Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Baut mutu normal dipasang kencang tangan. Baut mutu tinggi mula-mula
dipasang kencang tangan, dan kemudian diikuti ½ putaran lagi (turn-of-the-nut
method). Dalam Tabel 6.1 ditampilkan tipe-tipe baut dengan diameter, proof load
dan kuat tarik minimumnya.
Tabel 6.1 Tipe-Tipe Baut
Tipe baut Diameter (mm) Proof Stress (MPa) Kuat tarik Min. (MPa)
A307 6.35-104 - 60
A325 12.7-25.4 585 825
28.6-38.1 510 725
A490 12.7-38.1 825 1035
Contoh 6.1 :
Hitung beban kerja tarik maksimum untuk sambungan tipe tumpu berikut,
yang menyatukan dua buah pelat (BJ 37) berukuran 16x 200 mm. Baut yang
digunakan berdiameter 22 mm, = 825 Mpa dan tanpa ulir dalam bidang
geser.beban hidup yang bekerja besarnya 3 kali beban mati.
Jawab :
Jumlah luas dua pelat luar lebih besar dari luas pelat tengah, sehingga
perhitungan didasarkan pada pelat yang tengah.
A = 10(150) =1500 mm2
A = [150-2.(19 +3,2) ] (10) =1056 mm2
Max. A = 0,85 A =0,85 (1500) = 1275 mm2
A = A = 1056 mm2
Leleh Φ. T = Φ. f . A =0,90 (410) (1500) = 55,35 ton
Fraktur Φ. T = Φ. f . A =0,75 (550) (1056) = 43,56 ton
Jadi, jumlah baut dihitung berdasarkan gaya 43,56 ton.
Tinjau tahanan baut:
Geser Φ. R =Φ.0,5f .m. A = 0,75(0,5)(825)(2)(1/4.π.192 ) = 17,54 ton/baut
Tumpu Φ. R =Φ.2,4. d . t . f = 0,75(2,4)(19)(10)(550) = 18,81 ton/baut
Tahanan geser menentukan !
.
Σ baut diperlukan = = 2,48 ≡ 4 baut
.
Jawab :
Hitung beban tarik refraktor, T :
T = 1,2D +1,6L = 1,2 (3) +1,6 (15) =27,6 ton
Pelat tengah menentukan dalam perhitungan kekuatan :
A = 6 x 250 = 1500 mm2
A = [250-2.(19+3,2)].6 = 1233,6 mm2
Max A = 0,85. A = 0,85 x 1500 =1275 mm2
A = A = 1233,6 mm2
Leleh : Φ. T = Φ. f . A = 0,90 (240) (1500) =32,4 ton
Fraktur : Φ. T = Φ. f . A =0,75 (370) (1233,6) =34,23 ton
Φ. T (=32,4 ton) > T (=27,6 ton)
Perencanaan baut
Geser : Φ. R = Φ. 0,5. f .m. A =0,75(0,5) (825)(2)(1/4.π.192)
= 17,54 ton/baut
Tumpu : Φ. R = Φ.2,4. d . t . f =0,75 (2,4) (19) (6) (370) =7,59 ton/baut
,
Σ baut diperlukan =3,6 ≡ 4 baut
,
= = ... = 6.10
= . ; = . ;........; = . 6.11
M = . + .
M= .[ + +...... + ]= .Σ 2 6.12
Dengan cara yang sama, maka gaya pada baut baut yang lain adalah :
. . .
= ; = ;......; = 6.14
Apabila gaya R, di uraikan dalam arah x dan y seperti dalam gambar 6.5, maka
dapat dituliskan komponen gaya dalam arah x dan y :
= .R = .R 6.16
R= 6.20
Dengan N adalah jumlah baut. Dan total resultan gaya pada tiap baut yang
mengalami gaya eksentris adalah :
R = +( + ) 6.21
Contoh 6.4 :
Hitunglah gaya maksimal yang bekerja dalam satu baut, untuk suatu
komponen struktur berikut yang memikul gaya eksentris seperti pada gambar.
Jawab :
Baut yang menerima gaya terbesar adalah baut nomor 1, 3, 4 dan 6. Pada baut
nomor 4 bekerja gaya-gaya :
.
Rx = = = 3 ton
Rv = = = 2 ton
R= R + (R + R ) = 3 + (2 + 2) = 5 ton
Contoh 6.5 :
Hitung gaya R yang bekerja pada baut nomor 4 berikut ini, bila kelompok baut
memikul beban Pu = 5 ton yang membentuk sudut α terhadap sumbu
horizontal, di mana besarnya tan α = ¾.
Jawab :
e = 160 mm
M = 5 (160) = 800 ton.mm
Σx2 + Σy2 = 4 (50)2 + 4 (75)2 = 32500 mm2
Gaya-gaya yang bekerja pada baut nomor 2:
.
Rx = = = 1,85 ton
.
