Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. TEORITIS MEDIS

1. Defenisi.

Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya

diatas 140 mmHg dan distoliknya diatas 90 mmHg ( Keperawatan Medikal

Bedah Brunner & Suddart. Edisi 8)

Hipertensi adalah penyakit regulasi vaskuler yang terjadi karena

malfungsi mekanisme control tekanan arterial ( SSP, system renin angiotensin,

aldosteron, volume cairan ekstra selluler ). (Pedoman Praktek

KeperawatanSandra M. Nettina)

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan

diastoliknya ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat hipertensi ( Kapita

selekta kedokteran Edisi III . Jilid I )

Klasifikasi Hipertensi ( Tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas)

Tekanan darah Tekanan darah


Kategori
sistolik (mmHg) diastolic (mmHg)
Normal < 130 < 85

Normal tinggi 130 – 139 85 – 89

Hipertensi stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 – 99

Hipertensi Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 – 109

Hipertensi stadium 3 (berat) 180 – 209 110 – 119

Hipertensi stadium 4 (sangat berat) ≥ 210 ≥ 120


2. Anatomi Fisiologi

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, berbentuk

kerucut, berongga . Ukuran jantung lebih kurang sebesar geggaman tangan dan

beratnya kira-kira 250-300 gram.

Lapisan jantung terdiri dari endokardium, miokardium dan pericardium.

Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali

yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan

rongga jantung.

Miocardium merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-

otot jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot, taitu:

a. Bundalan otot atria , yang terdapat dibagian kiri/ kanan dan basis kordis

yang membentuk serambi atau aurikula kordis

b. Bundalan otot ventrikuler, yang membentuk bilik jantung yang dimulai

dari cincin atrioventrikular sampai di apek jantung

c. Bundalan otot atrio ventricular yang merupakan dinding pemisah antara

serambi dan bilik jantung


Gambar 1. Jantung

Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan

selaput pembungkus jantung, terdiri dari lapisan parietal dan visceral yang

bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung ( Anatomi Fisiologi

Untuk siswa perawat , Edisi 2)

Pembuluh darah pada peredaran darah kecil terdiri dari arteri pulmonalis-

vena pulmonalis- aorta. Pembuluh darah pada peredaran darah kecil terdiri dari

arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah ke paru-paru kejantung

bagian sinistra. Pembuluh darah pada peredaran darah besar yang keluar dari

jantung bagian vertebra sinistra melalui radiks pulmonalis, sinistra turun

sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma lalu menurun ke bagian

perut.
Jalannya arteri terbagi atas 3 bagian, yaitu :

a. Aorta asendens

b. Arkus aorta

c. Aorta desendens

(Anatomi Fisiologi, Syaifuddin Edisi 2

3. Etiologi.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan , yaitu:

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui

penyebabnya, disebut juga dengan hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar

95% kasus. Banyak factor yang mempengaruhinya, seperti genetic,

lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatis, system

reninangiotensin, defek dalam eksresi Na, peningkatan Na dan Ca

intraseluler dan factor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, merokok

serta polisitemia

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.

Penyebab specifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit

ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer dan yang

berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain (Kapita selekta kedokteran

Jilid I edisi 3)
4. Patofisiologi

obesitas stres Kelebihan Na Iskemia


ginjal

insulin katekolamin Hormone Renin


Natriuretik angiotensin

Factor
pertumbuhan

Factor Perubahan fungsi Factor autokrin


genetik Membrane sel parakrin

Pertukaran Na+ / H +
Kalsium intrasel

PH ↑

Kontraksi
Otot polos
Hipertropi
vaskular

Tahanan perifer ↑

hipertensi

5. Tanda dan gejala

Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila

demikian, gejala baru timbul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak,

atau jantung, gejala lain sering ditemukan adalah sakit kepala, sukar tidur,
epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat pada tengkuk, mata berkunang-

kunang. (Kapita selekta kedokteran Jilid I edisi 3)

6. Komplikasi

a. Perdarahan retina

b. Gagal jantung kongestif

c. Insufisiensi ginjal

d. Cedera serebrospinal

e. Stroke

f. Gagal ginjal

g. Ensefalopati hipertensi

( Keperawatan medical bedah. Brunner & Suddart Volume 2 Edisi 8)

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai trapi

bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau

mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa urinanalisa, darah lengkap,

kimia darah ( kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol, total,

kolesterol Hdl dan EKG.

Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens

kreatin, protein urin 24 jam , asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan

ekokardiografi. (Kapita selekta kedokteran Jilid I edisi 3)

8. Penatalaksanaan Medis

Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan resiko

penyakit kardiovaskuler dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan


terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sitolik dibawah 140

mmHg dan tekanan diastolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko.

Hal ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup atau dengan obat

antihipertensi.

Tatalaksana tetap dianjurkan meski harus disertai obat antihipertensi

karena dapat menurunkan jumlah dan dosis obat. Lngkah-langkah yang

dianjurkan untuk :

a. Menurunkan berat badan bila terdapat kelebihan (indeks massa tubuh

≥ 27)

b. Membatasi alkohol

c. Meningkatkan aktivitas fisik aerobic ( 30-45 menit/ hari)

d. Mengurangi asupan natrium ( < 100 mmol Na/ 2,49 Na/ 69 NaCl/ hari)

e. Mempertahankan asupan kalium yang adekuat ( 90 mmol/ hari)

f. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat

g. Berhenti merokok dan mengurangi asupan lemak jenih dan kolesterol

dalam makanan.
B. TEORITIS KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Aktivitas/ istirahat

Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton

Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,takipnea

b. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner

katup dan penyakit jantung serebrovaskuler, episode palpitasi.

Tanda : Kenaikan tekanan darah, hipotensi postural, nadi denyut apical,

PMI kemungkinan bergeser dan sangat kuat.

Frekuensi irama : takikardia diberbagai desritmia

Bunyi jantung murmur

c. Integritas ego.

Gejala : Perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah

kronik ( dapat mengendalikan kerusakan serebral)

Tanda : Ledakan suasana hati gelisah, penyempitan kontiniu perhatian,

tangisan yang meledak

Gerakan tangan ,empati, otot muka tegang (khususnya sekitar

mata)

Gerakan fisik cepat

Pernafasan menghela

Peningkatan pola bicara

d. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini ( seperti infeksi, obstruksi atau riwayat

penyakit ginjal )

e. Makanan dan cairan


Gejala : Makanan yang disukai mencakup makanan yang tinggi garam,

tinggi lemak, tinggi kolesterol

Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya edema

f. Neurosensori

Gejala : Keluhan pening/ pusing

Berdenyut, sakit kepala suboksipital

Episode kebas dan kelemahan pada sisi tubuh

Gangguan penglihatan (diplopia- penglihatan kabur)

Episode epistaksis

Tanda : Status mental berespon motorik

Perubahan-perubahan renal optik

g. Nyeri

Gejala : Ketidaknyamanan

Tanda : Angina ( penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung )

Nyeri badan yang timbul pada kloudidasi, sakit kepala oksipital

berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya

Nyeri abdomen/ massa

h. Pernafasan

Gejala : Dipsnea yang berkaitan dengan aktivitas kerja, katipnea,

ortopnea, noktural progsimal butuh tanpa pembentukan sputum-

riwayat merokok

Tanda : Disstres respirasi/ penggunaan otot-otot aksesori pernafasan,

bunyi nafas tambahan, sianosis.

i. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi/ cara berjalan, episode parastesia

Unilateral transiro-hipotensi postural


2. Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertrofi regitasi

(kekakuan) ventrikuler

b. Nyeri akut (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral

ditandai dengan melaporkan tentang nyeri yang terletak pada region

suboksipital terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah

beberapa waktu berdiri, segan untuk menggerakkan kepala, menghindari sinar

terang dan keributan, mengerutkan kening, menggenggam tangan, melaporkan

kekakuan leher, pusing, penglihatan kabur, mual dan muntah

c. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan

yang berlebihan dengan kebutuhan metabolik, pola hidup monoton, keyakinan

budaya ditandai dengan 10-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk

tubuh, lipatan kulit trisep lebih besar 15 mm dan pria 25 mm , pada wanita

dilaporkan atau terobservasi disfungsi pola makan

d. Disfungsi koping individu berhubungan dengan situasional/ maturasional,

perubahan hidup beragam. Relaksasi tidak adekuat sedikit dan tidak pernah

olah raga, nutrisi buruk, harapan yang tidak terpenuhi, kerja yang berlebihan,

persepsi tidak realistic, metode koping tidak efektif , ditandai dengan

mengatakan ketidakmampuan untuk menguasai atau meminta bantuan,

ketidakmampuan untuk memenuhi harapan peran/ kebutuhan dasar atau

pemecahan masalah

e. Kurang pengetahuan (kebutuhan dasar) mengenai kondisi, rencana pengobatan

berhubungan dengan pengetahuan atau daya ingat, misalnya interpretasi

informasi , keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa ditandai dengan

meminta informasi, menanyakan masalah, pernyataan salah konsep


f. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan laporan verbal,

kelebihan atau kelemahan frekuensi jantung atau respon tekanan darah

terhadap aktivitas normal, rasa ketidaknyamanan saat bergerak atau dipsnea,

perubahan EKG, mencerminkan iskemia disritmia


3. INTERVENSI KEPERAWATAN

3.1 Rencana Keperawatan Penurunan Curah Jantung

Diagnosa keperawatan Rencana Keperawatan


/ Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Resiko tinggi penurunan Tujuan :  Pantau tekanan darah
curah jantung Curah jantung kembali normal.  Catat keberadaan kualitas denyutan sentral dan
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan perifer
peningkatan afterload, resiko penurunan curah jantung dengan  Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas
vasokontriksi, iskemia kriteria hasil:  Pertahankan pembatasan aktivitas seperti
miokardia, maemperlihatkan irama dan frekuensi istirahat di tempat tidur/ kursi
hipertensi/rigiditas jantung stabil, rentang normal pasien  Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti
(kekakuan) ventricular pijat punggung dan leher, meninggikan kepala
ditempat tidur
 Anjurkan teknik relaksasi
 Berikan batasan cairan dan diet natrium sesuai
indikasi
3.2 Rencana kerawatan nyeri akut

