Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SITI MUTMAINA AYU LESTARI

NIM : G 701 17 086

KELAS :B

TUGAS IMUNOLOGI

1. Nodus limfa merupakan organ yang


berbentuk kacang atau oval yang terletak
disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir
melalui sejumlah nodus biasanya 8-10 nodus
sebelum kembali ke sirkulasi vena. Kerjanya
sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-
tempat terbentuknya limfosit. Kelompok-
kelompok utama terdapat didalam leher,
axila, torax, abdomen, dan lipatan paha. Nodus limfa diselubungi jaringan ikat
longgar yang membagi nodus menjadi nodulus-nodulus. Tiap nodulus mengandung
ruang-ruang (sinus) yang berisi limfosit dan makrofag. Dibagian tengah dari nodul,
terdapat pusat germinal dimana kelompok-kelompok sel B membelah diri secara aktif.
Bila kelenjar dirangsang oleh antigen, maka pusat-pusat germinal itu membesar dan
berisi banyak limfoblast. Saat cairan limfa melewati sinus maka makrofag akan
memakan bakteri dan mikroorganisme. Fungsi nodus limfe adalah sebagai berikut :
a) Filtrasi dan fagositosis
Cairan limfe difiltrasi oleh jaringan retikular dan limfoid saat melalui nodus
limfe. Materi yang mengendap adalah mikroba, fagosit yang hidup dan mati yang
berisi mikroba yang dimakan, sel dari tumor ganas, sel jaringan yang rusak, serta
partikel yang dihirup. Materi organik dihancurkan di nodus limfe oleh makrofag
dan antibodi.
b) Proliferasi limfosit
Limfosit T dan B teraktivasi memperbanyak diri di nodus limfe. Antibodi yang
dihasilkan oleh limfosit B terensitisasi masuk kelimfe dan darah lalu mengaliri ke
nodus.
2. Limfa terdiri atas pulpa merah sebagai tempat
penghancuran eritrosit dan pulpa putih yang
terdiri atas jaringan limfoid. Didalam limfa
limfosit T menumpuk dibagian tengah lapisan
limfoid periarteriolar,sedangkan sel B terdapat
didalam pusat-pusat germinal dibagianperifer.
Sel B dapat dijumpai dalam bentuk tidak
teraktivasi maupun teraktivasi. Dalam pusat-
pusat germinal juga dijumpai sel dendritik dan makrofag. Makrofag spesifik
umumnya terdapat didaerah marginal dan sel ini bersama-sama dengan sel dendritik
berfungsi sebagai APC yang menyajikan antigen kepada sel B. Antigen akan
dihantarkan ke sinus marginal oleh sel dendritik atau oleh makrofag di zona marginal.
Arteriol berakhir pada sinusoid vaskular yang mengandung eritrosit, makrofag, sel
dendritik, limfosit dan sel plasma yaitu pada pulpa merah. Menurut Jungueira dan
Carneiro (1989) limpa mempunyai 4 fungsi utama, yaitu pembentukan eritrosit,
destruksi eritrosit, organ pertahanan terhadap partikel-partikel asing yang masuk ke
dalam aliran darah, serta cadangan darah. Fungsi limpa dalam sistem pertahanan
tubuh yaitu :

a) Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus
limfe, limpa tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak
terpapar penyakit yang disebarkan oleh limfe.

b) Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen,
misal pada infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat
menyebabkan pembesaran limpa (splenomegali).

3. Kelenjar timus terletak dibagian depan mediastinum, terbagi dalam dua lobus dan
banyak lobulus yang masing-masing terdiri atas korteks dan medula. Sel induk
pluripoten yang merupakan cikal bakal sel T, masuk kedalam timus lalu berproliferasi
menjadi sel yang disebut dengan timosit.

Proses diferensiasi limfosit didalam timus, dipengaruhi oleh epitel timus dan sel
dendritik yang berasal dari sumsum tulang (interdigitating cells). Sel dendritik ini
mengekspresikan MHC kelas II dalam jumlah banyak dan diduga berperan dalam
mendidik limfosit T untuk mengenal antigen diri (self). Dalam proses maturasi ini sel
T menjadi imunokompeten. Timus sekresikan hormon timopoietin yang menyebabkan
kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ limfoid lainnya karena hanya
berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T. Selain itu juga, karena timus adalah
satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi antigen secara langsung. Timus
berfungsi sebagai tempat perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah
untuk menjadi limfosit T yang kemudian berubah menjadi sel T sitotoksik (cytotoxic
T cell), sel T penolong (helper T cell), sel T supressor (supressor T cell) dan sel
Tmemori (memory T cell). Timus tidak menyerang patogen secara langsung. Timus
akan mensekresikan hormon tipopoietin untuk memberikan kekebalan pada Limfosit
T.

4. Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana.


Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan limfe.
Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-
langit) dan mendapat persediaan limfosit melimpah
didalam cairan yang ada permukaannya dan yang
ada didalam sela-sela tonsil. Tonsil terdapat dimulut
dan tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk
melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian
atas dan faring. Oleh karena itu antigen dihancurkan
dengan ditelan dan diinhalasi.

5. Sumsum tulang adalah bagian dalam dari rongga tengah tulang yang berbentuk
seperti jaringan halus berongga. Tekstur dari sumsum tulang sedikit menyerupai
spons yang lunak dan sedikit lekat.  Dalam kondisi normal, jumlah sumsum tulang di
seluruh tubuh mencapai kisaran 4% dari seluruh berat tubuh. Selain sel
hematopoietik, sel punca merah juga akan membentuk sel limfosid. Sel limfosid akan
menjadi cikal bakal dari jenis-jenis sel darah putih atau disebut pula dengan leukosit.
Fungsi sumsum tulang membentuk sel darah putih adalah untuk mesuport kinerja
sistem daya tahan tubuh. Karena setiap komponen dari sel darah putih akan bekerja
pada fungsi imunitas. Itu sebabnya ketika terjadi infeksi, tubuh akan bereaksi dengan
meningkatkan kadar leukosit dalam tubuh. Dan kadang akibat kondisi pasien tertentu
pasien dapat mengidap masalah leukopenia, yakni kondisi ketika kadar sel darah putih
dalam tubuh berada di bawah level normal. Sel punca limfosit sendiri akan
memecahkan diri menjadi sejumlah jenis dari sel darah putih.

Anda mungkin juga menyukai