Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal, tidak
ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan
baik.
a). Uterus
b). Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina selama masa nifas. Lochea terbagi menjadi tiga jenis
yaitu :
c). Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah timbulnya thrombosis,
degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada hari
pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang
kasar akibat pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah tiga
hari mulai rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut
pada bekas implantasi plasenta (saleha, 2013; h. 56-57).
d). Servik
a). Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2⁰ c. Sesudah partus
dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal,
namun tidak akan lebih dari 8 derajat celcius. Sesudah dua jam
pertama melahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal.
Bila suhu lebih dari 38⁰c mungkin terjadi infeksi pada klien.
b). Nadi dan pernapasan antara 60-80 denyutan per menit setelah
partus dan dapat terjadi bradikardia. Bila terdapat takikardia dan
suhu tubuh tidak panasa mungkin ada perdarahan berlebih atau
ada vitium kordis pada penderita. Pada masa nifas umumnya
denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh, sedangkan
pernapasan akan sedikit meningkat setelah partus kemudia
kembali seperti keadaan semula.
Terjadi pada satu sampai dua hari setelah persalinan, ibu masih
pasif dan sangat bergantung pada orang lain, focus perhatian
terhadap tubuhnya, masih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang dialami serta kebutuhan tidur dan nafsu makan
meningkat.
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara
penuh menerima tanggung jawab sevagai “seorang ibu” dan
menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada
dirinya (saleha, 2013; 64).
pada masa nifas tanda bahaya yang sering terjadi yaitu perdarahan,
infeksi, pre-eklamsia dan eklampsia postpartum, emboli postpartum,
infeksi saluran kemih.
1). perdarahan postpartum
perdarahan postpartum adalah hilangnya darah 500 mL atau lebih
dari organ-organ reproduksi setelah plasenta lahir. perdarahan
postpartum adalh penyebab paling penting kematian ibu: ¼ dari
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan
postpartum, plasenta previa, solusio plasenta, kehamilan ektopik,
abortus dan rupture uteri)
2). infeksi masa nifas
infeksi adalah invasi jaringan oleh mikroorganisme patogen, hingga
menyebabkan
kondisi sakit karena virulensi dan jumlah patogen tersebut. infeksi
nifas atau perineum adalah infeksi bakteri yang berasal dari saluran
reproduksi selama persalinan atau perineum. infeksi puerperalis
adalah infeksi luka jalan lahir postpartum yang biasanya dari
endometrium atau belas insersi plasenta. demam dalam masa nifas
sebagian besar disebabkan oleh infeksi nifas, maka demam dalam
nifas merupakan gejala penting dari penyakit ini. demam ini
melibatkan kenaikan suhu sampai 38°C atau lebih selama 2 hari
dalam 10 hari pertama pascapersalinan, dengan mengecualikan 24
jam pertama.
3). pre-eklampsia dan eklampsia masa nifas
hipertensi dalam kehamilan atau yang dikenal sebagai preeclampsia,
dan jika hipertensi ini disertai kejang maka disebut sebagai eklampsia
merupakan salah satu dari tiga penyebab kematian tertinggi di
Indonesia selain perdarahan dan infeksi. preeclampsia dan eklampsia
ini juga dapat terjadi pada masa nifas.
4). emboli masa nifas
emboli adalah penyumbatan mendadak pada pembuluh darah arteri
oleh bekuan
atau benda asing yang terbawa oleh aliran darah ke tempat
tersangkutnya.
5). infeksi saluran kemih
infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi
yang sering terjadinya pada ibu postpartum dan memiliki angka
mobiditas yang tinggi 95%. penyebab antara lain terutama jalan lahir
selama persalninan, inkontinensia urin, pemasangan instrumen
kateter urin, anestesi yang menyebabkan ibu postpartum tidak dapt
berkemih secara normal, sert
pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian yang serius.
Karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan
ibu dan sangat mempengaruhi susunai air susu. Diet yang diberikan
harus bermutu, bergizi tinggi, cukup kalori, tinggi protein dan banyak
mengandung cairan. ibu yang menyusun harus memenuhi kebutuhan
akan gizi sebagai berikut :
2). Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan
membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya dan
membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Sekarang tidak
perlu lagi menahan ibu postpartum telentang di tempat tidurnya
selama 7-14 hari setelah melahirkan. Ibu postpartum sudah
diperlukan bangun dan tempat tidur dalam 24-48 jam postpartum.
3). Eliminasi
a). Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
d). Mulai mengerjakan lima kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap
minggu naikkan jumlah latihan lima kali lebih banyak. Pada
minggu ke enam setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap
gerakan sebanyak 30 kali.
Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
a). Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau
bayinya.