Anda di halaman 1dari 2

LOGIKA

3.1 Apa itu Logika?


Logika berasal dari kata Yunani ‘logos’ yang digunakan dalam beberapa arti seperti ucapan, kata
pengertian, pikiran dan ilmu pengetahuan (Luce,1958). Dalam konteks ini, Logika adalah suatu studi
tentang metodwe-metode dan prinsip-prinsip yang digunakan untuk membedakan antara penalaran yang
tepat dengan penalaran yang keliru. Artinya, suatu bentuk pemikiran yang membutuhkan penalaran yang
membuat kita untuk selalu berpikir kritis dan menghasilkan suatu kesimpulan yang relevan dan rasional,
dimana penalaran tersebut menjadi aktivitas untuk memperoleh suatu pengetahuan yang berujung pada
suatu kesimpulan.
3.2 Logika Deduktif dan Induktif
Penalaran merupakan suatu proses tempat akal budi bergerak dari suatu pengetahuan lama yang sudah
dimiliki menuju pengetahuan baru. Proses itu dapat menempuh dua jalan, yaitu :
 Logika deduksi terwujud dalam suatu bentuk logis yang disebut slogisme. Slogisme merupakan
suatu bentuk argumentasi yang terdiri dari tiga proposisi, yaitu proposisi pertama dan kedua
adalah landasan penalaran sedangkan yang ketiga adalah hasil dari penalaran tersebut. Logika
deduktif bersifat a priori. Dengan demikian, logika induktif memiliki tiga ciri, yaitu analitis,
tautologis, a priori.
 Logika induktif sangat bertumpu pada observasi empiris. Oleh karena itu pengetahuan yang
dihasilkan merupakan generalisasi yang didasarkan pada pengamatan atas kasus-kasus yang
dinilai memepunyai persamaan. Logika Induktif bersifat a posteriori. Dengan demikian, logika
induktif memiliki tiga ciri yaitu sintetis, general, a posteriori.
3.3 Logika Formal dan Material

Dalam logika dibedakan antara bentuk argumentasi dan konten argumentasi. Bentuk argumentasi
mengacu pada logika formal sedangkan bentuk konten argumentasi mengacu pada logika material.
Logika formal berurusan dengan proses penalarannya terkait bagaimana premis-premis menjadi suatu
kesimpulan dalam bentuk argumentasi tepat atau tidak. Bentuk argumentasi dalam proses penalaran yang
tepat dalam logika formal disebut sahih (valid). Sedangkan logika material berurusan dengan benar
tidaknya proposisi-proposisi yang membangun suatu argumentasi (Hayon, 2000). Artinya, logika material
lebih berfokus pada benar-tidaknya dari konten suatu argumentasi. Di sini, apa yang dimaksud dengan
benar-tidaknya proposisi-proposisi tersebut ditentukan dengan kesesuainnya dengan kenyataan.

3.4 Term

3.4.1 Perbedaan Kata dengan Term

Term adalah kata yang berfungsi sebagai ungkapan lahariah dari suatu konsep dalam logika. Jika dilihat
berdasarkan jumlah kata dalam term, term dapat dibagi menjadi dua, yaitu term tunggal dan term
majemuk. Term tunggal terdiri dari satu kata saja dan mempunyai arti tertentu . sedangkan term majemuk
terdiri dari dua kata atau lebih dan sudah mempunyai arti tertentu. Perbedaan term dengan akata adalah
setiap term selalu mengandung konsep tertentu sedangkan kata tidak selalu, term diandaikan
mengungkapkan konsep dapat berfungsi sebagai subjek atau predikat dalam proporsisi.
3.4.2 Luas dan Sifat Term

Tem berdasrkan aspek luasnya dibagi menjadi tiga yaitu

 Term universal : merujuk pada keseluruhan luasnya tanpa ada pengecualian.


 Term partikular : merujuk pada sebagian luasnya, minimal satu dan tidak tentu.
 Term singular : merujuk dengan tegas pada satu objek/individu/realitas tertentu.

Term berdasakan sifat dibagi menjadi dua, yaitu :

 Term distributif : mempunyai konsep yang bisa dikenalkan kepada anggota/individu.


 Term kolektif : mempunyai konsep yang tidak bisa dikenalkan kepada anggota/individu.

3.4.3 Klasifikasi

Klasifikasi merupakan suatu cara untuk membagi suatu konsep ke dalam bagian yang lebih kecil. Prinsip-
prinsip klasifikasi adalah harus lengkap, benar-benar memisahkan, menggunakan kriteria yang sama,
teratur dan rapi dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

3.5 proposisi

Proposisi adalah kalimat yang digunakan dalam membuat pernyataan guna menyampaikan sesuatu yang
mempunyai nilai kebenaran. Ada dua jenis proposisi, yaitu prosisi kategoris dan proposisi hipotesis.

3.5.1 klasifikasi Proposisi

 Kuantitas proposisi : ditentukan oleh luas term subjeknya dan terkait dengan penanda satuan.
 Kualitas Proposisi
 Kuantitas dan kualitas proposisi.

3.6 penalaran langsung dan Penalaran tidak langsung

Penalaran langsung adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu proposisi (premis). Dalam
penalaran langsung, kesimpulan dihasilkannhanya dengan satu premis saja. Lain halnya dengan penalaran
tidak langsung. Kesimpulan yang dihasilkan dari dua proposisi dihubungkan dengan cara tertentu. Hal ini
dikenal sebagai silogisme. Kata silogisme berasal dari kata Yunani syllogismos yang berarti kesimpulan
atau konklusi (Hadinata, Putri & Takwin, 2015).

3.7 Kekeliruan Berpikir

 Kekeliruan formal akibat kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkan tidak sahih dikarenakan


dilanggarnya dalil-dalil logika terkait term dan proposisi pada sebuah argumentasi.
 Kekeliruan nonformal akibat kesimpulan-kesimpulan yang dihasilkan tidak tepat dikarenakan
faktor bahasa ataupun dikarenakan relevasi antara premis dan kesimpulannya.

Anda mungkin juga menyukai