Anda di halaman 1dari 11

III.

PROSEDUR KERJA
3.1 ALAT DAN BAHAN
3.1.1 Alat
1. Peralatan konduktivitas
2. Gelas piala 50 ml kering
3. Pipet minuman (plastik)
3.2.2 Bahan
1. Asam asetat glacial pekat,
2. Natrium klorida padat, NaCl
3. Sukrosa
4. Alumunium nitrat,
5. Barium klorida
6. Tembaga (II) sulfat
7. Etil alcohol
8. Asam klorida, HCl 0,5 M
9. Asam karbonat
10. Magnesium Hidroksida
11. Asam Nitrat
12. Kalium kromat
13. Kalium hidroksida, KOH 0,1 M
14. Natrium hidroksida, NaOH 0,1 M
15. Asam sulfat
16. Asam asetat,
17. Amonium hidroksida
18. Kalium nitrat
19. Natrium karbonat
20. Barium hodroksida
3.2 CARA KERJA
A. Test Hantaran-bukti adanya ion
1. Uji hantaran air suling kemudian uji pula hantaran air kran. Catatan setelah
menguji hantaran suatu larutan, bilas elektroda dengan air suling. Catat
pengamatan pada lembaran data. Sebutkan apakah pengamatan
menunjukkan adanya elektrolit kuat, lemah atau nonelektrolit. Tulis bentuk
komponen dalam larutan apakah ion atau molekul.
2. Tuangkan 10 mL asam asetat glasial kedalam gelas piala kering. Uji
hantarannya. Tambahkan beberapa mL air secara perlahan-lahan dan amati
hantarannya.
3. Masukkan 1 g natrium klorida padat ke dalam gelas piala kering. Uji
hantarannya. Tambahkan air dan uji kembali hantarannya.
4. Masukkan 1 g sukrosa kedalam gelas piala kering, uji hantarannya.
Tambahkan air suling kemudian uji lagi hantarannya.
5. Uji hantaran masing-masing larutan berikut,
- alumunium nitrat
- barium klorida
- tembaga (II) sulfat
- etil alcohol
- asam klorida
- asam karbonat
- magnesium hidroksida
- asam nitrat
- kalium kromat
- kalium hidroksida
- natrium hidroksida
- asam sulfat
B. Test hantaran – Bukti reaksi
1. Masukkan kedalam 2 buah gelas piala 50 mL masing-masing 10 mL asam
asetat0,1 M dan 10 mL ammonium hidroksida 0,1 M. Uji hantaran
masing-masingnya.Campurkan kedua larutan tersebut dan uji kembali
hantarannya.Catat pengamatan dan buat kesimpulan. Tulis persamaan
reaksi molekul dan Reaksi ionnya.
2. Tambahkan 1 mL H2SO4 0,1 M kedalam gelas piala yang berisi 25 mL
air. Uji hantarannya. Uji pula hantaran Ba(OH)2 0,1 M. Tambahkan 2 mL
Ba(OH)2 kedalam asam sulfat tetes demi tetes sambil diuji hantarannya.
Catat pengamatan dan kesimpulan serta tulis persamaan reaksi molekul
dan reaksi ionnya.
3. Tambahkan 1 mL Ba(OH)2 0,1 M kedalam gelas piala yang berisi 25 mL
air. Biarkan elektroda dalam larutan dan tiup melalui pipa kaca atau pipet
minuman ke larutan sampai hantarannya minimum. Karbon dioksida dari
pernafasan membentuk H2CO3 dengan air. Catat pengamatan, kesimpulan
dan tulis reaksi molekul dan ionnya.
4. Masukkan 10 mL Na2CO3 0,1 M dan 10 mL kedalam 2 gelas piala
terpisah. Uji hantarannya. Campurkan kedua larutan tersebut dan uji lagi
hantarannya. Catat pengamatan dan tulis reaksinya.
C. Persamaan Ion
Samakan koefisien reaksi berikut, kemudian ubah menjadi reaksi ion
H2SO4(aq) + NH4OH(aq)  (NH4)SO4(aq) + H2O (c)
FeCl3(aq) + Mg(NO3)2(aq)  MgCl2(aq) + Fe(NO3)3
Ba(C2H2O2)2(aq) + Na2SO4  BaSO4(p) + NaC2H2O(aq)
K2CO3(aq) + HCl(aq)  KCl(aq) + H2O(c) + CO2(g)
TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM
1. Berikan definisi istilah berikut dengan kata-kata anda sendiri : persamaan
reaksi molekul persamaan reaksi ion, nonelektrolit, ion spektator, elektrolit
kuat, dan elektrolit lemah.
Jawab :
- Persamaan reaksi molekul adalah reaksi dimana zat-zat reaksinya dinyatakan oleh
molekul-molekul.
- Persamaan ion adalah reaksi dimana zat-zat reaksi dipecah dan dinyatakan
oleh persamaan ion.
- Ion spektator adalah ion yang tidak mengalami perubahan lagi.
- Non elektrolit adalah zat yang tidak dapat membentuk ion-ion didalam
pelarutnya sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.
- Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat terurai sempurna / hampir sempurna
ion-ion yang terbentuk di dalamnya dan pada umumnya merupakan penghantar
listrik yang baik.
- Elektrolit lemah adalah elektrolit yang sedikit membentuk ion-ion dalam
pelarutnya, dapat menghantarkan listrik, namun tidak sebaik larutan elektrolit.
2. Terangkan arti simbol :
Jawab :
- c : senyawa yang wujudnya dalam bentuk cair
- g : senyawa yang wujudnya dalam bentuk gas
- p : senyawa yang wujudnya dalam bentuk padat
- aq : senyawa yang wujudnya dalam bentuk larutan / larutan dalam air.
3. Berikan 3 contoh masing-masing untuk :
a. Larutan elektrolit kuat
b. Larutan elektrolit kuat
c. Larutan non elektrolit
Jawab :
- larutan elektrolit kuat : NaCL, NaOH, dan HCL
- larutan elektrolit lemah : H2S, NH2, Zn
- larutan non elektrolit : C6H12O6, CO(NH2),C2H5OH
4. Apa yang di amati bila menguji hantaran :
a. Elektrolit kuat
b. Elektrolit lemah
c. Non elektrolit
Jawab :
- Elektrolit kuat : banyaknya ion / gelembung pada larutan dan nyala lampu terang
- Elektrolit lemah: gelembung yang dihasilkan sedikit dan nyala lampu redup
- Non elektrolit : tidak ada gelembung dan lampunya mati
5. Kenapa elektroda dan gelas piala harus dibilas bersih dengan air suling?
Jawab :
Agar elektroda dari larutan-larutan yang sudah diuji tadi dapat ternetralisir
dengan baik
6. Peraturan keselamatan mana yang harus di perhatikan di dalam percobaan ini?
Jawab :
Lakukan langkah kerja sesuai dengan prosedur agar percobaan berjalan dengan
lancar dan selamat, dan berhati-hati dan teliti lah pada saat melakukan uji
hantaran.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Senyawa Pengamatan Kesimpulan Gelembung
1 H2O -aquades Tidak menyala Non elelektrolit Tidak ada
H2O - kram Redup Eletrolit lemah Tidak ada

