Tingkat 3A Keperawatan
YAYASAN AFIYAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI
Jl. Aria Santika Margasari, Karawaci Kota Tangerang - Banten
Telp. (021) 55726558 / 55725974
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
ROM (Range Of Motion) merupakan latihan fisik menggerakkan anggota
badan dan anggota gerak secara teratur baik dibantu maupun secara mandiri
yang berguna untuk melatih otot-otot yang mengalami kekakuan.
Umumnya dimasyarakat apabila ada orang yang sakit, maka ia hanya tidur
atau berbaring saja tanpa melakukan aktivitas yang berguna untuk melatih
otot-otot tubuhnya agar tidak kaku. Orang biasanya takut untuk melakukan
gerakan-gerakan badan ketika sakit, karena khawatir membuat sakitnya
semakin parah. Padahal tidak semua penyakit mengharuskan seseorang
diam tidak bergerak ditempat tidur saja.
Salah satu contoh penyakit yang dianjurkan untuk orang melakukan latihan
gerak badan adalah stroke, karena orang yang terkena stroke mengalami
kelemahan baik otot-otot maupun syaraf pada tubuh.
1.3. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ROM
2. Untuk dapat mengetahui tujuan dari ROM
3. Untuk dapat mengetahui manfaat dari ROM
4. Untuk dapat mengetahui prinsip dari ROM
5. Untuk dapat mengetahui Jenis dari ROM
BAB II
PEMBAHASAN
2. ROM Pasif
ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari
orang lain (perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan
persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).
Kekuatan otot 50 %.
Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien
dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau
semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau
pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot
dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya
perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan
pada ROM pasif adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada
ekstremitas yang terganggu dan klien tidak mampu melaksanakannya secara
mandiri.
2. ROM Pasif
A. Indikasi :
1. Pada daerah dimana terdapat inflamasi jaringan akut yang apabila
dilakukan pergerakan aktif akan menghambat proses penyembuhan
2. Ketika pasien tidak dapat atau tidak diperbolehkan untuk bergerak aktif
pada ruas atau seluruh tubuh, misalnya keadaan koma, kelumpuhan atau bed
rest total
B. Sasaran :
1. Mempertahankan mobilitas sendi dan jaringan ikat
2. Meminimalisir efek dari pembentukan kontraktur
3. Mempertahankan elastisitas mekanis dari otot
4. Membantu kelancaran sirkulasi
5. Meningkatkan pergerakan sinovial untuk nutrisi tulang rawan serta
difusi persendian
6. Menurunkan atau mencegah rasa nyeri
7. Membantu proses penyembuhan pasca cedera dan operasi
8. Membantu mempertahankan kesadaran akan gerak dari pasien.
2. Bahu
Fleksi: Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi di
atas kepala. (rentang 180°)
Ekstensi: Mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh. (rentang 180°)
Hiperektensi: Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku tetap lurus. (rentang
45-60°)
Abduksi: Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak
tangan jauh dari kepala. (rentang 180°)
Adduksi: Menurunkan lengan ke samping dan menyilang tubuh sejauh
mungkin. (rentang 320°)
Rotasi dalam: Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan menggerakan
lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam dan ke belakang. (rentang 90°)
Rotasi luar: Dengan siku fleksi, menggerakan lengan sampai ibu jari ke atas
dan samping kepala. (rentang 90°)
Sirkumduksi: Menggerakan lengan dengan lingkaran penuh. (rentang 360°)
3. Siku
Fleksi: Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak ke depan sendi
bahu dan tangan sejajar bahu. (rentang 150°)
Ektensi: Meluruskan siku dengan menurunkan tangan. (rentang 150°)
4. Lengan bawah
Supinasi: Memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan
menghadap ke atas. (rentang 70-90°)
Pronasi: Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke
bawah. (rentang 70-90°)
5. Pergelangan tangan
Fleksi: Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah.
(rentang 80-90°)
Ekstensi: Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan
bawah berada dalam arah yang sama. (rentang 80-90°)
Hiperekstensi: Membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh
mungkin. (rentang 89-90°)
Abduksi: Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari. (rentang 30°)
Adduksi: Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima jari. (rentang 30-
50°)
7. Ibu jari
Fleksi: Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan. (rentang
90°)
Ekstensi: menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan. (rentang 90°)
Abduksi: Menjauhkan ibu jari ke samping. (rentang 30°)
Adduksi: Mengerakan ibu jari ke depan tangan. (rentang 30°)
Oposisi: Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang
sama.
8. Pinggul
Fleksi: Mengerakan tungkai ke depan dan atas. (rentang 90-120°)
Ekstensi: Menggerakan kembali ke samping tungkai yang lain. (rentang 90-
120°)
Hiperekstensi: Mengerakan tungkai ke belakang tubuh. (rentang 30-50°)
Abduksi: Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh. (rentang 30-
50°)
Adduksi: Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika
mungkin. (rentang 30-50°)
Rotasi dalam: Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai lain. (rentang 90°)
Rotasi luar: Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai lain. (rentang 90°)
Sirkumduksi: Menggerakan tungkai melingkar.
9. Lutut
Fleksi: Mengerakan tumit ke arah belakang paha. (rentang 120-130°)
Ekstensi: Mengembalikan tungkai kelantai. (rentang 120-130°)
11. Kaki
Inversi: Memutar telapak kaki ke samping dalam. (rentang 10°)
Eversi: Memutar telapak kaki ke samping luar. (rentang 10°)
3.1. Kesimpulan
ROM harus dilaksanakan secara berulang, perlahan dan hati-hati sehingga
tidak melelahkan pasien. Dalam merencanakan program latihan ROM,
perhatikan umur pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah
baring.
Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki. ROM dapat di lakukan
pada semua persendian atau hanya pada bagian-bagian yang di curigai
mengalami proses penyakit serta harus sesuai waktunya.
Selain daripada yang telah disebutkan diatas, ROM dilakukan juga harus
memperhatikan tujuan, manfaat, indikasi, serta kontraindikasinya agar tidak
terjadi suatu hal yang tidak diinginkan pada pasien lebih lanjut.
3.2. Saran
Berdasarkan makalah yang kami buat ini, kami dapat menyarankan ke semua
Pelayan Kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat mengetahui,
memahami tentang ROM beserta semua prinsip, indikasi dan
kontraindikasinya agar mampu menjadi pertimbangan dalam penerapannya
di dunia kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA