Anda di halaman 1dari 17

MATRIKS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA BIDANG SDPPI

I. SIMPLIFIKASI REGULASI DI BIDANG SDPPI

NO. RPM URGENSI POSISI


MATERI MUATAN
1. RPM tentang Pencabutan Pencabutan Peraturan Menteri Mengatur mengenai pencabutan 1. Telah disampaikan kepada
Peraturan Menteri Kominfo Nomor Kominfo Nomor Peraturan Menteri Kominfo Nomor Menteri Kominfo melalui Nota
2/PER/M.KOMINFO/3/208 tentang 2/PER/M.KOMINFO/3/208 tentang 2/PER/M.KOMINFO/3/208 tentang Dinas Dirjen SDPPI Nomor
Pedoman Pembangunan dan Pedoman Pembangunan dan Pedoman Pembangunan dan 1542/DJSDPPI/HK.02.01/11/201
Penggunaan Menara Bersama Penggunaan Menara Bersama Penggunaan Menara Bersama 6 tanggal 11 November 2016
Telekomunikasi. Telekomunikasi dilakukan karena .2. melalui pertemuan dengan
duplikasi pengaturan dan Mneteri bahwa RPM tersebut
berpotensi konflik dengan sementara dipending dulu
pengaturan yang ada dalam menunggu moment dalam
Peraturan Bersama Menteri Dalam pencabutannya.
Negeri, Menteri Pekerjaan Umum,
Menteri Kominfo dan Kepala
Badan Koordinasi Penanaman
Modal Nomor
19/PER/M.KOMINFO/03/2009
tentang Pedoman Pembangunan
dan Penggunaan Bersama
Menara Telekomunikasi.

2. RPM tentang Sertifikasi Alat 1. Adanya simplifikasi regulasi 1. pelaksanaan sertifikasi melalui
1. Harmonisasi oleh Biro Hukum
dan/atau Perangkat bidang SDPPI pengujian dan evaluasi dokumen
pada tanggal 14 Desember 2016;
2. Adanya beberapa penambahan 2. permohonan sertifikasi
Telekomunikasi
dan perubahan subtansi yang 3. persyaratan sertifikasi 2. telah diajukan proses
diatur dalam RPM Sertifikasi 4. penerbitan sertifikat permohonan konsultasi publik
Alat dan/atau Perangkat 5. sanksi kepada Menteri, melalui Nota
Telekomunikasi 6. pengawasan dan pengendalian Dinas Dirjen SDPPI Nomor
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
1737/DJSDPPI.1/HK.02.01/12/201
6, tanggal 16 Desember 2016
3. Namun menurut Menteri secara
lisan disampaikan kepada Plt.
Direktur Standardisasi RPM
tersebut untuk dipending terlebih
dahulu.
4. Menurut Direktorat Standar ada
perubahan struktur subtansi saat
ini masih dilakukan pembahasan.
5. RPermen tentang Sertifikasi
dengan struktur yang baru, telah
disampaikan Kepada Sekditjen
U.P Kabag Hukum, melalui ND Plt
Direktur Standar Nomor
61/KOMINFO/DJSDPPI/SP.04.03/
II/2017 tanggal 24 Februari, 2017,
namun saat ini masih menunggu
masukan dari BBPPT.
6. Pada tanggal 21 April 2016 telah
dilakukan pembahasan, dengan
hasil:
a. Ada penambahan beberapa
substansi terkait amanah
penetapan Balai Uji Dalam
Negeri dan Pengakuan Balai
Uji Asing;
b. Rencana pemisahan substansi
pengujian yang dilaksanakan
oleh Balai Uji akan diatur
dengan Peratura Menteri
sendiri.
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
3. Komunikasi Radio Amatir dan 1. Adanya simplifikasi regulasi 1. Penggunaan IAR dan IKRAP
bidang SDPPI 2. Tanda panggil (callsign) 7. Telah dilakukan harmonisasi oleh
Komunikasi Radio Antar penduduk
2. Adanya beberapa penambahan 3. Ujian Negara AMatir Radio Biro Hukum pada tanggal 14
dan perubahan subtansi yang 4. Panitia Ujian Amatir Radio Desember 2016;
diatur dalam RPM Komunikasi 5. Perizinan IAR dan IKRAP
6. Persyaratan teknis IAR dan IKRAP 8. Telah dilakukan konsultasi publik
Radio Amatir dan Komunikasi
7. Biaya IAR dan IKRAP dan tidak ada masukan, namun
Radio Antar penduduk
8. Penggunaan stasiun radio dan pita Direktorat Operasi dan Bagian
frekuensi radio untuk IAR dan masih memerlukan pembahasan
IKRAP terhadap beberapa subtansi
9. Organisasi
dalam RPM dimkasud, terakhir
10.Pengawasan dan pengendalian
11.Sanksi dilakukan pembahasan terkait
12.Ketentuan peralihan dengan PNBP untuk Izin Amatir
Radio pada tanggal 28 Februari
2016;
9. Pada tanggal 17 Maret 2017 telah
dialkukan pembahasan lanjutan
dengan hasil masih ada beberapa
hal yang belum disepakati karena
masih perlu arahan dari pimpinan
terlebih dahulu yaitu:
a. Masa laku IAR; dan
b. Peran Organisasi Komunikasi
Radio Amatir dan Organisasi
Komunikasi Radio Antar
Penduduk.

4. Sertifikasi Kecakapan Operator 1. Adanya simplifikasi regulasi 1,


bidang SDPPI 1. Telah dilakukan harmonisasi oleh
Radio dan Sertifikasi Radio
2. Adanya beberapa penambahan Biro Hukum pada tanggal 14
Elektronika dan Operator Radio
dan perubahan subtansi yang Desember 2016;
Global Maritime Distress And
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
Safety System diatur dalam RPM Sertifikasi 2. Telah disampaikan permohonan
Kecakapan Operator Radio dan konsultasi publik kepada Menteri,
Sertifikasi Radio Elektronika dan sebelum ditetapkan. Telah
Operator Radio Global Maritime disampaikan Nota Dinas Dirjen
Distress And Safety System SDPPI Nomor
1734/DJSDPPI.1/HK.02.01/12/201
6, tanggal 16 Desember 2016.
3. Disposisi pak menteri menunggu
pertemuan dengan ditjen Hubla
dulu untuk membicarakan terkait
sertifikat operator radio GMDSS.
4. Pada tanggal 18 April 2017 telah
dilakukan pertemuan antara
Dirjen SDPPI dengan Dirjen Hubla
guna membahas kewenangan
Sertifikasi Operatos Radio dan
berdasarkan hasil pertemuan
bahwa sertifikasi operator radio
dilakukan secara bersama antara
Direktorat SDPPI dengan Dithubla
dengan rencanannya akan disusun
Peraturan Bersama,
1. . 1. 1. Pada tanggal 14 Desember 2016,
5. Ketentuan Operasional dan Tata telah dilakukan harmonisasi
Cara Perizinan Penggunaan dengan biro Hukum.
Spektrum Frekuensi Radio 2. Mengingat masih ada
penambahan substansi dalam
RPM sehingga perlu dilakukan
pembahasan kembali terakhir
dialkukan pembahasan pada
tanggal 4 Maret 2017 dengan hasil
bahwa RPM ini kedepan perlu
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
dibenahi terkait dengan:
c. Pengangsuran pembayaran
BHP frekuensi radio;
d. BHP ISR; dan
e. Validasi Data

3. Pada tanggal 20 April 2017 telah


dilakukan pembahasan dengan
hasil menyepakati beberapa
peding matters rapat sebelumnya,
antara lain terakit:
a. Mekanisme perubahan data;
f. Pengangsuran pembayaran
BHP frekuensi radio;
g. BHP ISR; dan
h. Validasi Data

II. RPM BIDANG SDPPI

NO. RPM URGENSI POSISI


MATERI MUATAN
6. RPM tentang Standar kualitas 10. untuk menjamin kualitas 1. Standar Kualitas Layanan pada Telah disampaikan nota dinas ke
layanan untuk penyelenggaraan layanan pada penyelenggaraan Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Menteri untuk pengajuan konsultasi
jaringan bergerak seluler. jaringan bergerak seluler, perlu Seluler, meliputi: publik.
diatur kembali standar kualitas a. Standar Pemenuhan Permohonan
layanan pada Aktivasi Pengguna;
Penyelenggaraan Jaringan b. Standar Penanganan Keluhan
Bergerak Seluler Akurasi Tagihan Pascabayar;
11. bahwa Peraturan Menteri c. Standar Penanganan Keluhan
Komunikasi dan Informatika Akurasi Pemotongan Pulsa
Nomor 16 Tahun 2013 tentang Prabayar;
Standar Kualitas Pelayanan d. Standar Penanganan Keluhan
Jasa Teleponi Dasar pada Umum Pengguna;
Jaringan Bergerak Seluler e. Standar Tingkat Laporan
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
belum mengatur standar Gangguan Layanan;
kualitas layanan data pada f. Standar Kecepatan Jawab
Penyelenggaraan Jaringan Operator Call Center.
Bergerak Seluler. g. Standar Kualitas Layanan
Teleponi Dasar;
h. Standar Kualitas Layanan Pesan
Singkat; dan
i. Standar Kualitas Layanan Internet
pada Jaringan Bergerak Seluler
(Mobile Internet).
2. laporan pencapaian standar kualitas
layanan Penyelenggara.
3. pengenaan sanksi Penyelenggara
yang tidak memenuhi ketentuan
standar kualitas.

7. RPM tentang Penggunaan 3. kebijakan dan strategi yang 1. Pengaturan penggunaan pita 1. Saat ini posisi konsultasi publik
Teknologi pada Pita Frekuensi ditempuh untuk mencapai frekuensi radio 450 MHz, 2,1 GHz, mulai tgl 17 feb sampai 27 feb
Radio 450 MHz, 2,1 GHz, dan 2,3 sasaran pembangunan dan 2,3 GHz untuk Penyelenggaraan 2017.
GHz untuk Penyelenggaraan pitalebar Indonesia diantaranya Jaringan Bergerak Seluler; 2. Dari hasil konsultasi publik tersebut
Jaringan Bergerak Seluler adalah dengan 2. Ketentuan penggunaan kebebasan terdapat masukan dari
mengoptimalkan pemanfaatan memilih tehnologi; dan Penyelenggara Jaringan Bergerak
spektrum frekuensi radio 3. Kewajiban Penyelenggara Jaringan Seluler, Akademisi, Intansi
melalui kebijakan netral Bergerak Seluler dalam Pemerintah dan Perseorangan.
teknologi agar industri dapat mengoperasikan jaringannya. 3. Pada tanggal 7 Februari 2017 telah
menggunakan teknologi dilakukan pembahasan masukan
nirkabel yang paling efisien hasil konsultasi publik dan hasil
dengan ekosistem yang pembahasan ini akan dibahas
mendukung, dalam rapat Pleno BRTI dan akan
4. hal ini sesuai dengan Konsep diunggah dalam Web Site
Pembangunan Pita lebar Kemkominfo, agar dikatehaui oleh
sebagaimana diatur dalam BAB yang memerikan masukan terhadap
II, huruf f, angka 2 Lampiran RPM tersebut.
Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 96 Tahun
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
2014 tentang Rencana
Pitalebar Indonesia 2014-2019
8. RPM tentang Manajemen 1. Untuk memberikan RPM ini mengatur antara lain: 1. Sesuai dengan hasil rapim tanggal
Penegakan Hukum Bidang Pos, kewenangan kepada Pejabat 1. Manajemen penegakan hukum 9 Agustus 2016 agar RPM ini
Telekomunikasi, dan Penyiaran; Pegawai Negeri Sipil tertentu di dilaksanakan sebagai upaya dikoordinasikan antara Ditjen
lingkungan Kementerian menciptakan ketertiban di bidang pos, SDPPI dan Ditjen PPI, da pada
Komunikasi dan Informatika, telekomunikasi, dan penyiaran. tanggak 3 November 2016 telah
sebagai penyidik sebagaimana 2. Manajemen penegakan hukum dilakukan rapat koordinasi yang
dimaksud dalam Undang- Dilaksanakan melalui kegiatan: hasilnya akan segera disampaikan
Undang Hukum Acara Pidana a. Pencegahan, dilaksanakan dalam kepada Biro Hukum untuk proses
untuk melakukan penyidikan bentuk sosialisasi ; dan/atau lebih lanjut.
tindak pidana di bidang pos, b. Penindakan dilaksanakan 2. Telah disusun nodin penyampaian
telekomunikasi, dan penyiaran; terhadap dugaan pelanggaran ke Birohukum.
2. sebagai pedoman dalam: dan/atau kejahatan dalam bidang 3. Melalui ND Nomor
penyelenggaraan manajemen pos, Telekomunikasi, dan 69/DJSDDPI.1/HK.01.02/01/2017
penegakan hukum pos, dan Penyiaran. tanggal 12 Januari 2016, pada
telekomunikasi di lingkungan 3. Pelaksanaan penindakanan bidang tanggal 13 Februari 2017, disposisi
Kementerian Komunikasi dan Pos, penyelenggaraan telekomunikasi Menteri kepada Dirjen SDPPI untuk
Informatika; dan dilaksanakan oleh PPNS Direktorat dibicarakan.
3. evaluasi penilaian kinerja PPI. 4. Berdasarkan disposisi Menteri
PPNS dalam proses penyidikan 4. Pelaksanaan penindakan penyiaran tersebut, Dirjen SDPPI
tindak pidana bidang pos dan Ditjen PPI berkoordinasi dengan menghendaki untuk disusun CBA
telekomunikasi guna pihak Kepolisian. atas RPM Penegakan Hukum
terwujudnya tertib administrasi 5. Pelaksanaan penindakan bidang tersebut, untuk bahan pertemuan
penegakan hukum dan penggunaan spektrum frekuensi dan dengan Menteri.
kepastian hukum. pemenuhan persyaratan teknis alat
4. Sebagai pengganti Keputusan dan perangkat telekomunikasi radio
Menteri Perhubungan Nomor dilaksanakan oleh PPNS Direktorat
KM. 39 Tahun 2003 tentang Jenderal SDPPI.
Tata Cara Operasi Penertiban
Bidang Pos dan
Telekomunikasi.
9. RPM tentang perubahan atas 1. RPM ini merevisi PM No 36 RPM ini mengatur persyaratan teknis 1. Berdasarkan hasil harmonisasi
Peraturan Menteri Kominfo Nomor Tahun 2012 tentang untuk alat dan perangkat pemancar dengan Biro Hukum, dalam rangka
36 tahun 2012 tentang Persyaratan persyaratan teknis alat dan televisi siaran digital berbasis standar simplifikasi peraturan, sehingga
Teknis Alat Dan Perangkat perangkat pemancar televisi digital video broadcasting terrestrial- RPM Perubahan ini untuk dilakukan
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
Pemancar Televisi Siaran Digital siaran digital berbasis standar second generation. penggabungan dengan substansi
Berbasis Standar Digital Video digital video broadcasting PM Nomor 36 Tahun 2012 dan
Broadcasting Terrestrial-Second terrestrial-second generation. sudah disampaikan untuk proses
Generation 2. Karena dalam pelaksanaan penetapan Menteri.
pengujian alat dan perangkat 2. Dengan Mencabut PM 36 Tahun
pemancar televisi siaran digital 2012 tentang Persyaratan Teknis
berbasis standar digital video Alat Dan Perangkat Pemancar
broadcasting terrestrial–second Televisi Siaran Digital Berbasis
generation mengalami Standar Digital Video Broadcasting
perbedaan pendapat, sehingga Terrestrial-Second Generation.
perlu dilakukan perubahan atas 3. Berdasarkan disposisi plt. Dirjen
Peraturan Menteri Komunikasi SDPPI untuk dibicarakan dengan
dan Informatika Nomor 36 Menteri sesuai disposisi Menteri
Tahun 2012 tentang untuk menjelaskan secara singkat
Persyaratan Teknis Alat dan terkait RPM dimaksud.
Perangkat Pemancar Televisi
Siaran Digital Berbasis Standar
Digital Video Broadcasting
Terrestrial–Second Generation.

10. RPM tentang Ketentuan Teknis 1. Terdapat kesalahan 1. Perubahan lebar pita (Band Width)
Radio Siaran Amplitudo Modulation penghitungan jarak antar kanal yang disesuaikan dengan ketentuan
Pada Pita Frekuensi Radio Medium pada Peraturan Menteri Nomor ITU-R region 3;
Frequency 4 Tahun 2014, serta terdapat 2. Penambahan nama kabupaten/kota
ketentuan teknis yang perlu yang belum tercantum;
disesuaikan. 3. Penggabungan Wilayah Jakarta
2. Belum adanya persyaratan dengan beberapa kota/kabupaten di
teknis alat dan perangkat radio wilayah Banten dan Jawa Barat I;
siaran Amplitudo Modulation 4. Efektifnya penyesuaian kanal bagi
(AM) pada Medium Frequency stasiun radio siaran AM-MF eksisting,
(MF); dimana jumlah stasiun radio eksisting
3. RPM merupakan yang harus menyesuaikan kanal
penggabungan antara: berjumlah 13 dari 74 radio siaran AM
a. RPM tentang Rencana MF eksisting. Penyesuaian kanal
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
Induk (Masterplan) maksimal ± 27 kHz;
Frekuensi Radio Untuk 5. Waktu yang sesuai dengan
Keperluan kebutuhan untuk melakukan
Penyelenggaraan Radio perubahan teknis bagi stasiun radio
Siaran Amplitudo yang harus menyesuaikan kanal;
Modulation (AM) pada 6. persyaratan teknis perangkat;
Medium Frequency (MF); 7. mencabut Peraturan Menteri Nomor
dan 4 Tahun 2014.
b. RPM Persyaratan Teknis
Alat dan Perangkat Radio
Siaran Amplitudo
Modulation (AM) pada
Medium Frequency (MF)
Pita Frekuensi Radio 535
kHz-1605,5 kHz

11. RPM tentang Persyaratan Teknis 1. Perubahan Peraturan Menteri 1. Persyaratan Teknis untuk Alat dan 1. Telah dilakukan pembahasan pada
Alat dan Perangkat Telekomunikasi Nomor 28 Tahun 2015, Perangkat Telekomunikasi yang tanggal 21 November 2016 dengan
Yang Beroperasi Pada Pita berupa penambahan beroperasi pada pita frekuensi radio hasil rapat RPM telah selesai
Frekuensi Radio 2,4 GHz dan/Atau substansi metode pengujian; 2,4 GHz dan/atau pita frekuensi radio dibahas, namun ada sedikit
Pita Frekuensi Radio 5,8 GHz 2. adanya usulan penambahan 5,8 GHz, antara lain: subtansi yang perlu dilengkapi oleh
bandwidth, karena terdapat a. frekuensi kerja; Direktorat Standardisasi dan di
perangkat dengan bandwidth b. maksimum bandwitdh; rencanakan dalam minggu ini
di atas 20 MHz, namun di PM c. spuroius; sudah harus segera disampaikan
27 Tahun 2009, maksimum d. maksimum output power; penyampaian konsutasi publik ke
bandwidth adalah 20 MHz. e. power supply; Menteri.
f. persyaratan keamanan.
2. metode pengujian; 2. Pada tanggal 6 Februari 2017 telah
3. mencabut Peraturan Menteri Nomor dilakukan pembahasan dengan
28 Tahun 2015. hasil perlunya penambahan
substansi terkait pita frekuensi radio
5 GHz dan diharapkan Direktorat
Penataan untuk segera menyusun
RPM tentang Penataan Pita
Frekuensi Radio 5 GHz.
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN

12. RPM tentang Persyaratan Teknis 1. belum adanya metode 1. Persyaratan Teknis Alat dan Telah dilaksanakan rapat pembahasan
Alat dan Perangkat Terminal pengujian Alat dan Perangkat Perangkat Terminal Wideband Code tanggal 21 November 2016, namun
Wideband Code Division Multiple Terminal Wideband Code Division Multiple Access; masih ada substansi yang harus
Access Division Multiple Access; 2. metode pengujian; ditindaklanjuti oleh Ditstan dan Dittan
2. RPM ini disampaikan ke 3. mencabut Peraturan Dirjen Pos dan antara lain terkait frekuensi yang akan
Bagian Hukum dan Kerja Sama Telekomunikasi Nomor digunakan untuk WDCMA.
dalam bentuk RPM Pedoman 173/DIRJEN/2009
Metode Pengujian Alat dan
Perangkat Telekomunikasi
Radio, berdasarkan hasil rapat
pada tanggal 10 Juni 2016
RPM dimaksud dibagi menjadi
2 yaitu:
a. Peraturan Menteri Kominfo
tentang Persyaratan Teknis
Alat dan/atau Perangkat
Telekomunikasi yang
beroperasi pada Pita
Frekuensi Radio 2,4 GHz
dan/atau 5,8 GHz, yang
mencabut Peraturan
Menteri Kominfo Nomor 28
Tahun 2015, substansi yang
diatur dalam RPM ini adalah
substansi yang ada pada
Peraturan Menteri Kominfo
Nomor 28 Tahun 2015 dan
ditambahkan 1 (satu)
lampiran yaitu metode
pengujian; dan
b. Peraturan Menteri Kominfo
tentang Persyaratan Teknis
Alat dan Perangkat
Terminal Wideband Code
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
Division Multiple Access,
yang mencabut Peraturan
Dirjen Pos dan
Telekomunikasi Nomor
173/DIRJEN/2009.
13. RPM tentang Perencanaan Pengaturan Pita Frekuensi Radio 1. ketentuan teknis, antara lain: Akan djadwalkan rapat pembahasan.
Penggunaan Spektrum Frekuensi 174-230 MHz (VHF Band III) agar a. pengkanalan;
Radio untuk Keperluan dapat digunakan secara tertib, b. bandwidth;
Penyelenggaraan Televisi Siaran efektif, dan efisien sesuai dengan c. rasio proteksi;
Digital Terestrial pada Pita ketentuan nasional dan d. spurious emmision;
Frekuensi Radio 174-230 MHz internasional. 2. ketentuan penggunaan SFN;
3. pembagian wilayah dan kanal;
4. perizinan;
5. evaluasi teknis.
14. RPM tentang Penetapan Balai Uji 1. Pengaturan proses penetapan 1. Direktur Jenderal menetapkan Balai 1. Pada bulan Januari 2017 telah
Dalam Negeri Balai Uji Dalam Negeri oleh Uji Dalam Negeri untuk menguji alat dilakukan konsultasi publik selama
Direktur Jenderal dan perangkat telekomunikasi, yang satu minggu dan terdapat masukan.
2. Mencabut Peraturan Menteri terdiri dari:
Komunikasi dan Informatika 2. Dalam proses penetapan Menteri
Nomor 15 Tahun 2012 tentang b. Balai Uji pihak pertama Kominfo.
Petunjuk Pelaksanaan (pabrikan);
Penetapan Balai Uji Dalam c. Balai Uji pihak kedua (pemakai 3. Melaui Nota Dinas Biro Hukum
Negeri alat dan perangkat Nomor ….RPM ini untuk
telekomunikasi); dan digabungkan dengan RPM tentang
d. Balai Uji pihak ketiga (selain Pengakuan Balai Uji Asing
pabrikan dan pemakai alat dan
perangkat telekomunikasi).
2. Penetapan Balai Uji Dalam Negeri
diberikan sesuai dengan ruang
lingkup persyaratan teknis dengan
penerapan ISO 17025.
3. Penetapan Balai Uji Dalam Negeri
harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. berada di wilayah dan berbadan
hukum Indonesia;
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
b. memiliki kemampuan dan sumber
keuangan yang cukup untuk
biaya operasional;
c. memiliki keahlian, kemampuan,
kompetensi teknis, dan peralatan
untuk melakukan pengujian
perangkat telekomunikasi sesuai
dengan persyaratan teknis yang
ditetapkan Menteri atau
persyaratan teknis negara lain;
d. menerapkan ISO/IEC 17025; dan
memiliki dan/atau dalam proses
akreditasi dari KAN atau lembaga
yang berwenang lainnya.
4. Berdasarkan hasil evaluasi
persyaratan permohonan Direktur
Jenderal dapat menyetujui atau
menolak permohonan penetapan
Balai Uji Dalam Negeri.

5. Apabila disetujui Direktur Jenderal


menerbutkan Sertifikat Penetapan
Balai Uji Dalam Negeri, Sertifikat
berlaku selama 3 (tiga) tahun dan
dapat diperpanjang.
6. Balai Uji yang telah mendapat
Sertifikat Penetapan Balai Uji Dalam
Negeri dari Direktur Jenderal wajib:
a. melaksanakan status akreditasi
yang diberikan oleh KAN atau
lembaga yang berwenang lainnya;
b. menjamin bahwa pengujian
dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
c. melaporkan kepada Direktur
Jenderal mengenai:
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
1. perubahan status hukum,
usaha, organisasi atau
akreditasi;
2. perubahan tempat kedudukan;
dan
3. perubahan yang dapat
mempengaruhi kesinambungan
penilaian kesesuaian dengan
setiap kriteria yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal atau
Badan Penetap Negara Asing
jika lingkup akreditasinya
mencakup persyaratan teknis
negara asing.

15. RPM tentang Pengakuan Balai Uji 1. Pengaturan proses pengakuan 1. Direktur Jenderal berwenang untuk 1. Pada bulan Januari 2017 telah
Negara Asing Balai Uji Negara Asing oleh mengakui Balai Uji Negara Asing. dilakukan konsultasi publik selama
Direktur Jenderal; 2. Pengakuan ini merupakan satu minggu dan terdapat masukan.
2. Mencabut Peraturan Menteri pengakuan terhadap hasil uji yang
Komunikasi dan Informatika dikeluarkan oleh Balai Uji Negara 2. Dalam proses penetapan Menteri
Nomor 16 Tahun 2012 tentang Asing berdasarkan persyaratan teknis Kominfo.
Petunjuk Pelaksanaan yang diterbitkan oleh Menteri.
Pengakuan Balai Uji Negara 3. Pengakuan dapat dilakukan melalui: 3. Melaui Nota Dinas Biro Hukum
Asing a. pengakuan terhadap Balai Uji Nomor ….RPM ini untuk
yang diakui secara Internasional, digabungkan dengan RPM tentang
berlaku selama 1 tahun dan dapat Pengakuan Balai Uji Asing
diperpanjang jika diperlukan;
b. perjanjian kerjasama (MoU)
pengakuan antara Direktorat
Jenderal dengan Balai Uji Negara
Asing, berlaku selama 3 tahun dan
dapat diperpanjang; atau
c. kerjasama Mutual Recognition
Agreement (MRA) antara
Direktorat Jenderal dengan badan
penetap negara lain.
4. Direktur Jenderal menerbitkan
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
Sertifikat Pengakuan (Certificate of
Recognition) bagi Balai Uji Negara
Asing yang telah memenuhi ISO
17025 dan telah terakriditasi.
5. Balai Uji Negara Asing yang telah
mendapat Sertifikat pengakuan wajib:
a. melaksanakan status akreditasi
yang diberikan oleh Badan
Akreditasi;
b. menjamin bahwa pengujian
dilakukan sesuai prosedur,
aturan, dan keijakan dari Direktur
Jenderal;
c. memberi informasi kepada
Direktur Jenderal mengenai:
1. perubahan status hukum,
usaha, organisasi, atau
akreditasi;
2. perubahan tempat kedudukan;
dan
3. perubahan yang dapat
mempengaruhi kesinambungan
pengujian dengan setiap
kriteria yang ditetapkan
Direktur Jenderal;
6. Direktur Jenderal mencabut
pengakuan terhadap Balai Uji Negara
Asing dalam hal:
a. akreditasi Balai Uji Negara Asing
telah dicabut oleh Badan
Akreditasi;
b. ditemukenali bahwa Balai Uji
Negara Asing tidak dapat
memenuhi kriteria atau
persyaratan yang diatur dalam
Peraturan Menteri ini; dan/atau
c. Balai Uji Negara Asing tidak bisa
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
berfungsi sebagaimana mestinya.

16. Surat Edaran Menteri tentang Surat Edaran ini ditujukan kepada Himbauan kepada Para Vendor 1. Pada tanggal 23 Februari 2017
Pedoman pengukuran Efisiensi Para Vendor Perangkat Perangkat Telekomunikasi dalam akan dilakukan pembahasan.
Energi Perangkat Internet Protocol Telekomunikasi. melakukan Pengukuran Efisiensi Energi 2. Dalam Proses penetapan Dirjen
(IP) Router Dalam Rangka Perangkat Internet Protocol (IP) Router SDPPI.
Mewujudkan Teknologi Ramah dihimbau untuk berpedoman pada Surat 3. Dirjen SDPPI meminta agar diatur
Lingkungan Edaran ini. dalam Peraturan Menteri dan Draft
SE tersebut telah disampaikan
kepada Plt. Direktur Standardisasi
melalui Nota Dinas Sekditjen
SDPPI Nomor
478?DJSDPPI.1/HK.02.01/03/2017
tanggal 29 Maret 2017
17. Pedoman Pengukuran Efisiensi Surat Edaran ini ditujukan kepada memberikan pedoman kepada 1. Pada tanggal 23 Februari 2017
Konsumsi Daya Rata Rata Penyelenggara Telekomunikasi Penyelenggara Telekomunikasi yang akan dilakukan pembahasan.
Perangkat Base Transceiver dan Vendor Perangkat menggunakan perangkat Base 2. Dalam Proses penetapan Dirjen
Station dengan Mode Statis dalam Telekomunikasi. Transceiver Station/BTS (RBS pada SDPPI
rangka Mewujudkan Teknologi GSM) dan Vendor Perangkat 3. Dirjen SDPPI meminta agar diatur
Ramah Lingkungan Telekomunikasi dalam mengukur dalam Peraturan Menteri dan Draft
efisiensi energi perangkat Base SE tersebut telah disampaikan
Transceiver Station/BTS. kepada Plt. Direktur Standardisasi
melalui Nota Dinas Sekditjen
SDPPI Nomor
478?DJSDPPI.1/HK.02.01/03/2017
tanggal 29 Maret 2017
18. RPM
R tentang Tabel Alokasi 1. Pada tanggal 3 Maret 2017
Spektrum Frekuensi Radio dilaksanakan rapat pembahasan,
Indonesia namun masih ada beberapa
substansi yang perlu didiskusikan
NO. RPM URGENSI POSISI
MATERI MUATAN
kembali khususnya terkait INS dan
Footnote, sehingga perlu dilakukan
pembahassaan lanjutan.
2. Pada tanggal 22 Maret 2017 telah
dilakukan pembahasan lanjutan
dengan hasil RPM berikut lampiran
RPM telah selesai dilakukan
pembahasan, untuk selanjutnya
akan diproses lebih lanjut.

III. PERATURAN SDPPI DIUNDANGKAN TAHUN 2017

No. NOMOR JUDUL PERATURAN/KEPUTUSAN MENTERI KOMINFO DITETAPKAN DAN UNDANGKAN

1.

2. 3 TAHUN 2017 Rencana Induk Frekuensi Radio Untuk Keperluan Ditetapkan pada tanggal 12 Januari 2017 2017
Penyelenggaraan Radio Siaran Frequency Modulation Diundangkan pada tanggal 30 Januari 2017, Berita
Negara Repblik Indonesia Tahun 2017, Nomor 355

11 TAHUN 2017 Tata Cara Pelaksanaan Uji Petik Alat dan/atau Ditetapkan pada tanggal 23 Februari 2017
Perangkat Telekomunikasi
Diundangkan pada tanggal 1 Maret 2017, Berita
Negara Repblik Indonesia Tahun 2017, Nomor 187

Anda mungkin juga menyukai