Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paving blok merupakan salah satu bahan bangunan yang digunakan sebagai
lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Sekarang ini, banyak konsumen
lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton
maupun aspal. Meningkatnya minat konsumen terhadap paving karena konstruksi
perkerasan dengan paving merupakan konstruksi yang ramah lingkungan dimana
paving sangat baik dalam membantu konservasi air tanah, pelaksanaanya yang
lebih cepat, mudah dalam pemasangan dan pemeliharaan, memiliki aneka ragam
bentuk yang menambah nilai estetika, serta harganya yang mudah dijangkau.
Paving block adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran
semen portland atau bahan perekat sejenis, air dan agregat halus dengan atau
tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu dari pada beton
tersebut (SK.SNI S-04-1989-F,DPU). Keberadaan paving dapat dijumpai di
trotoar, area bermain / taman, jalan lingkungan perumahan. Hal itu terbukti,
hampir di seluruh trotoar Kota Madiun menggunakan paving block. Akan tetapi,
tingginya permintaan konsumen terhadap paving tidak diimbangi dengan
ketersediaan kualitas yang memadai baik dari segi kekuatan, umur pakai, dan
durability paving. Banyak paving yang dijumpai pada permukaan jalan
mengalami retak-retak, mudah patah, banyak ditumbuhi oleh lumut, karena
paving bersifat getas. Hal ini disebabkan oleh mutu bahan yang tidak sesuai,
gerusan air hujan, komposisi bahan yang tidak sesuai dengan standart, perbedaan
tingkat pemadatan (pressing) paving, bahkan beban kejut (impact resistance)
yang sangat besar dari lintasan roda kendaraan.
Salah satunya untuk meningkatkan kualitas paving blok dengan menggunakan
metode Fly Ash. Fly Ash merupakan metode meningkatnya kuat kejut paving
dengan menambahkan serat plastik (polyethylene terephtalate) pada bahan
campuran paving block ,dapat dikatakan plastik (polyethylene terephtalate)

1
sebagai bahan eco plafie (economic plastic fiber) yang berkonsep ramah
lingkungan dengan cara pengolahan plastik yang ramah lingkungan konsep 3R
(Reduce, Recycling, Reuse) (Alamsyah, 2006:31).
Pada kesempatan ini akan dilakukan suatu usaha untuk menghasilkan paving
block dengan kuat tekan yang tinggi, ketahanan kejut yang tinggi dengan
menambahkan serat plastik PET (Polyethylene Terephtalate) dan bahan tambah
berupa abu batu terhadap campuran bahan pembentuk paving block untuk
diterapkan pada trotoar Jalan Pahlawan Kota Madiun yang merupakan jalan
utama di Kota Madiun dengan intensitas keramaian yang tinggi serta dengan
pertimbangan bahwa Trotoar Jalan tersebut memiliki kontur tanah yang lembab
dengan metode Fly Ash.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu
permasalahan pokok pada proposal ini, sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana cara pembuatan paving blok polimer dengan metode Fly
Ash ?
1.2.2 Bagaimana kuat tekan dan daya serap air paving blok polimer dengan
metode Fly Ash terhadap trotoar Jalan Pahlawan Kota Madiun ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penulisan proposal ini,
sebagai berikut :
1.3.1 Dapat membuat paving blok polimer dengan metode Fly Ash untuk
diterapkan pada trotoar Jalan Pahlawan, Kota Madiun
1.3.2 Dapat menguji kuat tekan dan menghitung daya serap air paving blok
polimer pada trotoar Jalan Pahlawan, Kota Madiun dengan metode Fly
Ash

2
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan proposal ini bagi penulis dan
lembaga sebagai berikut :
1.4.1 Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama
menempuh studi mata kuliah Teknologi Bahan (TBA), khususnya tentang
metode Fly Ash dalam pembuatan Paving Blok
1.4.2 Bagi Lembaga
Proposal ini dapat dijadikan sebagai sarana tambahan referensi
diperpustakaan Politeknik Negeri Malang mengenai permasalahan yang
terkait dengan penulisan Tugas Akhir ini.

