Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN

LISTRIK

LAPORAN PERCOBAAN 3
OSILOSKOP 1
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Praktikum Pengukuran Besaran Listrik
semester 2

PEMBIMBING :
Ir.M.Abd.Anshori, MMT

Penyusun:
JTD 1A
Kelompok 4

N NAMA NIM
O
1 Hendrik Purwanto 1841160043
2 Muhammad Ihsan 1841160035
3 Reza Afrida Dewanti 1841160036
4 Shinta Dwiyana S. 1841160038

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
A. TUJUAN
1. Mempelajari prinsip kerja osiloskop
2. Mempelajari bermacam-macam penggunaan Osikloskop.

B. TEORI DASAR
Osiloskop banyak dipergunakan untuk mengukur gelombang sinyal listrik yang
tergambar pada layer tabung sinyal kathoda (cathoda ray tube-CRT).
Pada dasarnya suatu Osiloskop dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu :
1. Bagian tabung sinar kathoda
2. Bagian penguat haorisontal
3. Bagian penguat vertical
Tabung sinar kathoda merupakan inti dari Osiloskop. Bagian ini berfungsi untuk
mengubah sinyal listrik menjadi gambar yang tertampil pada layer tabung sinar kathoda
dibuat dari bahan gelas yang didalamnya hampa udara, serta dilengkapi dengan bagian
penembak electron, bagian plat pembelok berkas electron, dan layer.
Penembak electron (electron gun) berfungsi untuk membangkitkan berkas electron
dengan kecepatan tinggi. Electron dibangkitkan oleh kathoda, kemudia dipercepat dengan
tegangan yang tinggi dan akhirnya electron tersebut menumbuk layer. Pada saat electron
menumbuk layer, maka layar akan terlihat cahaya berpendar.
Bagian plat pembelok berfungsi untuk mengontrol arah berkas electron. Jika berkas
electron melalui celah antara dua plat pembelok, maka electron tersebut akan dibelokkan.
Kemana arah elekron yang dibelokkan tergantung pada arah dan besar tegangan yang
diberikan pada plat tersebut.
Bagian layar merupakan bagian dimana gambar dapat diamati. Pada sisi dalam layar
dilapisi dengan bahan phosphor. Phosphor akan mengeluarkan cahaya berpendar jika ada
electron menumbuk dengan kecepatan tinggi, sehingga pada layar akan terdapat gambar
atau hanya berpendar. Karena simpangan berkas electron sesuai dengan sinyal masukan
yang diberikan, maka gambar yang terdapat pada layar jugaakan sesuai dengan bentuk
gelombang tegangan input.
Gambar a. Susunan tabung sinar kathoda.
b. Simbol
c. Presentasi yang disederhanakan
K = Kathoda; M = Modulator; A1 = Anoda ke 1; A2 = Anoda ke 2; A3 = Anoda ke 3; X
dan Y = Plat pembelok; S = Layar

Bagian penguat horizontal berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diberikan pada
sumbu X. Setelah sinyal tersebut diperkuat, outputnya diberikan pada plat pembelok.
Dengan demikian tegangan pada plat pembelok akan sesuai dengan sinyal inputnya.
Seperti halnya bagian penguat horizontal, penguat vertical juga berfungsi untuk
memperkuat sinyal input yang diberikan pada sumbu Y. Setelah sinyal tersebut diperkuat,
maka outputnya diberikan pada plat pembelok, sehingga gambar atau simpangan berkas
electron akan sesuai dengan sinyal inputnya. Dengan adanya dua macam plat pembelok
berkas electron, maka pada layar akan terlihat gambar yang dibangun oleh dua buah
sinyal X dan Y.
Jika pada sumbu X dipasang tegangan yang naik linier terhadap waktu, maka pada
layar akan tergambar bentuk gelombang tegangan sinyal yang dipasang pada input Y
sebagai fungsi waktu.
Gambar a. Gelombang tegangan defeleksi ideal
b. Gelombang tegangan defeleksi yang sesungguhnya

Penggunaan Osiloskop
1. Mengukur Tegangan Searah dan Bolak-Balik
- Kesalahan yang mungkin timbul pada pengukuran tegangan disebabkan oleh
kalibrasi Osiloskop, pengaruh impedansi input, kabel penghubung serta gangguan
parasitic.
- Untuk mengurasi kesalahan yang disebabkan oleh impedansi input dilakukan
dengan memperhitungkan maupun dengan kalibrasi dari Osiloskop serta
penggunaan probe yang sesuai.
- Bersar tegangan sinyal langsung dapat diketahui dari gambar pada layar dengan
mengetahui nilai Volt/Div yang digunakan.
- Osiloskop mempunyai impedansi input yang relatif besar, jadi dalam mengukur
rangkaian dengan impedansi rendah, maka impedansi input Osiloskop dapat
dianggap “open circuit”
2. Mengukur Beda Fasa
Pengukuran beda fas aantara dua buah sinyal dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Dengan Osiloskop dual trace
- Dengan metoda Lissajous
 Dengan Osiloskop Dual Trace
Dengan pertama dihubungkan pada kanal A, sedangkan sinyal kedua
dihubungkan pada kanal B Osiloskop. Pada layar Osiloskop akan didapat
bentuk tegangan kedua sinyal tersebut dimana beda fasanya dapat langsung
ditentukan.

