Anda di halaman 1dari 24

3

BAB 1.— FAKTA TENTANG METAN YANG PENTING BAGI


KEAMANAN PERTAMBANGAN

Oleh Fred N. Kissell, Ph.D.1

Dalam bab ini


 Kemampuan ledakan campuran gas metan
 Efek tekanan dan temperatur pada kemampuan ledakan
 Sumber penyalaan metan yang kurang umum
 Jumlah metan yang terkandung dalam batu bara
 Prediksi tingkat emisi metan
 Lapisan metan di permukaan tambang
 Ketika resirkulasi udara tambang berbahaya
 Pentingnya kecepatan udara yang lebih tinggi dalam mencegah ledakan metan
dan
 Ledakan pertambangan, tekanan barometer, dan kecenderungan musim dalam ledakan

Berurusan dengan metan dalam tambang dan terowongan membutuhkan pengetahuan terhadap kondisi
di mana sekumpulan bahaya metan cenderung terjadi. Pengetahuan ini melibatkan kandungan gas itu
sendiri, dan fakta-fakta tentang bagaimana metan bercampur dengan aman dalam udara pertambangan.

Bab-bab lain dalam buku panduan ini ditujukan pada penanganan metan dalam berbagai kondisi
tertentu, seperti pada permukaan pertambangan atau gudang penyimpanan batu bara. Bab ini ditujukan
pada beberapa konsep luas yang disajikan sebagai dasar bagi petunjuk yang disediakan di bab lain.

KEMAMPUAN LEDAKAN CAMPURAN GAS METAN

Metan yang masuk ke sebuah atau saluran tambang biasanya masuk sebagai suatu sumber lokal
dengan konsentrasi yang tinggi. Gambar 1-1 menggambarkan sejumlah besar metan yang bercampur
dalam aliran udara yang bergerak. Pada ilustrasi ini, metan memasuki pertambangan dari suatu celah di
permukaan. Karena metan keluar dari celah, secara progresif bercampur dengan udara ventilasi dan
terdilusi. Pada peristiwa di mana dilusi progresif ini mengurangi konsentrasi dari 100% sampai 1%2,
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 1–1, metan mengalir melalui suatu kisaran konsentrasi
sebesar 15% sampai 5%, yang diketahui sebagai kisaran ledakan. Dalam kisaran ledakan, campuran
dapat terbakar. Di atas 15%, disebut batas atas ledakan/upper explosive limit (UEL), campuran metan-
udara tidak meledak, tetapi akan meledak ketika bercampur dengan lebih banyak udara.

1
Penelitian ilmuwan fisika [Research physical scientist], Pittsburgh Research Laboratory, National Institute for
Occupational Safety and Health, Pittsburgh, PA (retired).
2
Nilai persentase konsentrasi yang mengacu pada persentase berdasarkan volume.
4

Di bawah 5%, disebut batas bawah ledakan/lower


explosive limit (LEL), campuran metan-udara
yang tidak dapat terbakar.3
Mengingat bahwa metan selalu bergerak melalui
suatu kisaran ledakan saat pencampuran, suatu
sistem ventilasi pertambangan yang efektif akan
memastikan bahwa aliran udara yang melalui
kisaran ledakan dapat bergerak secepat mungkin
dan volume campuran gas di dalam atau di atas
kisaran ledakan diminimalisir.
Gambar 1–1.— Gambaran metan yang bercampur dalam aliran udara yang bergerak.

Meskipun campuran metan-udara di bawah 5% tidak meledak,


berdasarkanpengalaman di seluruh dunia terhadap metan dalam
pertambangan telah menunjukkkan bahwa harus tetap disediakan
suatu batas pertimbangan keamanan.

Tambahan tentang gas inert. Gas inert seperti nitrogen atau karbondioksida tidak dapat bereaksi
secara kimia dengan metan. Sebagai hasilnya, gas inert dapat ditambahkan ke campuran metan-udara
yang eksplosif untuk membuatnya menjadi non-eksplosif.

Pada diagram kemampuan ledakan dapat ditemukan seberapa banyak gas inert yang diperlukan.
Contohnya, pada Zabetakis et al. [1959] menyajikan suatu diagram kemampuan ledakan yang
menunjukkan apakah suatu campuran metan-udara meledak setelah ditambahkan gas inert seperti
nitrogen atau karbondioksida (Gambar 1–2). Diagram ini menunjukkan bahwa campuran metan-
udara-gas inert termasuk dalam salah satu dari tiga kategori: (A) meledak, (B) meledak jike bercampur
dengan udara, atau (C) tidak meledak/noneksplosif, bergantung pada persentase metan dan persentase
“inert yang efektif.” Inert yang efektif diperhitungkan dari persentase “kelebihan nitrogen”4 dan
persentase karbondioksida dalam campuran.

3
Terkadang UEL dan LEL ditujukan sebagai batas atas dan bawah pembakaran/upper and lower flammable limits (UFL
dan LFL).
4
Persentase kelebihan nitrogen adalah persentase nitrogen dalam sampel dikurangi persentase “nitrogen normal.” Nitrogen
normal diperhitungkan dari rasio nitrogen sampai oksigen yang normalnya ditemukan dalam udara-suatu faktor 3.8. Untuk
memperhitungkan inert yang efektif, diumpamakan, sebagai contoh, gas inert ditambahkan ke suatu campuran metan-udara
dan suatu analisa gas menunjukkan bahwa campuran akhir memiliki 6,6% oksigen, 4% karbondioksida, 4,3% metan, dan
85,1% nitrogen. Inert yang efektif kemudian dihitung dalam tiga tahapan. Pertama, pada contoh ini, persentase oksigen
6,6%, jadi persentase nitrogen normal yaitu 3,8 dikalikan 6,6%, atau 25,1%. Kedua, karena persentase kelebihan nitrogen
adalah persentase nitrogen pada sampel dikurangi persen nitrogen normal, kelebihan nitrogen yaitu 85,1% dikurangi
25,1%, atau 60%. Ketiga, berdasarkan pada persamaan yang ditunjukkan pada Gambar 1–2, karena karbondioksida dalam
sampel adalah 4%, inert yang efektif sekarang yaitu 60%, ditambah 1,5 dikalikan (4%), atau 66%. Ini memberikan “poin
komposisi” yang ditunjukkan pada Gambar 1–2. (Karbon dioksida telah ditemukan menjadi 50% lebih efektif
dibandingkan nitrogen dalam inert, sehingga digunakan suatu faktor perkalian 1,5).
5

Gambar 1–2 menunjukkan suatu


“poin komposisi” dengan 43%
metan dan 66% “inert yang
efektif.” Panah
menunjukkan bagaimana poin
kompisisi berubah disebabkan oleh
tambahan lebih banyak metan,
lebih banyak udara, atau lebih
banyak gas inert. Contohnya,
menambahkan lebih banyak udara
merubah poin komposisi ke arah
100% udara (0% metan, 0% inert
yang efektif), di mana
menambahkan lebih banyak
nitrogen merubah poin komposisi
ke arah 100% inert yang efektif
(0% metan, 0% udara).

Penambahan gas lain yang dapat


terbakar ke udara. Campuran gas
pertambangan mungkin
mengandung gas yang dapat
terbakar selain metan; umumnya
etana, hidrogen, dan
karbonmonoksida.

Gambar 1–2.—Diagram kemampuan ledakan metan (dari Zabetakis et al. [1959]).

Batas ledakan dari campuran ini dalam udara dikalkulasi menggunakan hukum Le Chatelier [1891].
Hukum ini menjelaskan bahwa, jika salah satu campuran gas yang berada di batas bawah ledakan
ditambahkan ke campuran gas lain yang juga berada di batas bawah ledakannya, maka gabungan dari
campuran ini akan berada di batas bawah ledakan dari perpaduan tersebut. Secara matematis,

100
𝐿=
𝑃 ⁄𝐿 + 𝑃 ⁄𝐿 + ⋯ 𝑃 ⁄𝐿

di mana P1 + P2 +⋅⋅⋅⋅ PX =100. Di sini, kita mempunyai campuran gas #1, gas #2, dan seterusnya gas
#X. L adalah batas bawah peledakan dari campuran, P adalah perbandingan tiap gas dalam campuran,
serta L1, L2, dan LX adalah batas bawah peledakan dalam udara untuk tiap gas yang mudah terbakar
secara terpisah [Jones 1929].

Gabungan kedua gas yang dapat terbakar dan gas inert. Untuk kombinasi/gabungan kedua gas
yang dapat terbakar dan gas inert dalam udara, batas ledakan dapat dihasilkan melalui diagram yang
disajikan oleh Zabetakis et al. [1959]. Diagram kemampuan ledakan lainnya tersedia pada sumber-
sumber lain, dan Holding [1992] telah mengkaji masing-masing sifatnya.
6

EFEK TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA KEMAMPUAN LEDAKAN

Efek tekanan pada batas kemampuan ledakan. Berdasarkan Kuchta [1985], batas kemapuan
pembakaran campuran uap hidrokarbon-udara (seperti campuran metan-udara) hanya sedikit berbeda
dengan tekanan

yang dikurangi, kecuali pada tekanan yang sangat


rendah, seperti di bawah ¼ atmosfer. Pada
tekanan tinggi, batas bawah campuran
hidrokarbon-udara umumnya sedikit berkurang,
tetapi batas atas sangat meningkat. Gambar 1–3
menunjukkan variasi dalam batas bawah ledakan
metan dan batas atas ledakan dengan tekanan
yang meningkat.

