Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2:

Penurunan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR)
sebesar 25 bps menjadi 4,75%.

Bank Indonesia (BI) melahirkan sebuah keputusan penting dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG)
yang berlangsung pada 19-20 Februari 2020. Gubernur BI Perry Warjiyo dan kolega
memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-DRRR)
sebesar 25 bps menjadi 4,75%. BI menyatakan kebijakan moneter tetap akomodatif dan
konsisten dengan proyeksi inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas ekster nal
yang aman, serta sebagai langkah pre-emptive untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi
domestik di tengah tertahannya prospek pemulihan ekonomi global seiring penyebaran Virus
Korona yang baru, yaitu Covid-19. Tidak hanya itu, BI memastikan akan memperkuat koordinasi
dengan pemerintah serta otoritas terkait guna mempertahankan stabilitas ekonomi, mendorong
permintaan domestik serta mempercepat reformasi struktural, termasuk dalam memitigasi
dampak Covid-19.

Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.

KELOMPOK 7:
Pembatalan Pajak E-Commerce

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membatalkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Nomor 210/PMK.010/2018 tentang Perlakuan Perpajakan atas Transaksi Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik (e-commerce). Dibatalkannya PMK tentang pajak e-commerce dilakukan
karena pemerintah merasa perlu melakukan koordinasi dan sinkronisasi yang lebih komprehensif
antar kementerian/lembaga. "Saya memutuskan menarik PMK 210/2018. Itu kita tarik dengan
demikian yang simpang siur tanggal 1 April ada pajak e-commerce itu nggak benar, kami
putuskan tarik PMK-nya," kata Sri Mulyani di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tebet,
Jumat (29/3/2019).

Pemerintah, lanjut dia merasa perlu berkoordinasi untuk memastikan agar pengaturan e-
commerce tepat sasaran, adil, efisien, serta tetap mendorong pertumbuhan ekosistem ekonomi
digital. Penarikan PMK tersebut sekaligus memberikan waktu pemerintah untuk melakukan
sosialisasi dan komunikasi yang lebih intensif dengan seluruh pemangku kepentingan, serta
mempersiapkan infrastruktur pelaporan data e-commerce. "Yang kita harapkan masyarakat,
perusahaan, komunitas digital, memahami sepenuhnya. Kami juga lihat kita masih akan terus
perlu sosialisasi dan pembangunan infrastruktur yang memadai," ujarnya.

Lanjut Sri Mulyani, perlakuan perpajakan untuk seluruh pelaku ekonomi tetap mengacu peraturan
perundang-undangan perpajakan yang ada saat ini. Baik e-commerce maupun pelaku usaha
konvensional yang menerima penghasilan sebagaimana diatur harus membayar pajak. "Kami
tetap laksanakan kewajiban pajak sesuai undang-undang perpajakan biasa. Ini akan membuat
masyarakat tenang, tidak buat berbagai macam spekulasi di dunia digital," tambahnya.

Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.
KELOMPOK 8:
Pegawai Manufaktur Bergaji Hingga Rp 16 Juta Bebas Pajak

Pemerintah resmi memberikan paket stimulus tahap II. Stimulus tahap II yang pertama adalah
PPh pasal 21 yang resmi diberikan kepada seluruh industri manufaktur. PPh pasal 21 ini
ditanggung pemerintah 100%. "Diberikan skema relaksasi, PPh pasal 21. Pegawai atau
karyawan biasanya mereka membayar, ataupun perusahaan membayar atau masyarakat
membayar itu pajaknya ditanggung pemerintah 100%," kata Sri Mulyani. Pemerintah membantu
para karyawan yang memiliki pendapatan hingga Rp 200 juta setahun atau Rp 16,6 juta per
bulannya.

"Relaksasi ini kami berikan selama 6 bulan dimulai dari gaji bulan April sampai September 2020.
Ini untuk seluruh karyawan di industri manufaktur," kata Sri Mulyani. Pajak ditanggung
pemerintah ini nilainya yang dikatakan Sri Mulyani mencapai Rp 8,6 triliun. "Diharapkan nambah
daya beli masyarakat atau perusahaan yang saat ini dapat tekanan cashflow tanpa pajak di
gajinya," tutur Sri Mulyani. Dengan digelontorkannya paket stimulus ini maka defisit APBN bisa
lebih besar.

"Dari sisi gambar besarnya, APBN dari sisi fiskal, bahwa defisitnya bisa meningkat 2,5% dari
PDB. Fiskal kita berikan stimulus 0,8% dari PDB dari original plan atau Rp 120 triliun," kata
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Jumat (13/3/2020).

PPh pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan
atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak dalam negeri.

Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.

KELOMPOK 10:
KEMNAKER : Kenaikan UMR 2020 Sebanyak 8,51 persen.
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyatakan bahwa kenaikan UMR 2020 sebanyak
8,51 persen. Hal ini terdapat dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Nomor B-
M/308/HI.01.00/X/2019 tentang Penyampaian Data Tingkat Inflasi Nasional dan Pertumbuhan
Produk Domestik Bruto Tahun 2019 yang dikeluarkan pada 15 Oktober 2019. Dalam surat
tersebut, dinyatakan bahwa kenaikan 8,51 persen itu berlaku untuk seluruh provinsi RI.

Angka 8,51 persen ini didasarkan pada data inflasi nasional dan pertumbuhan ekonomi nasional
2019. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), didapatkan angka inflasi nasional sebesar 3,39
persen dan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) sebesar 5,12 persen.

Selanjutnya, surat ini menetapkan agar para gubernur di 34 provinsi seluruh Indonesia wajib
mengumumkan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) di masing-masing daerah secara
serentak pada 1 November 2019. Untuk itu, paling lambat 21 November 2019, semua wilayah
telah menetapkan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK).
Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.

KELOMPOK 11:
Wacana Porsi Gambar Peringatan Kemasan Rokok Makin Dominan Dari Porsi 40% Menjadi
90% Pada Setiap Kemasan.

Belakangan ini ada pertarungan wacana antara pengusaha rokok dengan pemerintah. Wacana
itu adalah soal revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2012 tentang pengamanan
bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. Salah satu poin
yang akan direvisi adalah soal pencantuman gambar 'peringatan' pada kemasan produk
tembakau atau rokok. Pemerintah ingin porsi gambar peringatan makin dominan dari porsi 40%
menjadi 90% pada setiap kemasan. Pada pasal 17 ayat 4 PP memang sebatas mengatur
porsinya 40% saja, "dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan dan
belakang masing-masing seluas 40% (empat puluh persen), diawali dengan kata "Peringatan"
dengan menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus dicetak dengan jelas dan
mencolok, baik sebagian atau seluruhnya."

PP ini diperjelas dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 28 tahun 2013


mengenai Pencantuman Peringatan dan Informasi Kesehatan pada Kemasan Produk Tembakau.
Pada Pasal 5 ayat (1) berbunyi "Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk
kotak persegi panjang harus memenuhi persyaratan antara lain dicantumkan pada bagian atas
Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40%". Revisi yang
diusulkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini langsung mendapat penolakan dari kalangan
produsen rokok. Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri), Henry Najoan,
mengaku belum tahu dasar atau rasionalisasi pentingnya merevisi ketentuan PP 109/2012.
"Untuk kepentingan rasionalisasi, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan kajian atau evaluasi
pemberlakuan PP109/2012," ungkap Henry Najoan kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin
(25/11).

Dia menegaskan, pada dasarnya Gappri tidak setuju alias menolak atas rencana revisi PP
109/2012. Pasalnya, ketentuan PP yang lama masih relevan dengan kondisi saat ini. "Kami
berharap PP 109/2012 tetap dipertahankan karena masih relevan dengan kondisi saat ini, justru
menurut kami peran Pemerintah dalam mengedukasi lebih penting," bebernya.

Terlebih, dia bilang bahwa industri hasil tembakau adalah industri yang padat regulasi. Karena
itu, ia berharap setiap regulasi yang dibuat selalu melibatkan para pemangku kepentingan.
Dengan begitu, iklim berusaha bisa kondusif dan kepastian hukum bisa dijalankan. Sayangnya,
sampai saat ini belum semua stakeholder dilibatkan terkait dengan rencana revisi PP tersebut.

"RIA (Regulatory Impact Analysis) perlu diperjelas. Draft revisinya juga sampai saat ini kami
belum menerima," bebernya. Ia menegaskan mengenai perubahan porsi peringatan pada
kemasan rokok makin dominan, itu sangat tidak relevan. "Terdapat bukti yang kuat ditingkat
internasional yang menunjukkan bahwa memperluas gambar peringatan kesehatan tidak dapat
menurunkan prevalensi perokok secara efektif, malah bisa meningkatkan rokok ilegal," katanya.

Menurutnya dengan gambar peringatan kesehatan yang 90% pasti akan memberi ruang yang
sempit untuk Merk/Brand, sehingga akan mempermudah pemalsuan, Pasar/konsumen akan
kesulitan mendapatkan merk/brand pilihannya. Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia
(AMTI), Budidoyo Siswoyo pun senada menolak wacana revisi PP/109, karena bisa membunuh
industri hasil tembakau. Selain itu, menurutnya tidak ada revelansinya revisi regulasi ini untuk
mengurangi konsumsi rokok.

Budidoyo mengatakan belum selesai kekhawatiran industri hasil tembakau, masih dibayangi oleh
revisi PP 109/2019 yang berpotensi melemahkan industri. Tahun depan kenaikan cukai sebesar
23%, dan harga jual eceran 35%, hal ini berpotensi berdampak pada pemangkasan tenaga kerja.

"Kalau ada penurunan konsumsi, maka produksinya akan turun. Penurunan produksi 5% pada
sigaret kretek tangan (SKT) berpotensi PHK sekitar 7.000 orang, sementara di Sigaret Kretek
mesin (SKM) sekitar 400 orang," katanya. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit, Kemenkes Anung Sugihantono mengakui pemerintah memang sedang dalam proses
revisi PP 109, salah satu yang akan direvisi adalah soal gambar seram pada kemasan rokok,
komposisinya ditingkatkan lebih besar atau dominan sampai 90%.

"Masih dalam proses harmonisasi antar lembaga di Kementerian Hukum dan HAM," kata Anung
kepada CNBC Indonesia. Ia mengakui Kemenkes memang mengusulkan porsi peringatan
bergambar pada kemasan rokok akan ditambah hingga 90% dari 40%. Saat ini masih dalam
diskusi antar stakeholder, Anung mengakui pihak yang paling kencang menawar adalah
produsen rokok. "Usulan Kemenkes 90% tapi dalam diskusi masih 'ditawar' 65-75% (oleh
produsen)," katanya.

Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.

KELOMPOK 5:
Usulan Minuman Berpemanis Kena Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengajukan usulan pengenaan cukai minuman


berpemanis kepada Komisi XI DPR RI. "Minuman berpemanis ini apabila disetujui (Komisi XI)
menjadi objek cukai, maka kami untuk tahap ini mengusulkan," katadia di Ruang Rapat Komisi XI
DPR RI, Jakarta, Rabu (19/9/2020). Terkait, minuman berpemanis yang dikenakan cukai, Dia
menyasar produk yang mengandung pemanis dari gula maupun buatan (sintetik). "Yang sudah
siap konsumsi, jadi kaya kopi sachet, yang isi banyak sekali gulanya," imbuhnya.

Terkait tarif cukai yang dikenakan minuman berpemanis, produk teh kemasan dikenakan cukai
Rp.1.500 per liter, dengan jumlah produksi 2.191 juta liter ditargetkan penerimaan negara
sebesar 2,7 triliun. Untuk minuman berkarbonasi di patok Rp.2.500 per liter dengan total produksi
747 juta liter dapat memberikan pemasukan Rp 1,7 triliun. Sedangkan, produk minuman
berpemanis lainnya, seperti energi drink, kopi, konsentrat, dan lain-lain dikenakan tarif Rp 2.500
per liter dengan jumlah produksi 808 juta liter yang ditaksir mencapai Rp 1,85 triliun. "Apabila ini
dikenakan akan mendapat penerimaan Rp.6,25 triliun," paparnya.

Ia menegaskan untuk saat ini aturan tarif cukai tersebut belum diberlakukan, ia akan
menggunakan skema multi tarif yang didasarkan kandungan pemanis didalamnya. "Tarif
berdasarkan kandungan gula dan pemanis buatan, jika kandungan tinggi maka cukainya juga
lebih tinggi," terangnya. Untuk diketahui, tidak semua minuman berpemanis dikenakan cukai. Ia
mengusulkan adanya pengecualian tarif cukai untuk produk yang dibuat dan di kemas non
pabrikasi, madu dan jus sayur tanpa gula, dan barang di ekspor yang mudah rusak dan musnah.

