Dosen Pengampu :
Dra. Endang Darmawati, M.Si.
Disusun oleh :
1. Rindi Qurrotul 'Aini (18010644027)
2. Zukrufi Putri Slarindya (18010644096)
3. Nicki Permata Sari (18010644101)
4. Tiara Arisanti (18010644103)
5. Lutfiyatul Kamalia (18010644160)
6. Alif Fathur Rizky Arianto (18010644190)
2018-F
S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
1. Jelaskan apa yang dimaksud membaca dan menulis permulaan!
a. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai
pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf alpabetis. Huruf-huruf tersebut
dihafalkan dan dilafalkan peserta didik sesuai dengan bunyinya menurut abjad.
Sebagai contoh:
A a, B b, C c, D d, E e, F f, G g,
Dilafalkan sebagai: a, be, ce, de, e, ef, ge, dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata
dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya
Misalnya:
b, a → ba (dibaca be, a → ba)
d, u → du (dibaca de, u → du)
ba – du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi:
b, u → bu (dibaca be, u → bu)
k, u → ku (dibaca ke, u → ku)
Proses ini seiring dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa menulis
huruf-huruf lepas. Setelah itu dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf
yang berupa suku kata. Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-
kalimat sederhana, misalnya huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan
kata menjadi kalimat yang diupayakan mengikuti prinsip pendekatan spiral,
pendekatan komunikatif, dan pendekatan pengalaman berbahasa. Artinya pemilihan
bahan ajar untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkret
menuju pada hal yang abstrak, yaitu dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar dengan
kehidupan peserta didik menuju hal-hal yang sulit, dan mungkin merupakan sesuatu
yang baru bagi peserta didik. Berdasarkan pengamatan, metode ini memiliki
kelemahan-kelemahan antara lain kesulitan dalam mengenal rangkaian-rangkaian
huruf yang berupa suku kata atau pun kata. Kelemahan lain dalam metode ini adalah
dalam kesulitan pelafalan diftong dan fonem – fonem rangkap, seperti ng, ny, kh, au,
oi, dan sebagainya.
Bertolak dari kedua kelemahan tersebut, proses pembelajaran melalui sistem
tubian dan hafalan akan mendominasi proses pembelajaran MMP jenis ini, padahal
pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA) merupakan ciri utama dari pelaksanaan
kurikulum SD yang saat ini prinsipnya masih berlaku.
b. Metode bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan pada sistem pelafalan abjad atau huruf
dengan metode bunyi adalah:
b dilafalkan /eb/
d dilaflakan /ed/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata; benar,
keras, pedas, lemah dan sebagainya
c dilafalkan /ec/
g dilafalkan /eg/
p dilafalkan /ep/ dan sebagainya
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat
sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat seperti tampak pada contoh di
bawah ini.
ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu – ci ka – ki
Proses perangkaian suku kata mejadi kata, kata menjadi kalimat sederhana,
kemudian ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk
tersebut menjadi satuan-satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kalimat ke
dalam kata dan dari kata ke dalam suku kata. Proses pembelajaran MMP yang
melibatkan merangkai dan mengupas kemudian melahirkan istilah lain yaitu Metode
Rangkai-kupas.
Jika kita simpulkan langkah-langkah pembelajaran dengan metode suku kata
adalah:
Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata;
Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata;
Tahap ketiga perangkaian kata menjadi kalimat sederhana;
Tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan;
(kalimat ---------> kata-kata ---------> suku-suku kata)
Metode suku kata/silaba, saat ini tampaknya sedang populer dalam pembelajaran
baca tulis Al-Quran yang disebut dengan metode Iqra. Proses pembelajaran MMP
seperti yang digambarkan ke dalam langkah-langkah di atas, dapat pula dimodifikasi
dengan mengubah objek pengenalan awalnya. Sebagai contoh pembelajaran diawali
dengan pengenalan sebuah kata tertentu, kemudian kata ini dijadikan lembaga
tertentu sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya kata dimaksud
diuraikan atau dikupas menjadi suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf. Selanjutnya
dilanjutkan proses perangkaian huruf menjadi suku kata, dan suku kata menjadi kata.
Dengan kata lain hasil pengupasan tadi dikembalikaan lagi ke bentuk asalnya sebagai
kata lembaga (kata semula).
d. Metode Global
Metode ini disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses
pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian
beberapa kalimat global. Untuk membantu pengenalan kalimat dimaksud biasanya
digunakan gambar. Di bawah gambar tersebut ditulis sebuah kalimat yang kira-kira
merujuk pada makna gambar tersebut. Sebagai contoh, jika kalimat yang
diperkenalkan berbunyi ‘ini nani”, maka gambar yang cocok untuk menyertai kalimat
itu adalah gambar seorang anak perempuan.
Setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses
pembelajaran MMP dimulai. Mula-mula guru mengambil sebuah kalimat dari
beberapa kalimat yang diperkenalkan kepada anak pertama kali tadi. Kalimat ini
dijadikan dasar/alat untuk pembelajaran MMP. Melalui proses degloblalisasi
selanjutnya anak mengalami proses belajar MMP.
e. Metode SAS
Pembelajaran MMP dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan
menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi
sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat yang bertujuan
membangun konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak. Selanjutnya melalui proses
analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh yang dijadikan
tonggak dasar diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut
kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga sampai pada
wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.
Dengan demikian proses penguraian dan penganalisisan dalam pembelajaran
MMP dengan metode SAS meliputi;
1. kalimat menjadi kata-kata
2. kata menjadi suku-suku kata; dan
3. suku kata menjadi huruf-huruf
5. Buatlah skenario pembelajaran dengan memilih materi yang ada di kelas awal,
materi pilih sendiri