Efek temperatur pada batas kemampuan


ledakan. Efek temperatur pada batas kemampuan
ledakan metan adalah sederhana. Contohnya, LEL
dari campuran metan-udara pada -100 °C yaitu
5,6% metan, dan pada +100 °C yaitu 4,8% metan.
UEL campuran metan-udara pada +100 °C yaitu
16,3% metan [Zabetakis 1965].

Gambar 1–3.—Efek peningkatan tekanan pada batas kemampuan ledakan metan.

SUMBER PENYALAAN METAN YANG KURANG UMUM

Ada berbagai sumber penyalaan yang diketahui dalam pertambangan, berkisar dari penyalaan akibat
gesekan yang disebabkan oleh beliung pemotong (Bab 3) pada penyalaan terbuka, ledakan, dan
percikan listrik. Namun, ada sumber penyalaan lain yang kurang disadari. Kajian tentang hal ini sangat
bermanfaat.

Benda padat yang panas. Temperatur yang sangat tinggi dari suatu benda padat panas dapat
menyulut metan. Coward and Ramsay [1965] melaporkan bahwa temperatur pembakaran minimum
dalam suatu wadah tertutup adalah sekitar 675°C, tetapi ketika permukaan yang panas terpapar oleh
aliran konveksi, temperatur minimumnya semakin tinggi. Contohnya, panyalaan dari sebuah balok
baja panas memerlukan suhu 990°C. Kuchta [1985] menemukan bahwa panyalaan oleh permukaan
apapun yang dipanaskan bergantung pada dimensi permukaan. Beliau melaporkan temperatur
pembakaran metan berkisar dari 630 sampai 1.220 °C.

Namun, ketika ada debu yang dapat tersulut di permukaan yang panas, debu ini lebih siap tersulut
dibandingkan metan. Debu pembakaran kemudian dapat menyulut metan. Kim [1977b]
melaporkan penelitian-penelitian laboratorium di mana temperatur pembakaran spontan dari
lapisan debu batu bara serendah 160 °C. Sebagai hasilnya, peraturan Administrasi Keamanan
dan Kesehatan di Pertambangan/Mine Safety and Health Administration (MSHA) mengharuskan
7

bahwa temperatur permukaan peralatan listrik dan peralatan diesel yang diperbolehkan5 dalam
pertambangan batu bara6 tidak melebihi 150 °C.

Percikan termit dari campuran logam ringan. Ketika campuran logam ringan mencapai baja
berkarat, percikan yang dihasilkan dapat mencetus metan. Yang disebut percikan termit ini dapat
muncul dalam cara-cara yang berbeda. Thomas [1941] menunjukkan bahwa aluminium tertentu yang
dilapisi besi berkarat pada suatu peralatan dapat menyulut metan. Menurut Margerson et al. [1953],
metan mudah tersulut dengan menjatuhkan sebuah logam campuran magnesium ke dalam suatu
piringan baja berkarat. Penemuan tentang hal ini telah merintangi penggunaan campuran logam ringan
di pertambangan.

Saat ini, percikan dari logam ringan diminimalkan


dengan menggunakan sedikit campuran logam insendif.
Contohnya, MSHA7 mengharuskan bahwa piringan
kipas aluminium mengandung tidak lebih dari 0,5%
magnesium.

Pemampatan adiabatik. McPherson [1995] telah mengemukakan bahwa pemampatan adiabatik dari
metan-udara-debu batu bara yang bercampur oleh jatuhnya langit-langit dapat mengakibatkan
sejumlah panyalaan metan di gob (gua penambangan bawah tanah) batu bara. Suatu model teoritis
menunjukkan bahwa temperatur yang dihasilkan cukup menyulut campuran tersebut jika langit-langit
yang jatuh sangat luas di dalam daerah yang direncanakan, tetapi tidak seberapa tebal. Pada sebuah
penelitian laboratorium terbaru oleh Lin et al. [1997], suatu peralatan eksperimen dibuat untuk
mensimulasikan pemampatan adiabatik yang dapat dihasilkan dari langit-langit yang runtuh. Peralatan
ini, yang menjatuhkan seberat 1320 pon, menyulut metan dan debu saat ada dalam kisaran konsentrasi
yang sesuai.

Gesekan pergeseran (atau benturan) antara bongkahan batuan atau antara batuan dan baja.
Gesekan pergeseran antara batuan pasir atau pirit, atau antara batuan keras dan baja, dapat
menghasilkan lapisan insendif yang menyulut metan [Powell and Billinge 1975].

Menurut Coward and Ramsey [1965], panyalaan metan dari batuan yang runtuh di atas batu dilaporkan
pertama kali pada tahun 1886. Eksperimen laboratorium juga menegaskan efek ini. Semakin tinggi
kandungan kuarsa, semakin cenderung tersulut; namun, jarak gesekan yang diperlukan selalu lebih
besar dari yang dapat digambarkan dari keruntuhan bawah tanah. Pengapian dari batuan yang jatuh
pada baja dilaporkan pertama kali pada tahun 1908 dan terlihat selama abad 20an baik di bawah tanah8
dan di laboratorium. Sekarang ini, sumber panyalaan baja-batuan yang paling cenderung terjadi yaitu
beliung pemotong pada mesin pertambangan, suatu topik yang dibahas dalam Bab 3.

5
Persyaratan 150 °C MSHA diterapkan pada peralatan diesel yang ditujukan untuk penggunaan di daerah pertambangan
batu bara di mana diperlukan peralatan listrik yang diperbolehkan. Beberapa peraturan negara mengharuskan temperatur
permukaan maksimum sebesar 150 °C untuk semua peralatan diesel di tambang batu bara.
6
Pada pertambangan gas logam/no-logam, batas temperatur permukaan diesel yaitu 204 °C (400 °F).
7
Per 30 CFR 57. Code of Federal Regulations/Kode Peraturan Federal. Lihat CFR pada referensi.
8
Panyalaan ini tidak selalu ada di tambang batu bara. Contohnya, suatu ledakan di sebuah saluran asupan air Detroit pada
11 Desember 1971, membunuh 22 pekerja. Panyalaan dikaitkan dengan percikan yang disebabkan oleh jatuhnya beliung
pengeboran berdiamater 23 inchi pada jarak 16 kaki ke dasar terowongan beton [Detroit Water and Sewerage
Department/Departemen Sistem Pengairan dan Pembuangan Limbah Detroit, 2005].
8

Listrik statis. Perlindungan terhadap debit listrik statis adalah fitur umum pada aturan pertambangan.
Pencegahan diperlukan bagi peralatan listrik, bagi ledakan yang dimuat ke dalam lubang ledakan (30
CFR 57.6602), bagi bagian pemutar non logam seperti ban (30 CFR 18.26), bagi penggerak udara
venturi bertenaga udara yang dimampatkan, dan bagi kondisi serupa di mana beban statis cenderung
terkumpul. National Fire Protection Association/Asosiasi Perlindungan Kebakaran Nasional [NFPA
2000] dan berbagai situs Internet memiliki banyak informasi tentang bagaimana mencegah listrik
statis.
Meskipun mengendalikan listrik statis di pertambangan itu penting, hal ini belum menjadi suatu
sumber yang umum dari ledakan metan di pertambangan bawah tanah, kemungkinan karena
kelembaban yang lebih tinggi di bawah tanah. Meskipun demikian, pencegahan ekstra harus dilakukan
di mana asetilen digunakan, karena asetilen sangat lebih mudah terbakar oleh listrik statis
dibandingkan metan.
Petir. Industri pertambangan batu bara bawah tanah di Afrika Selatan telah melihat banyak insiden
yang berkaitan dengan aliran badai petir di permukaan. Insiden ini meliputi kejutan listrik, percikan
yang muncul dari peralatan pertambangan, ledakan bahan peledak yang terlalu dini, dan ledakan
metan. Mayoritas ada dalam tambang dangkal pada kedalaman 300 kaki atau kurang. Pencegahan
untuk menghindari insiden yang berkaitan dengan petir ini meliputi teknik peringatan petir,
penggunaan bahan peledak yang kurang sensitif, praktik peledakan yang dimodifikasi, dan grounding
peralatan listrik pertambangan yang telah dikembangkan [Geldenhuys et al. 1985].