Dia menjelaskan, pengenaan cukai ini dilakukan pada pada pabrikan (produksi dalam negeri) dan
importir (produksi luar negeri). Dengan cara pembayaran berkala setiap bulan, sesuai dengan
jumlah produksi atau impor. Cukai pabrikan akan dipungut pada saat produk minumam
berpemanis ke luar pabrik. Sedangkan, minjman berpemanis dari impor akan dikenakan di
pelabuhan untuk barang impor, seperti kawasan industri pabean. Sri Mulyani meminta agar
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk melakukan pengawasan, dengan menerapkan empat
tahapan prosedur, yakni registrasi pabrikan, pelaporan produksi, pengawasan fisik (spot check),
dan audit. Kebijakan pengenaan cukai bagi minuman berpemanis ini telah mempertimbangkan
kondisi ekonomi nasional yang sedang lesuh. "Kita akan kaji secara hati-hati, kita akan tetap
fokus membuat ekonomi terjaga, dalam situasi sekarang yang sangat tertekan," tutupnya seusai
rapat berlangsung.

Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.

KELOMPOK 4:
Peraturan Pemerintah Mengenai Pemblokiran Hp Black Market (BM) Atau Ilegal Telah
Resmi Disahkan.

Pemblokiran Hp black market (BM) atau ilegal ini menggunakan identifikasi nomor IMEI.


Peraturan pemerintah mengenai pemblokiran Hp black market (BM) atau ilegal telah resmi
disahkan. Pemblokiran Hp black market (BM) atau ilegal ini menggunakan identifikasi
nomor IMEI.

Peraturan ini ditandatangani oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri


Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di kantor
Kementerian Perindustrian di Jakarta, Jumat (18/10/2019). "Saya ucapkan terima kasih kepada
tiga kementerian sehingga aturannya terintegrasi. Kami bertiga melihat untuk memastikan bahwa
pendapatan pemerintah tidak terganggu dari ponsel," ujar Menkominfo Rudiantara saat memberi
sambutan dalam acara penandatanganan.

Regulasi yang mengatur mekanisme pemblokiran ponsel ilegal ini sebelumnya telah melalui


konsultasi publik, lewat draft yang diterbitkan oleh Kemenkominfo pada awal Agustus lalu. IMEI
(International Mobile Equipment Identity) adalah nomor unik 15 digit yang dimiliki tiap perangkat
bergerak untuk keperluan identifikasi saat tersambung ke jaringan seluler. Pemblokiran ponsel
BM dilakukan oleh operator seluler dengan cara mencocokkan IMEI perangkat yang terhubung
ke jaringannya dengan database ponsel resmi yang disimpan oleh pemerintah. Apabila
nomor IMEI ponsel tidak ditemukan di database pemerintah karena masuk lewat jalur ilegal,
maka perangkat yang bersangkutan akan diblokir dengan cara tidak diizinkan tersambung ke
jaringan seluler.

Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.
KELOMPOK 12:
Wacana Amdal Hanya Untuk Industri Yang Berisiko Tinggi dalam Omnibus Law.

Pemerintah menilai persyaratan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) untuk izin usaha
selama ini kaku. Melalui Omnibus Law, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin urusan itu hanya
berlaku bagi jenis usaha yang berisiko tinggi terhadap lingkungan hidup, sosial, ekonomi, dan
budaya. Staf Khusus Presiden Bidang Hukum Dini Shanti Purwono mengatakan, perubahan
kebijakan terkait persyaratan amdal untuk izin usaha itu tertuang dalam Pasal 23 rancangan
Omnibus Law Cipta Kerja. Harapannya, perizinan usaha tidak lagi kaku.

"Untuk industri yang memang berisiko tinggi, korelasi dengan bahan baku yang berbahaya,
amdal harus tetap ada,” ujar Dini di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (21/2). (Baca:
Walhi Sebut Korporasi dalam Omnibus Law Punya Keistimewaan Mirip VOC ) Nantinya, usaha
yang risiko terhadap lingkungan hidup, sosial, ekonomi, dan budayanya rendah tak wajib memiliki
amdal. Mereka hanya diwajibkan memenuhi standar upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup (UKL-UPL). Pemenuhan standar UKL-UPL itu disampaikan dalam pernyataan
kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup. Hal itu diatur dalam Pasal 34 rancangan Omnibus
Law Cipta Kerja.  "Kalau rendah ya tidak perlu amdal di awal. Dia hanya diberitahu apa yang
tidak boleh dilakukan, lalu dimonitor," kata Dini. Pemerintah mengubah persyaratan amdal karena
dinilai menjadi kendala bagi pelaku usaha yang kegiatannya tak berbahaya bagi lingkungan.
Mereka pun harus merogoh kocek hingga ratusan juta demi mendapatkan amdal.

Padahal, menurutnya amdal hanya formalitas. "Dari fakta itu lebih penting pengawasan dan
evaluasi dari waktu ke waktu," katanya. Selain amdal, ada beberapa aturan terkait kehutanan dan
lingkungan hidup yang diubah lewat draf Omnibus Law tentang Cipta Kerja. Perubahan-
perubahan itu utamanya tertuang dalam Bagian Tiga tentang Penyederhanaan Persyaratan
Dasar Perizinan Berusaha dan Pengadaan Lahan. Perubahan itu di antaranya menghapus,
mengubah, atau menetapkan pengaturan baru terkait perizinan berusaha yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup. Salah satu yang dicabut yakni Pasal 40 ayat (1) yang menyebutkan, izin lingkungan
merupakan persyaratan untuk memperoleh izin usaha dan atau kegiatan. Jika izin lingkungan
dicabut, maka izin usaha dan atau kegiatannya batal. (Baca: Omnibus Law Panen Kritik, Jokowi:
Pemerintah Dengar Masukan Masyarakat) Selain itu, ada perubahan Pasal 24 ayat 2 mengenai
izin amdal yang akan menjadi kewenangan pemerintah pusat.  Selanjutnya, Pasal 63
menyebutkan pemerintah pusat berwenang mengoordinasikan dan melaksanakan pengendalian
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(LHK) Siti Nurbaya Bakar pernah menyampaikan, standar lingkungan akan diatur pemerintah
pusat. Hal ini bertujuan supaya pemerintah mempunyai daya paksa (enforce) untuk
mempersoalkan dampak lingkungan yang rusak oleh proyek industri. Siti mengatakan, proyek
industri skala sedang atau menengah akan tetap wajib menggunakan standar yang sedang
disusun. Standar itu bakal diatur dalam peraturan pemerintah.

Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.
KELOMPOK 6:
Indonesia Perketat Aturan Import Sampah Plastik

Ada beberapa poin yang direvisi dalam Peraturan Menteri Perdangan Nomor 31 Tahun 2016
tentang Ketentuan Impor Limbah Non-Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Indonesia melalui
Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian sepakat untuk memperketat peraturan
terhadap pengendalian impor sampah plastik. "Revisi Permendag 31, sudah difinalisasi. Soal
impor recyclable material. Revisinya di Mendag sudah difinalisasi," kata Menteri Perindustrian,
Airlangga Hartarto dilansir dari tirto.id.

Menteri yang juga ketua umum Partai Golkar ini menyampaikan nantinya para eksportir wajib
mematuhi beberapa poin yang direvisi. Namun ia tidak menerangkan secara eksplisit poin-poin
dalam peraturan baru tersebut. Data dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
menunjukkan impor sampah plastik di Indonesia meningkat sebesar 141 persen atau sebanyak
283.000 ton selama tahun 2018. Peningkatan ini terjadi karena Cina menutup keran impor
sampah plastik sejak 2017 lalu sehingga negara-negara di Asia Tenggara kini menjadi tujuan
utama para eksportir sampah plastik.

Dilansir dari Reuters, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Oke Nurwan,
menyebutkan Indonesia telah menyoroti 15 negara pengirim sampah plastik. Pemerintah
nantinya bakal mengatur masalah izin pendaftaran para eksportir dari negara itu, sehingga
eksportir yang tidak terdaftar tidak dapat mengimpor sampah plastic. "Nanti itu kita daftar, inilah
eksportir yang terdaftar dari negaranya. Mungkin mereka sudah tersertifikasi dan sebagainya,"
ujar Nurwan. Pembenahan dalam pengawasan akan menjadi poin utama revisi peraturan menteri
tersebut. Nurwan menjelaskan, petugas bea cukai akan meningkatkan pengawasan dan
pemeriksaan terhadap limbah non-B3 yang masuk ke Indonesia. Kontainer yang diketahui
tercampur limbah lain seperti karet dan popok bekas akan dikirim kembali ke negara asal.
"Namun, negara tidak akan menghentikan impor skrap plastik sama sekali, karena diperlukan
oleh industri daur ulang,” pungkas Nurwan.

Berdasarkan hal tersebut, silahkan dianalisis dan berikan argumentasi, sehingga diperoleh
pertimbangan yang terbaik dari kondisi dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai