Anda di halaman 1dari 5

KEDUDUKAN PEMERINTAH DALAM KAITANNYA DENGAN HUKUM

PUBLIK DAN HUKUM PRIVAT DI INDONESIA

Oleh :
Kadek Adi Anggara
Dewa Made Suartha
Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Udayana
ABSTRAK
Negara Indonesia adalah Negara hukum seperti yang terdapat dalam pasal 1 angka 3 Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, jadi setiap tindakan pemerintah harus
berlandaskan dengan hukum. Adanya hukum publik dan hukum privat di Indonesia membuat
kedudukan pemerintah menjadi berbeda dilihat dari segi fungsi maupun kewenanganya. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kedudukan pemerintah dalam kaitannya
dengan hukum publik dan hukum privat di Indonesia, dengan menggunakan metode penelitian
normatif atau kepustakaan dimana penelitian ini menggunakan bahan pustaka yang ada. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa dalam hukum publik kedudukan pemerintah adalah
mandiri dan statusnya sebagai badan hukum dan dalam hukum privat kedudukan pemerintah
adalah tidak memiliki kedudukan istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam sengketa
keperdataan dengan kedudukan yang sama dengan seseorang atau badan hukum perdata dalam
peradilan umum.
Kata Kunci : Kedudukan Pemerintah, Hukum Publik, Hukum Privat
ABSTRACT
Indonesia is a law based country like which was written in the 1945 constitution of the Republic
of Indonesia article 1 paragraph 3 so every goverental activities must be based by the law. The
existence of public law and private law in Indonesia making government position to be different
in terms of functionality as well as an arbitrary. the aim of this thesis is to know the involvement
with the public law and private law. Using the normative method or using the well known
literature. The result of this thesis shown that the public law the government involve
independently and the rights is as a legal entity and in the private law the government don’t
have any legal entity or can be the part of civil dispute with the same rights as normal citizen or
private law legal entities in general court proceedings.
Keywords : Government Position, Public Law, Privat Law
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pembagian hukum ke dalam hukum publik dan hukum privat yang di lakukan oleh ahli
hukum romawi, Ulpianus, ketika ia menulis “peblicum ius est, quod ad statum rei rromanea
spectat, privatum quod ad singulorum utitilatem” (hukum publik adalah hukum yang berkenaan
dengan kesejahteraan negara romawi, sedangkan hukum privat adalah hukum yang mengatur
hubungan kekeluargaan), pengaruhnya cukup besar dalam sejarah pemikiran hukum, sampai
sekarang. Salah satu pengaruh yang masih terasa hingga kini antara lain bahwa kita tidak dapat
menghindarkan diri dari pembagian tersebut, termasuk dalam mengkaji dan memahami
keberadaan pemerintah dalam melakukan pergaulan hukum (rechtcverkeer). Pemerintah dalam
melakukan tindakan hukum harus sesuai dengan fungsi pemerintahan itu sendiri, dimana
pemerintah memiliki 2 fungsi yaitu pertama fungsi primer atau pelayanan (service), sebagai
provider jasa publik yang baik diprivatisasikan dan layan civil termasuk layanan birokrasi.
Kedua pemerintah memiliki fungsi sekunder atau fungsi pemberdayaan (empowerment), sebagai
penyelenggara pembangunan dan melakukan program pemberdayaan.1 Dengan begitu luas dan
kompleks fungsi pemerinah menyeabkan pemerintah harus memikul tanggung jawab yang besar.
Pembagian hukum ke dalam hukum publik dan hukum privat membuat fungsi pemerintahan
lebih gampang untuk dijalankan.

Dengan dijalankannya fungsi pemerintahan membuat pembangunan yang direncanakan


oleh pemerintah berjalan dengan baik. Hal tersebut membuat masyarakat puas dengan kinerja
pemerintah, walaupun masih ada beberapa pelayanan publik/umum yang belum berjalan
sebagaimana mestinya. Dalam perspektif hukum publik pemerintah adalah organisasi jabatan di
mana memiliki fungsi lingkungan kerja yang terperinci dalam hubungannya keseluruhan yang
mencerminkan tujuan dan tata acara kerja suatu organisasi pemerintah.2

Dalam hukum publik dan hukum privat pemerintah memiliki kedudukan yang berbeda,
tentunya fungsinya pun ikut berbeda. Dalam hukum publik pemerintah dilekati dengan hak dan
kewajiban atau diberi wewenang untuk melakukan tindakan hukum. Sedangkan dalam hukum
privat kedudukan pemerintah tidak berbeda dengan seseorang, pemerintah tidak memiliki tempat
istimewa dan dapat menjadi pihak dalam sengketa keperdataan dengan kedudukan yang sama
dengan seseorang atau badan hukum perdata dalam peradilan umum.3

1.2 Tujuan

1
Ndraha, Taliziduhu, 2001,metode ilmu pemerintahan, Rineka Cipta,Jakarta, hal.85
2
Ridwan H.R, 2013, Hukum Administrasi Negara, Rajawalipers, Jakarta, Hal.71
3
Jeddawi, Murtir, 2012, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, Hal.63
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana kedudukan pemerintah dalam
kaitanya dengan hukum publik dan hukum privat yang ada di Indonesia.

II. Isi Makalah

2.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian normatif atau kepustakaan di mana penulis
mengacu pada buku-buku yang ada, kemudian dilakukan suatu pendekatan dengan menelaah
buku-buku tersebut dan regulasi yang bersangkut paut dengan kedudukan pemerintah dalam
kaitannya dengan hukum publik dan hukum privat di Indonesia.4

2.2 Hasil dan Pembahasan

2.2.1 Kedudukan Pemerintah Dalam Kaitannya dengan Hukum Publik dan Hukum privat
di Indonesia

Berdasarkan pasal 1 angka 3 Undang-Undang Dasar 1945 dalam Bab I menyebutkan


bahwa “Negara Indonesia adalah negara Hukum”,5 semua tindakan pemerintah harus
berdasarkan pada hukum. Berdasarkan isinya hukum tersebut di bagi menjadi 2 yaitu hukum
publik dan hukum privat.6 Dalam hukum publik negara adalah organisasi jabatan. Di antara
jabatan-jabatan kenegaraan ini ada jabatan pemerintahan. Seperti pendapat yang dikemukakan
oleh H.D van Wijk/Willem Konijenenbelt yang mengatakan bahwa “di dalam hukum mengenai
badan hukum kita mengenal perbadaan antara badan hukum dan organ-organnya. Badan hukum
melakukan perbuatan melalui organ-organnya, yang mewakilinya. Perbedaan antara badan
hukum dengan organ berjalan parallel dengan perbedaan antara badan umum (openbaar
lichaam) dengan organ pemerintahan. Paralelitas perbedaan itu kurang lebih tampak ketika
menyangkut hubungan hukum yang berkaitan dengan harta kekayaan dari badan umum (yang
digunakan oleh pemerintah).7 Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik
itu memiliki kedudukan mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum (perdata). Lembaga-
lembaga hukum publik yang menjadi induk dari badan atau jabatan TUN ini yang besar-besar di

Peter Mahmud Marzuk, 2010, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, Hal .93.
4

5
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945
6
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Balai Pustaka, 2002, Hal. 46.
7
H.D. van wijk/Willem Konjinenbelt, Hoofdstukken van Administratief Recht, (Utrecht: Uitgeverij BV.,
1995, Hal. 97.
antaranya adalah Negara, Lembaga-lembaga tertinggi dan Tinggi Negara, Departemen, Badan-
badan Non Dapertemen, Provinsi, Kabupaten, Kotamadya, dan sebagainya. Lembaga-lembaga
hukum publik tersebut merupakan badan hukum perdata dan melalui organ-organnya (Badan
atau Jabatan TUN) menurut peraturann perundang-undanngan yang bersangkutan dapat
melakukan perbuatan/tindakan hukum perdata”.8 Dengan demikian kedudukan pemerintah
adalah organisasi jabatan di mana pemerintah mengatur tentang kepentingan umum/publik, jadi
pemerintah melakukan kewenangannya hanya dalam ruang lingkup publik saja artinya pada saat
hukum publik itu melakukan perbuatan-perbuatan publik seperti membuat peraturan (regeling),
mengeluarkan kebijakan (beleid), keputusan (besluit), dan ketetapan (beschikking),
kedudukannya adalah sebagai jabatan atau organisasi jabatan (ambtenorganisatie), yang tunduk
dan diatur hukum publik dan diserahi kewenangan publik (publiekbevoegdheid), bukan sebagai
badan hukum (rechtsperson), yang tunduk dan mengikatkan diripada hukum privat dan yang
dilekati dengan kecakapan (bekwaam) hukum.

Berdasarkan hukum perdata negara, Provinsi, kabupaten, dan lain-lain disebut sebagai
badan hukum publik. Badan hukum adalah kumpulan orang, yaitu semua yang di dalam
kehidupan masyarakat sesuai dengan ketentuan undang-undang dapat bertindak sebagaimana
manusia, yang memiliki hak-hak dan kewenangan-kewenangan, seperti kumpulan orang,
perseroan terbatas, perusahaan perkapalan, perhimpunan dan sebagainya. 9 Ketika pemerintah
bertindak dalam lapangan keperdataan dan tunduk pada peraturan hukum perdata, pemerintah
bertindak sebagai wakil dari badan hukum, bukan wakil dari jabatan. Kewenangan pemerintah
hanya sebagai wakil dari badan hukum (rechtpersoon), ruang lingkup kewenangannyapun hanya
berada pada lapangan keperdtaan saja oleh Karena itu, kedudukan pemerintah dalam pergaulan
hukum keperdataan tidak berbeda dengan seorang atau badan hukum privat, tidak memiliki
kedudukan istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam sengketa keperdataan dengan kedudukan
yang sama dengan seseorang atau badan hukum perdata (equality before the law) dalam
peradilan umum.10

III. Kesimpulan

8
Indriharto, Usaha-usaha Memahammi Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Buuku ,
Sinar Harapan, Jakarta Hal.65-66 Ridwan H.R, 2013, Hukum Administrasi Negara, Rajawalipers, Jakarta, Hal.86
9
Ridwan H.R, 2013, op.cit,, Hal.86
10
Ridwan H.R, 2013, op.cit., Hal.88-89
Kesimpulan dari penulisan di atas bahwa kedudukan pemerintah dalam hukum publik
memiliki kedudukan yang mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum (perdata). Meskipun
jabatan pemerintahan ini dilekati dengan hak dan kewajiban atau di beri wewenang untuk
melakukan tindakan hukum, namun jabatan tidak dapat bertindak sendiri. Jabatan dapat
melakukann perbuatan hukum, yang dilakukan melalui perwakilan yaitu pejabat, yang bertindak
atas jabatan itu. Sedangkan kedudukan pemerintah dalam hukum privat tidak memiliki
kedudukan istimewa, dan dapat menjadi pihak dalam sengketa keperdataan dengan kedudukan
yang sama dengan seseorang atau badan hukum perdata (equality before the law) dalam
peradilan umum.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU - BUKU :

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, Balai Pustaka, 2002, Hal. 46

Indriharto, Usaha-usaha Memahammi Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara,


Buku , Sinar Harapan, Jakarta

Jeddawi, H.Murtir,2012,Hukum Administrasi Negara,Total media,Yogyakarta

Ndraha, Taliziduhu, 2001,metode ilmu pemerintahan, rineka cipta,Jakarta,

Ridwan H.R, 2013, Hukum Administrasi Negara, Rajawalipers, Jakarta

Peter Mahmud Marzuki, 2010, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta

Van wijk H.D/Willem Konjinenbelt, Hoofdstukken van Administratief Recht, (Utrecht:


Uitgeverij BV., 1995

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

Anda mungkin juga menyukai