Anda di halaman 1dari 17
KERANGKA ACUAN KERJA PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) ae. KAB ............. Direktorat Pengembangan kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN JL. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, jakarta Selatan. 12110. Telp. 72797427 A. LATARBELAKANG 1. Pemerintah Indonesia dalam memenubi target MDG’s telah berupaya keras menangani perumahan dan permukiman kumuh perkotaan, bahkan zero kumuh sudah secara jelas ditargetkan pada RPJMN 2015-2019 tepatnya ditahun 2019. Pencanangan zero kumuh 2019 telah diikuti dengan arah kebijakan dan strategi yang focus serta alokasi anggaran yang memadai diawali di tahun pertama implementasi RPJMN 2015-2019. Langkah awal dalam mengejar target zero kuru 2019 sebenarnya telah dimulai oleh Kementerian Pekerjaam Umum melalui Ditjen Cipta Karya sejak tahun 2014 dengan menyusun road map penanganan kumuh serta pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara kolaboratif dengan kementerian/lembaga yang terkait serta pemerintah daerah di seluruh Indonesia. 2. Menjamurnya kawasan (perumahan dan permukiman) kumuh di kota-kota di Indonesia pada umumnya diakibatkan oleh laju urbanisasi yang tinggi dimana kehidupan perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat bag! masyarakat perdesaan yang kurang beruntung Karena sempitnya lapangan kerja di daerahnya. Bermukim di kawasan kumuh perkotaan bukan merupakan pilihan melainkan suatu keterpaksaan bagi kau migran tak terampil yang harus menerima keadaan lingkungan permukiman yang tidak layak dan berada dibawah standar pelayanan minimal seperti rendahnya mutu pelayanan air minum, drainase, limbah, sampah serta masalah-masalah lain seperti kepadatan dan ketidak teraturan letak bangunan yang berdampak ganda baik yang berkaitan dengan fisik misalnya bahaya kebakaran maupun dampak sosial seperti tingkat kriminal yang cenderung meningkat dari waktu kewaktu. 3. Tidak semua kawasan-kawasan kumuh dihuni oleh kaum pendatang, dan tidak juga seluruh penghuninya adalah kaum papa bahkan dibeberapa kawasan kumub illegal (squatters area) ternyata dikuasai oleh “land lord” yang memanfaatkan lahan sebagai tempat usaha kontrakan rumah petak, dan ada pula komunites yang punya alasan tertentu bertahan dengan kondisi lingkungan yang tidak layak, ragam permasalahan inilah yang harus ditemu kenali khususnya oleh pemerintah kota/kabupaten sendiri. 4. Dilihat dari sist pemanfaatan ruang permukiman, permukiman kumuh diartikan sebagai area permukiman yang tidak layak huni dengan kondisi bangunan yang tidak teratur, ‘memiliki tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dengan kualitas bangunan serta sarana dah prasarana yang tidak memenuhi syarat. Penggunaan ruang para permukiman kumuh tersebut seringkali berada pada suatu ruang yang tidak sesuai dengan fungsi aslinya sehingga berubah menjadi fungsi permukiman, seperti muncul kantung-kantung permukiman pada daerah sempadan untuk kebutuhan ruang terbuka hijau atau lahan-lahan yang tidak sesuai dengan peruntukkannya (squatters). Keadaan demikian yang menunjukkan bahwa penghuninya kufafig mampu untuk membeli dan menyewa rumah di daerah perkotaan dengan harga lahan/bangunan yang tinggl, sedangkan lahan Kosong di daerah perkotaan sudah tidak ada. Permukiman tersebut ‘muncul dengan sarana dan prasarana kurang memadal, kondisi rumah yang kurang baik dengan kepadatan yang tinggi serta mengancam kondisi kesehatan, keselamatan 2 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 dan kenyamanan penghuni, Oleh karena itu permukiman yang berada di kawasan SUTET, sempadan sungai, sempadan rel kereta api, kolong jembatan tol dan sempadan situ/ danau merupakan permukiman kumuh, 5. Permasalahan permukiman kumuh perkotaan sering kali menjadi salah satu isu utama yang cukup menjadi polemik, sehingga seperti tidak pernah terkejar oleh upaya penanganan yang dari waktu ke waktu sudah dilakukan, Masalah yang sarat muatan sosial, budaya ekonomi dan politik dengan serta merta mengancam kawasan-kawasan permukiman perkotaan yang nyaris menjadi laten dan hampir tak selesai ditangani dalam beberapa dekade. Secara khusus dampak permukiman kumuh juga akan menimbulkan paradigma buruk terhadap penyelenggaraan pemerintah, dengan memberikan dampak citra negatif akan ketidakberdayaan dan ketidakmampuan pemerintah dalam pengaturan pelayanan kehidupan hidup dan penghidupan warganya. Dilain sisi dibidang tatanan sosial budaya kemasyarakatan, komunitas yang bermukim di lingkungan permukiman kumuh secara ekonomi pada umumnya termasuk golongan masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, yang seringkali menjadi alasan penyebab terjadinya degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam berbagai tatanan sosial masyarakat. 6. Penanganan permukiman kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK Walikota/Bupati. Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakwukan sesuaiUndang-undang no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal VII dan Vit yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan dan pemukiman kembali, Tahapan penanganan kawasan kumuh UU no 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan agar _pemerintah kota/kabupaten melakukan:(i) menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP), (ii) menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) dan (iii) penetapan kawasan perumahan/permukiman kumuh di wilayahnya masing-masing, Untuk mencegah menjadi kumuh kembali, dilakukan pengelotaan setelah penanganan sehingga permukiman kumuh tidak mengalami penurunan kualitas permukiman, B. PERMASALAHAN 7. Pelaksanaan zero kumuh dimulai tahun 2015 dan target nol persen harus dicapai pada 2019, sehingga waktu penyelesaian tinggal 4 (empat) tahun dengan ragam persoalan yang belum sepenuhnya terdeteksi secara baik diantaranya penetapan deliniasi kawasan. 8. Secara random telah dilakukan verifikasi terhadap kawasan perumahan/permukiman kumuh yang telah di tetapkan melalui SK Walikota/Bapati, ditemukan kondisi-kondisi yang perlu justifikasi maupun analisis lanjut yaitu: (i) dalam suatu deliniasi tidak keseluruhan kawasan berkategori kumuh melainkan hanya berupa spot-spot kumuh, (ii) kawasan yang tidak memenuhi kriteria kumub karena masih tergolong layak huni 3 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 hanya perlu beautifikasi (iii) kawasan kumuh yang masuk dalam kategori kumuh yang berada diatas lahan yang bukan peruntukannya (squatters area }, (iv) kawasan kumuh secara spatial menurut arahan tata ruang di luar kawasan perkotaan. (C. URAIAN KEGIATAN PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) KHUSUSNYA UNTUK KUMUH, 9. Kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan ini perl disusun dengan menempatkanprinsippeningkatankapasitaspadatataran _operasional/implementasi ‘melalui cara perkuatan yang lebih komprehensifdan terintegrasi kepada seluruh pelaku (stakeholders), dengan tetap mengacu pada beberapa dokumen perencanaan dan studi terkait penanganan permukiman kumuh yang telah dihasilkan oleh Pemda, seperti Dokumen SPPIP/ RP2KP dan RPKPP. 10.Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumub Perkotaan disusun dalam pemenuhan beberapa unsur sebagai berikut : a. Percepatan penanganan permukiman kumuh perkotaan secara menyeluruh dan tuntas bagi kawasan kumuh perkotaaan yang deliniasi dan indikatornya ditetapkan melalui SK Bupati atau Walikota, yang direncanakan selesai dalam 5 tahun (sampai tahun 2019) atau tercapainya Kabupaten / Kota bebas kumuh. “b. Terwujudnya rencana dan strategi penanganan melalui pencegahan dan peningkatan kualitas permukirman kumuh, dimana pencegahan mutlak menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah kota/kabupaten. c. Keterpaduan program/kegiatan dalam penyelesaian permasalahan permukiman kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an d. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan wewenang masing-masing pemangku Kepentingan dalam upaya melakukan pengurangan dan/atau penghapusan luasan permukiman kumuh perkotaan. e. Perkuatan pemerintah Kabupaten/kota melalui pelibatan aktif dalam proses penanganan permukiman kunuh guna mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, £ Peningkatan kapasitas bagi komunitas permukiman kumuh (Kelompok masyarakat KSM/CBO's/BKM) untuk lebih berperan dan memampukan diri dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya melalui penyusunan rencana aksi yang partisipatif (community action plan/CAP). & Keberlanjutan penanganan kawasan kumuh perkotaan melalul mekanisme pengelolan oleh Pemerintah Kabupaten / Kota atau diselenggarakan secara mandiri oleh kelompok swadaya masyarakat bersama dengan pemerintah kabupaten/kota setempat baik dalam skala lingkungan/kawasan dan skala kota, D. MAKSUD, TUJUAN dan SASARAN at 11.Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen rencana penyelenggaraanpembangunankawasanpermukimanperkotaan yang difokuskan pada pola pencegahan dan peningkatankualitaspermukiman kumuh perkotaan sebagal 4 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualltas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan program dan kegiatan yang terpadu dan bersinergi yang pada gilirannya dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah kota/kabupaten secara mandiri dan berkelanjutan. 112.Tujuan pekerjaan penyusunan RP2KPKP kumuh ini adalah : a, memantapkan pemahaman pemerintah kota/kabupaten tentang kel strategi penanganan kawasan kumuh perkotaan dalam mencapai target zero kumuh (100-0-100) pada tahun 2019, b. agar pemerintah kota/kabupaten dapat sepenuhnya menjadi pemrakarsa utama dalam penyusunan RP2KPKP yang difokuskan pada penanganan permuliman kumuh perkotaan, ¢. agar pemerintah kota/kabupaten punya komitmen tinggi serta konsisten didalam implementasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan serta menjaga keberlanjutannya. 13.Sasaran a Tersedianya Dokumen RencanaPencegahan dan Peningkatan _Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaansebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) pelaksanaan penyelenggaran penanganan permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (Konsep delivery system). b. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019). c. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai bentuk perkuatan Kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dan kelompok masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO's) untuk dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya. d. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada RP2KP dan RPKPP, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimenst Dokumen Perencanaan, serta adopsi rencana penanganan kumuh kegiatan tahun pertama (2016) sebagai bagian dari RP2KPKP secara keseluruhan E, NAMA DAN ORGANISASIPEJABATPEMBUATKOMITMEN 14.Pemberi Tugas kegiatan ini adalah Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. F, SUMBERPENDANAAN a 15, Untuk pelaksanaan kegiatan ini dibiaya dari APBN murni DIPA Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Jawa Tengah Tahun Anggaran 2016. Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 G. LINGKUPKEGIATAN, LOKASIKEGIATAN, DATA DAN FASILITASPENUNJANG, SERTA ALIHPENGETAHUAN 16.Lingkup Kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan inidibagi menjadi 8 tahap, yaitu: a, Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan Kegiatan sebelum tim turun ke lapangan, meliput : 1) Melakukan diskusi untuk mendapatkan data sekunder serta pemahaman terhadap maksud kegiatan dalam KAK ini. 2) Menyusun rencana kerja tim, termasuk pembagian peran tiap tenaga ahli dalam melibatkan partisipasi aktif kelompok swadaya masyarakat. 3) Menyusun desain survei mengenai penanganan permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota. 4) Menyiapkan format-format kegiatan secara lengkap yang dapat mengakomodasi tahapan perencanaan dalam menunjang penyusunan profil kawasan mencakup fungsi dan deliniasi struktur ruang kawasan permukiman perkotaan dalam skala kota dan kawasan yang disepakati. 5) Menyiapkan data profil kawasan kumuh dan dokumen pendukung lainaya yang mengacu kepada SK Penetapan kawasan kumuh perkotaan disertai detil data statistik yang diperlukan pada masing-masing indikator. b. Tahap Survei ‘Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data, meliputi : 1) Melakukan studi literatur dan pendalaman terhadap teori, kebijakan, dan lesson learned, yang berkaitan dengan penanganan permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota penyusun RP2KPKP. 2) Mengumpulkan data-data primer maupun sekunder terkait isu strategis, potensi, dan permasalahian mengenai penanganan permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota yang mendapatkan bantuan, 3) Melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam melakukan survei/pemetaan swadaya/survey kampung sendiri di permukiman kumuh dan pengisian format yang telah dilaksanakan pada tahap persiapan. 4) Melakukan verifikasi lokasi permukiman kumuh sesuai SK Penetapan kawasan Kumuh perkotaan jika sudah memiliki SK, deliniast kawasan dan cakupan pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh tersebut. Jika belum memilili SK maka membantu penyusunan SK Penetapan kawasan kumuh perkotaan yang sesuai dengan deliniasi kawasan dan cakupan pelayanan infrastruktur pada lokasi permukiman kumuh tersebut. 5) Mempertajam profil kawasan kumuh melalui survey kebutuhan yang detail (by name, by address) dengan pemetaan sebaran kebutuhan pelayanan infrastruktur menuruh indikator kekumuban. 6) Melakukan wawancara semi-terstruktur dengan beberapa narasumber utama yang memiliki kompetensi yang terkait dengan penanganan permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten/Kota. ‘ 7) Melakukan koordinasi dengan kelembagaan masyarakat setempat yang akan terlibat dalam proses penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman (fasilitator P2KKP bila ada / kelembagaan masyarakat lainnya). 6 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas, Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2036 c 8) Melakukan pengukuran lapangan lengkap atas kondisi batas lahan pembangunan, kondisi landsekap, kondisi topografi dan keteknikan lainnya yang berpengaruh terhadap penyusunan desain kawasan dan DED untuk pelaksanaan fisik Tahap Kajian . ‘Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder, meliputi : 1) Melakukan analisis dan pemetaan terhadap isu strategis kawasan, potensi, permasalahan dan tantangan dalam kaitannya dengan pembangunan permukiman perkotaan. 