 Dengan Metoda Lissajous


Sinyal pertama dihubungkan pada input Y, sedangkan sinyal kedua
dihubungkan pada input X Osiloskop.

Pada layar akan didapat suatu lintasan berbentuk lingkaran, garis lurus atau
elips, dapat langsung ditentukan beda fasa antara kedua sinyal tersebut.
Gambar Lissajous untuk dua frekuensi yang sama, tapi berbeda fasa
a. Kontruksi gambar yang terjadi pada layar
b. Gambar yang terjadi untuk beberapa harga beda fasa
Beda fasa antara kedua sinyal tersebut dapat juga dicari dengan cara :

C. ALAT YANG DIGUNAKAN


1 BNC T Konektor
1 Generator Fungsi
1 Osiloskop
1 Power Supply
2 Aligator to BNC
1 BNC to BNC
1 Rangkaian Penggeser fasa

D. GAMBAR RANGKAIAN PERCOBAAN


Generator Fungsi Oscollocsope

Rangkaian penggeser fasa

E. PROSEDUR PERCOBAAN
Catatan :
- Pelajari Osiloskop terlebih dahulu
- Selama percobaan berlangsung, Volt/Div, Time/Div, dan gam amplifier harus
pada kedudukan kalibrasi

 Melakukan Kalibrasi
1. Hubungkan osiloskop dengan tegangan jala-jala.
2. Saklar power pada posisi ON.
Tunggulah beberapa saat sampai pada layar akan muncul berkas electron.
3. Aturlah posisi gambar pada layar, sehingga terletak ditengah-tengah. Jika
gambar masih bergerak terus, maka aturlah posisi tombol sinkronisasi
sampai diperoleh gambar yang diam.
4. Hubungkan terminal input A dengan terminal kalibrasi pada panel dengan
Osiloskop.
5. Amati bentuk gelombang dan tinggi amplitudonya. Amplitudo sinyal
kalibrasi harus sesuai dengan yang tertera pada Osiloskop.
6. Ukur tegangan serta periodenya untuk beberapa harga Volt/Div dan
Time/Div.
7. Ulangi langkah-langkah diatas untuk input kanal B.

 Mengukur Tegangan Searah


1. Atur tegangan output sumber daya sebesar 4 Volt, diukur dengan
multimeter.
2. Hubungkan input kanal A dengan output sumber daya searah.
3. Saklar Osiloskop pada DC, bacalah beberapa tegangan yang diukur oleh
Osiloskop. Gambar bentuk gelombangnya dan tentukan Volt/Div serta
Time/Div.

 Mengukur Tegangan Bolak-Balik


1. Atur frekuensi Generator Fungsi 1 kHz, gelombang sinus, dengan
tegangan sebesar 2 VRMS, diukur dengan Voltmeter elektronik.
2. Kemudian ukur tegangan dengan Osiloskop.
Gambar bentuk gelombangnya dan tentukan Volt/Div serta Time/Div.

 Mengukur Frekuensi (Cara Langsung)


1. Hubungkan output dari generator fungsi dengan input kanal A. saklar
fungsi dari Generator diletakkan pada posisi sinus.
2. Amati bentuk gelombang yang tertera pada layar, ukurlah frekuensi.
Kemudian catatlah penunjukkan frekuensi dari generator fungsi
3. Bandingkan hasil pengukuran frekuensi dengan Osiloskop saat
ditunjukkan oleh Generator fungsi, apakah ada perbedaan?
4. Ulangi langkah 2 dan langkah 3 untuk gelombang gigi gergaji atau segitiga
dan gelombang segi empat.
Gambar masing-masing bentuk gelombangnya dan tentukan Volt/Div seta
Time/Div.

 Mengukur Beda Fasa


1. Rangkar seperti gambar

2. Atur Generator fungsi pada frekuensi 1 kHz gelombang sinus, dengan


tegangan sebesar 2 Vpp.
3. Hubungkan generator fungsi dengan input rangkaian penggeser fasa.
4. Hubungkan kanal A dengan input rangkaian penggeser fasa (kanal A
mengukur tegangan Generator Fungsi), dan kanal B dihubungkan dengan
output penggeser fasa.
5. Ukurlah dan gambar beda fasa antara sinyal input dan output rangkaian
penggeser fasa dengan menggunakana,
a. Metoda Lissajous (mode X-Y pada CRO).
b. Metoda Osiloskop “Dual Trace”.
Untuk beberapa kedudukan potensio R.

F. DATA HASIL PENGUKURAN


G. ANALISA DATA
H. KESIMPULAN
I. PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai