Berdasarkan data pengamatan dapat diketahui bahwa pada penyentuhan dua jarum pentul
pada ujung jari dengan jarak 0,1 cm mulai terasa sentuhan dua titik, pada ujung hidung terasa
sentuhan dua titik pada jarak 0,3 cm, kemudian pada saat diletakkan di punggung lengan
pada jarak 0,1 cm mulai terasa sentuhan dua titik dan yang terakhir pada saat diletakkan pada
leher belakang akan terasa dua titik pada jarak 0,2 cm.
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pada reseptor sentuh dengan membuat petakan
ukuran 2,5 cm pada punggung lengan yang kemudian dibagi menjadi lagi menjadi 64 petak
kecil. Perlakuan dengan cara menekankan ijuk pada petak kecil tersebut dengan tekanan yang
sama hingga ijuk bengkok dengan subyek menutup mata didapatkan hasil yaitu pada kotak
ke 20 sampai 38 subyek merasakan sensasi sentuhan berupa rasa sakit pada saat diberi
reseptor ijuk.
Pada percobaan yang telah dilakukan dengan membuat petakan 2,5 cm pada lengan
bawah yang digunakan uji sentuhan sebelumnya, kemudian diberi kapas yang telah direndam
air untuk dikompres pada kulit lengan selama 5 menit selanjutnya menekankan ujung jarum
pada permukaan kulit dengan menekankan secukupnya sampai menghasilkan sensasi sakit
dapat diketahui pada kotak ke 21 sampai 49 subyek merasa sensasi sakit.
4. Menentukan Prioreseptor
Pada percobaan ini setelah menulis huruf X pada papan tulis kemudian menutup mata
dan membuat titik sedekat mungkin dengan huruf X yang telah dibuat didapatkan hasil yaitu
pada ulangan 1 jarak titik dengan huruf X adalah 3,5 cm, pada ulangan 2 berjarak 2 cm dan
pada ulangan 3 berjarak 1,5 cm. Kemudian menunjuk jari tengah tangan kirinya dengan
telunjuk tangan kanannya sebanyak 3 kali ulangan subyek tidak berhasil menunjuk. Dan pada
saat merentangkan tangan kanannya sejauh mungkin di belakang tubuhnya kemudian dengan
cepat membawa jari telunjuk ke ujung hidungnya sebanyak 3 kali ulangan subyek berhasil
menunjuk bagian ujung hidungnya,
5. Bintik Buta
6. Proyeksi Binokuler
Berdasarkan data pengamatan dapat diketahui bahwa dengan perlakuan membuat dua
lubang pada karton dengan jarak sama dengan jarak kedua pupil, kemudian dipegang 30 cm
didepan mata dengan latar belakang cahaya terang lalu dipandang sesuai dengan masing-
masing posisi mata (mata kanan ke lubang kanan, mata kiri ke lubang kiri) dan saat kondisi
salah satu mata tertutup didekatkan ke arah mata secara perlahan subyek tampak satu lubang
saja pada jarak 2 cm.
Pada percobaan ini subyek menutup satu mata sambil memegang sebatang pensil dan
pengamat memegang tabung reaksi vertikal dengan lubang di atas kemudian subyek
memasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 kali ulangan dapat diketahui bahwa subyek
berhasil memasukkan sebanyak 5 kali dan gagal memasukkan sebanyak 5 kali karena
penglihatan terjadi secara monokuler saja sehingga subyek tidak dapat melihat dengan fokus
secara maksimal.
8. Dominasi Mata
Berdasarkan data percobaan saat mata kiri ditutup subyek melihat pensil dan obyek
pandang yang jauh tetap dalam satu garis lurus. Sedangkan saat mata kanan ditutup, subyek
melihat pensil dan obyek pandang yang jauh tidak berada dalam satu garis lurus.
9. Proyeksi Monokuler
Pada percobaan ini dilubangi selembar karton dengan jarum, kemudian dipegang 1,5 cm
di depan mata sambil melihat lewat lubang tadi memegang jarum pentul di antara mata dan
karton kemudian digerakkan perlahan sehingga kepala jarum menutupi sebagian cahaya yang
masuk lubang, subyek tetap melihat cahaya yang masuk meskipun lubang sudah tertutup oleh
kepala jarum.
Berdasarkan data pengamatan dapat diketahui bahwa saat mata kanan tertutup subyek
mulai tidak jelas melihat huruf pada bagian paling bawah, kemudian pada saat mata kiri
tertutup subyek juga mulai tidak jelas melihat huruf pada bagian paling bawah begitu juga
dengan pada saat subyek melihat dengan kedua mata. Dalam hal ini ketajaman mata subyek
termasuk dalam kategori mata minus.