ID Pembelajaran Fisika Berbasis Problem Bas
ID Pembelajaran Fisika Berbasis Problem Bas
Abstrak
Pembelajaran IPA, khususnya Fisika perlu disajikan secara interaktif, inspiratif, dan menyenangkan agar peserta
didik dapat termotivasi untuk berpartisipasi aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh
pembelajaran PBL dengan metode eksperimen dan demonstrasi terhadap prestasi belajar dan keterampilan
metakognitif antara peserta didik,mengetahui pengaruh pembelajaran PBL dengan metode eksperimen dan
demonstrasi terhadap kemampuan berpikir kritis tinggi dan rendah dan pengaruh interaksi antara pembelajaran
PBL dengan metode eksperimen dan demonstrasi dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar
dan keterampilan metakognitif. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan populasi penelitian
kelas X MIPA MAN 1 Kediri, Kabupaten Kediri.Teknik pemilihan sampel menggunakan cluster random
sampling yaitu pemilihan sampel secara acak dengan menggunakan undian. Sampel populasi ini terdiri dari dua
kelas yaitu kelas eksperimen 1 dengan metode eksperimen dan eksperimen 2 dengan metode demonstrasi . Data
prestasi belajar pengetahuan diperoleh dari tes pilihan ganda, data kemampuan berpikir kritis dan keterampilan
metakognitif diperoleh dari tes uraian, sedangakan prestasi sikap dan keterampilan belajar diperoleh dari hasil
observasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan multivariate of anova menggunakan General Linier
Model.Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh metode eksperimen lebih baik dibandingkan metode
demonstrasi ditinjau dari kemampuan berpikir kritis, prestasi belajar, maupun keterampilan metakognitif.
Kata kunci: problem based learning, metode eksperimen dan demonstrasi, kemampuan berpikir kritis, keterampilan
metakognitif
79
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 79-86)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
80
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 79-86)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
dari persamaan, tetapi juga mendiskripsikan kinematika gerak lurus diharapkan dapat
belajar tentang suatu fenomena fisika. Peserta membantu peserta didik mengkonstruksi
didik membutuhkan kognisi lebih dari sekedar pengalamannya menjadi pengetahuan yang
kognisi akan tetapi membutuhkan pengetahuan lebih sistematis dan meningkatkan
tentang yang diketahui, memecahkan masalah, keterampilan metakognitif. Dari uraian diatas
membuat perencanaan permasalahan, membuat maka peneliti merasa perlu mengadakan
tahap-tahap pemecahan masalah, memberi penelitian yang berjudul “Pembelajaran Fisika
alasan untuk melakukan pemecahkan masalah Berbasis Problem Based Learning (PBL)
dengan cara yang ditempuhnya, memonitor menggunakan Metode Eksperimen dan
proses belajar dan kemajuannya ke arah tujuan Demonstrasi ditinjau dari Kemampuan
saat melaksanakan rencana serta mengevaluasi Berpikir Kritis terhadap Prestasi Belajar dan
yang sudah dilakukan (Tolga Gok, 2010:116). Keterampilan Metakognitif”.
Hasil wawancara di MAN 1 Kediri guru belum
menerapkan upaya pengenalan metakognitif
secara optimal. Guru kesulitan menerapkan Metode Penelitian
keterampilan metakogntitif secara konsisten
Penelitian ini dilakukan di MAN
karena tuntutan yang diberikan guru untuk
1Kediri. Penelitian ini termasuk dalam jenis
mencapai ketuntasan materi sedangkan waktu
quasi experiment. Variabel terikat pada
(jam tatap muka) di dalam kelas terbatas.
penelitian ini adalah prestasi belajar
Metakognitif berhubungan erat dengan
pengetahuan, sikap, keterampilan dan
konstruktivistik dalam membangun
keterampilan metakognitif . Variabel bebas
pengetahuan peserta didik, strategi
pada penelitian ini adalah penggunaan metode
metakognitif menyadarkan peseta didik dalam
eksperimen dan demonstrasi. Varibel
belajar dan membangun kemampuan berpikir
moderator pada penelitian ini yaitu
kritis peserta didik dengan kata lain peserta
kemampuan berpikir kritis peserta didik.
didik mengembangkan control eksekutif
Populasi dalam penelitian ini adalah
(excecutive control) pada strategi-strategi
seluruh peserta didik kelas X MIA yang terdiri
belajar daripada secara pasif merespon
dari empat kelas di MAN 1 Kediri Propinsi
lingkungan pembelajaran (Joyce, Weil and
Jawa Timur. Dalam penelitian ini jumlah
Calhoun, 2011). Keterampilan metakognitif
sampel yang diambil 2 kelas dari seluruh
diperlukan kemampuan berpikir tinggi.
populasi peserta didik kelas X MIA 1 dengan
Seseorang yang dapat menggunakan
jumlah peserta didik sebanyak 35 orang dan
keterampilan metakognitifnya maka orang
kelas X MIA 2 dengan jumlah peserta didik
tersebut mempunya kemampuan berpikir kritis
sebanyak 34 orang.
tinggi. Dalam penelitian ini mengacu pendapat
Penelitian ini menggunakan desain
Schraw dan Dennison (2009: 10)
faktorial 2x2 sebagai berikut: Kelas X MIA 1
menggambarkan “kemampuan berpikir dengan
diberi perlakuan pembelajaran Fisika dengan
memperhatikan aspek sebagi berikut
menggunakan metode eksperimen dan kelas X
managemen informasi, merencanakan,
MIA 2 diberi perlakuan pembelajaran Fisika
memonitor, memprediksi dan mengevaluasi”.
dengan menggunakan metode demonstrasi.
Tinjauan yang lebih mendalam pada studi
Kemudian kedua kelas tersebut digolongkan
pendahuluan tersebut memberikan gambaran
dalam kemampuan berpikir kritis tinggi dan
bahwa kebanyakan peserta didik masih terlihat
rendah. Instrumen pelaksanaan penelitian yang
kesulitan dalam pemahaman konsep maupun
digunakan berupa silabus, rencana pelaksanaan
dalam pemahaman prosedural. Indikasi lainnya
pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta didik
adalah peserta didik juga cenderung takut
(LKS).
memberikan gagasan, komentar, juga kurang
Teknik pengumpulan data dalam
percaya diri dalam melakukan komunikasi
penelitian ini menggunakan: 1) teknik tes
Penerapan model PBL dengan metode
melihat prestasi belajar pengetahuan peserta
eksperimen dan demonstrasi pada materi
didik, keterampilan metakognitif dan
81
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 79-86)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
82
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 79-86)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
individual. Pengetahuan peserta didik dibentuk metode eksperimen merupakan salah satu
dari strukstur konsepsi peserta didik saat metode pembelajaran yang memberikan
melakukan pembelajaran. Selain kedua model pengaruh positif terhadap peningkatan prestasi
ini sesuai dengan teori kontruktivisme, kedua belajar fisika (kognitif).
model pembelajaran ini juga sesuai dengan Hasil dari Tabel 1 untuk hipotesis pertama
teori Ausubel tentang pembelajaran bermakna. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
Pembelajaran bermakna adalah suatu proses signifikan pembelajaran fisika dengan
pembelajaran yaitu informasi baru menggunakan metode eksperimen dan metode
dihubungkan dengan struktur pengertian yang demonstrasi terhadap prestasi belajar sikap dan
sudah dimiliki seseorang yang sedang melalui keterampilan peserta didik pada materi
pembelajaran. Pembelajaran bermakna dalam kinematika gerak lurus (signifikansi 0,007 dan
penelitian ini, ketika peserta didik belajar 0,002). Hasil yang didapatkan sama dengan
dengan menggunakan model problem based hasil penelitian Hadma Yuliana (2012) yang
learning menggunakan metode eksperimen dan hasilnya mengatakan bahwa secara deskriptif
diskusi peserta didik diajari untuk terdapat perbedaan yang signifikan prestasi
mengidentifikasi data, melakukan percobaan, belajar sikap dan keterampilan antara peserta
mengambil data, mengolah data, dan menarik didik yang diberi pembelajaran metode
suatu kesimpulan. eksperimen dan demonstrasi. Peserta didik
Kelas eksperimen 1 dengan yang diajarkan dengan metode eksperimen
menggunakan metode eksperimen melibatkan menghasilkan prestasi belajar sikap dan
peserta didik dengan mengalami dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan
membuktikan sendiri proses dan hasil dengan metode demonstrasi.
pecobaan dengan diarahkan oleh guru. 2. Pengaruh model problem based learning
Pembelajaran dengan metode eksperimen menggunakan metod eeksperimen dan
melatih dan mengajar peserta didik untuk demonstrasi terhadap keterampilan
belajar konsep fisika secara aktif. Model metakognitif peserta didik.
pembelajaran ini melatih peserta didik untuk Hasil dari Tabel 1 untuk hipotesis kedua
berusaha membuktikan teori-teori yang menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh
berkaitan dengan materi kinematika gerak model problem based learning menggunakan
lurus melalui penyelasaian masalah-masalah metode eksperimen dan demonstrasi terhadap
yang ditemukan setiap pembelajaran keterampilan metakognitif peserta didik pada
berlangsung dengan jalan eksperimen materi kinematika gerak lurus (signifikansi
kelompok atau menyelesaikan soal-soal LKS 0,162). Hasil yang didapatkan tidak sesuai
yang diberikan oleh guru. Kelas eksperimen 2 dengan hasil penelitian yang telah
dengan menggunakan metode demonstrasi dilaksanakan oleh Yustina (2012) yang
diajarkan dengan cara peserta didik diminta menghasilkan kesimpulan bahwa pembelajaran
untuk menyaksikan kerja suatu alat atau benda menggunakan problem based learning dapat
yang diperagakan oleh guru dan mengolah data meningkatkan kemampuan kognitif dan
kemudian menyelesaikan masalah secara kemampuan metakognitif peserta didik.
pribadi ataupun kelompok. Perbedaan ini bisa disebabkan karena karakter
Hasil dari Tabel 1 untuk hipotesis pertama peserta didik pada setiap sekolah berbeda-
menunjukkan tidak terdapat pengaruh beda. Pada penelitian yang dilakukan oleh
pembelajaran fisika dengan menggunakan Yustina hanya melihat pengaruh melalui lima
metode eksperimen dan demosntrasi terhadap variabel yaitu semangat orang tua, dorongan
prestasi belajar pengetahuan peserta didik pada dari bapak guru, dorongan orang tua, semangat
materi kinematika gerak lurus (signifikansi belajar, dan keinginan belajar. Bila dilihat dari
0,177). Hasil tersebut tidak sejalan dengan ketiga variabel semangat orang tua, dorongan
penelitian yang dilakukan Fahrizal Eko (2011) guru, dan dorongan orang tua merupakan
yang hasil penelitiannya menunjukkan model faktor eksternal yang tidak terlalu berpengaruh
Problem Based Learning (PBL) menggunakan pada peserta didik. Hal ini disebabkan karena
83
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 79-86)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
84
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 79-86)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
Daftar Pustaka
Fahrizal Eko. (2011). Problem Based Learning
dalam Pembelajaran Fisika menggunakan
85
JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2, 2016 (hal 79-86)
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains
86