Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multiphase: mengidentifikasi

kebutuhan dari pemeriksaan, permintaan pemeriksaan, sentral suplai/permintaan

laboratorium, persiapan pemeriksaan fisik dan edukasi pasien dan keluarga,

pengumpulan, pemberian label dan penyimpanan specimen, serta pendidikan

kesehatan (Kee, 2012). Perawat (petugas sampling) dalam hal ini, terlibat secara

aktif dalam penyusunan protokol uji laboratorium pada klien. Dalam menjalankan

perannya sebagai pemberi asuhan dan pendidik, perawat harus berkomunikasi

dengan pasien, dokter, dan petugas laboratorium, untuk memperoleh informasi

yang mungkin akan mempengaruhi hasil uji laboratorium (Kee, 2008).

Pemeriksaan laboratorium terdiri dari tiga tahap yaitu : tahap preanalitik, analitik,

dan paska analitik. Kesalahan pada tahap preanalitik lebih sering terjadi

dibandingkan kesalahan pada tahap analitik (Okorodudu & Elgethany, 2002).

Preanalitik dapat dikatakan sebagai tahap persiapan awal, dimana tahap ini sangat

menentukan kualitas spesimen yang nantinya akan dihasilkan dan mempengaruhi

proses kerja berikutnya. Yang termasuk dalam tahap preanalitik termasuk juga

didalamnya yaitu kondisi pasien, cara dan waktu pengambilan sampel, perlakuan

terhadap proses persiapan sampel sampai sampel selesai dikerjakan (Buletin

PRODIA, 2007). Namun, pada kenyataannya masih ada beberapa spesimen yang

diterima laboratorium mengalami hemolisis, sehingga tidak bisa dilakukan

pemeriksaan sesuai permintaan klinis.

1
2

Hemolisis pada spesimen biasanya disebabkan oleh kesalahan yang terjadi pada

tahap preanalitik. Seperti sudah disebutkan sebelumnya bahwa tahap preanalitik

sangat berpengaruh terhadap kualitas spesimen walaupun tidak dapat dinyatakan

secara kuantitas. Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari

proses preanalitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium,

tapi hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama

mencakup variabel kondisi fisik pasien, seperti : aktivitas fisik, makanan dan

minuman, stres, efek posisi, menstruasi, kehamilan, gaya hidup (konsumsi

alkohol, rokok, kopi, obat adiktif), usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca

transfusi, pasca donasi, pasca operasi. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh

yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup

individu dan ritme biologis klien harus selalu dipertimbangkan sebelum

pengambilan spesimen. Disamping faktor pengerjaan dari internal pada tahap

preanalitik, seperti yang telah dijabarkan ada juga variabel klien lainnya yaitu,

kejujuran dan kelengkapan klien dalam memberi informasi (Buletin Prodia,

2007).

Kesalahan pada proses preanalitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari

total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan

pasca analitik 14% (Riswanto, 2010). Dari persentase kesalahan tadi yang

terbanyak adalah yang terjadi pada proses preanalitik. Dengan demikian sangat

dianjurkan tidak mengabaikan proses ini. Kemungkinan kesalahan membentang

dari satu kasus di 8300 hasil laboratorium atau 2000 pasien menjadi satu kasus di

33-50 hasil laboratorium. Sebagai pedoman dua batas ini mungkin tidak
3

mencerminkan keadaan yang sebenarnya, yang lebih tingkat kesalahan

kemungkinan bisa berkisar dari satu kasus di 164 sampai satu kasus di 330

kejadian atau hasil laboratorium (G.Lippi dkk, 2006). Studi tentang jenis dan

frekuensi faktor-faktor utama yang mempengaruhi kualitas hasil laboratorium

dalam hal kesalahan preanalitik telah dilakukan di beberapa Negara. Identifikasi

jenis kesalahan preanalitik pada laboratorium kimia klinik di G.B. Pant Hospital

New Delhi, India pada tahun 2010, didapatkan kesalahan preanalitik sebagai

berikut : dari 96.328 tabung diterima selama periode pengumpulan data, sampel

1469 ditemukan tidak cocok untuk diproses lebih lanjut. Hal ini meliputi 1,52%

dari seluruh sampel yang dikumpulkan di laboratorium. Penolakan disebabkan

oleh alasan berikut: 0,74% ditolak karena hemolisis; 0,47% adalah spesimen tanpa

slip permintaan yang tepat, dan 0,23% memiliki jumlah sampel cukup (Goswami

dkk, 2010).

Dalam studi yang lain, The Department of Laboratory Medicine of the University

Hospital of Chulalongkorn mengevaluasi frekuensi dan jenis kesalahan preanalitik

di laboratorium, pada pasien rawat inap dan rawat selama 6 bulan.

