Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH LOGAM NON

FERRO
“ TEMBAGA”

DISUSUN OLEH:
1. NUR ANDIKA KURNIAWAN ( 201710120311086)
2. MOCH. SYIDIQ WISNU A. N. (201710120311079)
1. PENGERTIAN TEMBAGA

A.    Pengertian Tembaga
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54, merupakan
unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur 1.803° Celcius dan titik
didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali
diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan
tembaga yaitu dalam bentuk logam merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan,
perunggu serta campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat
listrik, pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan industry. Senyawa tembaga juga
digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-
obatan dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organism hidup dan merupakan
unsur penting dalam darah binatang berkulit keras. 

B.     Sifat-sifat Tembaga
Produksi tembaga sebagian besar dipergunakan dalam industri kelistrikan, karena
tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi. Kotoran yang terdapat dalam tembaga akan
memperkecil/mengurangi daya hantar listriknya.
Selain mempunyai daya hantar listrik yang tinggi, daya hantar panasnya juga tinggi; dan
tahan karat. Oleh karena itu tembaga juga dipakai untuk kelengkapan bahan radiator, ketel, dan
alat kelengkapan pemanasan.Tembaga mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik
dan dapat ditempa (meleable).

C.    Manfaat Penggunaan Tembaga


 Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.
 Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan, sedangkan
paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu. Perunggu yang
mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji dan galvanometer.
Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan
atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan
digunakan pula pada seni patung. Kuningan dan perunggu berturut-turut seperti yang
tertera pada gambar.
 Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu mengndung
tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya. Gambar mata uang yang terbuat
dari emas.
 Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
 Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol menjadi
metanal.
2. DAERAH PENGHASIL TEMBAGA
A.    Potensi Tembaga Indonesia
Dalam dunia pertambangan, Indonesia memang dikenal sebagai negara yang kaya dengan
kandungan mineral yang siap diangkat kapan saja. Indonesia menempati posisi produsen terbesar
kedua untuk komoditas timah, posisi terbesar keempat untuk komoditas tembaga, posisi kelima
untuk komoditas nikel, posisi terbesar ketujuh untuk komoditas emas, dan posisi kedelapan
untuk komoditas batubara.
Berbagai macam bahan tambang tersebar di Indonesia dari sabang sampai merauke
banyak kita temukan tambang-tambang yang mengeksploitasi sumberdaya alam Indonesia mulai
dari emas, timah, tembaga, perak, intan, batubara, minyak, bauksit, dan lain - lain, semuanya
terdapat di Indonesia.
Cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1% dari cadangan tembaga dunia, dan merupakan
peringkat ke-7 sedangkan dari sisi produksi adalah 10,4% dari produksi dunia dan merupakan
peringkat ke-2.
Daerah-daerah penghasil tembaga di Indonesia diantaranya :
 Cikotok : JawaBarat
 Kompara : Papua
 Sangkarapi : Sulawesi Selatan
 Tirtamaya : Jawa Tengah
 Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.

B.     Sekilas Mengenai Tembaga


Tembaga adalah unsur kimia yang diberi lambang Cu (Latin: cuprum). Logam ini
merupakan penghantar listrik dan panas yang baik.
Penggunaan tembaga dapat dilacak sampai 10,000 tahun yang lalu. Sebelum tembaga,
diperkirakan hanya besi dan emas, logam yang terlebih dahulu digunakan manusia.
Menurut data tahun 2005, Chili merupakan penghasil tembaga terbesar di dunia, disusul
oleh AS dan Indonesia. Tembaga dapat ditambang dengan metode tambang terbuka dan tambang
bawah tanah.
Kandungan tembaga dinyatakan dalam % (persen). Jadi jika satu tambang berkadar 2,3%, berarti
dari 100 kg bijih akan dihasilkan 2,3 kg tembaga.
Selain sebagai penghasil no.1, tambang tembaga terbesar juga dipunyai Chili. Tambang
itu bernama Chuquicamata, terletak sekitar 1.240 km sebelah utara ibukota Santiago. Sedang
tambang tembaga terbesar di Indonesia adalah yang diusahakan oleh PT Freeport Indonesia di
area Grasberg, Papua. Saat ini Grasberg ditambang dengan metode tambang terbuka.
Namun karena kedalaman bukaan yang semakin besar, sekitar tahun 2015, cara
penambangan akan diubah menjadi tambang bawah tanah. Jika semua terwujud, Grasberg akan
menjadi salah satu tambang bawah tanah terbesar di dunia.
Tembaga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dari komponen listrik, koin, alat rumah
tangga, kerajinan tembaga, hingga komponen biomedik. Tembaga juga dapat dipadu dengan
logam lain hingga terbentuk logam paduan seperti perunggu atau monel dan menjadi
sebuah kerajinan tembaga.
Namun mesti pula berhati-hati akan sifat racun logam ini. Ini dapat terjadi ketika tembaga
menumpuk dalam tubuh akibat penggunaan alat masak tembaga. Kelebihan unsur Cu dapat
merusak hati dan memacu sirosis.