2 HC2H4 Terang Elektrolit kuat Ada


Tidak menyala Non elektrolit Tidak ada

3 NaCL Terang Elektrolit kuat Ada


NaCL Terang Elektrolit kuat Ada

4 C12H22O11 Tidak menyala Non elektrolit Tidak ada


Tidak menyala Non elektrolit Tidak ada

5 Al(NO3)3 Terang Elektrolit kuat Ada


BaCl₂(aq) Terang Elektrolit kuat Ada
CuSO4 Terang Elektrolit kuat Ada
C₂H₅OH Tidak menyala Non Elektrolit Tidak Ada
HCl Terang Elektrolit kuat Ada
H2CO3 Redup Elektrolit lemah Ada
Mg(OH)2 - - -
HNO Terang Elektrolit kuat Ada
K₂CrO₄ Terang Elektrolit kuat Ada

KOH Terang Elektrolit kuat Ada

NaOH Terang Elektrolit kuat Ada

H2SO4 Terang Elektrolit kuat Ada

4.2 Pembahasan
Dari hasil yang di dapatkan diketahui bahwa larutan yang mengandung
senyawa elektrolit kuat dapat menyalakan lampu, dan menghasilkan
gelembung padalarutan. Kan ini dikarenakan pada senyawa elektrolit kuat
dapat terionisasi sempurna dan bergerak bebas sehingga bisa menghantarkan
listrik sedangkan pada elektrolit lemah nyala lampu redup dikarenakan masih
banyak molekul yang belum terionisasi. Sementara pada senyawa
nonelektrolit lampu tidak hidup dan tidak ada gelembung yang di hasilkan
karena ion terkurung di dalam molekul sehingga menghambat arus listrik yang
akan di hasilkan.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah tes hantarannya yaitu melihat
ada nya bukti ion pada larutan dan sampel yang digunakan,dalam praktikum
ini didapatkan hasil, bahwa yang lampunya tidak menyala dikatakan senyawa
nonelektrolit yaitu lampunya tidak dapat menyala pada air aquades H2O
sedangkan pada air kran elektron terionisasi sempurna sehingga lampu
menyala.
Percobaan kedua tes hantaran melihat bukti reaksi terjadi pada dua buah
larutan yang di campurkan. Contohnya pada Ba(OH) dicampurkan dengan 25
ml air mengandung atau menghasilkan nyala lampu yang terang dan banyak
gelembung.tetapi setelah ditambahkan CO2 pada larutan tersebut lampu
menjadi redup dan tidak ada gelembung dikarenakan pada reaksi nyalakan
menghasilkan HCO3 yang merupakan elektrolit lemah.
Pada sediaan yang menggunakan sampel dalam bentuk (aq) maka harus di
tambahkan dengan larutan aquos setiap ditambahkan aquos (suring) rata-rata
lampu berubah terang.
Hal ini disebabkan karena senyawa ion dan kovalen tersebut dapat
terionisasi saat dilarutkan dalam ion-ion dalam penyusun senyawa ion dalam
pelarut akan bergerak bebas sehingga kelarutan ion dapat menghantantarkan
arus listrik. Senyawa ion dalam membentuk Kristal tidak dapat bergerak bebas
sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Senyawa ion larut dalam air menjadi ion positif dan ion negative. Elektrolit
kuat adalah larutan yang terionisasi sempurna yang dapat dilihat dari nyala
lampu terang dan adanya gelembung-gelembung yang banyak. Elektrolit
lemah adalah larutan yang terionisasi sebagaian yang dapat dilihat dari nyala
lampu yang redup dan sedikit gelembung. Non elektrolit adalah larutan yang
tidak terionisasi dan dapat dilihat dari lampu yang tidak menyala dan tidak ada
gelembung.
5.2 Saran
Saat melakukan pengujian alat praktikum dibilas dengan aquades bukan air
kran, karena air kran terdapat ion-ion sedangkan air aquades murni tidak akan
berpengaruh pada hasil pengujian. Saat Pencampuran larutan, harus berhati-
hati. Jangan sampai salah karena dapat menghasilkan senyawa baru yang
berbahaya.