Diagnosa keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
/ Masalah Kolaborasi
Mual dan muntah Nyeri akut (sakit Tujuan: NOC:

kepala) berhubungan dengan melaporkan nyeri hilang/ terkontrol  Pertahankan tirah baring selama fase akut

peningkatan vaskuler serebral Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Berikan tindakan nonfarmakologi untuk

ditandai dengan melaporkan nyeri akut dengan kriteria hasil: menghilangkan rasa sakit kepala

tentang nyeri yang terletak pada Mengungkapkan metode yang memberikan  Bantu klien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
region suboksipital terjadi pada pengurangan  Berikan cairan, makanan lunak
saat bangun dan hilang secara

spontan setelah beberapa waktu

berdiri, segan untuk menggerakkan

kepala, menghindari sinar terang

dan keributan, mengerutkan


kening, menggenggam tangan,

melaporkan kekakuan leher,

pusing, penglihatan kabur,

3.3 Rencana keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Diagnosa keperawatan Rencana keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
/ Masalah Kolaborasi
Perubahan nutrisi lebih dari Tujuan : Noc :

kebutuhan tubuh berhubungan kebutuhan nutrisi terpenuhi  Kaji pemahaman klien tentang hubungan

dengan masukan yang berlebihan Setelah dilakukan asuhan keperawatan langsung antara hipertensi dan kegemukan

dengan kebutuhan metabolik, pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh  Bicarakan pentingnya menurunkan masukan

hidup monoton, keyakinan budaya dengan kriteria hasil kalori dan batasi masukan lemak, garam, dan

ditandai dengan 10-20% lebih dari gula sesuai indikasi

ideal untuk tinggi dan bentuk  Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat

tubuh, lipatan kulit trisep lebih badan


besar 15 mm dan pria 25 mm ,  Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan

pada wanita dilaporkan atau diet

terobservasi disfungsi pola makan  Dorong pasien untuk mempertahankan

masukan makanan harian termasuk kapan dan

dimana makan dilakukan dan lingkungan

 Instruksikan dan bantu memilih makanan yang

tepat, hindari makanan dengan kejenuhan

lemak tinggi.

3.4 Rencana Keperawatan kurang pengetahuan

Diagnosa keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
/ Masalah Kolaborasi
Kurang pengetahuan (kebutuhan Tujuan : pemahan tentang proses penyakit Noc :

dasar) mengenai kondisi, rencana dan regiment pengobatan  Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar

pengobatan berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan keperawatan termasuk orang terdekat
pengetahuan atau daya ingat, kurang pengetahuan dengan kriteria hasil :  Tetapkan dan nyatakan batasan tekanan darah

misalnya interpretasi informasi , dapat mengatakan pemahaman tentang normal

keterbatasan kognitif, menyangkal proses penyakit.  jelaskan hipertensi dan efeknya pada jantung,

diagnosa ditandai dengan meminta pembuluh darah, ginjal dan otak

informasi, menanyakan masalah,  Bantu pasien dalam mengidentifikasi fakto-

pernyataan salah konsep faktor resiko kardiovaskuler yang dapat diubah

 Atasi masalah dengan pasien untuk

mengidentifikasi kausa dimana perubahan gaya

hidup yang tepat dapat dibuat untuk

mengurangi factor-faktor diatas

 Berikan penguatan pentingnya kerjasama

dalam regimen pengobatan dan

mempertahankan perjanjian tidak lanjut

3.5 Rencana Keperawatan intoleransi aktivitas

Diagnosa keperawatan Rencana Keperawatan


/ Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria hasil intervensi
Intoleran aktivitas berhubungan Tujuan: Noc :

dengan kelemahan umum, Kebutuhan aktivitas terpenuhi  Kaji respon pasien terhadap aktivitas

ketidakseimbangan antara Setelah dilakukan asuhan keperawatan  Instruksikan pasien teknik penghematan energi

suplai dan kebutuhan oksigen intoleransi aktivitas dengan kriteria hasil:  Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
ditandai dengan laporan verbal,  Dapat berpartisipasi dalam aktivitas  Berikan bantuan sesuai kebutuhan
kelebihan atau kelemahan yang diinginkan/ diperlukan

frekuensi jantung atau respon  Menunjukkan penururunan dalam

tekanan darah terhadap tanda tanda fsikologis

aktivitas normal, rasa

ketidaknyamanan saat bergerak

atau dipsnea, perubahan EKG,

mencerminkan iskemia

disritmia

Anda mungkin juga menyukai