3
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Paving Block

Paving Block adalah sebuah produk bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen, air, abu bata, agregathalus dan agregat kasar. (Alamsyah,
2006). Bentuk paving block bervariasi ada yang berbentuk segi empat, segi
lima, segi enam dan juga memiliki warna, corak, tekstur permukaan dan
ukuran yang bervariasi. Pemasangannya juga dapat dipadu – padankan dari
berbagai bentuk maupun warna agar terlihat menarik.
Paving block adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari
campuran semen portland atau bahan perekat sejenis, air dan agregat halus
dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu dari
pada beton tersebut (SK.SNI S-04-1989-F,DPU).
Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari
campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat
dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton
tersebut (Artiyani,2010). Paving block merupakan salah satu bahan bangunan
yang dibuat dari campuran semen, pasir dan air, sehingga karakteristiknya
hampir mendekati dengan karakteristik mortar. Sedangkan mortar merupakan
bahan bangunan yang dibuat dari pencampuran antara pasir dan agregat halus
lainnya dengan bahan pengikat dan air yang didalam keadaan keras
mempunyai sifat-sifat seperti batuan
2.2 Polimer
Polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang, terbentuk dari
pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer. Jenis – jenis
polimer untuk banguan antara lain : Poly Vincy Chlorine (PVC),Teflon,
Polietilena. (Sumawan, 2009)
Manfaat penggunaan Polimer dalam dunia teknik sipil antara lain:
mengurangi sampah plastik, beton dari polimer lebih kedap airdan tahan lama

4
atau awet, dan didalam polimer terdapat bahan plastik yang berlangsung aliran
yang mirip dengan cairan sifat rekat atau kekentalannya tinggi
2.3 Trotoar
Trotoar adalah bagian dari jalan raya yang khusus disediakan untuk
pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan, yang diberi lapisan
permukaan dengan elevasi yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,
dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas kendaraan. (Keputusan
Direktur Jenderal Bina Marga No.76/KPTS/Db/1999, tanggal 20 Desember
1999)
Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang terletak didaerah manfaat jalan,
diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan
jalan dan pada umumnya sejajar dengan jalur lalu lintas. Fungsi utama trotoar
adalah untuk memberikab pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat
meningkatkan kelancaran, keamanan dan kenyamananpejalan kaki tersebut.
(Hendarsin,2003). Selain itu trotoar juga berfungsi mempelancar lalu lintas
jalan raya karena tidak terganggu dan terpengaruh oleh lalu lintas pejalan
kaki. Suatu ruas jalan dianggap perlu dilengkapi dengan trotoar apabila
disepanjang bjalan tersebut terdapat penggunaan lahan yang mempunyai
potensi menimbulkan pejalan kaki, seperti : daerah perkotaan secara umum,
jalan yang memiliki rute angkutan umum yang tepat dan daerah yang
memiliki aktivitas kontinu yang tinggi.

2.4 Fly Ash


Fly ash merupakan metode pengolahan satu bahan tambah (additive)
yang cukup populer saat ini untuk digunakan sebagai : pengganti sebagian
semen dalam campuran beton, bahan untuk stabilisasi tanah ekspansif.
(Hendarsin, 2003)
Fly ash adalah metode pengolahan bahan limbah dari pembakaran batu
bara dan lembah serat polimer , yang dikategorikan sebagai limbah B3(PP No.
85 tahun 1999)

5
2.5 Jalan Pahlawan, Kota Madiun
Jalan Pahlawan, Kota Madiun merupakan jalan utama Kota Madiun.
Jalan Pahlawan membentang dari utara ke selatan dari pertigaan Pasar Sepor
hingga perempatan Tugu. Melintasi Kelurahan Madiun Lor dan menjadi batas
dua kelurahan yakni Pangongangan dengan Kartoharjo. (Susanto, 2017)
Berdasarkan arus lalu lintasnya, jalan ini terbagi menjadi dua yakni Jalan
Pahlawan Utara yang merupakan jalan dua arah mulai dari Tugu Pecel
Madiun menuju Pasar Sepor PT. INKA sedangkan Jalan Pahlawan Selatan
merupakan Jalan satu arah. Batasnya adalah perempatan Gereja Santo
Cornelius hingga perempatan Pasar Besar Kota Madiun.
Jalan Pahlawan bisa dibilang menjadi titik awal perkembangan Kota
Madiun. Hal ini dikarenakan belanda membangun obyek-obyek vitalnya di
jalan ini. Benteng sebagai penanda kekuasaan Belanda atas Madiun di bangun
di jalan ini. Benteng Madiun dibangun 1831 berbentuk persegi dengan
memiliki empat bastion (TNI, 1850 : 179). Kini lokasi benteng tersebut
berada menjadi perumahan pegawai kepolisian, Gedung Serba Guna dan
Masjid. Namun warga Madiun masih menyebut daerah tersebut dengan nama
Benteng atau Beteng. Setelah pembangunan Benteng dilanjutkan dengan
pembangunan Rumah Resident, kantor-kantor dan fasilitas publik. Disekitar
Jalan Pahlawan terdapat kantor layanan publik yang vital seperti Kantor
Pemerintahan Kota Madiun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah V,
Kantor Pengelolaan LLAJ ( Lalu Lintas dan Angkutan Jalan) serta Kapolres
Kota Madiun.Selain itu terdapat tempoat tempat hibjuran dan perbelanjaan
disekitar Jalan Pahlawan seperti Ramayana,CGV, Hypermart, Matahari, Pizza
Hut dan Starbucks.

6
BAB III
METODELOGI
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif deskriptif merupakan suatu jenis
penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif.
Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun
pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan
menjadi permasalahan permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan
untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) atau penilaian dalam bentuk
dukungan data empiris di lapangan.
Metode Penelitian Kuantitatif adalah suatu bentuk metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan. (Sugiyono, 2006)
Pada proposal pembuatan paving blok dengan metode Fly Ash
bertujuan untuk mengetahui cara pembuatannnya serta menguji kuat tekan
paving blok hasil produksi . Penelitian ini diawali dengan mengkaji teori-teori
dan pengetahuan yang sudah ada sehingga muncul sebab permasalahan.
Permasalahan tersebut diuji untuk mengetahui penerimaan atau penolakannya
berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan
suatu cara memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian. Dalam
penelitian ini teknik yang digunakan antara lain sebagai berikut:
3.2.1 Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka
mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui

7
proses pengamatan langsung di lapangan. Peneliti berada ditempat itu,
untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid dalam laporan yang akan
diajukan.
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
penelitian (Usman, 2007: 116).
Dalam observasi ini peneliti menggunakan jenis observasi non
partisipan, yaitu peneliti hanya mengamati secara langsung keadaan
objek, tetapi peneliti tidak aktif dan ikut serta secara langsung. Teknik
pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengamati suatu objek
yang akan dilakukan pengamatan. Observasi yang dilakukan
diharapkan dapat memperoleh data yang sesuai atau relevan dengan
topik penelitian.
Hal yang akan diamati yaitu kondisi trotoar Jalan Pahlawan, Kota
Madiun, beserta perkiraan penerapan metode Fly Ash dalam
pembuatan paving block yang akan diterapkan ditempat tersebut.
Observasi ini dilakukan, penelitian berada di lokasi tersebut dan
membawa lembar observasi yang sudah dibuat.
3.2.2 Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Meleong,
2010).
Ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap
muka antara pencari informasi dan sumber informasi. Dalam
wawancara sudah disiapkan berbagai macam pertanyaanpertanyaan
tetapi muncul berbagai pertanyaan lain saat meneliti. Melalui
wawancara inilah peneliti menggali data, informasi, dan kerangka
keterangan dari subyek penelitian.

8
Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas
terpimpin, artinya pertanyaan yang dilontarkan tidak terpaku pada
pedoman wawancara dan dapat diperdalam maupun dikembangkan
sesuai dengan situasi dan kondisi lapangan.
Wawancara ini dilakukan dengan Kepala Dinas Lalu Lintas
Dan Angkutan Jalan (LLAJ) Kota Madiun yang merupakan dinas
terkait dalam penelitian ini.

3.2.3 Dokumentasi
Penggunaan dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian
sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai
sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan.
Adanya dokumentasi sebagai sarana untuk mendukung data.
Hal-hal yang akan didokumentasikan dalam penelitian ini yaitu
kondisi trotoar pada Jalan Pahlawan, Kota Madiun serta lingkungan
disekitarnya

3.3 Teknik Analisis Data


Analisa data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
yang disarankan oleh data.(Patton,1996)
Beberapa tahapan model analisis data dapat dilakukan melalui empat
tahap, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
3.3.1 Pengumpulan data
Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua
aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data
alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan

9
dialami sendiri oleh penelitian tanpa adanya pendapat dan penafsiran
dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai. Sedangkan catatan
refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar tafsiran peneliti
tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana
pengumpulan data untuk tahap berikutnya. Untuk mendapatkan
catatan ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa informan.
3.3.2 Reduksi data
Reduksi data merupakan proses seleksi, penyederhanaan, dan
abstraksi. Cara mereduksi data adalah dengan melakukan seleksi,
membuat ringkasan atau uraian singkat, menggolong-golongkan ke
polapola dengan membuat transkip, penelitian untuk mempertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuat bagian yang tidak penting
dan mengatur agar dapat ditarik kesimpulan.
Data yang berasal dari hasil wawancara dengan subyek
penelitian dan dokumentasi yang didapat akan diseleksi oleh peneliti.
Kumpulan data akan dipilih dan dikategorikan sebagai data yang
relevan dan data yang mentah. Data yang mentah dipilih kembali dan
data yang relevan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian akan disiapkan untuk proses penyajian data.
3.3.3 Penyajian Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun sehingga
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Agar sajian data tidak menyimpang dari pokok permasalahan
maka sajian data dapat diwujudkan dalam bentuk matrik, grafis,
jaringan atau bagan sebagai wadah panduan informasi tentang apa
yang terjadi. Data disajikan sesuai dengan apa yang diteliti.
3.3.4 Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau
memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat
atau proporsi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara

10
melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan
agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Selain itu juga dapat
dilakukan dengan mendiskusikan. Hal tersebut dilakukan agar data
yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki
validitas sehingga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh
Untuk mendapatkan hasil kesimpulan data yang valid, maka
perlu diperhatikan langkah-langkah berikut ini:
3.3.4.1 Mencatat poin-poin terpenting yang didapat dari lapangan,
kemudian diuraikan secara luas dan dikembangkan sesuai
dengan keadaan, pengamatan, dan hasil data dilapangan.
3.3.4.2 Peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber informasi.
Peneliti mengambil data secara detail mulai dari foto-foto,
pengamatan, hasil wawancara dan dokumentasi.
3.3.4.3 Pemilihan informan yang tepat sesuai dengan pemilihan data.
3.3.4.4 Peneliti harus jeli dalam memperhatikan proses di lapangan
agar hasilnya maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan

11
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai
Pembuatan Paving blok menggunakan metode fly ash :
5.1.1 Dalam perencanaan suatu paving blok yang kokoh dan kuat serta dapat
mengantisipasi semua jenis beban yang sekiranya dapat terjadi pada
trotoar tersebut diperlukan suatu perencanaan struktur yang matang.
Ketepatan dan ketelitian dalam pengumpulan data sangat membantu
dalam merencanakan struktur bangunan yang kuat, nyaman, indah dan
ekonomis.
5.1.2 Dalam perhitungan analisa kuat tekan dan daya serap air dengan
menggunakan metode Fly Ash, didapatkan gaya-gaya dalam antara lain
gaya momen ,gaya lintang dan gaya normal yang untuk selanjutnya
digunakan dalam desain struktur.
5.2 Saran
Penulis juga bermaksud memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan
pembuatan paving blok dengan metody Fly Ash kepada para perencana struktur
bangunan sipil khususnya rekan-rekan mahasiswa teknik sipil :
5.2.1 Untuk mendapatkan hasil struktur jalan terutama trotoar yang baik dari
segi ekonomi, seni dan kenyamanan diperlukan kerja sama yang baik
dengan bidang-bidang terkait lainnya seperti bidang arsitektur,
planologi, dan lainya.
5.2.2 Dalam perhitungan analisa struktur bangunan dengan menggunakan
metode Fly Ash, hendaknya seorang perencana memiliki ketelitian
dalam penghitungan dan memiliki kemampuan dasar mekanika teknik
yang kuat.

12

Anda mungkin juga menyukai