembusan. Berdasarkan pengamatan terdahulu, ledakan
dan hembusan sering dikaitkan dengan strata yang terganggu dan patah secara tektonik di mana
batu bara mengandung gas ditambang pada kedalaman yang dapat diukur. Untuk itu, para
perancang tambang yang waspada terhadap kondisi tersebut harus memberikan beberapa gagasan
tentang kemungkinan bahwa mereka akan mengekstrak batu bara di bawah kondisi-kondisi yang
telah menghasilkan ledakan dan hembusan dalam distrik pertambangan.

Jika patahan berskala besar diketahu dan diperakan dengan tepat pada wilayah pengembangan di
masa mendatang, program pengeboran inti yang terperinci, disertai dengan pengujian sampel inti
bumi terhadap kandungan gas dan pengukuran tekanan gas in situ, bisa mendeteksi wilayah yang
berpotensi rentan terhadap ledakan. Beamish and Crosdale [1998] merekmomendaikan, demikian
juga Lama and Bodziony [1998], kegunaan indeks emisi gas sebagai sebuah indikator
kecenderungan ledakan.

Karena ledakan sering terjadi dalam "sarang" atau gugusan, ketika kondisi tersebut diketahui atau
diantisipasi, pemulihan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik drainase gas seperti lubang
bor drainase metan vertikal yang dibor dari permukaan, lubang bor yang dibor di bawah tanah di
depan permukaan, atau (jika wilayah strata yang cenderung meledak pada langit-langit batuan)
110

lubang bor lintas ukuran [Diamond 1994]. Biasanya, lubang bor ini akan menembus sistem sesar
yang telah mengubah struktur batu bara dan memungkinkan sejumlah besar gas menumpuk pada
tekanan yang besar belakangnya. Lubang bor yang digunakan untuk mengalirkan gas dari wilayah
rawan ledakan dan untuk meredakan kelebihan tekanan gas yang memicu ledakan. Lama and
Bodziony [1998] tekanan pada lubang bor permukaan vertikal mungkin lebih disukai daripada
lubang dibor di lapisan batu bara karena sulitnya menjaga keutuhan sumur selama pengeboran
horizontal dalam strata rawan ledakan. Kesulitan mempertahankan keutuhan lubang bor
dikarenakan oleh sifat penghancur batu bara dalam wilayah ini. Beamish and Crosdale [1998]
juga merekomendasikan untuk memasukkan air guna mengurangi bahaya ledakan.
Ledakan sering terjadi tidak hanya oleh tekanan gas, tapi juga inheren, bidang tekanan yang
terpusat dalam massa batuan. Hyman [1987] meringkas beberapa metode untuk mengurangi
tekenan gas strata in situ untuk mencegah ledakan. Teknik-teknik ini meliputi penggunaan
geometri bukaan tambang yang dimodifikasi, tembakan pembakaran, dan memasukkan air, semua
itu telah berhasil digunakan secara luas untuk mengurangi ledakan.

Hembusan paling sering berasal dari strata di atasnya. Teknik pemulihan yang direkomendasikan
adalah penggunaan lubang lintas ukuran yang diarahkan ke bawah dari kepala tambang untuk
memotong rekahan atau patahan, yang bertindak sebagai kanal gas. Lubang bor kemudian bisa
digunakan untuk menguras gas jauh dari saluran keluar hembusan dalam pengerjaan tambang.

PERTIMBANGAN PEMULIHAN SECARA UMUM

Ketika emisi gas yang tidak diantisipasi menyebabkan


gangguan produksi yang berulang-ulang, operator
tambang harus memahami bahwa mereka memiliki
masalah gas.

Untuk menentukan langkah tindakan yang paling tepat dalam memulihkan masalah emisi gas,
operator tambang harus mengambil evaluasi saksama terhadap penyebab, jangkauan, dan
kepelikan masalah itu. Penyebab masalah tersebut bisa menjadi sesederhana seperti meremehkan
kandungan gas alami lapisan batu bara, atau yang mungkin lebih rumit lagi dan melibatkan sumber
gas di luar lapisan batu bara yang ditambang. Menentukan jangkauan permasalahan mungkin
hanya memerlukan pengujian kandungan gas tambahan [Diamond and Schatzel 1998] dari lapisan
batu bara yang ditambang melalui lubang bor eksplorasi, atau mungkin memerlukan survei
pengawasan metan bawah tanah secara menyeluruh atau instrumentasi pengawasan gas. Juga,
pemetaan ciri geologi bawah tanah yang terperinci mungkin diperlukan untuk menggambarkan
dan memprediksi kecenderungan emisi gas. Pemulihan mungkin hanya memerlukan peningkatan
aliran udara ventilasi menuju permukaan, atau mungkin memerlukan pemetaan dan program
pengeboran menyeluruh untuk menggambarkan dan mengurangi masalah tersebut.