C.    Paduan Tembaga
Paduan Tembaga telah berkurang penggunaannya dari pada waktu yang lampau. Harga
tembaga yang meningkat dengan cepat, ditambah lagi denga kenyataan bahwa kualitas bahan
murah yang lain telah meningkat akhir-akhir ini. Telah mengurangi penggunaan paduan tembaga
untuk beberapa kebutuhan.Selain itu teknik pembuatannya telah diperbaiki sehingga
menyebabkan bahan kurang (ductile) dapat dipakai, karena itu baja ringan kualitasnya baik yang
sering digunakan. Tembaga membentuk larutan padat dengan unsur logam lain dalam daerah
yang luas dan dipergunakan untuk berbagi keperluan, dan macam-macam paduan pada tembaga
antara lain :
1)      Perunggu
 Perunggu mempunyai kadar tembaga Cu 70-78 %, timah putih Sn 22-44 % dan selain itu
campuran tambahan lain seperti Seng (Zn), Timbel (Pb), Aluminium (Al) dll. Perungu ialah :
paduan kepal atau paduan tuang  yang tahan terhadap korosi. Selain itu mempunyai daya luncur
dan daya hantar yang baik untuk arus listrik.

2)      Perunggu Bebas Seng


Perunggu bebas seng yang dinamakan juga perunggu timah, yaitu perunggu tuang dari
Cu ditambah  10%, 14%, atau 20% Sn tanpa campuran tambahan lain. Bahan itu digunakan
untuk pentil  yang harus mempunyai syarat tinggi terhadap korosi dan ketangguhan (10% Sn).
Selain itu pada bantalan harus mempunyai syarat-syarat tinggi untuk sifat luncur (14% Sn) dan
unutuk bantalan-bantalan tekan dengan syarat tinggi untuk kekerasan (20 % Sn ).

3)      Perunggu Bebas Seng Paduan Kepal


Mempunyai 1,5 % sampai setinggi-tingginya 10 % timah putih dan selain
itu Fosfor  dalam persentase yang sangat kecil, yaitu  setinggi-tingginya  0,3 % campuran ini
dahulu dinamakan perunggu Fosfor. Dipakai untuk profil-profil, batang-batang, kawat, plat, dan
pipa yang dicanai  dan ditarik.

4)      Perunggu dan Seng


Perunggu seng ialah : perungu tembaga timah dengan tambahan seng 2 % - 7 %. Bahan
itu dipakai terutama untuk bantalan-bantalan ( campuran tuang ).

5)      Perunggu Aluminium
Perunggu Alumnium ialah : campuran tuang dan campuran kepal dari tembaga dengan
Aluminium dengan besi dan bahan tambahan lain (perunggu dua zat). Perunggu dua zat (Al dan
Ni) tahan korosi terhadap bahan kimia tertentu karena itu dipakai untuk perlengkapan kimia.
Perunggu Alumium tidak mempunyai fungsi lain dari perunggu bebas seng. Sifat-sifatnya kurang
baik, jadi tidak banyak dipakai kecuali di negeri-negeri yang kurang akan timah.
6)      Perunggu Silikon
Perunggu Silikon baik sebagai paduan tuang maupun kepal mempunyai kadar (Si) 0,5 %-
4,5 %. Selain itu ada bahan-bahan tambahan dari timah, nikel, mangan, besi dan seng dalam
bermacam-macam persenyawaan. Sebagian dapat dijadikan misalnya; Cupoder yang mempunyai
tahanan tarik dan kekerasan yang baik .

3. PROSES PENGOLAHAN TEMBAGA


Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk memperoleh tembaga
dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah dibanding bijih yang berupa sulfida. Hal
ini disebabkan tembaga terletak dibagian bawah deret volta sehingga mudah diasingkan dari
bijihnya.
Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk memperoleh
tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit (CuFeS 2), terdiri dari beberapa
tahap untuk memperoleh tembaga, yakni:
A.    Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih kemudian
digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan dimasukkan ke dalam
campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuran untuk
menghasilkan gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak
berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung
udara yang kemudian mengapung ke permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang
membawa partikel-partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.
B.     Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas pada suhu
dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada pada saat pemekatan
dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.
            Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu calcine disilika
guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag besi(II) silikat yang kemudian
dapat dipisahkan.
Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan masih
mengandung sedikit besi(II) sulfida
C.    Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara dipanaskan dengan
udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) ―→ 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) ―→ 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga lepuhan sebab
mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
D.    Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt kemudian
dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak murni) dipasang
sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat
(CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi menjadi
Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.

Katoda : Cu2+(aq) + 2e ―→ Cu(s)


Anoda : Cu(s) ―→ Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin bertambah
banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt mengendap sebagai lumpur.

4. PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai