Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Praktikum
immunologi
DOSEN PENGAMPU:
DI SUSUN OLEH :
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang “Pemeriksaan Imunoglobulin E (IgE)
Total”. Makalah ilmiah ini telah penulis susun dengan maksimal, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan banyak
manfaat yang baik maupun inspirasi terhadap pembaca untuk kedepannya nanti.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................3
A. Definisi immunoglobulin E...........................................................................................................3
B. Reaksi Alergi..................................................................................................................................3
C. Gejala..............................................................................................................................................4
D. Pemeriksaan immunoglobulin E...................................................................................................4
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................6
Kesimpulan............................................................................................................................................6
Saran.......................................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................7
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejadian alergi makanan dipengaruhi oleh genetik, umur, jenis kelamin, pola
makan, jenis makanan awal, jenis makanan, dan faktor lingkungan. Penyakit alergi
merupakan gangguan kronik yang umum terjadi pada anak-anak dan dewasa.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaporkan oleh Oehling et al . Dalam Prawirohartono
pada 400 anak umur 3-12 tahun didapatkan data bahwa 60% penderita alergi makanan
adalah perempuan dan 40% laki-laki. Pola makan (eating habits) juga memberi pengaruh
terhadap reaksi tubuh, contohnya populasi di Skandinavia sering menderita alergi
terhadap ikan. Prevalensi alergi makanan di Indonesia adalah 5-11%. Prevalensi alergi
makanan yang kecil ini dapat terjadi karena masih banyak masyarakat yang tidak
melakukan tes alergi merasa gatal-gatal, maka mereka menganggap bahwa mereka alergi
terhadap makanan itu sehingga data yang ada tidak cukup mewakili.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan IgE?
2. Bagaimana hubungan alergi terhadap IgE?
3. Bagaimana pemeriksaan IgE ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari IgE.
2. Untuk mengetahui hubungan alergi terhadap IgE.
3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan IgE
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi immunoglobulin E
Immunoglobulin E (IgE) adalah suatu antibodi yang diproduksi oleh sel B dan sangat
berperan pada reaksi alergi terutama pada hipersensitivitas tipe 1, yaitu berbagai penyakit alergi,
seperti asma, sinusitis, rhinitis, alergi makanan, dan tipe tertentu dari urtikaria kronis dan
dermatitis atopik. Tes ini mengukur kadar IgE total dalam darah. Kadar IgE akan meningkat
pada infeksi parasit, gangguan autoimun seperti Lupus (SLE), Rheumatoid Arthritis (RA) &
psoriasis. Kadar rendah (penurunan) IgE ditemui pada kasus hypogamma-globulinemia penyakit
autoimmune, ulcerative colitis, hepatitis, kanker, dan malaria. Kadar normal serum IgE, pada
orang yang bebas alergi adalah kurang dari 100 IU/ml. Zat asing yang masuk ke dalam tubuh
jika menempel pada sel mast akan ditangkap oleh IgE dan menyebabkan keluarnya zat yang
disebut histamin. Zat inilah yang kemudian menyebabkan reaksi alergi. Namun alergi baru
muncul jika terjadi kontak dengan IgE secara berkala, jadi reaksi alergi ini tidak akan terjadi jika
baru pertama kali terpapar pada zat tertentu.
B. Reaksi Alergi
Istilah reaksi alergi digunakan untuk menunjukkan adanya reaksi yang melibatkan
antibodi IgE (immunoglobulin E). IgE terikat pada sel khusus, termasuk basofil yang berada di
dalam sirkulasi darah dan juga sel mast yang ditemukan di dalam jaringan. Jika antibodi IgE
yang terikat dengan sel-sel tersebut berhadapan dengan antigen (dalam hal ini disebut alergen),
maka sel-sel tersebut didorong untuk melepaskan zat-zat atau mediator kimia yang dapat
merusak atau melukai jaringan di sekitarnya.
Alergen bisa berupa partikel debu, serbuk tanaman, obat atau makanan,yang bertindak
sebagai antigen yang merangsang terajdinya respon kekebalan.Kadang istilah penyakit atopik
digunakan untuk menggambarkan sekumpulan penyakit keturunan yang berhubungan dengan
IgE, seperti rinitis alergika dan asmaalergika. Penyakit atopik ditandai dengan kecenderungan
untuk menghasilkan antibodi IgE terhadap inhalan (benda-benda yang terhirup, seperti serbuk
3
bunga, Meskipun demikian, seseorang yang menderita penyakit atopik tidak memiliki resiko
membentuk antibodi IgE terhadap alergen yang disuntikkan (misalnya obat atau racun serangga).
C. Gejala
Reaksi alergi bisa bersifat ringan atau berat. Kebanyakan reaksi terdiri dari mata
berair,mata terasa gatal dan kadang bersin. Pada reaksi yang esktrim bisa terjadi gangguan
pernafasan, kelainan fungsi jantung dan tekanan darah yang sangat rendah, yang menyebabkan
syok. Reaksi jenis ini disebut anafilaksis, yang bisa terjadi pada orang-orang yang sangat sensitif,
misalnya segera setelah makan makanan atau obatobatan tertentu atau setelah disengat lebah,
dengan segera menimbulkan gejala.
D. Pemeriksaan immunoglobulin E
Uji diagnostik yang dapat digunakan untuk mendeteksi hipersensitivitas tipe I adalah tes
kulit atau Skin Prick Test (tusukan dan intradermal) dan ELISA untuk mengukur IgE total dan
antibodi IgE spesifik terhadap alergen (antigen tertentu penyebab alergi) yang dicurigai, IgE Test
Strip serta ECLIA untuk mendeteksi penyakit alergi dan infeksi parasit . Peningkatan kadar IgE
merupakan salah satu penanda terjadinya alergi akibat hipersensitivitas pada bagian yang tidak
terpapar langsung oleh alergen). Namun, peningkatan IgE juga dapat dikarenakan beberapa
penyakit non-atopik seperti infeksi cacing dan mieloma.
1. Metode ECLIA
ECLIA merupakan kependekan dari Electro Chemiluminescence Immuno Assay.
ECLIA menggunakan teknologi tinggi yang memberi banyak keuntungan dibandingkan
dengan metode lain. Pada metode ini menggunakan prinsip sandwich dan kompetitif.
Pada metode ECLIA yang menggunakan metode kompetitif dipakai untuk menganalisis
substrat yang mempunyai berat molekul yang kecil seperti estradiol dan progesteron.
Sedangkan prinsip sandwich digunakan untuk substrat dengan berat molekul yang besar
seperti prolaktin, LH, dan testosteron.
Prinsip
ADVIA centaur total IgE assay adalah dua situs sandwich immunoassay
menggunakan teknologi chemiluminometric langsung, yang menggunakan jumlah
konstan dua antibodi untuk IgE. Antibodi pertama dalam pereaksi lite, adalah antibodi
4
IgE manusia anti kambing yang diberi label dengan acridium ester. Antibodi kedua,
dalam fase padat, adalah antibodi IgE anti manusia yang secara kovalen menjadi partikel
paramagnetic
.
Prosedur Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara otomatis dengan melakukan langkah-langkah
berikut:
1. Masukkan 30 uL sampel ke dalam kuvet
2. Masukkan 100 uL Pereaksi Lite dan 450 uL Fase Padat, kemudian
diinkubasi selama 7,5 menit pada suhu 37 ° C.
3. Cuci cuvettes dengan reagen water.
4. Masukkan 300 uL masing-masing Reagen Asam dan Reagen Basa untuk
memulai reaksi chemiluminescent
5. Laporkan hasil sesuai dengan pilihan yang dipilih, seperti yang dijelaskan
dalam petunjuk pengoperasian system
6. Jumlah total IgE dalam sampel pasien sebanding dengan jumlah unit cahaya
relatif (RLUs) yang terdeteksi oleh sistem.
Interpretasi Hasil
Untuk informasi rinci tentang bagaimana perhitungan hasil sistem , lihat instruksi operasi
sistem. Sistem tersebut melaporkan hasil IgE total serum dalam lU / ml .
Prosedur Pemeriksaan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Biarkan sampel dan seluruh isi kit mencapai suhu ruang sebelum digunakan.
3. Buka kemasan dan tuliskan nama pasien pada alat tes.
4. Letakkan alat tes pada permukaan yang rata dankering.
5
5. Untuk sampel berupa serum atau plasma: Dengan mikropipet atau pipet sekali
pakai, teteskan secara vertikal sebanyak 2 tetes (sekitar 50 μL) ke dalam sumur
sampel bertanda “S”. Hindari terbentuknya gelembung. Tunggu selama 5 menit.
Amati hasilnya.
6. Untuk sampel berupa darah lengkap: Dengan mikropipet atau pipet sekali pakai,
teteskan secara vertikal sebanyak 3 tetes (sekitar 75 μL) ke dalam sumur sampel
bertanda “S”. Lalu tambahkan 1 tetes buffer ke dalam sumur sampel. Hindari
terbentuknya gelembung.Tunggu selama 5 menit. Amati hasilnya.
7. Untuk sampel berupa darah kapiler: Dari tabung kapiler, teteskan secara vertikal
sebanyak 75 μL ke dalam sumur sampel bertanda “S”. Lalu tambahkan 1 tetes
buffer ke dalam sumur sampel. Hindari terbentuknya gelembung. Tunggu selama
5 menit. Amati hasilnya.
Interprestasi Hasil
6
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Imunoglobulin E (IgE) atau faktor yang berperan dalam mekanisme alergi. Merupakan
suatu protein antibody humoral yang memberikan respon meningkat tinggi pada kasus IgE-
mediated hypersensitivity, berhubungan dengan reaksi alergi.
Istilah reaksi alergi digunakan untuk menunjukkan adanya reaksi yang melibatkan
antibodi IgE (immunoglobulin E). IgE terikat pada sel khusus, termasuk basofil yang berada di
dalam sirkulasi darah dan juga sel mast yang ditemukan di dalam jaringan.
Saran
Diharapkan dengan disusunnya makalah ini, dapat menjadi suatu bahan pembelajaran
bagi pembaca. Untuk selanjutnya makalah (Imunologi) telah dibuat oleh penulis, diharapkan
adanya saran-saran yang membangun. Dikarenakan penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah.
7
DAFTAR PUSTAKA
1. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. Celluler and Moleculer Immunology. 4th
Ed., Philadelphia: W.B. Saunders Company. 2000. Stomatognatic (J.K.G
Unej) Vol. 7 No. 2 2010: 108-12 112.
2. Campbell & J.B. Reece. Biology. Sevent Ed. San Fransisco: Person
Education, Inc. 2005.
3. Ernest Jawetz Melnick and Adelberg. Geo F. Brooks, Janet S Butel, L. Nicho-
las Ornoston. Mikrobiologi Kedokteran. Ed. 20. Alih Bahasa: Edi Nugroho,
R.F Maulana. Judul Asli: Medical Microbiology. Jakarta: EGC. 1996.
4. Janeway CA, Travers P, Walport M, Capra JD. Immunobiology-
TheMImmune System in Health and Disease. Fourth Edition. New York:
Elsevier Science Ltd/Garland Publishing. 1999.
5. Pollard & W. C. Earnshaw. Cell Biology. USA: Elsevier Science. 2002.
6. Chanda, Yolanda.dkk. Gambaran Sensitivitas Terhadap Alergen Makanan.
MAKARA, KESEHATAN, VOL. 15, NO. 1, JUNI 2011: 44-50. Universitas
Indonesia:Jakarta.