TUGAS SESUDAH PRAKTIKUM


1. Terangkan kenapa air suling bukan elektrolit sedangkan air kran berupa
elektrolit lemah (Percobaan 1)
Jawab: Air suling merupakan air yang telah dimurnikan dari ion-ionnya,
sedangkan ion-ion tersebutlah yang akan menyebabkan suatu larutan
dikatakan elektrolit/tidak. Oleh sebab itu, air suling tidak memiliki ion-
ion yang memungkinnya untuk dapat menghantarkan listrik.
2. Kenapa asam asetat glasial mula-mula bersifat konduktor dan kemudian
berubah jadi konduktor lemah dengan penambahan air juga non konduktor?
Jawab: karena dalam konsentrasi asetat glasial yang pekat, ion-ion CH3COO-
dan H+ tidak dapat bergerak bebas. Namun ketika ditambahkan air
kedalamnya, ion-ion akan terhidrolisis dan dapat bergerak bebas.
3. Kenapa natrium klorida padat bersifat nonelektrolit sedangkan larutan airnya
berupa elektrolit kuat? (A.3)
Jawab: Karena yang dapat menghantarkan arus listrik adalah senyawa kimia
yang memiliki sifat cair bukan padatan. Ion-ion dalam natrium klorida
akan terionisasi sempurna dalam air sehingga akan menghantarkan
listik jika dilarutkan dalam air.
4. Terangkan bagaimana campuran asam asetat dan amoniak yang masing-
masing elektrolit lemah berubah menjadi elektrolit kuat setelah bercampur?
(B.1)
Jawab: Ion-ion dan molekul yang ada didalamnya menjadi ion positif dan ion
negative (terionisasi dengan sempurna). Hal ini menyebabkan larutan
tersebut dapat menghantarkan listrik dan termasuk elektrolit kuat.
5. Terangkan bagaimana campuran asam sulfat dan barium hidroksida yang
masing-masing pengantar tetapi campurannya tidak?(B.2)
Jawab: campuran H2SO4 + Ba(OH)2 terjadi penurunan senyawa ion yang
mana menyebabkan ion-ion nya tidak dapat terurai menjadi ion positif
dan ion negative sehingga tidak dapat menghantarkan listrik.
6. Barium hidroksida adalah elektrolit kuat. Dengan melewatkan karbon
dioksida kedalam larutan-larutan berubah jadi nonelektrolit. Terangkan
kenapa? (B.3)
Jawab: Karena melewatkan Co2 kedalam larutan menyebabkan terjadinya
penurunan ion pada Ba(OH)2 sehingga ion-ionnya tidak dapat terurai
dan tidak dapat menghantarkan arus listrik.
7. Apakah reaksi ion percobaan B.4 sesuai dengan kriteria reaksi kimia seperti
pembentukan endapan, gas dsb.
Jawab: sesuai dengan kriteria reaksi pada reaksi ion trsebut terjadi gelembung
gelembung gas pada elektrolit kuat dan lemah.
8. Nyatakan apakah yang berikut ini brupa elektrolit kuat (75-100 % terion),
elektrolit lemah (1-5 % terion) atau nonelektrolit (0-1 % terion).
Jawab: a. CuS(aq) Elektrolit Kuat
b. Sr(OH)2(aq) elektrolit kuat
c. C12H2O6 non elektrolit
d. NaHCO3(aq) elektrolit kuat
9. Seimbangkan reaksi molekul dibawah ini dan tulis reaksi ion total serta reaksi
ion. Nyatakan masing-masing jenis dengan  (p), (c), (g) atau (aq)
Jawab: a. ZnCl2(aq) + NaCO3(aq) ZnCO(aq) + NaCl(aq)
Ion total: Zn2+(aq) + 2Cl-(aq) + 2Na+(aq) + Co3-(aq)  Zn+(p) +
Co-(p) + 2Na+(aq) + Cl2-(aq)
Ion : Zn2+((aq) + Co3-(aq)  Zn+(p) + Co3-(p)
10. Jelaskkan apa perbedaan antara pengionan (ionisasi) dengan perurai (diosiasi).
Berikan contoh masing-masingnya.
Jawab: Ionisasi adalah peristiwa terurainya senyawa menjadi ion-ion, dengan
mengurangi/menambah partikel bermuatan.
Contoh: H2SO4(aq)  2H+(aq) + SO4-2(aq)
Diosiasi adalah peristiwa terjadinya suatu senyawa menjadi zat-zat yang lebih
kecil/sederhana.
Contoh: HCl(aq)  H+(aq) + Cl-(aq)
DAFTAR PUSTAKA

Hart, Harold.1990.Kimia. Jakarta: Erlangga


Willbraham, and Michael S, Matta. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Bandung: ITB
Petrucci, R. H. 1999. Kimia Dasar Prinsip dan terapan Modern. Jakarta: Erlangga
Pine, Stanley. H. 1988. Konsep dasar Ilmu Kimia. Bandung: ITB
Fessenden, Ralph J. 1997. Dasar-Dasar Kimia. Jakarta: Bina Aksara

Anda mungkin juga menyukai