2) Melakukan overview terhadap dokumen-dokumen perencanaan_ dan pengaturan/studi yang terkait seperti Rencana Tata Ruang, SPPIP dan RPKPP (RP2KP yang saat ini berjalan), Perencanaan Teknis Sektoral dalam lingkup kegiatan ke-Cipta Karya-an, kebijakan daerah dalam penanganan kumuh serta SK Bupati/Walikota tentang Kawasan Kumuh Kabupaten/Kota. 3) Melakukan kajian terhadap konsep, strategi penanganan permukiman kumub di kawasan terpilih, keterkaitan antar kawasan, serta penetapan sasaran output dan outcome 4) Melakukan analisis yang melibatkan partisipasi aktif Kelompok Swadaya Masyarakat dalam merumuskan metode penanganan permukiman kumuh perkotaan yang paling tepat dan implementatif sesuai dengan kebutuhan sektor keterpaduan pelaksanaan program, serta dampak yang ditimbulkan dari dilaksanakannya/indikast implementast program penanganan kumuh. 5) Melakukan penetapan kawasan kumuh prioritas berdasarkan kriteria, indikator, parameter serta pembobotan sesuai dengan buku panduan. 6) Penyusunan Pra-Desain Kawasan, meliputi; Masterplan kawasan perencanaan, konsep rancangan dan detail desain, pra-rancangan arsitektur, pra-rancangan penghijauan dan tata rvang luar, pra-tancangan struktur;pre-rancangan sistem ‘mekanikal dan elektrikal, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas. 7) Melakukan analisa dan pendampingan terhadap kebijakan_pemerintah kota/kabupaten terkait penanganan kumuh (ditunjang data spasial, numerik/statistik, dan kondisi sosial, ekonomi, fisik lapangan) ‘Tahap Focus Group Discussion (FGD) ‘Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan Kelompok Swadaya Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan dengan kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Perkotaan meliputi: 1) Pelaksanaan FGD dilakukan minimal3 (tiga) kali selama masa pelaksanaan kkegiatan ini. 2) FGD diadakan untuk memberikan pemahaman yang berkaitan dengan kebijakan, penetapan kawasan prioritas kumuh, kesadafan terhadap lingkungan kumuh, dukungan infrastruktur ke-Cipta Karya-an, strategi dan pola penanganan permukiman kumuh, penyusunan Kkertas kerja kelompok swadaya masyaraket, dan metode dokumentasi kegiatan. Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 3) Rencana rinci pola penanganan kawasan pemukiman kumuh perkotaan (pencegahan/pemugaran/ peremajaan/ pemukiman kembali) beserta strategi keterpaduan sektor ke-Cipta Karya-an, 4) Daftar rencana komponen infrastruktur yang dibutuhkan untuk penanganan permukiman kumuhuntuk jangka waktu tabun 2015-2019, 5) Tata cara pengendalian tahapan pelaksanaan dan pembiayaan tiap tahun, 6) Peta Perencanaan Penanganan Permukiman kumuh skala 1:5000 dan 1:1000 ‘untuk jangka waktu tahun 2015-2019. 7) Pengukuran dan survey investigasi terhadap kondisi lapangan dan perencanaan Komponen infrastruktur dalam upaya meningkatkan Kualitas kawasan permukiman 8) Menyusun desain kawasan dan desain teknis komponen infrastruktur di kawasan prioritas (dilengkapi gambar, RAB, dan RKS); gambar disajikan secara detail dalam skala 1:50, 1:20 dan 1:10. 9) Penyusunan Desain Kawasan, meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, konsep rancangan dan detail desain, rancangan arsitektur, rancangan penghijauan dan tata rvang Ivar, rancangan struktur,rancangan sistem mekanikal dan elektrikal, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi /Sipil untuk fasilitas prioritas. 10) Memastikan readiness criteria (kepastian lahan, desain, kondisi fisik, kondisi sosial, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah kota/kabupaten, dsb) terpenuji dan dapat ditindaklanjuti dalam waktu dekat. g Tahap Pembahasan Pleno ‘Tahap Pembahasan Pleno merupakan upaya pendampingan dari Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR) untuk memastikan kualitas proses dan substansi yang telah dan dalam proses penyusunan sesuai dengan metodologi pelaksanaan, Tim Tenaga Abli bersama dengan Tim Teknis Pemeritah Kabupaten/Kota akan memberikan pelaporan Kemajuan pencapaian kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan pekerjaan ini. h, Tahap Penyusunan Laporan Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan mulai dari laporan pendahuluan, antara, dan akhir, meliputi : 1) Laporan hasil diskusi pembahasan dalam tahapan kegiatan penyusunan Laporan Pendabuluan, Laporan Antara, Laporan Draft Akhir dan Laporan Akhir dengan melibatkan berbagai instansi terkait, 2) Masing-masing tahapan dalam penyusunan laporan dengan gambaran hasil rumusan dan analisis data/informasi yang diperoleh dari pelaksanan survei, FGD, dan masukan serta saran dalam pembahasan laporan bersama Tim ‘Teknis dan pihak terkait lainnya. 3) Merumuskan kesimpulan sebagai landasan ,dari finalisasi Dokumen Profil Perencangan Kawasan Kumuh Perkotaan dan DED,permukiman kumuh, 4) Menyusun dokumen perencanaan siap lelang dan DED masing-masing Komponen infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun selanjutnya, Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 i 17. 18. PENDEKATAN DAN METODOLOGI . 5) Profil update terkait hasil survey dan investigasi terhadap kondisi eksisting permukiman kumuh (by name by address) beserta dokumentasi dan anali isu strategis, potensi, permasalahan dan tantangan dalam penanganan permukiman kumuh, 6) Matriks strategi operasional, program, dan indikasi kegiatan serta indikasi blaya dan peran stakeholders dalam pencapaian kota/kabupaten bebas kumuh sesuai targetnya. Lokasi kegiatan kajian, penyusunandanpembahasan laporan dilaksanakan di Kabupaten Rembang, Pati, Demak, Pekalongan dan Banjarnegara Data dan Fasilitas Penunjang a, Penyediaan oleh Pemberi Tugas Data dan informasi yang terkatt dengan pekerjaan yang dimiliki Pemberi Tugas dapat digunakan dan dipelihara oleh penyedia jasa sebagai referensi atau masukan awal dalam penyiapan pelaksanaan pekerjaan, atas seizin Pemberi Tugas.Data tersebut harus dipelihara oleh penyedia jasa dan harus dikembalikan. b. Penyediaan oleh Penyedia Jasa Data dan informasi yang disediakan oleh penyedia jasa mencakup materi yang dapat dimanfaatkan dalam penyusunan pekerjaan ini termasuk data dan peta yang sama dan sesuai standar bagi seluruh rangkaian kegiatan. Alih Pengetahuan Dalam prosespenyusunan pekerjaan inl, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam tahapan allh pengetahuan adalah sebagai berilcut: @. Penyedia Jasa dinarapkan dapat melakukan asistensi/diskusi secara berkala dan intensif (sebelum dan sesudah melakukan survei lapangan) bersama tim teknis sehingga dapat diperoleh kerangka kerja, metode pendekatan, desain survel, dan hasil rumusanpekerjaan ini, b. Asistensi/diskusi_ yang dilakukan oleh pihak Penyedia Jasa dilakukan sebelum pelaksanaan survei instansional, sebelum, dan setelah pelaksanaan_presentasi setiap tahapan pelaporan, ¢. Penyedia Jasa setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan masukan dalam proses asistensi/diskusi, hendaknya memeriksa dan memproses semua bahan yang ada serta mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini. 4. Untuk kesempurnaan pekerjaan tersebut diatas Penyedia Jasa diminta mempelajari dan menganalisis lebih lanjut segala informasi dan ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan pekerjaan dimaksud. 4 Rangkalan pekerjaan ini dilakukan dengan pendekatan koordinatif, partisipatif dan konsultatif yang melibatkan banyak pihak untuk: mendapatkan masukan dan aspirasi yang. tepat dan logis, dan melalui metode analisis serta sintesis yang memadai pekerjaan ini 10 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualltas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 dapat menghasilkan suatu rencana yang implementatif yang disepakati bersama oleh berbagai pihak (birokrat, akademisi, profesional, pemerhati, wakil dari komunitas dll). Pendekatan dan Metodologi ini berkaitan dengan alur / proses/tahapan dalam lingkup kegiatan yang telah diuraikan diatas. JANGKAWAKTUPELAKSANAAN * Untuk menyelesaikan pekerjaan ini dibutubkan waktu6 (enam) bulan sejak SPMK ditandatangani dan dilaksanakan dengan cara kontraktual. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah: a Dokumen Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan yang berisikan strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku,strategi pendanaan/investasi dan nota kesepakatan bersama bagi semua pelakudalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019). Dokumen Rencana Aksi Penanganan Permukiman Kumuh (Action Plan) yang mengacu pada RP2KP/ SPPIP dan RPKPP, termasuk Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan). © Dokumen SK Penetapan Kawasan Kumuh Perkotaan update disertai dengan detail profil dan basis data informasi (file shp) yang sesuai dengan pedoman. Berita acara kesepakatan tiap tahapan penyusunan RP2KPKP. Dokumentasi kondisi eksisting berupa foto/ film udara (aerial view/Drone). Masterplan/ Desain umum penanganan kawasan beserta jadwal, skenario pelaksanaan dan rumusan tahapan kegiatan. 8 Berita Acara hasil kesepakatan/ Memorandum program dan kegiatan antar pemangku kepentingan penanganan kumuh. h. Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan (film, Clip/dokumenter). i, Dokumentasi kertas kerja proses kegiatan KSM/ BKM bersama Tenaga Abli dan Tim ‘Teknis Kabupaten/Kota (CAP). Dokumen Desain Kawasan yang meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, denah, ‘tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi/Sipil untuk fasilitas prioritas yang akan disusun, meliputi : : Analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan. : Analisis element, ornament, vegetasi lokal dan hal-hal Jain yang diperlukan dalam menyusun masterplan. * Membuat konsep Desain Kawasan, : Membuat konsep-konsep rancangan dan detil desain dengan melibatkan masukan dan pendapat seluruh stakeholder. - Rancangan dan detail arsitektur. : Rancangan dan detdil’struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya. a Rancangan dan detail peng! serta ruang luar bangunan, s pee juan dan tata bangunan 1 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualltas, Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 - Rancangan dan detail utilitas bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal, beserta uraian konsep dan perhitungan kontruksi. Gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi : Gambar dan detail arsitektur, gambar dan detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan detail elemen kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan terkait jainnya : Spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-Rancangan yang sudah ada. Perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ) dan harga satuan pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat). : Uraian penggunaan bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar) - Gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen pelelangan). - Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) DED Penataan kawasan permukiman dengan desain/ rancangan rinci tlap Komponen infrastruktur (1:200, 1:100, 1:50, 1:10), spesifikasi teknis serta RAB untuk kegiatan yang siap dilelangkan pada tahun pertama. Dokumen lelang: + Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE) + Rincian Volume Pekerjaan (BQ) ~ Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ~ Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi K. TENAGA AHLI Untuk melaksanakan tugas ini Penyedia Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli yang kompeten dan dapat memenuhi kebutuhan pekerjaan yang teril pekerjaan. Tenaga abit yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan intadalah: 1) Ketua Tim (Team Leader) it selama pelaksanaan Ketua Tim (Team Leader) yang dibutuhkan adalah seorang seorang lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dengan latar belakang minimal pendidikan Sarjana Strata Satu (5-1) Planologi/Arsitektur yang memiliki pengalaman kerja minimal 4 tahun dibidang pengembangan wilayah/perencanaan perkotaan/Urban, serta memiliki Sertifilat Keablian Tenaga Al Lingkup penugasannya adalah : + Bertanggung jawab dalam memimpin seluruh kegiatan anggota tim kerja, + Bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan seluruh kegiatan anggota tim kerja dan secara rutin melaporkan kemajuan pelaksangan pekerjaan kepada pemberi kerja. u + Merumuskan kerangla pikir dan metodologi analisis secara menyeluruh terhadap pekerjaan yang akan dihasilkan. 2 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualltas Permukiman Kumuh Perkotaan T. 2016 * Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama Tim Teknis dan pihak lain yang terkait termasuk dalam mengantisipasi permasalahan dan kendala dalam penyelesaian pekerjaan. * Memfasilitasi dan berpartisipasi aktif dalam setiap diskusi, rapat, maupun pertemuan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini © Membina hubungan yang baik dan berkoordinasi dengan pemberi kerja, serta pemangku kepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan ini. * Merumuskan konsep dan strategi penanganan permukiman kumuh sesuai dengan kkondisi, analisis pengembangan kawasan, dan panduan penanganan permukiman kuru, 2) ‘Tenaga Abii Infrastruktur Perkotaan ‘Tenaga ahli yang dibutubkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta mempunyai Sertifikat Keahlian Tenaga Ahll. Pengalaman yang bersangkutan di bidang perumahan dan permukiman khususnya penanganan permukiman kumuh perkotaan akan lebih diperhatikan. Lingkup penugasannya adalah © Mengidentifikasi, memverifikas! dan mengevaluasi kondisi eksisting di permukiman kumuh dan jaringan infrastruktur pendukungnya, Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di okasi penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan. © Memberikan masukan tentang kebutuhan dan estimasi _perhitungan pembangunan infrastruktur di permukiman kumuh sesuai dengan konsep penanganan secara komprehensif dalam hubungannya dengan keterkaitan infrastruktur antar kawasan, * Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di lokasi penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan. © Membuat peta kebutuhan infarstruktur skala 1:1000 untuk penanganan tahun pertama dan skala 1:5000 untuk jangka waktu tahun 2015-2019 serta DED infrastruktur tersebut (rancangan detail 1:200, 1:100, 1:50 atau sesuat kebutuhan). © Menghitung detail kebutuhan infrastruktur dan analisa biaya hingga jadwal pelaksanaan pada masing-masing lokasi permukiman kumuh dan pada desain kawasan, 3) Tenaga Abii Lingkungan ‘Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta memiliki Sertifikat Keahlidh Tenaga Ahli. Pengalaman yang bersangkutan di bidang air minum, sanitasi dan persampahan, pembangunan perumahan dan permukiman serta penanganan permukiman kumuh perkotaan, akan lebih diperhatikan, B Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 4) Lingkup penugasannya adalah : Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan penanganan permukiman kumuh perkotaan secara detail sesuai dengan kebutuhan analisis kawasan, Melakukan analisis tentang daya dukung lingkungan berdasarkan kemampuan fisik dasar yang sesuai untuk penanganan permukiman kumuh perkotaan, Melakukan analisis dalam menetapkan program sektor bidang sanitasi dan Persampahan terkait penanganan permukiman kumuh perkotaan. Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan permukiman kumuh perkotaan. Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur penyediaan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman terkait penanganan permukiman kumuh perkotaan. Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan bidang air minum dan penyehatan lingkungan permukiman, ‘Tenaga Ahli Permukiman ‘Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta * Yang telah terakreditasi dan mempunyai pengalaman profesional minimal 3 tahun di bidang yang sejenis, serta memiliki Sertifikat Keahlian Tenaga Ahli. Pengalaman yang bersangkutan di bidang pembangunan perumahan dan permukiman, desain kawasan dan rancang bangunbidang perumahan dan permukiman serta penanganan permukiman kumuh perkotaan akan lebih diperhatikan, Lingkup penugasannya adalah : Melakukan kajian tentang kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan konsep penanganan kawasan serta dukungan arsitektural_penanganan permukiman kumuh perkotaan secara detail sesuai kebutuhan analisis kawasan, Melakukan analisis tentang komponen infrastruktur permukiman berdasarkan kemampuan fisik dasar yang sesuai dengan kebutuhan penanganan permukiman kumuh Melakukan analisis infrastruktur permukiman dalam menetapkan program sektor bidang perumahan dan permuliman di kawasan terpilih. Menyusun skenario pengembangan dan penataan kawasan permukiman serta pola penanganannya, Melakukan analisis dan rencana program/ kegiatan penataan kawasan serta ajian dan rencana visual dan estetika kawasan (tapak, sirkulasi, tata hijau, site furniture, dil). Menyusun desain kawasan permukiman kumufi “beserta detail kelengkapan desain. ‘ Menyusun rancangan detail teknis dukungan infrastruktur permukiman (bidang Ke-Cipta Karya-an) 4 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kurnuh Perkotaan T.A 2016 * Memberikan masukan tentang pengembangan pemberdayaan masyarakat di penyelenggaraan penanganan permukiman kumuh perkotaan. * — Menyiapkan dokumen rancangan teknis/ DED penanganan permukiman kumuh perkotaan (skala 1:100, 1:50, 1:10) Adapun Tenaga Pendukung yang dilibatkan dalam pekerjaan ini meliputi : a) Asisten Pemberdayaan Masyarakat Asisten tenaga ahli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan Planologi/Sosiologi/Teknik Sipillulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau erguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 6 (enam) OB, Tugasnya adalah membantuproses pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dalam tiap tahapan, b) Asisten Pemetaan dan GIS Asisten tenaga abli yang dibutuhkan adalah minimal Sarjana Strata Satu (S-1) jurusan Geodesi/Geografi/Teknik Sipil_ atau PerencanaanWilayah_Kotalulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 6 (enam) OB. Tugasnya adalah membantumemetakan potensi, masalah dan analisis kawasan dalam peta perencanaan dan perancangan permukiman kumuh (skala 1:1000, 1:5000). ©) Surveyor Surveyor yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1)Jurusan Teknik Sipil / Geografi / Geodesilulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi ‘swasta yang telah terakreditasi, sebanyak S orang, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 10 (sepuluh) OB. Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran dan pendataan sesuai dengan kebutuhan penyusunan dokumen serta sesual arahan dari ‘Team Leader. d) Estimator/ Quantity Surveyor Estimator yang dibutuhkan adalah Sarjana Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi, sebanyakc 1 orang, dengan jumlah Orang Bulan sebesar 2 (dua) OB. ‘Tugasnya adalah melakukan survei, pengukuran, perhitungan dan pendataan sesuai dengan arahan dari Team Leader. e) Tenaga Pendukung Lainnya Tenaga pendukung lainnya meliputi :Sekretaris merangkap administasi, dengan kebutuhan orang bulan sebanyak 6 OB, bertugas mengatur administrasi dan Pelayanan untuk mendukung kinerja tenaga abli dap asisten dalam kelancaran Pelaksanaan tugasnyasertaDrafter/Animasi 3D, dengan, kebutuhan orang bullan sebanyak 2 OB, bertugas memberilcan visualisasi 2 Dimensi, sketch dan 3 Dimensi sesuai dengan desain arsiteltural dan konsep penanganan kawasan. 