Anda di halaman 1dari 3

Pembangunan Berkelanjutan

Sumber : Kebijakan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan yang Berkelanjutan.


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat

Konsep Pembangunan
Lahirnya Konsep Pembangunan sulit untuk diyakini, dan konsep sustainable development akan terus
berkembang. Lahirnya konsep pembangunan juga dipengaruhi oleh modernisasi, westernisasi,
industrialisasi.

Pembangunan berkelanjutan terdiri dari tiga tiang utama yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dan
ketiga pilar tersebut saling bergantung dan saling memperkuat. Pembangunan berkaitan erat
dengan pertumbuhan ekonomi, ukuran harapan hidup, tingkat pendidikan, angka kemiskinan, dan
sirnanya feodalisme.
“...the development includes the process and policies by which a nation improves the economic,
political and social well being of its people ..” (Sheffrin, 2003)

Pilar sosial memuat pemahaman tentang lembaga-lembaga sosial dan peran mereka dalam
perubahan dan pengembangan, serta sistem demokrasi dan partisipatif yang memberikan
kesempatan bagi masyarakat untuk mengekspresikan opini.

Pilar lingkungan memuat kesadaran akan sumber daya dan kerentanan lingkungan fisik, yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perilaku manusia itu sendiri. Setiap keputusan yang diambil
oleh manusia, akan berpengaruh terhadap lingkungan tersebut.

Pilar ekonomi memuat kepekaan terhadap batas dan potensi pertumbuhan ekonomi dan
dampaknya kepada masyarakat dan lingkungan dengan merestrukturisasi sistem produktif untuk
menghemat sumber daya dan energi.

Selanjutnya, aspek-aspek pembangunan berkelanjutan menjadi sangat dinamis. Aspek-aspek


tersebut akan menyesuaikan dengan tujuan dan kondisi dari suatu negara.

Pengertian Sustainable Development


Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) pertama kali dikonseptualisasikan pada
tahun 1980 oleh World Conservation Strategy dan kemudian mulai populer sejak diperkenalkan
melalui Brundtland Report ‘Our Common Future” yang dipublikasikan oleh the World Commision on
Environment and Development (WCED) pada tahun 1987. Sejak saat itu, ada banyak diskusi tentang
apa pembangunan berkelanjutan itu sebenarnya.

Menurut Brundtland Report dari PBB, 1987. Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari
Bahasa Inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.

Pada dasarnya, Pembangunan Berkelanjutan menekankan akan pentingnya perubahan pola produksi
dan konsumsi dalam pembangunan masa kini yang tidak mengorbankan kepentingan masa depan.

Dalam dua puluh tahun terakhir, pembangunan berkelanjutan banyak dipersepsikan terbatas hanya
pada isu lingkungan, terutama ketika dihadapkan dengan kepentingan pertumbuhan ekonomi. Ada
anggapan yang kuat bahwasanya masyarakat dan ekonomi sangat bergantung pada kesehatan
lingkungan dan layanan ekosistem. Akan tetapi, ada pendapat yang menekankan pembangunan
berkelanjutan sebagai integrasi yang seimbang antara aspek ekologi yang berkelanjutan, distribusi
kekayaan dan akses ke sumber daya.

Prinsip-prinsip Sustainable Development


PBB memberikan dukungan politik sejak 1992 dengan menyusun prinsip-prinsip Pembangunan
Berkelanjutan melalui the UN Conference on Environment and Development (UNCED) di Rio de
Janeiro, Brazil yang dikenal sebagai the Rio Summit/the Earh Summit.

Gambar 1. Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan adalah sebagai berikut:


1. Membangun kota yang aman, nyaman, dan layak huni serta inklusif;
2. Membangun kota hijau yang serasi dan seimbang dengan lingkungan hidup lokal, dan memiliki
ketahanan dan ketangguhan terhadap dampak perubahan iklim dan bencana;
3. Membangun kota yang cerdas sumber daya manusianya, berbasis teknologi, informasi, dan
komunikasi, serta mampu membangun daya saingnya;
4. Membangun kota yang berdiri di atas karakter lokal geografis, secara sosial dan budaya; serta
5. Kota yang dapat membangun keterkaitan dengan wilayah sekitarnya termasuk wilayah
perdesaan. Kebijakan dan strategis pembangunan perkotaan nasional menjadi dasar untuk
mengatasi isu-isu strategis perkotaan sekaligus menyiapkan kota-kota di Indonesia menuju kota
masa depan.

Perspektif Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan


Sustainable Development dilihat dari 3 perspektif yaitu sebagai berikut:
1. Perspektif Ekonomi
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) meliputi aspek ekonomi, sosial dan
lingkungan untuk kebutuhan masa kini tetapi tidak mengurangi kebutuhan generasi yang akan
datang. Dari perspektif ekonomi, pembangunan berkelanjutan berkaitan erat dengan pertumbuhan
ekonomi.
Dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dari perspektif ekonomi, maka manusaia harus
mencari cara untuk memajukan ekonomi dalam jangka panjang, tanpa menghabiskan modal alam.
Akan tetapi, masih banyak permasalahan yang dihadapi di masa sekarang dari perspektif ekonomi.
Salah satu permasalahan yang terjadi di banyak negara berkembang adalah kemiskinan.

Tiga elemen utama yang mendukung keberlanjutan ekonomi adalah kesejahteraan ekonomi yang
berkesinambungan, pemerataan dan distribusi kemakmuran. Kemiskinan terjadi karena banyak hal,
salah satunya ketidakmerataan distribusi kemakmuran. Banyaknya penduduk yang tinggal kota
membuat kemakmuran terlihat menumpuk di perkotaan. Diperkirakan, pada tahun 2050, sebanyak
8 dari 10 penduduk Indonesia, tinggal di kota.

2. Perspektif Sosial
Selain permasalahan ekonomi, pembangunan berkelanjutan juga dilakukan untu menjaga
keberlangsungan sosial. Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang berdimensi pada manusia
dalam hal interaksi, interrelasi dan interdependesi. Perspektif sosial mencakup banyak aspek lainnya,
salah satunya budaya. Jadi, pembangunan berkelanjutan juga untuk menjaga keberlangsungan
budaya dari sebuah masyarakat.
Keberlanjutan sosial budaya memiliki empat sasaran yaitu:

a. Stabilitas penduduk.
Banyak permasalahan yang terjadi dewasa ini, salah satunya berkaitan dengan kependudukan.
Menurut data yang didapat dari Bank Dunia (The World Bank), mengenai jumlah penduduk di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Melonjaknya tingkat kependudukan di Indonesia
bukan disebabkan hanya pada jumlah penduduk dan pertumbuhannya saja. Tapi banyak juga dari
berbagai faktor, diantaranya adalah faktor persebaran dan kepadatan, tingkat kesehatan, tingkat
pendidikan, dan tingkat pendapatan.

b. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia


Hal ini dapat dicapai dengan memerangi kemiskinan dan mengurangi kemiskinan absolut.
Kemiskinan bukan hanya menyangkut perspektif ekonomi, tetapi juga perspektif sosial.
Keberlanjutan pembangunan tidak mungkin tercapai bila terjadi kesenjangan pada distribusi
kemakmuran atau adanya kelas sosial.

Kebutuhan pokok manusia, termasuk di dalamnya sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan sandang
adalah pakaian yang diperlukan manusia untuk melindungi manusia dari panas dan dingin. Pangan
adalah kebutuhan manusia akan makanan. Usaha mencukupi kebutuhan pangan di negara -negara
berkembang dilakukan dengan cara memperluas lahan pertanian. Kebutuhan pokok lainnya adalah
kebutuhan manusia akan tempat tinggal. Pada awalnya, rumah berfungsi sebagai pertahanan diri.
Namun, kebutuhan tersebut terus meningkat termasuk kebutuhan memperindah rumah.

c. Pertahanan akan keanekaragaman budaya.


Dengan mengakui dan menghargai sistem sosial dan kebudayaan seluruh bangsa, maka diharapkan
keanekaragaman budaya dapat terpertahankan. Pengetahuan tradisional dapat pula dimanfaatkan
untuk pembangunan ekonomi.

3. Perspektif Lingkungan
Berdasarkan perspektif lingkungan, keberlanjutan ekologis/lingkungan akan menjamin keberlanjutan
ekosistem bumi. Beberapa permasalahan yang dihadapi di masa sekarang adalah polusi udara,
bencana alam, dan perubahan iklim.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem
penunjang kehidupan di bumi tetap terjamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan
tanah, air, udara dan seluruh kehidupan berkelanjutan, memelihara keanekaragaman hayati pada
keanekaragaman kehidupan yang menentukan keberlanjutan proses ekologis.

Anda mungkin juga menyukai