Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mempelajari dunia kehidupan tidak terlepas dari pengetahuan tentang hierarki biologi.
Dalam pengetahuan biologi, sel merupakan unit terkecil yang dapat melakukan aktivitas
kehidupan. Selain itu, dalam organisme terdapat alat transpor yang mampu mengatur
organisme lainnya. Sehingga membran sel tersusun atas senyawa fosfolipid bilayer. Oleh
karena itu, sel mampu melakukan transpor zat. Hal ini sangat dibutuhkan oleh tumbuhan agar
mereka dapat mendistribusikan energi yang mereka dapatkan dari alam.
Metabolisme pada organisme multiselluler mencakup beberapa hal, antara lain transport zat
hara dan transport ion. Sistem transport pada hewan yaitu sistem sirkulasi. Pada sistem
sirkulasi, aliran materi terjadi karena adanya daya dorong dari organ pemompa. Sedang
sistem transport pada tumbuhan yaitu sistem vaskuler, pada sistem ini aliran senyawa
berlangsung mengikuti atau melawan padatan (gradient) konsentrasi.
Untuk kelangsungan hidupnya tumbuhan memerlukan beberapa zat. Zat yang diperlukan
tumbuhan diambil dari lingkungan sebagian besar berupa: O2 dan CO2 dari udara diambil
melalui daun; air dan mineral dari dalam tanah diambil melalui ujung akar dan bulu-bulu
akar. Bagi tumbuhan tingkat rendah, pengambilan zat-zat dapat dilakukan oleh permukaan
tubuhnya. Kemampuan tumbuhan mengambil zat-zat dari lingkungan dilakukan dengan cara
difusi, osmosis dan transpor aktif.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai sistem antara
tumbuhan dengan lingkungan, dan untuk menjelaskan mengenai difusi dan osmosis beserta
hal-hal yang berhubungan dengan difusi dan osmosis.
BAB II
ISI
2.1 Tumbuhan dan Lingkungan
Pada semua makhluk hidup, dari prokariota hingga organisme multiseluler yang
paling kompleks, melakukan pertukaran zat dengan lingkungannya pada tingkat seluler.
Pertukaran zat tersebut sangat penting bagi metabolisme sel. Transpor zat melalui membran
dibedakan atas 2 (dua), yaitu transpor zat yang memerlukan energi (transpor aktif) dan
transpor yang tidak memerlukan energi (transpor pasif). Transpor aktif meliputi proses
pompa ATP, eksositosis, dan endositosis. Adapun transpor pasif meliputi proses difusi,
osmosis, dan difusi terbantu.
Tumbuhan memerlukan berbagai macam zat untuk kelangsungan hidupnya. Zat-zat tersebut
sebagian besar diambil dari lingkungan, misalnya mineral, air, karbon dioksida, dan oksigen.
Tumbuhan tingkat tinggi mengambil oksigen dan karbon dioksida melalui daun (Bresnick,
2003).
Air dan garam-garam mineral diserap oleh tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut-
rambut akar yang terdapat pada epidermis akar. Sel-sel tumbuhan dapat dilewati air, zat-zat
makanan yang terlarut, oksigen dan karbondioksida baik ke dalam atau ke luar sel. Untuk
melaksanakan fotosintesis, tumbuhan memerlukan karbon dioksida dan air. Tumbuhan juga
memerlukan oksigen untuk bernapas. Tumbuhan mengambil air, karbon dioksida, dan
oksigen dengan cara difusi, osmosis, dan transpor aktif.
2.2 Memban Sel
Sel terdiri atas materi hidup yang disebut dengan protoplasma. Protoplasma sel
dibatasi dari lingkungan sekitarnya oleh selaput sel tipis yang disebut dengan membran
plasma (membran sel). Membran ini mempunyai kemampuan untuk mengatur secara selektif
aliran materi dari dan keluar sel. Berdasarkan kemampuan membran menyeleksi aliran materi
antar sel dan lingkungannya maka membran dapat dibedakan menjadi dua jenis. Membran
dikatakan permiabel apabila semua jenis molekul dalam cairan dapat melewati membran.
Sedang suatu membran dikatakan semi-permeabel jika hanya dapat dilewati oleh molekul-
molekul tertentu saja (Annur dan Santooosa, 2008).
Membran merupakan media pemisah yang bersifat selektif permeabel dengan menahan
komponen tertentu dan melewatkan komponen lainnya. Proses pemisahan dengan
menggunakan membran pada pemisahan fasa cair-cair umumnya didasarkan atas ukuran
partikel dan beda muatan dengan gaya dorong (driving force) berupa beda tekanan, medan
listrik, dan beda konsentrasi (Yusuf, et al., 2008).
Macam-macam membrane permeabilitas (Parjatmo, 1987):
1. Impermeable (tidak permeable), dimana air maupun zat terlarut didalamnya tidak
dapat melaluinya.
2. Permeable, yaitu membrane yang dapat dilalui oleh air maupun zat tertentu yang
terlarut didalamnya.
3. Semi permeable, yaitu membrane yang hanya dapat dilalui oleh air tetapi tidak dapat
dilalui oleh zat terlarut, misalnya membaran sitoplasma.
2.3 Transpor pasif
Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi
membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor pasif ini bersifat
spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion),
difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion), dan osmosis.Terdapat dua proses
fisikokimiawi yang penting dalam transport materi dalam sel yaitu difusi dan osmosis
(Alkatiri, 1996).
Difusi merupakan peristiwa perpindahan melekul dengan menggunakan tenaga kinetik bebas,
proses perpindahan ini berlangsung dari derajat konsentrasi tinggi ke derajat konsentrasi
rendah. Proses ini akan terus berlangsung hingga dicapai titik keseimbangan. Osmosis
merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi membran yang
memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis berlangsung dari
larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau perpindahan air dari molekul larutan
yang potensial airnya tinggi ke potensial yang rendah.
Ketika sel tumbuhan diletakkan pada larutan yang hipertonik/lebih pekat dibanding
konsentrasi plasma selnya maka air yang berada dalam vakoula akan merembes ke luar sel.
Akibatnya protoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel, peristiwa ini disebut dengan
plasmolisis. Keadaan tersebut dapat kembali seperti semula apabila lingkungan sel diganti
dengan larutan hipotonik. Kembalinya keadaan protoplasma setelah plasmolisis disebut
deplasmolisis. Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat
terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
2.4 Transpor aktif
Pada sel-sel akar tumbuhan terdapat penumpukan mineral. Artinya, konsentrasi
mineral di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, atau potensial air di luar sel lebih tinggi
dibandingkan dengan potensial air di dalam sel. Oleh karena itu, osmosis dari luar sel ke
dalam sel tetap berlangsung untuk mencegah plasmolisis. Akan tetapi, keadaan ini
menghambat pengambilan mineral dari luar ke dalam sel melalui difusi, terutama karena
membran sel memiliki permeabilitas yang sangat rendah. Untuk mengatasi hal tersebut,
diperlukan transpor aktif yang melibatkan energi dari ATP agar ion-ion dapat masuk ke
dalam sel. ATP adalah molekul pembawa energi di dalam sel (Kimball, 1999).
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel yang
bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor
aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki
konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel. Adanya muatan listrik
di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya ion K+, Na+ dan CL -.
2.5 Transport Ion Channel
Transport lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit ditransport secara difusi
akibat muatan listriknya. Ion channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan
terbukanya channel tersebut akibat potensial listrik sepanjang membran sel dan melalui
ikatan channel dengan hormon atau neurotransmitter (Parjatmo, 2005).
2.6 Difusi
Difusi merupakan perpindahan partikel zat dari larutan berkonsentrasi tinggi ke
larutan berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar, lambat laun cairan teh menjadi manis.
Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup tumbuhan. Karbon
dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari udara melalui proses difusi.
Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari dalam tanah, salah satunya melalui
proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke dalam tubuh tumbuhan disebabkan konsentrasi
garam mineral di tanah lebih tinggi daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO2 di udara
masuk ke dalam tubuh tumbuhan karena konsentrasi CO2 di udara lebih tinggi daripada di
dalam sel tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika konsentrasi
O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis dalam sel (Loveless, 1991).
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari
bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah, sedangkan osmosis
adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke
bagian yang lebih pekat (Kustiyah, 2007). Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah
pemberian gula pada cairan teh tawar dan contoh peristiwa osmosis adalah kentang yang
dimasukkan ke dalam air garam.
Kecepatan difusi ditentukan oleh : Jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan
jumlah celah pada membran sel. Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:
a. Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid
b. Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada
konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui
tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran yang
terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi
difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena
molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak
(lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel
permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta
bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat
permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.
Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus
membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran,
semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih
kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul
berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak
dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk dapat menembus membran. Proses masuknya molekul besar yang
melibatkan transporter dinamakan difusi difasilitasi.
2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasilitasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna
yang melibatkan protein pembawa atau protein transporter. Protein transporter tergolong
protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan
ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus,
misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus
untuk mentransfer glukosa ke dalam sel. Protein transporter untuk grukosa banyak
ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel – sel
tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.
Faktor yang mempengaruhi difusi :
1. Suhu, makin tinggi difusi makin cepat
2. BM makin besar difusi makin lambat
3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat
4. Perbedaan Konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin
besar proses difusi yang terjadi.
5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya difusi,
makin cepat proses difusi yang terjadi.
6. Area Tempat berlangsungnya Difusi, makin luas area difusi, makin cepat proses
difusi.
2.7 Osmosis
Osmosis adalah difusi pelarut melalui membran.
Pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula
(terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran.
Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak
terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran
(Kustiyah, 2007).
Osmosis merupakan difusi air dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi ke daerah
yang potensial airnya lebih rendah, melalui suatu membran semi permeabel. Potensial
osmotik suatu larutan selalu negatif yang ekivalen dengan nilai tekanan osmotiknya yang
sebenarnya. Plasmolisis adalah peritiwa melepasnya plasmalemma atau mebran plasma dari
dinding sel karena dehidrasi (hilangnya air sel) bila sel berada di lingkungan larutan yang
hipertonis.
Untuk memenuhi kebutuhan materi dan mempertahankan keseimbangan fisiologi didalam
tubuhnya, tumbuhan melakukan beberapa aktivitas, di antaranya adalah absorbsi
(penyerapan), transportasi (pengangkutan) atau translokasi (pemindahan) dan transpirasi
(pelepasan air melalui stomata). Beberapa prinsip yang berhubungan dengan proses
penyerapan pada akar :
1. Penyerapan air tanah oleh akar dapat terjadi melalui meknisme imbibisi, difusi, osmosis
dan transpor aktif.
2. Pada tumbuhan darat, penyerapan gas-gas (O2 dan CO2) lebih banyak melalui sedangkan
ion-ion dalam larutan tanah melalui akar. Pada tumbuhan air hampir seluruh permukaan
tubuhnya dapat melakukan penyerapan air beserta gas-gas dan ion-ion yang terlarut di
dalamnya.
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang
konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah
melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu
bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan
oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai
pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh
selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak
atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang
mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena
alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan
konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per
unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel
selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan
turgor (Keenan, et al,. 1984).
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat
menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Pada hewan,
untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipotonik atau hipertonik, maka diperlukan
pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Faktor–faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis pada sel hidup :
1. Ukuran zat terlarut: semakin banyak zat terlarut maka peristiwa terjadinya osmosis
akan semakin cepat. Karena zat terlarut memiliki tekanan osmotik yang berfungsi
untuk memecah zat pelarut bergerak melalui membrane semipermeable.
2. Tebal membran: semakin tebal suatu membrane akan memperhambat terjadinya
osmosis. Karena dapat menyebabkan semakin sulitnya zat terlarut menembus
membrane tersebut.
3. Luas permukaan
4. Jarak zat pelarut dan zat terlarut
5. Suhu
2.8 Difusi Terfasilitasi
Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana
yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan
transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat
lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel
tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus
ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada
saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak
terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas.
Difusi terfasilitasi adalah sejenis transpor pasif yang molekul solutnya bergerak menuruni
gradien konsentrasi dengan bantuan protein pembawa pada membran. Suatu protein
pembawa mengambil sebuah molekul, kemudian protein tersebut berubah ke bentuk
alternatifnya untuk menyimpan molekul ke sisi lain membran. Dalam hal ini tidak diperlukan
masukan energi(Bresnick:2003)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
- Difusi dan osmosis merupakan transpor pasif zat. Selain difusi dan osmosis juga ada difusi
terfasilitasi yang juga merupakan transpor pasif.
-Difusi adalah pergerakan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa
memerlukan energi.
-Osmosis adalah pergerakan zat melalui membran dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah tanpa memerlukan energi.
-Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi adalah temperatur, ukuran molekul, berat molekul,
gradien konsentrasi, luas permukaan membran, kelarutan, dan jarak tempat berlangsungnya
difusi.
-Faktor-faktor yang mempengaruhi osmosis adalah temperatur, zat terlarut, luas permukaan,
jarak zat terlarut dan pelarut, ukuran molekul, dan tebal membran.

Anda mungkin juga menyukai