Di Amerika Serikat, petir telah dilaporkan sebagai sumber ledakan pada dua tambang di Alabama
[Checca and Zuchelli 1995]. Kedua tambang telah beroperasi sejak tahun 1970 dan mempunyai bagian
besar yang telah diabaikan dan disegel secara permanen. Tambangnya lebih dalam (500 dan 1.200
kaki) dibandingkan dengan di Afrika Selatan. Namun, pada penyelidikan di setiap ledakan, ditemukan
bahwa sambaran petir terjadi di sebuah lokasi di mana ada suatu penghubung bagi aliran listrik ke
dalam daerah tambang yang disegel. Dalam satu contoh, pada sebuah terowongan lama yang tertutup;
lainnya, adalah suatu pengujian sumur dengan selubung logam yang panjangnya dari dasar di bawah
permukaan pada dasar di bawah langit-langit tambang. Di permukaan, pengujian sumur ini berlokasi
di suatu daerah berpagar yang tertutup unit pemompa metan.
Baru-baru ini, Novak and Fisher [2000] melakukan simulasi komputer terhadap perambatan petir ke
bumi untuk memastikan apakah petir dapat memengaruhi tambang sedalam 600 kaki dengan energi
yang cukup untuk memicu ledakan metan. Mereka menemukan bahwa adanya lubang bor berselubung
baja secara dramatis meningkatkan kemungkinan petir memulai suatu ledakan. Dengan suatu lubang
bor berselubung baja, selisih tegangan listrik yang diperhitungkan antara palang langit-langit yang
berdekatan dengan sumur bor dan bagian rel di dasar yaitu 15,6 kV.
JUMLAH METAN YANG TERSIMPAN PADA BATU BARA

Batu bara adalah adalah sumber utama gas metan di pertambangan. Sejumlah kecil (tetapi tetap
berbahaya) metan ditemukan pada serpihan minyak, batu berpori, dan air. Metan pada serpihan minyak
telah diperhitungkan oleh Kissell [1975], Matta et al. [1977], dan Schatzel and Cooke [1994]. Metan
yang terkandung pada batu berpori dan air adalah pertimbangan utama dalam pembangunan
terowongan dan telah dibahas dengan beberapa rincian oleh Doyle [2001].9

9
Doyle [2001] juga menyediakan pembahasan yang membantu terhadap metan pada batu bara.
9

Metan pada batu bara. Jumlah metan pada batu bara diperhitungkan dengan menggunakan uji
“metode langsung” saat eksplorasi pengeboran dari permukaan, atau diperhitungkan dari kandungan
batu bara dan tekanan gas atau kedalaman lapisan batu bara. Uji metode langsung untuk eksplorasi
pengeboran permukaan pertama kali digunakan oleh Kissell et al. [1973]. Pengembangan metode
lainnya dibuat oleh [Diamond and Levine 1981; Ulery and Hyman 1991; Diamond et al. 2001].
McLennan et al. [1995] telah menuliskan suatu penjelasan terperinci tentang bagaimana melakukan uji
metode langsung dan menganalisa hasilnya.
Pada metode langsung, suatu inti pengeboran batu bara dilakukan di permukaan, ditutup dengan suatu
kontainer kedap udara, dan metan yang dikeluarkan dari inti diperhitungkan. Jumlah gas yang keluar
dari inti sebagaimana batu bara dibawa ke permukaan juga diperhitungkan. Ditambahkan bersama-
sama, hal ini membuat seseorang dapat memperkirakan jumlah gas pada lapisan batu bara.
Sejumlah besar pengujian metode langsung telah dilakukan, jadi biasanya memungkinkan untuk
mendapatkan data gas bagi sebagian besar lapisan batu bara A.S. Sebagai contoh, Diamond et al.
[1986] telah memberikan hasil 1.500 pengujian metode langsung pada sampel batu bara pada lebih
dari 250 lapisan batu bara di 17 negara bagian.
Jika hasil metode langsung tidak tersedia, jumlah gas pada batu bara secara kasar diperhitungkan dari
data penyerapan. Perhitungan ini memerlukan diketahuinya perkiraan analisa dari batu bara,
diasumsikan suatu standar kelembapan dan kandungan abu, dan penggunaan pusat hidrostatis untuk
memperkirakan tekanan [Kim 1977a]. Gambar 1–4 merangkum data kandungan metan untuk tingkat
batu bara yang berbeda di berbagai kedalaman menggunakan asumsi pusat hidrostatis.11 Namun,
karena tekanan sesungguhnya sering kurang dari tekanan pusat hidrostatis,12 nilai kandungan metan
yang ditunjukkan dalam Gambar 1–4 jauh berada di atas batas.

PREDIKSI BAHAYA METAN

Adanya bahaya tambahan memerlukan pencegahan tambahan, jadi suatu perhitungan emisi metan
yang diperkirakan penting baik bagi tambang baru dan yang sudah ada.

Tambang batu bara. Ketika ada tambang aktif terdekat, cara paling efektif untuk memprediksi
tingkat emetan untuk suatu tambang yang sedang dalam pembangunan adalah dengan menggunakan
tingkat emisi dari tambang terdekat (atau bagian) di mana digunakan metode pertambangan serupa
dengan kondisi geologis yang serupa. Koreksi dapat dibuat pada faktor-faktor tersebut yang cenderung
mengubah tingkat emisi. Fator-faktor tersebut berbeda pada kedalaman lapisan batu bara, berbeda
dalam tingkat produksi, dan anomali geologis13 seperti patahan. Beberapa dari koreksi tersebut adalah
sederhana, jika tidak pasti.14

11
Penyerapan campuran gas (metan dan karbon dioksida) pada batu bara telah diperhitungkan oleh Lama [1988].
12
Kim [1977a] telah membandingkan tekanan aktual dengan tekanan hidrostatis pusat pada beberapa tambang A.S.
Hasilnya bervariasi dari 50% sampai 100% dari pusat hidrostatis. Untuk tambang Australia, Lama and Bartosiewicz [1982]
memperkirakan tekanan gas berkisar dari 50% sampai 90% dari pusat hidrostatis. Untuk tambang Inggris, Creedy [1991]
melaporkan bahwa tekanan gas umumnya kurang dari 20% dari pusat hidrostatis.
13
Efek anomali geologis dibahas pada Bab 7.
14
Terkadang sangat tidak pasti. Contohnya, emisi metan dapat diasumsikan sebagai proporsional kasar terhadap
kedalaman. Namun, Diamond and Garcia [1999] membandingkan tingkat emisi metan dari dua panel longwall berjarak
satu mil. Panel kedua 37% lebih dalam dibandingkan yang pertama, tetapi memberi emisi 61% lebih tinggi. Emisinya
sangat lebih tinggi karena waktu yang diperlukan antara pembangunan panel dan menarik permukaan longwall sangat lebih
10

Ketika tidak ada tambang lain di sekitarnya,


suatu prediksi emisi yang sangat kasar untuk
seluruh tambang dapat dihasilkan menggunakan
kandungan gas pada batu bara. Contohnya,
Saghafi et al. [1997] telah melaporkan
hubungan antara kandungan gas dan emisi
tambang untuk pertambangan Australia
(Gambar 1–5). Jumlah metan yang dikeluarkan
dari tambang mencapai metan pada batu bara
pertambangan oleh suatu faktor 4. Selisih ini
dari hasil Kissell et al. [1973], yang
memperhitungkan suatu faktor sekitar 7 untuk
beberapa tambang A.S. Perbedaan ini mungkin
disebabkan karena emisi metan dari lapisan batu bara yang berdampingan dan batuan berpori.
Hubungan lain antara emisi pertambangan dan kandungan gas telah dibuat
tanpa data produksi. Grau and LaScola [1984] telah menghubungkan emisi pertambangan dari
beberapa tambang A.S. dalam kubik kaki per hari dengan kandungan gas in situ dalam kubik kaki per
ton.17

yang Gambar 1–4.—Kandungan metan yang diperkirakan pada batu bara terhadap kedalaman dan tingkat.
Nilai ditunjukkan merupakan batas atas.

Lebih lanjut tentang prediksi untuk tambang batu bara


dibahas dalam bab prediksi tambang batu bara (Bab 8).
Prediksi tambang logam dan non logam dibahas dalam
bagian ini. Prediksi untuk terowongan dibahas dalam bab
pembuatan terowongan (Bab 14)

sedikit pada panel kedua. Sehingga, ada lebih sedikit waktu bagi panel kedua untuk menyalurkan gas kembali ke dalam,
sehingga saat ditambang emisi lebih tinggi dari yang diharapkan.
17
Grau and LaScola melaporkan data emisi tambang tahun 1980. Data A.S. yang dapat diandalkan setelah tahun 1980
tidaklah tersedia. Karena program degasifikasi menjadi semakin luas, kuantitas degas tersimpan sebagai informasi rahasia
oleh perusahaan batu bara.
11

Pada 25 tahun terakhir, model komputer


canggih telah tersedia bagi prediksi metan
pada lapisan batu bara. Sebagian besar hal ini
didorong oleh kebutuhan untuk
memperkirakan seberapa banyak gas dapat
diekstrak untuk mendulang pendapatan. Bab
8 menguraikan tentang prediksi emisi lapisan
batu bara. Juga, Creedy [1996] telah
menyediakan suatu laporan menyeluruh
tentang prediksi metan untuk tambang batu
bara.

Tambang logam dan non logam. Tambang logam


dan non logam yang menghadapi emisi metan ditempatkan dalam suatu kategori aturan khusus oleh
MHSA yang memerlukan pencegahan ekstra terhadap ledakan metan.

Gambar 1–5.—Kandungan gas orisinil dari batu bara tambang dibandingkan dengan emisi tambang. (Tambang
memproduksi kurang dari 10 ton/thn tidak disertakan/diabaikan.)

Penempatan dalam kategori aturan khusus ini (30 CFR 57, Sub-bab T) biasanya dipicu oleh suatu
insiden khusus, seperti perhitungan konsentrasi metan sebesar 0,25% atau lebih, suatu pembakaran
metan dalam pertambangan, atau suatu ledakan dalam tambang jika ini adalah suatu tambang garam.
Sebagian besar insiden adalah probabilitas di alam. Contohnya, karena tingkat bahaya metan
meningkat, peluang pembakaran meningkat, tetapi suatu pembakaran (khususnya suatu pembakaran
kecil yang dapat dianggap sebagai peringatan) tidak berarti tertentu.
Bagaimana kemudian operator memperkirakan tingkat bahaya metan dari tambang logam atau non
logam tanpa menunggu suatu insiden terjadi? Thimons et al. [1977] menyusun pedoman sederhana
yang akan membuat pegawai tambang mengevaluasi bahaya metan. Dalam penelitiannya, mereka
memperhitungkan jejak konsentrasi metan pada 53 tambang logam dan non logam. Mereka
menemukan bahwa tambang dengan konsentrasi pengembalian yang melampaui 70 ppm metan pasti
diklasifikasikan mengandung gas.20 Meskipun suatu perhitungan konsentrasi saja tidak memenuhi
tingkatan metan,21 konsentrasi pengembalian yang melampaui 70 ppm harus diperlakukan sebagai
peringatan terhadap adanya gas yang belum menunjukkan dirinya dalam cara lain,

PELAPISAN METAN DI LANGIT-LANGIT TAMBANG

Berat jenis metan kurang lebih separuh dari udara, jadi metan yang dilepaskan di langit-langit tambang
dapat membentuk suatu lapisan mengapung yang tidak mudah bercampur ke dalam aliran ventilasi

20
Pada tahun 1977, sistem klasifikasi MSHA bagi tambang dengan metan yang berbeda dari yang ada sekarang. Namun,
pemicu yang mengakibatkan terhadap antisipasi tambahan (seperti perhitungan 0,25% atau suatu panyalaan dalam
tambang) yang serupa.
21
Lihat bagian dalam bab ini tentang pentingnya kecepatan udara dalam mencegah ledakan metan.
12

udara. Lapisan tersebut telah menjadi sumber berbagai ledakan tambang,22 sehingga penting untuk
memahami kondisi yang mengakibatkan pembentukan lapisan langit-langit metan dan metode yang
digunakan untuk menghilangkannya.

Creedy and Phillips [1997] telah menuliskan suatu


ringkasan secara menyeluruh tentang pelapisan
metan dan implikasinya pada pertambangan di
Afrika Selatan.

Mendeteksi pelapisan metan. Pelapisan metan sebagian besar adalah hasil dari ventilasi yang tidak
memadai. Raine [1960] menegaskan bahwa suatu perhitungan terhadap kecepatan ventilasi adalah hal
yang paling penting. Beliau menemukan bahwa pada kondisi “emisi firedamp (gas tambang batu bara
yang dapat meledak) normal,”23 kecepatan udara sebesar 100 kaki/men yang diperhitungkan di
permukaan cukup untuk mencegah pelapisan.24 Perkiraan terkini terhadap kecepatan yang diperlukan
yang mendekati nilai ini.25

Suatu alternatif pendekatan untuk memperhitungkan kecepatan udara yang diperlukan untuk mencegah
pelapisan adalah untuk menggunakan suatu “angka pelapisan,” dirancang oleh Bakke and Leach
[1962]. Angka pelapisan adalah suatu angka tanpa dimensi yang digambarkan sebagai—
𝑈
𝐿=
𝑉
37 ×
𝑊
Di mana L adalah angka pelapisan, U adalah kecepatan udara dalam kaki per menit, V adalah nilai
pelepasan metan dalam kubik kaki per menit, dan W adalah lebar masukan dalam kaki. Dalam
eksperimen pelapisan yang dilakukan oleh Bakke dan Leach, metan dilepaskan pada suatu titik tunggal
pada langit-langit tambang, dan kecepatan udara yang perlu untuk mencampur lapisan diperhitungkan.
Mereka menemukan bahwa mencampur dengan turbulensi dimulai pada angka pelapisan yang lebih
besar dari 2, tetapi bahwa suatu angka pelapisan 5 adalah penting untuk pencampuran yang memadai.26
Dibandingkan dengan patokan 100 kaki/men, konsep angka pelapisan lebih sulit diterapkan karena
tingkat pelepasan metan V biasanya tidak diketahui.
Di samping dari ventilasi yang tidak layak, ada kondisi lain di mana lapisan metan memungkinkan.
Saluran udara di samping gob (gua penambangan bawah tanah) adalah contohnya. Banyak
pertimbangan tentang lapisan yang dipertajam oleh pengalaman pada tahun 1960an dengan longwall
terkemuka di Inggris. Pada longwall ini, jalan berpagar yang sering dilalui secara langusng

22
Contohnya, ledakan tambang batu bara Middelbult tahun 1993 di Secunda, Afrika Selatan, dikaitkan dengan suatu
lapisan metan [Davies et al. 2000].
23
Frase “emisi firedamp normal” tidak dijelaskan lebih lanjut. Namun, jelas bahwa pada ketidaknormalan kadar gas yang
tinggi, diperlukan kecepatan yang lebih tinggi. Dalam suatu penelitian laboratorium, Bakke and Leach [1962] menemukan
bahwa kecepatan udara 230 kaki/men diperlukan untuk menghilangkan suatu lapisan yang dihasilkan oleh suatu
pelepasan metan sebesar 12 kaki3/men.
24
100 kaki/men diterapkan hanya pada masukan horizontal. Kecepatan yang lebih tinggi disarankan bagi masukan yang
miring [Bakke and Leach 1965].
25
Contohnya, McPherson [2002] menyarankan 0,4 m/det, atau sekitar 80 kaki/men.
26
Pada tingkat emisi metan yang tinggi, angka pelapisan menyatakan bahwa kecepatan lebih tinggi dari 100 kaki/men
adalah penting untuk mencegah pelapisan. contohnya, untuk tingkat emisi sebesar 16 kaki/men pada masukan selebar 16
kaki, kecepatan yang diperlukan untuk mencegah pelapisan yaitu 185 kaki/men.
13

berdampingan dengan gob longwall baru, di mana lapisan penutup yang rusak memberikan jalan yang
siap bagi emisi gas langit-langit.
Pengawasan gas dengan seksama adalah suatu kunci untuk mengatasi lapisan metan dengan aman.
Perhatian dalam pengawasan sangat penting jika—
• Kecepatan udara yang diperhitungkan di tingkat permukaan langit-langit yaitu 100 kaki/men
atau lebih sedikit.
• Saluran udara di samping sebuah gob27 atau bersinggungan dengan anomali geologis, seperti
suatu patahan, yang dapat dianggap sebagai saluran gas.
• Langit-langit tambang (atau puncak terowongan) tidak mudah digapai, jadi perhitungan di
tingkat langit-langit kurang sesuai untuk dilakukan secara rutin.
• Saluran udara mempunyai rongga [Titman et al. 1965; Vinson et al. 1978] atau penghalang
tingkat langit-langit terhadap pergerakan udara.
• Jalur udara miring lebih dari 5° [Bakke and Leach 1962].

Pekerja yang menguji lapisan metan harus waspada bahwa konsentrasi gas pada lapisan ini dapat
melampaui kisaran kinerja yang akurat dari panas katalis sensor pembakaran. Untuk kinerja akurat dari
sensor-sensor ini, konsentrasi metan harus di bawah 8% dan konsentrasi oksigen harus di atas 10%.
Juga, saat memperhitungkan konsentrasi metan di atas 8%, alat dengan sensor pembakaran panas
katalis dapat bertindak dalam suatu cara yang salah, yang ditanggapi dengan pembacaan skala atas
yang cepat, diikuti dengan penuruan pembacaan atau tidak teratur28 [CSA 1984]. Perilaku alat tersebut
adalah suatu peringatan terhadap adanya kemungkinan konsentrasi metan yang dapat meledak, yang
cukup tinggi.

Ketika langit-langit tinggi dan jauh dari jangkauan, perhitungan dapat dibuat dalam dua cara. Pertama,
detektor metan dapat dilengkapi dengan kemampuan “penggambaran sampel” jarak jauh. Sistem
penggambaran sampel menggunakan suatu pompa kecil atau suatu bola remas tangan untuk
mendorong sampel melalui suatu pemeriksa tambahan dan menyampaikannya melalui detektor.
Beberapa detektor metan mempunyai suatu aksesori pompa sampling yang disertakan pada detektor;
yang lain mempunyai pompa buit-in.

Kedua, detektor metan dapat disertakan pada suatu dudukan di ujung pegangan panjang, yang
kemudian diperpanjang ke langit-langit. Metode ini memperkenankan pembacaan langsung tanpa
aspirasi jika pengguna mempunyai penglihatan yang baik.29 Sebaliknya, alarm suara pada detektor
dapat diatur untuk menyala pada tingkat metan yang rendah.

27
Lima penambang meninggal dalam suatu ledakan metan tahun 1972 di Tambang No.3 Itmann di Virginia Barat.
Ledakannya ada dalam trem pengangkutan yang berjalan berdampingan dengan gob longwall dan berkaitan dengan
kelebihan tekanan dari lapisan yang berdampingan [Richmond et al. 1983].
28
Beberapa peralatan akan melaporkan ini sebagai suatu kondisi di luar jangkauan. Untuk informasi lebih lanjut,
konsultasikan instruksi kinerja peralatan.
29
Lihat bab pengambilan sampel (Bab 2) dan bagian deteksi metan dalam bab penambangan yang berkelanjutan (Bab 3).
14

Mengurangi lapisan metan. Lapisan metan dihilangkan dengan meningkatkan kuantitas ventilasi dan
mengurangi aliran gas dengan pembuangan metan. Dalam kasus di mana sumber dan ukuran lapisan
terbatas,30 suatu metode yang kurang memuaskan tapi bisa diterapkan adalah dengan menggunakan
penggerak udara venturi (well-grounded) bertenaga udara yang dikompresi atau kipas tambahan pada
tiap sumber metan untuk meniup udara pada sumber lapisan dan menyebarkannya [Creedy and Phillips
1997]. Pada kasus lain, suatu program sampling agresif perlu untuk memastikan kondisi yang aman.

Ingatlah bahwa metan yang bercampur dengan


udara tidak dapat tidak bercampur untuk
membentuk suatu lapisan.

Rib dan dasar sebagai sumber lapisan


metan. Pelapisan metan terjadi ketika
metan dilepaskan di langit-langit tambang.
Saat metan dilepaskan ke dasar atau
dinding tambang, gas ini siap bercampur
ke dalam aliran ventilasi udara, kehilangan
daya apungnya. Gambar 1–6, dari Bakke
and Leach [1962], membandingkan 2-cfm
(kaki3/men) sumber metan di langit-langit,
dinding, dan dasar terowongan tambang.
Hanya sumber langit-langit yang
menghasilkan lapisan metan signifikan
pada angka 2-cfm (kaki3/men).31

Gambar 1–6.—Pelapisan metan dengan sumber langit-langit, sisi, dan dasar (dari Bakke and Leach [1962]).

KETIKA RESIRKULASI UDARA TAMBANG DAPAT MENJADI


BERBAHAYA

Resirkulasi memicu ke tingkat metan yang lebih tinggi


hanya ketika resirkulasi udara menggantikan udara
segar.

Resirkulasi udara tambang terjadi ketika sebagian udara yang kembali diambil oleh suatu kipas angin
dan dikembalikan ke pipa masuk, yang berpotensi meningkatkan tingkat kontaminasi udara pipa
masuk. Pertimbangan tentang apakah resirkulasi berbahaya berkelanjutan selama berpuluh-puluh
tahun. Teori dan eksperimen pertama tentang resirkulasi udara tambang dilaporkan oleh Bakke et al.

30
Contohnya, daerah yang dekat dengan permukaan dalam mesin pembor terowongan.
31
Pengujian tidak mengesampingkan kemungkinan suatu lapisan pada aliran metan yang lebih tinggi.
15

[1964]. Mereka menyimpulkan dari suatu keseimbangan materi33 dan dari eksperimen tentang
konsentrasi metan yang meninggalkan daerah manapun setara dengan aliran metan menuju daerah
tersebut dibagi dengan aliran udara segar ke dalam daerah tersebut. Bahaya resirkulasi lebih tinggi
hanya jika jumlah udara segar berkurang.

Suatu contoh resirkulasi yang berpotensi bahaya di bagian atas yang ditunjukkan dalam Gambar 1–7.
Di sini, daerah bagian atas ditandai dengan ABCD. Di dalam bagian atas adalah suatu kipas tambahan
menggerakkan sejumlah udara Q. Saluran masuk kipas ada di lokasi yang salah, jadi udara yang
memasuki kipas yaitu sejumlah udara segar nQ dan sejumlah udara kembali mengandung metan (1 -
n)Q (di mana n bervariasi antara 0 dan 1). Lalu konsentrasi metan: c V /nQ34 Jika saluran masuk
kipas ditempatkan di lokasi yang lebih baik, L1, jumlah udara segar akan lebih besar, nilai n akan lebih
tinggi,

dan konsentrasi metan lebih rendah. Jika saluran masuk kipas ditempatkan pada lokasi L2, jumlah
udara segar akan lebih sedikit, nilai n akan lebih rendah, dan konsentrasi metan lebih tinggi.
Resirkulasi yang disebabkan oleh pembersih debu pada tambang berkelanjutan telah dipelajari oleh
Kissell and Bielicki [1975 ] (Gambar 1–8). Pada contoh ini, udara segar yang masuk ke
zona ABCD juga ditandai dengan nQ. Pembersih
memindahkan sejumlah udaraR, diantaranya
sebagian kecil mR diresirkulasi kembali ke zona.
Suatu variable baru Z perlu diperhitungkan
melalui pembersih. Sebagaimana sebelumnya,
suatu penyeimbang materi menunjukkan bahwa
konsentrasi metan dalam zona bergantung hanya
pada sejumlah udara segar yang memasuki zona,
atau nQ, dan jumlah metan yang bagi udara yang
meninggalkan zona tanpa memasuki zona, atau V.
Akan tetapi, ini menimbulkan pertanyaan tenang
faktor-faktor apayang menentukan nilai n.

Gambar 1–7.—Resirkulasi di bagian atas

Pada eksperimen yang dilakukan dengan suatu model skala utuh dari permukaan tambang yang dikerjakan,
Kissell and Bielicki menemukan bahwa n bergantung pada apakah pembersih dinyalakan atau tidak, dan jika
dinyalakan, di mana saluran pembuangan ditempatkan.
Menempatkan saluran pembersih ke dalam saluran
masuk (dalam hal ini, di belakang batas tabir saluran
pembuangan) adalah susunan saluran pembuangan
terbaik, menghasilkan kadar udara segar nQ empat kali
lebih tinggi dan konsentrasi zona metan kurang dari ¼
jika dibandingkan dengan pengujian saat pembersih
dimatikan.35

Gambar 1–8.—Resirkulasi pembersih debu

33
Persamaan keseimbangan dasar materi adalah: udara yang masuk ke zona setara dengan udara yang meninggalkan zona,
dan metan yang masuk setara dengan metan yang keluar dari zona. Untuk rincian lebih lanjut tentang penggunaan
persamaan materi, lihat Bakke et al. [1964] dan Kissell and Bielicki [1975].
34
Lebih tepatnya, adalah c = V (nQ +V) . Namun, karena nQ>>V, penaksiran c = V nQ cukup layak.
35
Penelitian selanjutnya telah menegaskan perlunya untuk mengarahkan saluran pembuangan alat pembersih ke dalam
saluran kembali. Lihat Gambar 3–7 dan 3–10.
16

Bakke et al. dan Kissell and Bielicki terutama mempertimbangkan resirkulasi di permukaan tambang
batu bara. Berbagai penelitian lain telah dilakukan resirkulasi yang disebut resirkulasi distrik, misal.,
resirkulasi udara pada sebagian besar tambang. Resirkulasi distrik diproduksi oleh suatu kipas angin
bawah tanah yang menggerakkan udara dari saluran udara kembali masuk lagi ke dalam saluran udara
masuk, sehingga meningkatkan kuantitas udara total yang masuk dalam jumlah tersebut dari tambang
oleh kipas bawah tanah. Pengendalian debu yang lebih baik menjadi hasilnya. Cecala et al. [1991]
menggunakan pelacak gas SF6 untuk mempelajari resirkulasi dalam distrik tambang trona yang terdiri
dari tiga bagian pertambangan yang beroperasi. Hasilnya konsisten dengan persamaan materi metan.
Pritchard [1995] telah membahas pengalamannya sendiri dan pengalaman dari seluruh dunia tentang
resirkulasi distrik yang terkendali. Pritchard menyimpulkan bahwa—

1. Volume awal udara segar pada distrik harus dipertahankan.


2. Resirkulasi harus diletakkan cukup jauh dari permukaan supaya debu dapat menyingkir, tetapi
cukup dekat ke permukaan untuk meminimalisasi penghentian kebocoran.
3. Sistem resirkulasi distrik akan meningkatkan berkurangnya aliran dan tekanan dalam sirkuit
tambang, menghasilkan penurunan kecil pada aliran kipas angin utama.37
4. Harus dilakukan pengawasan dan pengendalian yang layak.

Singkatnya, resirkulasi akan meningkatkan konsentrasi metan hanya ketika udara yang diresirkulasi
digantikan dengan udara segar. Jika jumlah udara segar yang masuk ke suatu zona tidak berubah,
konsentrasi metan dalam zona tidak akan berubah. Pada permukaan tambang yang berkelanjutan, jika
kinerja pembersih menciptakan suatu pola aliran udara yang meningkatkan jumlah masuknya udara
segar ke zona permukaan, maka kinerja pembersih akan mengurangi konsentrasi metan (dan
sebaliknya).

PENTINGNYA KECEPATAN UDARA YANG LEBIH TINGGI DALAM


MENCEGAH LEDAKAN METAN

Kecepatan udara yang rendah dapat memicu buruknya pencampuran


antara metan dan udara. Pencampuran yang buruk ini selanjutnya
memicu fluktuasi dalam konsentrasi metan yang membuat semakin
besar kemungkinan pembakaran

Bakke et al. [1967] lebih dulu menyarankan bahwa suatu perhitungan konsentrasi metan saja tidaklah
lengkap dalam mengkaji bahaya panyalaan dan bahwa kuantitas ventilasi yang dapat diperhitungkan
menjadi penting.38 Suatu penelitian panyalaan metan pada tambang batu bara Inggris menemukan
bahwa kemungkinan panyalaan diperkirakan oleh baik konsentrasi metan dan angka densimetrik

37
Jumlah persisnya tergantung pada lokasi kipas angin.
38
Sesungguhnya, karena resiko panyalaan api juga bergantung pada faktor manusia, tidak ada alasan untuk menduga
bahwa resiko panyalaan api hanya bergantung pada konsentrasi. Tambang dengan sedikit gas juga mungkin mempunyai
tenaga kerja yang kurang waspada. Namun, Bakke et al. hanya mencari hubungan dengan kuantitas ventilasi yang dapat
diperkirakan.
17

Froude, suatu kuantitas tanpa dimensi yang berkaitan dengan proses pencampuran gas dengan adanya
tekanan daya apung. Persamaan angka Froude F yaitu—
𝑢
𝐹=
∆𝜌
𝑔 𝜌 √𝐴

Di mana u adalah kecepatan udara, adalah perbedaan berat jenis antara udara dan metan yang dibagi oleh
berat jenis udara, dan A adalah luas penampang melintang dari saluran udara.
Data yang ada pada Bakke et al. dihasilkan dari 123 pengapian pada permukaan dan jalan berpagar di longwall
Inggris pada tahun 1958–1965. Pemeriksaan data menunjukkan risiko bahwa panyalaan api bergantung lebih
pada konsentrasi metan saja dan bahwa mungkin untuk mengkombinasikan konsentrasi dan angka Froude dalam
satu variable dengan satuan c2/F.
Gambar 1–9 menunjukkan angka panyalaan api yang dinormalisasi P (panyalaan api per tahun per jalan
berpagar) dibandingkan dengan c2/F untuk data Bakke et al. data. Yang paling sesuai dengan data yaitu P =
0.004 (c2/F)0.9. Suatu hubungan erat telah dicapai, yang menunjukkan bahwa, tidak adanya sumber pencampuran
lain, risiko panyalaan api P memang bergantung pada variabel c2/F.