15 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 LAPORAN DAN SISTEMPEMBAHASAN Laporan yang diserahkan kepada Pemberi Tugas adalah: 1. Laporan Pendahuluan, diserahkan pada akhir bulan pertama dari masa pelaksanaan pekerjaan sebanyak 3 (tiga) eksemplar. Isi dari laporan ini adalah uraian ringkas mengenai kerangka pikir, rencana kerja, juga dimasukkan metodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga abli dan jadwal penyelesaian pekerjaan. Pada tahap laporan pendahuluan ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai sasaran serta pola kerja yang akan dituju. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan pendahuluan kepada Pemberi Tugasdilakukansegera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi pembabasan tersebut kedalam laporan, 2, Laporan Antara, dibuat sebanyak 3 (tiga) eksemplar dan diserahkan 2,5 (dua ‘setengah) bulan atau 75 hari setelah penerbitan SPMK. Laporan ini berisikan kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup hasil kompilasi data yang telah didapatkan dari pelaksanaan survei lapangan, hasil analisis sesuai dengan tujuan dan sasaran pekerjaan, rumusan rencana aksi program dan kegiatan serta draft awal Dokumen Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED penanganan kawasan permukiman, Pada tahap laporan antara ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait dan diharapkan dapat diperoleh satu kesepakatan mengenai hasil kompilasi dan analisis data. Hasil diskusi dituangkan dalam bentuk satu berita acara dan dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan berikutnya. Penyerahan finalisasi dokumen laporan antarakepada Pemberi ‘Tugasdilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi pembahasan tersebut kedalam laporan, 3. Laporan Draft Akhir, berisikan informasi lengkap mengenai pelaksanaan cakupan hasil kajian termasuk rekomendasi awal dari pelaksanaan kegiatan untuk pembahasan lebih Janjut dengan pihak pemberi tugas. Informasi/data-data pendukung dari pelaksanaan kegiatan dapat merupakan lampiran dari Laporan utama, Laporan Draft Final harus diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) buku laporan. 4, Laporan Akhir, berisikan bentuk akhir dari keseluruhan rangkaian_pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Pada tahap laporan akhir ini akan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis dengan mengundang beberapa pihak lain yang terkait untuk memperoleh masukan lain/tambahan untuk penyempurnaan hasil akhir davi pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat diperoleh satu kesimpulan yang mafpu menampung banyak kepentingan terkait. Penyerahan finalisasi dokumen laporan akhir kepada Pemberi 16 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualltas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 ‘Tugasdilakukan segera setelah memasukkan hasil kesepakatan diskusi pembahasan tersebut kedalam laporan, 5, Profil Summary dan rencana aksi kawasan permukiman, sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan setelah laporan akhir disetujui tim teknis. Dokumen ini merupakan dokumen khusus yang berisikan tampilan umum hasil kajian, analisa dan kesepatan strategi, program dan kegiatan -penanganan kumuh kawasan permukiman terpilih. sebagai bahan konsultasi publik pemerintah kab/ kota terhadap masyarakat. 6. Album Peta 7 Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan, Desain kawasan dan DED Penanganan kawasan permukiman,sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan pada althir pelaksanaan pekerjaan. Dokumen ini merupakan dokumen khusus yang berisikan hasil kajian akademis dan kerangka materi pengaturan yang terkait dengan kegiatan. 8. Dokumen Community Action Plan / Rencana Aksi Masyarakat 9. Dokumen visual (video kondisi eksisting, video drone, 3D visual perencanaan) Seluruh data dan laporan termasuk Buku Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan dan DED Aksi Komunitas dimuat kedalam CD sebanyak 10 (sepuluh) buah diserahkan bersamaan dengan penyerahan Laporan AKhir, Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan, Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman ProvinsiJawa Tengah. Ir, Mustofa Kamal, MT NIP. 196011031992031006 Note : KAK (Kerangka Acuan Kerja) {ni merupakan acuan Satker PKP Cipta Karya dalam melakukan roses seleksi penyedia Jasa Pendampingan Penyusunan RP2KPKP yang bersifat tidak mengikat dan dimungkinkan untuk dilakukan perubahan teknis sesuai kebutuhan tanpa merubah substanst proses pendampingan : v7 Kerangka Acuan Kerja Pendampingan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualltas Permukiman Kumuh Perkotaan T.A 2016 Andino Isnysia NVLVIDDH teers ont andes es snot ora <4 NYNASNANSd a -dZd¥) NVV.LONYSd HOWNY NVIWDINWASd SVLITVNY NVILVMONINSd NVG NVHV9S9N3d VNVINAY NVNASMANSd NVdVHVL

Anda mungkin juga menyukai