Seringkali ketika emisi metan yang luar biasa tinggi tiba-tiba ditemui saat penambangan, operator
harus membuat keputusan yang cepat tentang bagaimana cara menangani masalah tersebut.
111

Seorang operator yang bijaksana harus mempertimbangkan beberapa faktor terkait sebelum
memulai setiap tindakan.

Jika peningkatan kapasitas ventilasi saja tidak dapat mengatasi masalah, operator, terutama yang
kecil, tidak selalu memiliki keahlian, sumber daya manusia, atau peralatan yang tersedia untuk
mengevaluasi permasalahan dan mengimplementasikan baik program drainase metana sumur bor
permukaan atau dalam tambang dan perlu mengandalkan konsultan dari luar. Sistem drainase
metan yang dibor dari permukaan umumnya memerlukan lebih sedikit lubang bor, tetapi
membutuhkan kontrol geologi yang baik suapaya secara efektif menekan zona yang berhubungan
dengan gas. Lubang bor ini umumnya memerlukan pengeringan, perekahan hidrolik, dan waktu
yang cukup agar efektif secara optimal. Sistem drainase metan yang dibor dari permukaan telah
dikaitkan dengan masalah pengadaan lokasi pengeboran yang tepat dan dapat diakses dan masalah
lingkungan untuk pembuangan air dan reklamasi lokasi.

Sistem drainase metan dalam tambang umumnya memerlukan lebih banyak lubang bor dan juga
mungkin memerlukan pengeringan. Namun, lubang/sumur itu dapat dibor relatif cepat dan
memerlukan sedikit waktu agar efektif secara optimal. Selain itu, sistem drainase metan dalam
tambang akan memerlukan sistem pengumpulan gas bawah tanah untuk mengangkut gas dari
lubang bor ke permukaan, biasanya melalui satu atau lebih lubang bor vertikal yang dibor untuk
tujuan itu. Sistem dalam tambang juga memiliki kendala aksesibilitas karena langit-langit atau
lantai kondisi yang buruk atau masalah keamanan yang terkait dengan pertambangan lain di daerah
di mana lubang perlu dibor.

Perlu dicatat bahwa mungkin ada persyaratan peraturan yang perlu diatasi ketika sistem drainase
metan dikaitkan dengan operasi pertambangan. Di Amerika Serikat, sebuah buletin terbaru yang
dikeluarkan oleh Mine Safety and Health Administration (MSHA) menyatakan bahwa "MSHA
telah menetapkan bahwa [metan lapisan batu bara] sumur tunduk pada rencana ventilasi dan
persyaratan pemetaan yang berlaku untuk lubang degasifikasi metan" [McKinney 2005 ]. Jika
kualitas dan kuantitas gas lapisan batu bara yang memadai dihasilkan oleh sistem drainase metan,
gas memiliki potensi dijual untuk penggunaan komersial, yang membantu membiayai biaya
drainase metan.

Setelah sistem drainase metan ditempatkan, hanya bisa efektif asalkan beroperasi dengan benar.
Operator harus mempertimbangkan siapa yang akan mengoperasikan dan memelihara sistem
setelah dipasang. Jika dipasang di rumah, personil mungkin secara permanen perlu ditugaskan
untuk proyek tersebut. Jika kontraktor luar digunakan untuk pemasangan, apakah mereka akan
dipertahankan untuk pengoperasian dan pemeliharaan jangka panjang, atau akankah personil
tambang membutuhkan pelatihan untuk mengoperasikan dan memelihara sistem setelah kontraktor
pergi?

Kondisi ekonomi sistem drainase metan dalam pertimbangan yang melibatkan menimbang pro dan
kontra dari semua faktor yang dibahas di atas. Rencana perbaikan akhir diharapkan akan menjadi
salah satu yang, dalam situasi tertentu, akan menciptakan tempat kerja bawah tanah yang lebih
aman bagi para penambang dan meminimalkan investasi modal dan sumber daya manusia.
112

REFERENSI

Ayruni AT [1984]. Teori dan praktik kontrol gas tambang pada tingkat dalam [Theory and
practice of mine gas control at deep levels]. Rockville, MD: Terraspace, Inc.

Beamish BB, Crosdale PJ [1998]. Ledakan sesaat di tambang batubara bawah tanah: gambaran
dan kaitannya dengan jenis batubara [Instantaneous outbursts in underground coal mines: an
overview and association with coal type]. Int J Coal Geol 35:27–55.

Campoli AA, Trevits MA, Molinda GM [1985]. Ledakan batu bara dan gas: prediksi dan
pencegahan [Coal and gas outbursts: prediction and prevention]. Coal Min 22(12):42–44, 47.

Cao Y, He D, Glick DC [2001]. Ledakan batu bara dan gas di kaki dinding patahan yang
terbalik [Coal and gas outbursts in footwalls of reverse faults]. Int J Coal Geol 48(1–2):47–63.

Chase FE, Ulery JP [1987]. Lapisan tanah liat: terjadinya, karakteristik, dan sokongan [Clay
veins: their occurrence, characteristics, and support]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the
Interior, Bureau of Mines, RI 9060. NTIS No. PB87204517.

Clayton JL [1998]. Geokimiawi tentang gas lapisan batu bara: sebuah kajian [Geochemistry of
coalbed gas: a review]. Int J Coal Geol 35(1–4):159–173.

Clayton JL, Leventhal JS, Rice DD, Pashin JC, Mosher B, Czepiel P [1993]. Fluks metan di
atmosfer dari batu bara: pemeriksaan pendahuluan tambang batu bara dan struktur geologi di
lembah Black Warrior, Alabama [Atmospheric methane flux from coals: preliminary
investigation of coal mines and geologic structures in the Black Warrior basin, Alabama]. In:
Howell DG, ed. The future of energy gases. USGS Professional Paper 1570. Reston, VA: U.S.
Department of the Interior, U.S. Geological Survey, pp. 471–492.

Creedy DP [1988]. Kontrol geologis pada pembentukan dan distribusi gas dalam strata ukuran
batu bara Britania [Geological controls on the formation and distribution of gas in British coal
measure strata]. Int J Coal Geol 10(1):1–31.

Darton NH [1915]. Terjadinya gas yang mudah meledak dalam tambang batu bara [Occurrence
of explosive gases in coal mines]. Washington, DC: U.S. Department of the Interior, Bureau of
Mines, Bulletin 72.

Diamond WP [1982]. Pertimbangan lokasi tertentu dan geologi wilayah untuk drainase gas
lapisan batu bara [Site-specific and regional geologic considerations for coalbed gas drainage].
Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, IC 8898. NTIS No.
PB83157685.
113

Diamond WP [1994]. Kontrol metan untuk tambang-tambang batu bara bawah tanah [Methane
control for underground coal mines]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of
Mines, IC 9395. NTIS No. PB94189289.

Diamond WP, Schatzel SJ [1998]. Pengukuran kandungan gas batu bara: sebuah kajian
[Measuring the gas content of coal: a review]. Int J Coal Geol 35(1–4):311–331.

Diamond WP, Ulery JP, Kravits SJ [1992]. Menentukan sumber gas gob longwall: lapisan batu
bara Kittanning bagian bawah, Wilayah Cambria, PA [Determining the source of longwall gob
gas: lower Kittanning coalbed, Cambria County, PA]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the
Interior, Bureau of Mines, RI 9430.

Dutcher RR, Campell DL, Thornton CP [1966]. Metamorfosa dan intrusi batuan beku di
Colorado [Coal metamorphism and igneous intrusives in Colorado]. In: Coal Science American
Chemical Society, Advances in Chemistry Series, vol. 55, pp. 708–723.

Finfinger GL, Cervik J [1979]. Drainase metan lapisan batu bara Pocahontas No. 4 dari
pengerjaan dalam lapisan batu bara Pocahontas No. 3 [Drainage of methane from the overlying
Pocahontas No. 4 coalbed from workings in the Pocahontas No. 3 coalbed]. Pittsburgh, PA, U.S.
Department of the Interior, RI 8359. NTIS No. PB296882.

Gurba LW, Weber CR [2001]. Efek intrusi batuan beku pada potensi metan lapisan batu bara,
lembang Gunnedah, Australia [Effects of igneous intrusions on coalbed methane potential,
Gunnedah basin, Australia]. Int J Coal Geol 46(2–4):113–131.

Houseknecht DW [1982]. Probabilitas menemukan ketidakberlanjutan lapisan batu bara selama


pengeboran lubang bor horizontal dan vertikal [Probability of encountering coalbed
discontinuities during vertical and horizontal borehole drilling]. Washington, DC: U.S.
Department of the Interior, Bureau of Mines, RI 8665. NTIS No. PB82232091.

Hyman DM [1987]. Sebuah kajian tentang mekanisme ledakan gas dalam batu bara [A review of
the mechanisms of gas outbursts in coal]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior,
Bureau of Mines, IC 9155. NTIS No. PB88231717.
Iannacchione AT, Ulery JP, Hyman DM, Chase FE [1981]. Faktor-faktor geologis dalam
memprediksi stabilitas langit-langit batuan tambang batu bara di lapisan batu bara Kittanning
bagian atas, Somerset County, PA. [Geologic factors in predicting coal mine roof-rock stability
in the upper Kittanning coalbed, Somerset County, PA]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the
Interior, Bureau of Mines, RI 8575. NTIS No. PB82145376.

Johnson RC, Flores RM [1998]. Pengembangan geologi metan lapisan batu bara dari dangkal
menjadi dalam di lembah Rocky Mountain dan di lembah Cook Inlet-Matanuska, Alaska, A.S.
dan Kanada [Developmental geology of coalbed methane from shallow to deep in Rocky
Mountain basins and in Cook Inlet-Matanuska basin, Alaska, U.S.A. and Canada]. Int J Coal
Geol 35(1–4):241–282.
114

Juntgen H, Klein J [1975]. Pembentukan gas alami dari sedimen mengandung batu bara (di
Jerman) [Formation of natural gas from coaly sediments (in German)]. Erdöl und Kohle Erdgas
Petrochemie 28(2):65–73.

Lama RD, Bodziony J [1998]. Pengelolaan ledakan di tambang batu bara bawah tanah
[Management of outburst in underground coal mines]. Int J Coal Geol 35(1–4):83–115.

McCulloch CM, Deul M, Jeran PW [1974]. Cleat dalam lapisan batu bara bitumen [Cleat in
bituminous coalbeds]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, RI
7910. NTIS No. PB233420.

McCulloch CM, Diamond WP, Bench BM, Deul M [1975]. Faktor-faktor geologis terpilih yang
memengaruhi penambangan lapisan batu bara Pittsburgh [Selected geologic factors affecting
mining of the Pittsburgh coalbed]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of
Mines, RI 8093. NTIS No. PB249851.

McKinney R [2005]. Sumur-sumur metan lapisan batu bara [Coalbed methane wells]. Program
information bulletin No. P05–10. May 10, 2005. Arlington, VA: U.S. Department of Labor,
Mine Safety and Health Administration. [http://www.msha.gov/regs/complian/PIB/2005/pib05-
10.asp].

Moss KN [1927]. Gas, debu, dan panas dalam tambang [Gases, dust, and heat in mines].
London: Charles Griffen and Co., Ltd.

Nickelsen RP, Hough VD [1967]. Menguraikan dataran tinggi Appalachian, Pennsylvania


[Jointing in the Appalachian plateau of Pennsylvania]. Geol Soc Am Bull 78:609–629.

Payman W, Statham ICF [1930]. Atmosfer tambang [Mine atmospheres]. London: Methun &
Co. Ltd.

Price PH, Headlee AJW [1943]. Gas batu bara alami di West Virginia [Natural coal gas in West
Virginia]. AAPG Bull 27(4):529–537.

Prosser LJ Jr., Finfinger GL, Cervik J [1981]. Studi pengurasan metan menggunakan pipa bawah
tanah: Marianna mine 58 [Methane draining study using an underground pipeline: Marianna
mine 58]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, RI 8577. NTIS No.
PB82142860.

Thielemann T, Krooss BM, Littke R, Welte DH [2001]. Apakah penambangan batu bara
menginduksi emisi metan melalui batas atmosfer/litosfer di Lembah Ruhr, Jerman? [Does coal
mining induce methane emissions through the lithosphere/atmosphere boundary in the Ruhr
Basin, Germany?] J Geochem Explor 74(1–3):219–231.

Ulery JP, Molinda GM [1984]. Pengaruh strata terhadap emisi metan di tambang batu bara
bagian utara West Virginia [Influence of overlying strata on methane emissions in a northern
West Virginia coal mine]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, RI
8879. NTIS No. PB84235282.

Anda mungkin juga menyukai