Pada sebagian besar tambang,√𝐴 tidak banyak berubah dibandingkan perubahan pada c2 dan u2. Juga, faktor 0,9
mendekati 1,0. Oleh karena itu, risiko panyalaan api berubah-ubah dengan kuantitas (c/u)2. Hal ini dimulai dari
gagasan bahwa risiko panyalaan api bergantung hanya pada konsentrasi c saja.39

Sebagai suatu contoh, diasumsikan bahwa konsentrasi


metan yaitu 1,0% dan kecepatan udara 100 kaki/men.
Jika kemudian kecepatan udara meningkat sampai 120
kaki/men, konsentrasi metan menjadi 0,83%. Jika
risiko panyalaan api sebanding dengan (c/u)2,
kerendahan ini meningkatkan kecepatan udara yang
memotong risiko panyalaan api menjadi setengah.41
Penemuan Bakke et al. memiliki implikasi penting
dalam menggunakan kecepatan udara yang lebih tinggi
untuk mencegah ledakan metan:
 Tidak adanya penyebab lain untuk mendorong
pencampuran, meningkatkan kecepatan udara
adalah suatu cara yang sangat efektif untuk
mengurangi risiko panyalaan api.
Gambar 1–9.—Pengapian per tahun per jalan

39
Pekerjaan selanjutnya pada pemotong longwall di tahun 1980an gagal menegaskan penemuan ini [Creedy and Phillips
1997; CEC 1985], mungkin karena penyemprot air pada pemotong menyediakan pencampuran yang cukup antara metan
dan udara untuk menghasilkan efek kecepatan pada pencampuran.
41
Beberapa bukti pentingnya kecepatan udara dalam mengurangi resiko pengapian dihasilkan oleh Bielicki and Kissell
[1974], yang melakukan suatu pengkajian terhadap fluktuasi konsentrasi metan yang dihasilkan oleh pencampuran metan
dan udara yang tidak sempurna pada suatu model permukaan tambang batu bara yang beroperasi. Buruknya pencampuran
dicirikan oleh lebarnya fluktuasi konsentrasi dan dihasilkan dari rendahnya aliran udara atau tingkat pelepasan metan yang
tinggi. Dalam penelitian lain terhadap pencampuran metan-udara, Kissell et al. [1974] menemukan bahwa pencampuran
yang baik dicirikan oleh puncak distribusi yang normal dan buruknya pencampuran dengan log-puncak distribusi normal.
Schroeder and Kissell [1983] menemukan efek yang sama dan menegaskan bahwa σ(log c), deviasi standar logaritma dari
konsentrasi puncak sampel c, digunakan sebagai suatu indikator pencampuran.
18

Kecepatan udara yang lebih tinggi mendorong pencampuran yang lebih baik di samping untuk
menurunkan konsentrasi rata-rata. Penyemprot air dan penggerak udara tambahan (kipas kecil atau
kompresi udara venturi) yang mendorong pencampuran dapat mengurangi resiko panyalaan

Pada tingkat konsentrasi yang serupa, terowongan atau tambang dengan jalan masuk besar yang
bersilangan dan kecepatan udara yang rendah, mempunyai risiko panyalaan api yang lebih tinggi
dibandingkan dengan jalan masuk kecil yang bersilangan dan kecepatan udaranya lebih tinggi. Baik
kecepatan yang lebih rendah dan daerah yang lebih tinggi akan bekerja sama untuk memberikan angka
Froude yang rendah.

LEDAKAN TAMBANG, TEKANAN BAROMETRIK, DAN


KECENDERUNGAN LEDAKAN MUSIMAN

Meskipun ledakan tambang sangat kurang umum dibandingkan dahulu, bahaya mematikan terhadap
penambang ini belumlah hilang. Operator tambang harus selalu waspada terhadap kondisi yang
membuat ledakan tambang lebih memungkinkan. Bab tentang ledakan debu (Bab 12) menggambarkan
apa yang harus dilakukan untuk mencegah panyalaan metan yang memicu ledakan debu, yang
biasanya mematikan. Dua faktor penting lainnya, yang dibahas di sini, adalah tekanan barometrik yang
rendah dan debu yang mongering di musim dingin.

Di Afrika Selatan, sebagian besar ledakan tambang diikuti dengan


rendahnya tekanan barometrik; namun, tidak ada kecenderungan
frekuensi musiman. Di Amerika Serikat, ledakan tambang lebih
sering terjadi pada musim dingin karena debu lebih kering.

Tekanan barometrik yang rendah dan ledakan tambang. Berbagai peneliti telah
mendokumentasikan hubungan kebalikan antara tekanan barometrik dan jumlah metan yang mengalir
dari suatu tambang [Carter and Durst 1955; Stevenson 1968; Füssell and Hudewentz 1974;
Eschenburg 1977]. Tekanan barometrik yang menurun menyebabkan pemuaian metan yang
terakumulasi dalam rongga bawah tanah dan celah-celahnya. Metan kemudian mengalir ke dalam
tambang, membuat panyalaan api lebih memungkinkan.

Fauconnier [1992] telah mempelajari peranan perubahan tekanan barometrik dalam ledakan tambang
di Afrika Selatan. Menggunakan data barometrik yang berkaitan dengan 59 ledakan metan (26 pada
tambang batu bara, 33 pada tambang emas) selama periode 1970–1989, beliau menyimpulkan bahwa
sebagian besar ledakan berkaitan dengan waktu menengah (lebih lama dari 1 hari) menurunkan
kecenderungan pada tekanan barometrik. Beliau juga menyimpulkan bahwa ledakan terjadi secara
acak sepanjang tahun, berlawanan dengan tambang batu bara A.S., yang diketahui mempunyai suatu
kecenderungan musiman.
19

Kecenderungan musiman dalam ledakan tambang batu bara di A.S. Menurut sejarah, ledakan
tambang batu bara A.S. menjadi lebih sering di musim dingin dibandingkan dengan musim panas
[Boyer 1964]. Meskipun tekanan barometrik mungkin menjadi penyebab karena perubahan tekanan
barometrik lebih tiba-tiba dan intens di bulan-bulan musim dingin, juga benar bahwa tambang lebih
kering pada musim dingin karena rendahnya kandungan kelembaban udara [Williams 1914; Pappas et
al. 2002]. Ini berarti bahwa debu batu bara lebih kering dan lebih mudah tersebar dan tersulut saat
bulan-bulan musim dingin.

Berdasarkan suatu penelitian oleh Kissell et al. [1973], faktor kedua—debu batu bara yang terkering—
adalah yang paling berpengaruh dalam membuat lebih seringnya ledakan musim dingin di tambang
batu bara A.S. Pada penelitian ini kecelakaan tambang batu bara melaporkan dari tahun 1911 sampai
1970 dipelajari untuk melihat apakah ledakan musim dingin lebih cenderung terjadi di daerah
pertambangan yang lebih mencurigakan terhadap fluktuasi tekanan barometrik (misal. gob). Tidak
ditemukan adanya kecenderungan tersebut. Selanjutnya, berdasarkan pada laporan kecelakaan,
ledakan dibagi menjadi lima kategori yang berbeda:

o Semua ledakan besar (di mana lima


atau lebih penambang meninggal).
Sebagian besar ledakan meliputi
baik gas dan debu.
o Ledakan debu mayor. Ledakan debu
adalah di mana peneliti kecelakaan
menyimpulkan bahwa debu secara
langsung tersulut, tanpa adanya gas
sebagai suatu tahap peralihan.
Biasanya, hal ini terjadi di tambang
yang diketahui secara relatif bebas
metan dan di mana debu tersulut
oleh suatu tembakan letusan.

o Ledakan debu minor (lebih sedikit


dari lima penambang yang
meninggal).

o Ledakan gas minor. Peneliti


kecelakaan menyimpulkan bahwa
debu tidak terlibat.
o Ledakan pada tambang antrasit
(batu bara kilap). Diketahui “hanya
gas” karena debu antrasit tidak mudah
meledak di bawah kondisi yang berlaku
dalam pertambangan

Gambar 1–10.—frekuensi relatif terhadap terjadinya ledakan gas mayor dan minor dan debu.