Ry = = = 1,23 ton
. ,
RH = = = 1 ton
. ,
Rv = = = 0,75 ton
R= (R +R ) + (R + R )
Contoh 6.6 :
Dua buah profil CNP 24 dihubungkan dengan pelat setebal 10 mm, sebagai
alat sambung digunakan baut A325 db = 22 mm (tanpa ulis dalam bidang
geser). Tersedia dua pola baut seperti dalam gambar, yaitu pola I dan pola II.
Pada kondisi tersebut bekerja beban terfaktor Pu yang sama besar dan
berlawanan arah. Jika diketahui perbandingan beban hidup dengan beban mati
adalah 3 (L = 3D) :
a. Tentukan pola mana yang lebih baik
b. Dengan pola yang lebih baik tersebut, hitung beban kerja yang dapat
dipikul
Ternyata pola baut II lebih baik, gaya yang dipikul tiap baut sama besar dan
lebih kecil daripada gaya maksimum baut 1 pada pola I.
Selanjutnya menghitung tahanan satu buah baut :
Geser : ΦRn =Φ.0,5.f .m.Ab = 0,75.0,50(825)(2)(1/4.π.222) = 23,52 ton
Tumpu : ΦRn =Φ.2,4.db.tp.f = 0,75.2,4(22)(10)(370) = 14,65 ton
Tahanan tumpu menentukan!
1,0476.Pu ≤ 14,652 ton
Pu ≤ 13,986 ton
Contoh 6.7 :
Hitung Pn yang boleh bekerja pada sambungan berikut ini, lakukan analisa
praktis. Alat sambung yang digunakan adalah baut A325 (db = 22 mm, =
825 Mpa) tanpa ulir dalam bidang geser.
Jawab :
e = 75 +50 = 125 mm
Rni = 0,5. f .Ab.m = 0,5(825)(1/4.π.222)(1) = 15,68 ton
Ri = Rni [1-exp(-0,4. ∆i)0,55
Beban bekerja pada sumbu y, δ =0, dengan mengganti y /d untuk sin θ serta
x /d untuk cos θ , maka persamaan 6.22, 6.23,6.25 menjadi:
∑R =0 6.26
∑R = Pn 6.27
∑ R . d = Pn (e + r ) 6.28
2. Coba r = 51,46 mm
No.baut xi yi di ∆i Ri (Ri.xi/di) Ri.di
1 1,46 75 75,014 5,113 14,530 0,283 1089,942
2 1,46 0 1,460 0,100 2,634 2,634 3,845
3 1,46 -75 75,014 5,113 14,530 0,283 1089,942
4 101,46 75 126,171 8,600 15,401 12,385 1943,217
5 101,46 0 101,460 6,916 15,130 15,130 1535,055
6 101,46 -75 126,171 8,600 15,401 12,385 1943,217
Σ 43,099 7605,219
Ri∑ =P 6.31
Ri∑ d = Pn (e + r ) 6.32
Jawab :
Dengan cara trial and error, diperoleh hasil r =59,569 mm
No.baut xi yi di xi/di
1 9,569 75 75,60797 0,12656
2 9,569 0 9,56900 0,00000
3 9,596 -75 75,60797 0,12656
4 109,569 75 132,77939 0,82520
5 109,569 0 109,56900 1,00000
6 109,569 75 132,77939 0,82520
Σ 535,91272 2,90351
[ ]2 + [ ]2 ≤ 1 6.33
[ ]2 + [ ]2 ≤ C 6.36
≤ C. - . 6.37
≤ [ . = .(0,75. .C - 2. )] 6.39
Untuk baut dengan ulir pada bidang geser diperoleh :
≤ [ . = .(0,75. .C -2,5. )] 6.40
Tipe Baut .
A325 dengan ulir di bidang geser .(807-1,9 ) < .621
A325 tanpa ulir di bidang geser .(807-1,5 ) < .621
A490 dengan ulir di bidang geser .(1010-1,9 ) < .779
A490 tanpa ulir di bidang geser .(1010-1,5 ) < .779
Contoh 6.9 :
Hitung kecukupan jumlah baut bagi sambungan berikut ini (tipe tumpu dan
tipe friksi), diketahui beban terdiri dari 10 % beban mati dan 90% beban
hidup. Baut A325 tanpa ulir di bidang geser.
Vn/n > Φ.Vn (baut tak mencukupi untuk sambungan tipe friksi)
Pada saat pemasangan awal,baut mutu tinggi sudah diberi gaya pra tarik
awal Tb, hal ini mengakibatkan pelat tertekan sebesar Ci, dari keseimbangan gaya :
Ci = Tb 6.44
Beban luar akhirnya bekerja, sehingga keseimbangan gaya sekarang seperti
tampak dalam Gambar 6.10.c :
P + Cf =Tf 6.45
Gaya P mengakibatkan baut memanjang sebesar :
= .t 6.46
.
Pada saat yang sama tekanan di antara pelat mengakibatkan pelat memndek
sebesar :
= .t 6.47
.
= 6.48
. .
= 6.49
. .
Contoh 6.10 :
Buat A325 berdiameter 22 mm menerima gaya tarik aksial seperti pada
gambar. Jika Ap = 6000 mm2. Hitung gaya tarik akhir pada baut (Tf) bila
beban kerja terdiri dari 20% beban mati dan 80% beban hidup.
Jawab :
Φ.Rn = 0,75f . 0,75.Ab =0,75s(8250(0,75)( ¼.π.222) =17,64 ton
Ru = 1,2(0,2R) = 1,6(0,8R) = 1,52 R = 17,64 ton
R = 11,61 ton
Tb = proof stress x 0,75 Ab =585 (0,75) ( ¼.π.222) = 16,678 ton
Dengan Σ adalah proof load kali jumlah baut. Tegangan naik pada bagian
atas bidang kontak akibat momen M, adalah :
. / .
= = 6.52
.
Beban T pada baut teratas sama dengan perkalian antara daerah pengaruhnya
(lebar b kali jarak antara baut, p) dengan , atau :
T= .b.p 6.53
Subtitusikan persamaan 6.52 ke 6. 53 diperoleh hubungan :
. .
T= 6.54
Jika baut terluar berjarak p/2 terhadap bagian atas bidang kontak, maka T
menjadi :
. .
T= .( ) 6.55
Jawab :
Pu= 1,2 (0,2P) + 1,6(0,8P) = 1,52.P
. , .
Tu = .[ ]= .[ ] = 0,40 P
,
Vn = = = 0,19.P
Jika semua baut memiliki ukuran sama, maka gaya tarik T dalam sebuah baut
adalah:
∙
= ∙ =∑ 6.57
Persamaan 6.57 sebenarnya identik dengan 6.55, jika d dalam 6.55 sama
dengan n.p, dimana n adalah jumlah baut dalam satu baris, maka 6.55 menjadi:
∙ ∙ ∙ ∙ ( )
= ∙ = ∙ 6.58
∙ ∙ ∙
Perhatikan bahwa p(n-1)/2 adalah jarak baut terluar terhadap setengah tinggi
kontak area, yang identik dengan y dalam 6.57. sati baris baut dengan jarak p
dapat diasumsikan sebagai tampang persegi dengan lebar A/p dan tinggi n.p.
Momen inersia penampang ini adalah:
= ∙ ∙( ∙ ) 6.59
Prosedur pendekatan yang terakhir ini lebih mudah daripada cara analisa
yang terdahulu.
Latihan 6.1 :
Hitunglah beban kerja layan yang dapat dipikul oleh komponen struktur tarik
berikut ini;
Gambar L.6.1
Latihan 6.2 :
Dua buah pelat setebal 20 mm disambug dengan suatu pelat sambung setebal
10 mm seperti tampak dalam gambar. Baut yang dipakai sebagai alat
pengancang adalah baut A325 berdiameter 5/8 dengan ulir di luar bidang
geser. Mutu pelat baja adalah BJ 37. Hitunglah tahnan tarik rencana yang
diperbolehkan bekerja pada komponen struktur tersebut!
Gambar L.6.2
Latihan 6.3 :
Tentukan jumlah baut yang diperlukan untuk menahan gaya tarik sekuat profil
┘└ 100.100.10 seperti tampak dalam gambar, untuk beberapa tipe sambungan
sebagai berikut:
Latihan 6.4 :
Sebuah batang tarik dari siku tunggal 120.120.12 (BJ 37) digunakan untuk
menahan gaya tarik yang terdiri dari 40 kN beban mati dan 120 kN beban
hidup. Asumsikan tebal pelat sambung adalah 12 mm. Jika digunakan baut
A325 berdiameter ½ dengan ulir di luar bidang geser, hitunglah jumlah baut
yang di butuhkan!
Latihan 6.5 :
Hitunglah besarnya beban layan yang dapat dipikul oleh profil 2CNP20 dari
baja BJ 37 seperti pada gambar berikut ini. Baut yang digunakan adalah A325
berdiameter 7/8 dengan ulir di luar bidang geser. Beban terdiri dari 25 %
beban mati dan 75 % beban hidup.
Gambar L.6.5
Gambar L.6.6
Latihan 6.7 :
Hitunglah besarnya beban
layang, P, yang terdiri dari 20 %
beban mati dan 80 % beban
hidup, pada sambungan yang
terlihat dalam gambar L.6.7,
gunakan baut A325 berdiameter
7/8 dengan ulir didalam bidang
geser. Mutu baja BJ 37
a. gunakan metode elastis
b.gunakan metode plastis
Gambar L.6.7
Gambar L.6.8
Latihan 6.9 :
Samsungan geser eksentris (sambungan A) dalam gambar L.6.9 berikut ini
menggunakan baut A325 berdiameter 7/8 dengan ulir di luar bidang geser.
Beban terdiri dari 30 kN beban mati dan 150 kN beban hidup. Hitunglah
jumlah baut yang
dibutuhkan dengan
cara elastis.
Berikutnya
rencanakan pula
sambungan profil ┘└
100.100.10 ke flens
kolom (sambungan
B) = 20 mm.
Gambar L.6.9