COR PULMONAL
Disusun Oleh
NELI AGUSTIN
2018200092
A. ANATOMI FISIOLOGI
3. Faring
Faring merupakan pipa berotot berbentuk cerobong (+ 13 cm) yang
letaknya bermula dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
esophagus pada ketinggian tulang rawan (kartilago) krikoid. Faring
digunakan pada saat digestion (menelan) seperti pada saat bernafas.
Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi tiga yaitu dibelakang hidung
(nasi-faring), belakang mulut (oro-faring), dan belakang (laringo-faring).
4. Laring
Laring sering disebut dengan voice box dibentuk oleh struktur
epitrlium lined yang berhubungan dengan faring (di atas) dan trakea (di
bawah). Lring terletak di anterior tulang belakang (vertebra) ke-4 dan ke-6.
Bagian atas dari esophagus berada di posterior laring. Fungsi utama laring
adalah untuk pembetukan suara, sebagai protek jalan nafas bawah dari
benda asing dan untuk memfasilitasi proses terjadinya batuk. Laring terdiri
atas :
3. Alveoli
Parenkim paru-paru merupakan area yang aktif bekerja dari
jaringan paru-paru. Parenkim tersebut mengandung berjuta-juta unit
alveolus. Alveolus merupakan kantong udara yang berukuran sangat
kecil, dan merupakan akhir dari bronkhiolus respiratorius sehingga
memungkinkan pertukaran O2 dan CO2. Seluruh dari unit alveoli
terdiri dari bronkhiolus respiratorius, duktus alveolus, dan alveolar
sacs. Fungsi utama dari unit alveolus adalah pertukaran O2 dan CO2
di antara kapiler pulmoner dan alveoli.
4. Paru-paru
Paru-pau terletak pada rongga dada, berbentuk kerucut yang
ujungnya berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada
diafragma. Paru-paru kanan mempunyai tiga lobus sedangkan paru-
paru kiri mempunyai dua lobus. Kelima lobus tersebut dapat terlihat
dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi menjadi beberapa
subbagian menjadi sekita sepuluh unit terkecil yang disebut
bronchopulmonary segments.
Sirkulasi pulmoner
Kendali pernafasan
1) Ventilasi
Udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru dikarenakan
adanya selisih tekanan udara di atmosfer dan alveolus dan didukung oleh
kerja mekanik otot-otot. Selama inspirasi, volume rongga dada bertambah
besar karena diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa
otot. Otot serratus, otot skaleneus, dan otot interkostalis eksternus berperan
mengangkat iga, sedangkan otot sternokleidomastoideus mengangkat
sternum ke atas.
2) Difusi
Stadium kedua proses respirasi mencakup proses difusi gas-gas
melintasi membrane antara alveolus-kapiler yang tipis. Kekuatan
pendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara
darah dan fase gas. Tekanan O2 dalam atmosfer sama dengan tekanan laut
yakni + 149 mmHg.
Pada waktu O2 diinspirasi dan sampai pada alveolus, tekanan parsial ini
mengalami penurunan sampai sekitar 103 mmHg sebagai akibat dari udara
yang tercampur dengan ruang rugi anatomis pada saluran udara dan
dengan uap air.
3) Transportasi
Transportasi gas antar paru-paru dan jaringan meliputi proses-
proses berikut ini :
C. ETIOLOGI
E. PATOFISIOLOGI
F. PATHWAY
G. KOMPLIKASI
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Tujuan dari penatalaksanaan medis adalah untuk
meningkatkan ventilasi pasien dan mengobati penyakit
yang melatarbelakangi beserta manilestasi dari gagal
jantungnya.
a) Anamnesa,meliputi:
Informasi yang didapat pada anamnesis dapat berbeda antara satu
penderita dengan penderita lain tergantung pada penyakit dasar yang
menyebabkan CP. CP akut akibat emboli paru keluhannya adalah sesak
tiba-tiba pada saat istrahat, kadang-kadang didapatkan batuk-batuk, dan
hemoptisis.
Pada penderita CP dengan PPOM sebagai penyakit dasarnya maka
keluhannya adalah sesak nafas disertai batuk yang produktif (banyak
sputum). Pada penderita CP dengan Hipertensi Pulmonal Primer,
keluhannya berupa sesak nafas dan sering pingsan jika beraktivitas
(exertional syncope). Dalam hal mengevaluasi keluhan sesak nafas,
haruslah disingkirkan adanya kelainan pada jantung kiri sebagai kelainan
jantung kiri (misalnya: Stenosis mitral, payah jantung kiri) menimbulkan
keluhan orthopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea. Jika terjadi gagal
jantung kanan maka keluhan bengkak pada perut dan kaki serta cepat lelah
sering terjadi.
I. Identitas pasien
Kor pulmonal dapat terjadi pada orang dewasa dan pada anak-
anak. Untuk orang dewasa, kasus yang paling sering ditemukan adalah
pada lansia karena sering didapati dengan kebiasaan merokok dan terpapar
polusi. Hal ini di dasarkan pada epidemiologi penyakit-penyakit yang
menjadi penyebab kor pulmonal, karena hipertensi pulmonal merupakan
dampak dari beberepa penyakit yang menyerang paru-paru.
§ Untuk kasus anak-anak, umumnya terjadi kor pulmonal akibat obstruksi
saluran napas atas seperti hipertrofi tonsil dan adenoid.
Jenis pekerjaan yang dapat menjadi resiko terjadinya kor pulmonal
adalah para pekerja yang sering terpapar polusi udara dan kebiasaan
merokok yang tinggi.
Lingkungan tempat tinggal yang dapat menjadi resiko terjadinya
kor pulmonal adalah lingkungan yang dekat daerah perindustrian, dan
kondisi rumah yang kurang memenuhi persyaratan rumah yang sehat.
Contohnya ventilasi rumah yang kurang baik, hal ini akan semakin
memicu terjadinya penyakit-penyakit paru dan berakibat terjadinya kor
pulmonal.
2. Diagnosa Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
https://gustiayuderly.wordpress.com/2012/12/17/askep-penyakit-jantung-paru-
cor-pulmonal/
https://plus.google.com/107059150070981872211/posts/JR9QSU1fv5p
https://www.scribd.com/doc/184646434/Laporan-Pendahuluan-Penyakit-Jantung-
Paru