Gambar 1–10 menunjukkan frekuensi relatif dari tiap tipe ledakan pada periode 1911 sampai 1970.
Ketika semua ledakan besar dipertimbangkan, semakin tinggi frekuensi dalam bulan-bulan musim
20

dingin yang tampak jelas. Namun, kecenderungan ini sangat lebih nyata untuk ledakan debu. Tidak
ada kecenderungan terhadap bulan-bulan musim dingin yang membuktikan pada ledakan tambang
antrasit atau yang dikategorikan sebagai “hanya gas.” Ini memberikan bukti kuat bahwa ini adalah
debu, bukan gas, yang berkaitan dengan kecenderungan musiman dalam ledakan tambang batu bara
A.S.42

REFERENSI

Bakke P, Leach SJ [1962]. Prinsip pembentukan dan menghilangnya lapisan langit-langit mean dan
beberapa perbaikan perhitungan [Principles of formation and dispersion of methane roof layers and
some remedial measures]. Min Eng (U.K.) Jul:645–669.

Bakke P, Leach SJ [1965]. Difusi turbulensi dari suatu lapisan yang mengapung di sebuah dinding
[Turbulent diffusion of a buoyant layer at a wall]. Appl Sci Res 15(sect A):97–135.

Bakke P, Leach SJ, Slack A [1964]. Beberapa observasi teoritis dan eksperimen tentang resirkulasi
ventilasi tambang [Some theoretical and experimental observations on the recirculation of mine
ventilation]. Colliery Eng 41(Nov):471–477.
Bakke P, Leach SJ, Slack A [1967]. Pada konsentrasi kerangka umum dan data ventilasi lain sebagai
suatu perhitungan terhadap resiko pengapian rata-rata [On the general body concentration and other
ventilation data as a measure of the average risk of ignition]. Min Eng (U.K.) Aug:762–774.

Bielicki RJ, Kissell FN [1974]. Analisa statistik konsentrasi metan yang dihasilkan olehh
pencampuran yang tidak sempurna dari metan dan udara pada suatu model tambang batu bara yang
dikerjakan [Statistical analysis of methane concentrations produced by incomplete mixing of
methane and air at a model coal mine working face]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the
Interior, Bureau of Mines, RI 7987.

Boyer RF [1964]. Bencana tambang batu bara: frekuensi berdasarkan bulan [Coal mine disasters:
frequency by month]. Science 144(Jun):1447–1449.

Carter HN, Durst CS [1955]. Pengaruh perubahan barometrik pada emisi firedamp [The influence of
barometric changes on the emission of firedamp]. Trans Inst Min Eng 115:3–29.

42
Hasil Kissell et al. tidak berlawanan dengan kesimpulan oleh Fauconnier. Kecenderungan musiman dari ledakan
tambang batu bara di Amerika Serikat dapat disebabkan bulan-bulan musim dingin yang lebih dingin atau fakta bahwa
suatu selang waktu yang berbeda telah dipelajari. Juga, Fauconnier menggabungkan ledakan baik di tambang batu bara dan
emas.
21

CEC [1985]. Penelitian emisi metan dan resiko pengapian pada permukaan mesin batu bara
[Investigation of methane emission and ignition risk at coalface machines]. Final report on the
European Coal and Steel Community (ECSC) research project 7225 – 11/08/068, October 1982 to
September 1985, National Coal Board, Commission of the European Communities.

Cecala AB, Timko RJ, Pritchard CJ [1991]. Penelitian kasus terhadap pengendalian resirkulasi distrik
[Case study of controlled district recirculation]. Min Eng 43(11):1351–1355.

CFR. Kode peraturan federal [Code of federal regulations]. Washington, DC: U.S. Government
Printing Office, Office of the Federal Register.

Checca EL, Zuchelli DR [1995]. Serangan petir dan ledakan tambang [Lightning strikes and mine
explosions]. In: Wala AM, ed. Proceedings of the Seventh U.S. Mine Ventilation Symposium.
Lexington, KY: University of Kentucky, pp. 245–250.
Creedy DP [1991]. Pendahuluan aspek-aspek geologis dari timbulnya metan dan pengendaliannya di
tambang batu bara bawah tanah Inggris [An introduction to geologic aspects of methane occurrence
and control in British deep coal mines]. Q J Eng Geol 24:209–220.

Creedy DP [1996]. Prediksi metan dalam tambang batu bara [Methane prediction in collieries]. Final
project report, project COL 303. Braamfontein, Republic of South Africa: Safety in Mines Research
Advisory Committee (SIMRAC) (www.simrac.co.za).

Creedy DP, Phillips HR [1997]. Pelpisan metan pada pengerjaan bord dan pilar [Methane layering in
bord-and-pillar workings]. Final project report, project COL 409. Braamfontein, Republic of South
Africa: Safety in Mines Research Advisory Committee (SIMRAC) (www.simrac.co.za).

CSA [1984]. Instrument pendeteksi gas yang mudah terbakar [Combustible gas detection
instruments]. Section 5.3.1, CSA standard C22.2 No. 152–M1984 (product ID 2001201).
Mississauga, Ontario: Canadian Standards Association.

Coward HF, Ramsay HT [1965]. Pengapian firedamp selain oleh listrik dan ledakan: suatu kajian
[Ignition of firedamp by means other than electricity and explosives: a review]. Safety in Mines
Research Establishment (U.K.), research report No. 221, October.

Davies AW, Isaac AK, Cook PM [2000]. Penelitian ledakan tambang batu bara dan kesusaian
pengkajian resiko [Investigation of a coal mine explosion and relevance of risk assessment]. Trans
Inst Min Metall 109(May-Aug)(Sect A):A61–A69.
22

Detroit Water and Sewerage Department [2005]. Mengenang mereka yang telah meninggal
[Remembering those who died]. [http:// www.dwsd.org/history/explosion.pdf]. Date accessed:
December 2005.

Diamond WP, Garcia F [1999]. Prediksi emisi metan longwall: suatu evaluasi pengaruh praktek
penambangan terhadap emisi gas dan sistem pengendalian metan [Prediction of longwall methane
emissions: an evaluation of the influence of mining practices on gas emissions and methane control
systems]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of Health and Human Services, Public Health Service,
Centers for Disease Control and Prevention, National Institute for Occupational Safety and Health,
DHHS (NIOSH) Publication No. 99–150, RI 9649.

Diamond WP, Levine JR [1981]. Penentuan metode langsung terhadap kandungan gas pada batu
bara: prosedur dan hasilnya [Direct method determination of the gas content of coal: procedures
and results]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, RI 8515. NTIS
No. PB81196735.

Diamond WP, LaScola JC, Hyman DM [1986]. Hasil penentuan metode langsung dari kandungan gas
di lapisan batu bara A.S. [Results of direct-method determination of the gas content of U.S. coalbeds].
Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines IC 9067. NTIS No. PB86205325.

Diamond WP, Schatzel SJ, Garcia F, Ulery JP [2001]. Metode langsung yang termodifikasi: suatu
solusi untuk mendapatkan perhitungan desorpsi batu bara yang akurat [The modified direct method: a
solution for obtaining accurate coal desorption measurements]. In: Proceedings of the International
Coalbed Methane Symposium. Tuscaloosa, AL: University of Alabama, pp. 331–342.

Doyle BR [2001]. Gas-gas berbahaya di bawah tanah [Hazardous gases underground]. New York:
Marcel Dekker, Inc.

Eschenburg HWM [1977]. Catatan terhadap interaksi antara tekanan barometrik dan metan yang
muncul dari rekahan [Note on the interaction between barometric pressure and methane issuing from
fissures]. J Mine Vent Soc S Afr 30:203–204.

Fauconnier CJ [1992]. Fluktuasi tekanan barometrik sebagai suatu faktor terkait terhadap ledakan gas
di tambang-tambang Afrika selatan [Fluctuations in barometric pressure as a contributory factor to gas
explosions in south African mines]. J S Afr Inst Min Metall 92(5):131–147.

Füssell W, Hudewentz D [1974]. Die barometrische Ausgasung: Beobachtungen und


Bekämpfungsversuche (in German). Glückauf 110(24).

Geldenhuys HJ, Eriksson AJ, Jackson WB, Raath, JB [1985]. Penelitian insiden yang berkaitan
dengan petir pada tambang-tambang batu bara dangkal Afrika selatan [Research into lightning-related
23

incidents in shallow south African coal mines]. In: Proceedings of the 21st International Conference
of Safety in Mines Research Institutes (Sydney, New South Wales, Australia, October 21–25, 1985).

Grau RH, LaScola JC [1984]. Emisi metan dari tambang batu bara A.S. pada tahun 1980 [Methane
emissions from U.S. coal mines in 1980]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of
Mines, IC 8987. NTIS No. PB85112027.

Holding W [1992]. Suatu pengkajian kembali terhadap diagram kemampuan ledakan [A Re-look at
explosibility diagrams]. In: Proceedings of the Fifth International Mine Ventilation Congress
(Johannesburg, Republic of South Africa, October 25–30, 1992), pp. 171–181.
Jones GW [1929]. Pencampuran gas yang mudah terbakar [Inflammability of mixed gases].
Washington, DC: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, TP 450.

Kim AG [1977a]. Estimasi kandungan metan pada lapisan batu bara bitumen dari data penyerapan
[Estimating the methane content of bituminous coalbeds from adsorption data]. Pittsburgh, PA: U.S.
Department of the Interior, Bureau of Mines RI 8245. NTIS No. PB271218.

Kim AG [1977b]. Penelitian laboratorium terhadap pembakaran spontan batu bara [Laboratory studies
on spontaneous combustion of coal]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of
Mines, IC 8756. NTIS No. PB274052.

Kissell FN [1975]. Potensi bahaya gas metan pada tambang biji minyak [The potential hazards of
methane gas in oil shale mines]. Q Colo Sch Mines 70(4):19–27.

Kissell FN, Bielicki RJ [1975]. Methane buildup hazards caused by dust scrubber recirculation at coal
mine working faces: a preliminary estimate. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau
of Mines, RI 8015. NTIS No. PB240684.

Kissell FN, Banfield JL, Dalzell RW, Zabetakis MG [1974]. Peak methane concentrations during coal
mining: an analysis. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, RI 7885.
NTIS No. PB233424.

Kissell FN, McCulloch CM, Elder CH [1973]. The direct method of determining methane content of
coalbeds for ventilation design. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, RI
7767. NTIS No. PB221628.

Kissell FN, Nagel AE, Zabetakis MG [1973]. Coal mine explosions: seasonal trends. Science
173(Mar):891–892.
24

Kuchta JM [1985]. Penelitian kecelakaan kebakaran dan ledakan dalam industri-industri yang
berkaitan dengan kimia, pertambangan, dan bahan bakar: sebuah panduan [Investigation of fire and
explosion accidents in the chemical, mining, and fuel-related industries: a manual]. Pittsburgh, PA:
U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, B 680. NTIS No. PB87113940.

Lama RD [1988]. Adsorpsi dan desorpsi campuran gas pada batu bara dan implikasinya dalam
ventilasi tambang [Adsorption and desorption of mixed gases on coal and their implications in mine
ventilation]. In: Proceedings of the Fourth International Mine Ventilation Congress (Brisbane,
Queensland, Australia, July 3–6, 1988), pp. 161–174.

Lama RD, Bartosiewicz H [1982]. Penentuan kadar gas pada lapisan batu bara [Determination of gas
content of coal seams]. In: Proceedings of the Symposium on Seam Gas Drainage, With Particular
Reference to the Working Seam (Wollongong, New South Wales, Australia, May 11–14, 1982), pp.
36–52.

Le Chatelier H [1891]. Taksiran firedamp oleh batas kemampuan pembakaran [Estimation of fire
damp by inflammability limits]. Ann Mines 19:388.

Lin W, McPherson MJ, Loomis I [1997]. Pengapian metan dan debu batu bara oleh pemampatan
dalam daerah gob yang runtuh [The ignition of methane and coal dust by compression in collapsing
gob areas]. In: Dhar BB, Bhowmick BC, eds. Proceedings of the 27th International Conference of
Safety in Mines Research Institutes. Vol. 1. New Delhi, India: Oxford & IBH Publishing Co. Pvt.
Ltd., pp. 503–511.

Margerson SNA, Robinson H, Wilkins HA [1953]. Bahaya pengapian dari percikan magnesium
berbahan dasar campuran logam [Ignition hazard from sparks from magnesium-based alloys].
Safety in Mines Research Establishment (U.K.), research report No. 75.

Matta JE, LaScola JC, Kissell FN [1977]. Daya serap dalam biji minyak dan potensi bahaya
penambangannya [Methane absorption in oil shale and its potential mine hazard]. Pittsburgh, PA: U.S.
Department of the Interior, Bureau of Mines, RI 8243. NTIS No. PB271219.

McLennan JD, Schafer PS, Pratt TJ [1995]. Suatu panduan untuk memperkirakan kandungan gas pada
lapisan batu bara [A guide to determining coalbed gas content]. Chicago, IL: Gas Research Institute,
GRI–94/0396.

McPherson MJ [1995]. Pemampatan adiabatik dari udara oleh runtuhnya langit-langit yang besar [The
adiabatic compression of air by large falls of roof]. In: Wala AM, ed. Proceedings of the Seventh U.S.
Mine Ventilation Symposium. Lexington, KY: University of Kentucky, pp. 257–262.
25

McPherson MJ [2002]. Bencana tambang Westray [The Westray mine disaster]. In: De Souza E, ed.
Proceedings of the North American/Ninth U.S. Mine Ventilation Symposium (Kingston, Ontario,
Canada, June 8– 12, 2002). Lisse, Netherlands: Balkema, pp. 3–12.

NFPA [2000]. NFPA 77, listrik statis: penerapan yang direkomendasikan [NFPA 77, static electricity:
recommended practice]. Quincy, MA: National Fire Protection Association.

Novak T, Fisher TJ [2000]. Penyebaran petir melalui bumi dan potensinya bagi [Lightning
propagation through the earth and its potential for methane ignitions in abandoned areas of
underground coal mines]. In: Conference Record of the 2000 IEEE Industry Applications Conference,
35th IAS Annual Meeting and World Conference on Industrial Applications of Electrical Energy
(Rome, Italy, October 1–3, 2000), pp. 2674– 2681.

Pappas DM, Barton TM, Weiss ES [2002]. Pengembangan sistem dukungan sealant untuk
pengendalian tanah [Developments in sealant support systems for ground control]. In: Peng SS, Mark
C, Khair AW, Heasley KA, eds. Proceedings of the 21st International Conference on Ground Control
in Mining. Morgantown, WV: West Virginia University, pp. 344–353.

Powell F, Billinge K [1975]. Gesekan bahaya pengapian yang berkaitan dengan batuan tambang batu
bara [The frictional ignition hazard associated with colliery rocks]. The Min Eng 174(Jul):527–531.

Pritchard CJ [1995]. Persiapan yang diperlukan untuk pengujian resirkulasi distrik jangka panjang
dalam suatu tambang bawah tanah logam-nonlogam bergas [Preparatory work required for a long-term
district recirculation test in a gassy underground metal-nonmetal mine]. In: Wala AM, ed.
Proceedings of the Seventh U.S. Mine Ventilation Symposium. Lexington, KY, University of
Kentucky, pp. 443–448.

Raine EJ [1960]. Pelapisan firedamp pada pengerjaan longwall [Layering of firedamp in longwall
working]. Trans Inst Min Eng (U.K.) 119(10):579–597.

Richmond JK, Price GC, Sapko MJ, Kawenski EM [1983]. Ringkasan historis ledakan tambang batu
bara di Amerika Serikat [Historical summary of coal mine explosions in the United States].
Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, IC 8909. NTIS No. PB83184226.
Saghafi A, Williams DJ, Lama RD [1997]. Emisi metan di seluruh dunia dari pertambangan batu bara
bawah tanah [Worldwide methane emissions from underground coal mining]. In: Ramani RV, ed.
Proceedings of the Sixth International Mine Ventilation Congress (Pittsburgh, PA, May 17–22, 1997).
Littleton, CO: Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc.: pp. 441–445.

Schatzel SJ, Cooke GA [1994]. Faktor-faktor organik dan mineralogis yang mempengaruhi emisi
metan biji minyak Green River [Organic and mineralogic factors influencing Green River oil shale
methane emissions]. Fuel 73(4):573–578.
26

Schroeder WE, Kissell FN [1983]. Analisa permukaan ventilasi berdasarkan perencanaan


kemungkinan transformasi data konsentrasi metan [Face ventilation analysis by probability plotting of
transformed methane concentration data]. J Mine Vent Soc S Afr 36(11):109–116.

Stevenson JW [1968]. Dampak entri pemeras selama perubahan tekanan atmosfer [Effects of bleeder
entries during atmospheric pressure changes]. Min Eng Jun: 61–64.

Thimons ED, Vinson RP, Kissell FN [1977]. Prediksi bahaya metan pada tambang logam dan
nonlogam [Forecasting methane hazards in metal and nonmetal mines]. Pittsburgh, PA: U.S.
Department of the Interior, Bureau of Mines, RI 8392. NTIS No. PB80100696.

Thomas TSE [1941]. Percikan dari besi yang dilapisi aluminium [Sparks from aluminum-painted
iron]. Possible ignition of inflammable gas mixtures. Colliery Guardian 163:202.

Titman H, Roberts AF, Brookes FR [1965]. Akumulasi metan dalam rongga langit-langit [The
accumulation of methane in roof cavities]. Safety in Mines Research Establishment (U.K.), research
report No. 235.

Ulery JP, Hyman DM [1991]. Metode langsung yang dimodifikasi terhadap penentuan kandungan gas:
aplikasi dan hasilnya [The modified direct method of gas content determination:
applications and results]. In: Proceedings of the 1991 Coalbed Methane Symposium (University of
Alabama, Tuscaloosa, AL, May 13–16, 1991), pp. 489–500.

Vinson RP, Thimons ED, Kissell FN [1978]. Akumulasi metan dalam rongga langit-langit tambang
batu bara [Methane accumulations in coal mine roof cavities]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the
Interior, Bureau of Mines, RI 8267. NTIS No. PB277919.

Williams RY [1914]. Kelembaban udara tambang dengan referinsi khusus pada tambang batu bara di
Illinois [The humidity of mine air with especial reference to coal mines in Illinois]. Washington, DC:
U.S. Department of the Interior, Bureau of Mines, B 83.

Zabetakis MG [1965]. Karakteristik kemampuan pembakaran dari gas dan uap air yang mudah
terbakar [Flammability characteristics of combustible gases and vapors]. Pittsburgh, PA: U.S.
Department of the Interior, Bureau of Mines, B 627.

Zabetakis MG, Stahl RW, Watson HA [1959]. Menentukan kemampuan ledakan atmosfer tambang
[Determining the explosibility of mine atmospheres]. Pittsburgh, PA: U.S. Department of the Interior,
Bureau of Mines, IC 7901.

Anda mungkin juga menyukai