Tugas Rutin 4
“Jenis Koordinat Dan Nama Nama Geografis Pada Peta Dan Mengklasifikasikan Jenis Skala
Peta Dan Perhitungan Skala Peta
“
OLEH
Nama : Nazwa Annisa Syahla Saragih
Nim : 3193131007
Kelas : B 2019
Salah satu perlengkapan yang wajib disiapkan dalam melakukan navigasi darat di
alam bebas adalah peta. Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi yang
diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan perbandingan tertentu atau skala. Adapun beberapa
bagian dari peta yaitu judul peta, keterangan pembuatan, nomor lembar peta, skala peta, legenda
peta, arah peta, garis kontur, karvark dan sistem koordinat peta. Dalam hal ini akan mengkhusus
menjelaskan mengenai pengertian, jenis dan cara membaca koordinat pada peta.
1. Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan sesuatu titik pada peta, yang merupakan pertemuan garis
tegak dan garis mendatar dari suatu lembaran peta. Sistem koordinat peta yang resmi ada dua
macam yaitu :
a. Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang
tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar
dengan katulistiwa. Koordinat geografis merupakan koordinat yang digunakan untuk membaca
peta Rupa Bumi, yang dinyatakan dalam satuan derajat (◦), menit (‘), dan detik (“).
Membaca koordinat peta merupakan kemampuan yang wajib dimiliki dalam menerapkan
ilmu navigasi darat di alam bebas. Membaca koordinat peta adalah salah satu hal yang dasar
dalam menggunakan peta. Terdapat berbagai cara untuk dapat menentukan dan membaca
koordinat peta, diantaranya yaitu dapat menggunakan protaktor maupun penggaris. Fungsi dari
protaktor maupun penggaris dalam hal ini adalah sebagai alat bantu. Dengan alat bantu tersebut
kita bisa mendapatkan koordinat peta lebih teliti.
Secara umum membaca koordinat peta khususnya koordinat geografis seperti berikut :
2. Perhatikan nilai Lintang dan Bujur pada garis peta yang paling luar
3. Perhatikan berapa nilai interval pergeseran antara setiap garis peta pada lintang
dan bujur (dalam detik / ….’’)
4. Cara menentukan
Pembesaran nilai horizontal ke atas berarti berada di belahan bumi utara (bawah
ke atas / kiri ke kanan)
5. Hitung berapa detik nilai penyimpangan koordinat yang akan dicari , hasilnya
ditambahkan dengan nilai garis (bagian utara tambahkann garis dibawahnya, bagian selatan
tambahkan nilai garis diatasnya, sedangkan garis bujur ditambahkan nilai garis di kirinya).
Hasilnya adalah koordinat yang dicari.
1. Analisi Peta
Lakukan analisis Peta terlebih dahulu. Dari hasil pengamatan didapat data sebagai berikut
:
2. Melakukan Pengukuran
3. Melakukan Perhitungan
Tentukan nilai X’ dan Y’, yaitu garis lintang dan bujur yang menjadi acuan pengukuran, yang
berimpit dengan nominal “0” pada penggaris
X = X’ + ((X”/L) x Interval )
Y = Y’ + ((Y”/L) x Interval )
Y = 1° 12’ 37,28” LS
adalah bahasan ilmiah tentang nama tempat, asal-usul, arti, penggunaan, dan tipologinya.
Bagian pertama kata tersebut berasal dari bahasa Yunani tópos (τόπος) yang berarti tempat dan
diikuti oleh ónoma (ὄνομα) yang berarti nama. Toponimi merupakan bagian dari onomastika,
pembahasan tentang berbagai nama. Suatu toponimi adalah nama dari tempat, wilayah, atau
suatu bagian lain dari permukaan bumi, termasuk yang bersifat alami (seperti sungai) dan yang
buatan (seperti kota).
A. Pengertian Skala
Skala pada peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak
sesungguhnya dari wilayah yang digambarkan dalam peta. Ada beberapa cara untuk
menunjukkan perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak sesungguhnya tersebut.
Skala sangat berguna untuk menghitung jarak antara dua lokasi di dalam peta, sehingga
memungkinkan kita untuk dapat langsung mengukur jarak dengan hanya melihat pada
peta tanpa harus mendatangi langsung lokasi dan mengukurnya.
Misalnya jarak antara Desa Tambakboyo dengan Desa Majasto pada peta di bawah ini dengan
skala batang adalah 4 ruas. Satu ruas pada peta tersebut dianggap mewakili 1 km, maka berapa
jarak kedua desa sesungguhnya?
Karena setiap ruas pada peta tersebut dianggap mewakili 1 km, maka jarak kedua desa adalah: 4
× 1 km = 4 km.
Sumber Diktat kita dan Subagio. (2003). Pengetahuan Peta. Bandung: ITB.