Membandingkan kesalahan preanalitik dengan kesalahan lainnya dalam proses,

distribusi kesalahan adalah: preanalitik 84,52% (1048 kesalahan), analitik 4,35%

(54 kesalahan), dan postanalitik 11,13% (138 kesalahan). Dari 1.048 kesalahan

preanalitik, 998 (95,2%) berasal dari unit perawatan. Semua kesalahan preanalitik,

(1,15%) berkaitan dengan barcode laboratorium (Wiwanitkit, 2001)

Kemajuan substansial dalam otomatisasi dan komputer aplikasi, khususnya

selama dua dekade terakhir, telah meningkatkan kesadaran bahwa analisis


4

kesalahan tidak lagi faktor utama yang mempengaruhi kualitas pengujian

laboratorium, sehingga keamanan mengenai fase analitis dapat dijamin. Jadi fokus

perhatian pada alternatif sumber kesalahan, seperti preanalitik dan post analitik

faktor. Alasan utama terhadap tingginya prevalensi kesalahan dalam langkah

penting proses pemeriksaan adalah sulitnya memonitor semua variable preanalitik

untuk mengimplementasikan peningkatan proses yang diperlukan, terutama ketika

sebagian besar variabel (seperti proses mengeluarkan darah) tidak di bawah

kendali langsung laboratorium atau supervise (Riswanto, 2010)

Laboratorium Niki Diagnostic Center ditahun 2013, data total pasien yang datang

melakukan pemeriksaan adalah 27.817 orang. Dari data jumlah pasien tadi, pasien

yang melakukan Medical Check Up adalah sebanyak 1.722 orang. Selisih total

pasien dengan pasien medical check up adalah 26.095 orang merupakan pasien

umum dan pasien klinik atau rumah sakit kerjasama. Pasien yang datang

melakukan pemeriksaan rutin diantaranya : 4.039 orang dengan melakukan

pemeriksaan urine rutin, 12.183 orang yang melakukan pemeriksaan trombosit,

868 orang yang melakukan pemeriksaan faeces rutin dan sisanya yaitu 10.727

orang datang dengan pemeriksaan kimia klinik, imunologi, hormon, pap smear

dan pemeriksaan non lab.

Diantara banyaknya pemeriksaan di Laboratorium Niki Diagnostic Center,

pemeriksaan trombosit merupakan pemeriksaan terbanyak. Pemeriksaan

trombosit, relatif sederhana dan murah. Dalam trombosit, spesimen bergumpal

(clothing) dan clumping trombosit adalah yang paling sering menjadi alasan

penolakan sampel. Di Laboratorium Niki Diagnostic Center data penolakan


5

sampel yang tercatat selama tahun 2013 adalah sampel hemolisis ada 14 sampel

sedangkan sampel clothing dan clumping sebanyak 20 sampel. Selain alasan tadi,

dilapangan juga ditemukan pasien sehat tanpa manifestasi klinis dengan hasil

trombosit rendah atau bahkan hasil trombosit tinggi. Dengan alasan tadi,

pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan trombosit harus benar-benar

diperhatikan khususnya pada proses preanalitiknya.

Berdasarkan pemaparan diatas serta melihat dampak yang ditimbulkan dari

kurangnya persiapan preanalitik pada pemeriksaan darah trombosit, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian tentang adanya pengaruh persiapan preanalitik

terhadap hasil laboratorium trombosit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan pertanyaan

penelitian “Bagaimana pengaruh persiapan preanalitik terhadap hasil trombosit

pada peserta pemeriksaan kesehatan di Laboratorium Niki Diagnostic Center

Denpasar?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh persiapan preanalitik terhadap hasil laboratorium

trombosit pada peserta pemeriksaan kesehatan di Laboratorium Niki Diagnostic

Center Denpasar.
6

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik responden (umur, jenis kelamin dan pekerjaan)

pemeriksaan kesehatan

b. Mengidentifikasi hasil trombosit peserta pemeriksaan kesehatan pada

kelompok perlakuan

c. Mengidentifikasi hasil trombosit peserta pemeriksaan kesehatan pada

kelompok kontrol

d. Menganalisis perbedaan hasil trombosit antara kelompok perlakuan dengan

kelompok kontrol pada peserta pemeriksaan kesehatan

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam bidang

keperawatan mengenai pengaruh persiapan preanalitik terhadap hasil laboratorium

trombosit.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan kepada perawat

(petugas sampling) Laboratoriun Niki Diagnostic Center dalam pengambilan

sampel darah trombosit, untuk mendapatkan hasil uji laboratorium yang andal

dan sahih

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi kepada perawat

rumah sakit dan klinik kerjasama tentang persiapan preanalitik dalam


7

pengambilan sampel trombosit melalui perpanjangan informasi oleh petugas

Laboratorium Niki Diagnostic Center.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pada klien bahwa faktor

kondisi klien juga sangat memegang peranan dalam proses preanalitik yang

nantinya akan mempengaruhi proses selanjutnya yaitu proses analitik dan

proses pasca analitik.

d. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini

sebagai acuan dalam melakukan penelitian yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai