Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN KE 5

Negara dan Bentuk Sistem Pemerintahan

Dosen Pengampu : Guntarto Widodo, S.H., M.H.

Tujuan Pembelajaran :

1. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah proses pembelajaran mahasiswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan pengertian bentuk Negara kesatuan dan Negara Serikat dengan benar.
2. Menjelaskan cirri-ciri Negara Kesatuan dan ngera serikat.
3. Mengenali sistem kompensasi dasar, tujuan dan ruang lingkup materi Pendidikan
Kewarganegaraan, menyadari arti penting Pendidikan Kewarganegaraan sebagai media
pembentukan kepribadian bangsa.
4. Mengambil keputusan untuk proaktif, kreatif, kritis, antisipatif dalam partisipasi perkuliahan
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah perkuliahan diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menganalisis :

1. Landasan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.


2. Visi dan Misi Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Keperibadian.
3. Kompetensi dasar Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
4. Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Umum : Sebagai Dasar Nilai Dan Pedoman
Berkarya Bagi Lulusan.

diharapkan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat,
mmenjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat :
1. Menganalisis bentuk negara Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
2. Menganalisis bentuk pemerintahan Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945
3. Menyampaikan hasil temuan tentang bentuk negara dan pemerintahan Indonesia sesuai dengan UUD NRI
Tahun 1945
Negara dan Bentuk Sistem Pemerintahan

Pengantar

Istilah sistem pemerintahan merupakan gabungan dari dua kata, yaitu "sistem" dan "pemerintahan".
Sistem berarti keselumhan yang terdiri atas beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsionaJ
baik antara bagian-bagian maupun keseluruhan. Dengan demikian hubungan tersebut menimbulkan
suatu ketergantungan antara bagian-bagian yang berakibat jika salah satu bagian tidak bekerja dengan
baik akan memengaruhi keseluruhan tersebut. Pemerintahan dalam arti luas mempunyai pengertian
segala urusan yang dilakukan negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan
negara itu sendiri. Dari pengertian itu, maka secara harfiah sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai
suatu bentuk hubungan antarlembaga negara dalam meriyfienggarakan kekuasaan-kekuasaan negara
untuk kepentingan negara itu sendiri dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Dengan
demikian dapat disimpulkan sistem pemerintahan negara adalah sistem hubungan dan tata kerja
antartembaga-lembaga negara dalam rangka penyelenggaraan negara.

Menurut Moh. Mahfud MD, sistem pemerintahan negara adalah mekanisme kerja dan koordinasi atau
hubungan antara ketiga cabang kekuasaan, yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif (Moh. Mahfud MD,
2001:74).

Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen
pemerintahan yang bekerja saling bergantungan dan memengaruhi dalam pencapaian tujuan dan fungsi
pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu negara menurut Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu
kekuasaan eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankari undang-urfdang atau kekuasaan menjalankan
pemerintahan; kekuasaan legislatif yang berati kekuasaan membentuk undang-undang; dan kekuasaan
yudikatif yang berarti kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran atas undang-undang. (tomoonen-
komponen tersebut secara garis besar meliputi lembaga eksekutif; legislatif, dan yudikatif. Jadi, sistem
pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antarlembaga
negara, dan bekerjanya lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang
bersangkutan.

Sebelum membahas sistem pemerintahan perlu diingatkan tentang bentuk negara dan pemerintahan. Hal
itu penting karena pelaksanaan sistem pemerintahan tidak lepas dari bentuk negara dan bentuk
pemerintahan.

1. Bentuk Negara
Mengenai.bentuk negara yang ada sekarang adalah bentuk negara kesatuan (unitaris) dan bentuk
negara serikat (federasi).

a. Negara kesatuan

Suatu negara yang bersusun tunggal dan kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan terletak di
tangan pemerintah pusat. Ciri-cirinya sebagai berikut.

1) Hanya memiliki satu konstitusi atau undang-undang dasar.


2) Hanya memiliki satu badan eksekutif, satu badan legeslatif, dan satu badan yudikatif.
3) Wilayah terbagi atas daerah-daerah
4) Pemerintahan memiliki kedaulatan ke dalam dan ke luar.

Negara kesatuan dapat di bedakan atas dua macam.

1. Negara kesatuan sistem sentralisasi.


2. Negara kesatuan sistem desentralisasi.

b. Negara serikat (Federasi)

Suatu negara yang tersusun jamak yang terdiri atas beberapa negara bagian yang tidak
berdaulat dan kedaulatan terletak pada negara federal (pusat). Ciri-cirinya sebagai berikut.
1) Dapat memiliki lebih dari satu konstitusi atau undang-undang dasar.
2) Lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif lebih dari satu.
3) Wilayahnya terdiri atas negara-negara bagian.
4) Pemerintah federal mempunyai kedaulatan ke luar dan pemerintahan negara bagian
mempunyai kedaulatan ke dalam.

2. Bentuk Pemerintahan

Membicarakan bentuk pemerintahan berarti membicarakan yang melaksanakan kehidupan


negara atau yang bertanggung jawab atas negara. Hal demikian berarti membahas tentang kepala
negara dan formulasi kenegaraan. Formulasi itu terfokus pada pemerintahan yaitu badan atau
gabungan lembaga negara yang tertinggi dan berkuasa dalam negara.
Menurut Plato, bentuk pemerintahan ditinjau dari sifatnya ada 5, yaitu sebagai berikut.
a. Aristokrasi, yaitu pemerintahan oleh para aristokrat (bangsawan).
b. Timokrasi, yaitu pemerintahan oleh orang-orang yang ingin mencapai kemasyhuran.
c. Oligarki, yaitu pemerintahan oleh golongan hartawan untuk kepentingan-kepentingan
golongannya (perdagangan).
d. Demokrasi, yaitu pemerintahan oleh rakyat pada umumnya.
e. Tirani, yaitu pemerintahan oleh penguasa/raja yang sewenang-wenang.

Menurut Polybius murid dari Aristoteles, bahwa bentuk pemerintahan senantiasa mengalami
siklus atau perubahan, karena teori siklus itu terkenal maka sering disebut "Siklus Polybius”.
Dalam siklus itu setiap bentuk pemerintahan yang mengalami kemerosotan akan ada usaha
mengganti dan muncul bentuk pemerintahan lain, dan suatu ketika kembali lagi ke bentuk yang
sama. Siklus tersebut digambarkan berikut.

Pada masa sekarang bentuk pemerintahan pada umumnya dikaitkan dengan cara pemilihan
dan cara pemerintahan serta pelaksanaan kekuasaan pemerintahan. Menurut Leon Duguit dalam
bukunya 'Traite De Droit Constitutional' disebutkan bahwa berdasarkan cara penunjukan kepala
negara bentuk pemerintahan ada 2, sebagai berikut.

a. Monarki/kerajaan
Suatu bentuk pemerintahan negara yang dikepalai oleh seorang raja, yang menjadi raja
karena hak waris. Kalau seorang raja meninggal dunia maka jabatan kepala negara diwariskan
kepada keturunannya.

b. Republik
Suatu bentuk pemerintahan negara yang kepala negaranya bukan seorang raja
melainkan presiden. Presiden menjadi kepala negara karena dipilih rakyat langsung atau melalui
badan yang diberi kekuasaan atas hal itu.
Dalam suatu pemerintahan, kepala negara atau kepala pemerintahannya ada yang
berdasarkan pengangkatan, keturunan, warisan, kudeta, dipilih oleh seluruh rakyat atau sebagian
rakyat.
Masa jabatan kepala pemerintahan atau kepala negara ada yang untuk masa jabatan
tertentu ataupun selamanya. Hal ini bergantung pada keadaan dan situasi yang dimiliki oleh
suatu kerajaan atau negara. Contoh: India, Republik Indonesia, Amerika Serikat.
3. Bentuk-Bentuk Sistem Pemerintahan

Sistem adalah keseluruhan dari berbagai bagian yang utuh, kait-mengait satu sama lain
dalam rangka mencapai sesuatu tujuan. Dalam hal ini menyangkut tata kerja dan perpaduan bagian-
bagian pola aktivitas. Adapun pemerintahan menyangkut penyelenggaraan kehidupan negara yang
dilakukan pemerintah.
Sistem pemerintahan pada masa sekarang dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :

a. Sistem Pemerintahan presidential


Dalam pemerintahan presidensial tidak ada pemisahan antara fungsi kepala negara dan
fungsi kepala pemerlntahan, kedua fungsi tersebut dijalankan oleh presiden. Presiden pada sistem
prosidensial dipillh secara langsung oleh rakyat atau melalui badan pemillhan dan memlliki masa
jabatan yang ditentukan oleh konstitusi. Dalam keadaan normal, kepala pemerintahan dalam sistem
presidensial tidak dapat dipaksa untuk mengundurkan diri oleh badan legislatif (meskipun terdapat
kemungkinan untuk memecat seorang presiden dengan proses pendakwaan luar biasa). Jika pada
sistem parlementer memlliki pemerintah/eksekutif kolektif atau kolegial maka pada sistem
Presidensial memlliki eksekutlf nonkolegial (satu orang), para anggota kabinet presidensial hanya
merupakan penasihat dan bawahan presiden.

Ciri-Ciri dart sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.


1) Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara sekaligus
kepala pemerlntahan. Presiden tidak dipillh oleh parlemen, tetapi dipllih langsung oleh rakyat
atau suatu dewan majelis.
2) Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangung jawab kepada presiden
dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
3) Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak
dipilih oleh parlemen.
4) Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.
5) Parlemen memlliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen
dipilih oleh rakyat.
6) Presiden tidak berada di bawah pengawasan langsung parlemen.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:


1) Badan eksekutif lebih stabll kedudukannya, karena tidak tergantung pada parlemen.
2) Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa
jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empattahun, Presiden Indonesia adalah lima
tahun.
3) Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
4) Legislatif bukan tempat kaderisasl untuk jabatan-jabatan eksekutif, karena dapat diisi
oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Slstem Pemerlntahan Presidensial:


1) Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
2) Sistem pertanggung jawaban kurang jelas.
3) Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif, sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan memakan
waktu yang lama.

b. Sistem pemerintahan parlementer


Sistem pemerlntahan parlementer terbentuk karena pergeseran sejarah hegemoni kerajaan.
Pergeseran tersebut seringkall dijelaskan ke dalam tiga fase peralihan, meskipun perubahan dari
fase ke fase yang lain tidak selalu tampak jelas. Pertama, pada mulanya pemerintahan dipimpin oleh
seorang raja yang bertanggung jawab atas seluruh sistem politik atau sistem ketatanegaraan.
Kedua, kemudian muncul sebuah majelis dengan anggota yang menentang hegemoni raja. Ketiga,
majelis mengambil alih tanggung jawab atas pemerintahan dengan bertindak sebagai parlemen
maka raja kehilangan sebagian besar kekuasaan tradisionalnya. Oleh sebab itu keberadaan sistem
parlementer tidaklah lepas dari perkembangan sejarah negara kerajaan seperti Inggris, Belgia dan
Swedia.
Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa dalam slstem parlementer dapat dikemukakan enam
ciri, yaitu: pertama, kabinet dibentuk dan bertanggung jawab kepada parlemen. Kedua, kabinet
dibentuk sebagai satu kesatuan dengan tanggung jawab kolektif dl bawah Perdana Menteri. Ketiga,
kabinet. mempunyai hak konstitusional untuk membubarkan parlemen sebelum periode bekerjanya
berakhir. Keempat, setiap anggota kabinet adalah anggota parlemen yang terpilih. Kelima, kepala
pemerintahan (Perdana Menteri) tidak dipillh langsung oleh rakyat, melainkan hanya dipilih menjadi
salah seorang anggota parlemen. Keenam, adanya pemisahan yang tegas antara kepala negara
dan kepala pemerintahan.
Pada sistem parlementer, kedudukan presiden hanya sebagai kepala negara dengan maksud
bahwa Presiden hanya memiliki kedudukan simbolik sebagai pemimpin yang mewakili segenap
bangsa dan negara. Di beberapa negara, kepala negara juga memiliki kedudukan seremonial
tertentu seperti pengukuhan, melantlk dan mengambil sumpah Perdana Menteri beserta para
anggota kabinet, dan para pejabat tinggi lainnya, mengesahkan undang-undang, mengangkat duta
dan konsul, menerlma duta besar dan perwakilan negara-negara asing, memberikan grasi, amnesti,
abolisi dan rehalibitasi. Selain itu pada negara-negara yang menganut sistem multipartai kepala
negara dapat memengaruhi pemilihan calon Perdana Menteri.
Pada sistem pemerintahan parlementer terdapat pemisahan antara kepala negara dan kepala
pemerintahan. Hampir seluruh negara yang menganut sistem ini dapat dipastikan seorang kepala
pemerintahan dipilih dari keanggotaan parlemen. Bagaimanakah cara pengisian jabatan kepala
negara pada sistem ini? Pada negara monarki dapat dipastikan kepala negaranya seorang raja,
diangkat berdasarkan keturunan. Adapun pada negara yang berbentuk republik di mana kepala
negaranya diemban oleh presiden pada setiap negara memiliki mekanisme yang berbeda-beda dan
presiden memiliki masa jabatan yang telah ditentukan. Pengisian jabatan Presiden pada negara
republik pada sistem parlementer di sebagian negara diaturdi dalam konstitusi mereka. Beberapa
negara memilih secara langsung presiden mereka, dipilih oleh parlemen atau oleh suatu badan
pemilihan. Adapun untuk masa jabatan presiden sekitar 5 (lima) sampai 7 (tujuh) tahun.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer


1) Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada
satu partai atau koalisi partai.
2) Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
3) Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
barhatl-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer
1) Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen,
sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
2) Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak biasa ditentukan berakhir sesuai
dengan masa jabatannya, karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
3) Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah
anggota parlemen dan berasal dari partai mayoritas. Karena pengaruh mereka yang besar di
parlemen dan partai, anggota kabinet dapat menguasai parlemen.
4) Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan menjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau
jabatan eksekutif lainnya.

c. Sistem pemerintahan referendum


Sistem pemerintah referendum dijalankan di Swiss melalui hak inisiatif dan hak referendum. Hal ini
dikarenakan Swiss menganut demokrasi campuran (langsung dan tidak langsung). Adapun cara
yang ditempuh oleh rakyat untuk melakukan kontrol dan pengawasan terhadap jalannya
pemerintahan adalah sebagai berikut.

1) Referendum, adalah suatu kegiatan politik yang dilakukan oleh rakyat untuk memberikan
keputusan setuju atau menolak terhadap kebijakan atau keputusan yang telah diambil oleh
parlemen atau setuju/ tidak setuju terhadap suatu kebijakan yang dimintakan persetujuan oleh
rakyat. Sistem referendum ada 3 bentuk, yaitu.

a. Referendum obligator (wajib), yaitu meminta pendapat secara langsung terhadap suatu
rancangan undang-undang yang akan diundangkan.
b. Referendum fakultatif (tidak wajib), yaitu meminta pendapat secara langsung kepada rakyat
tentang setuju atau tidaknya terhadap undang-undang yang telah beriaku, namun ada
sebagian rakyat yang menolak atau menggugatnya.
c. Referendum optatif, yaitu meminta pendapat secara langsung kepada rakyat tentang setuju
atau tidaknya terhadap rancangan undang-undang pemerintah federal atau pemerintah
pusat di wilayah negara-negara bagian atau daerah otonom.

2) Usul inisiatif rakyat, yaitu hak yang dlmiliki rakyat untuk mengajukan rancangan undang-
undang kepada parlemen atau pemerintah.

Di negara Swiss kekuasaan membentuk undang-undang ditentukan oleh seluruh warga negara
yang berhak, sehingga pada hakikatnya dalam pemilihan anggota badan legislatif para pemilih
tidak terikat oleh pertimbangan-pertimbangan kepartaian sebab bukan partai-partai politik yang
memegang kekuasaan untuk membentuk undang-undang melainkan rakyat sendiri.

LATIHAN
1. Apakah perbedaan bentuk Negara dan bentuk pemerintahan? Jelaskan dan berikan Contoh!!
2. Mengapa Indonesia memilih bentuk Negara Kesatuan? Jelaskan!
3. Jelaskan bentuk-bentuk pemerintahan berikan kekurangan dan kelebihannya!
4. Bagaimana menurut pandangan saudara jika seandainya Indonesia menggunakan bentuk
Negara Serikat? Jelaskan!
5. Berikan contoh Negara dengan bentuk pemerintahan Monarki dan jelaskan kelebihan dan
kekurangannya!
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Abidin, Said Zainal. 2004.Kebijakan Publik. Jakarta:Penerbit Pancur Siwah
Amal, Ichlasul. 2004. ”Sistem Pemerintahan RI.” Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Asshidiqie, Jimly. 2004. Etika Birokrasi Penegakan Hukum Dan “GoodGovernence.”
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Bennis, Warren & Michael Mische. 1995.
The 21st Century Organization, Reventing Through Reengineering. Kuala Lumpur:Golden Books
Center

Anda mungkin juga menyukai