Anda di halaman 1dari 3

Termasuk antibiotika golongan fluoroquinolone yang pada umumnya

diserap sangat baik pada pemberian oral, penetrasi yang baik kedalam
jaringan dan cairan tubuh. Antibiotika ini dieliminasi melalui ekskresi ginjal
dan metabolisme hati dengan beberapa ekskresi dari bilirubin. Ofloxacin
merupakan antibiotika berspektrum khusus Gram-negatif yang dalam
penggunaan klinisnya sering dipakai dalam menangani masalah infeksi
saluran perkemihan, gonorrhoeae, infeksi saluran pernafasan yang
disebabkan bakteri Gram-negatif batang aerobik, dan juga efektif untuk
mengatasi enteritis atau infeksi saluran pencernaan yang dikarenakan
bakteri Salmonella dan Shigella (Elliott et al, 2007).
Mekanisme kerja dari ofloxacin adalah dengan cara menghambat sintesis
asam nukleat dari bakteri yaitu menghambat enzim DNA girase pada
replikasi DNA sehingga proses replikasi DNA dan transkripsi mRNA
menjadi terhambat (Rang and Dale, 1991; Pratiwi, 2008).
Elliott, T., T. Worthington., H. Osman, and M. Gill. 2007. Medical Microbiology
& Infection. UK: Blackwell Publishing. p. 153-160.
Rang, H.P., and M.M. Dale. 1991. Pharmacology. UK: Churchill Livingstone.
p.824-825.
Pratiwi, S.T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga: Jakarta. h.136; 149-
160; 165-171.
Ofloxacin digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bagian bawah,
gonoroe, uretritis, dan serfisitis non gonokokkus (BPOM., 2008).
Sejarah

Ofloxacin adalah fluoroquinolone generasi kedua, menjadi analog


spektrum yang lebih luas dari norfloxacin, dan disintesis dan
dikembangkan oleh para ilmuwan di Daiichi Seiyaku.

Ini pertama kali disetujui untuk pemasaran di Jepang pada tahun 1985,
untuk administrasi oral, dan Daiichi memasarkannya di sana dengan
nama merek Tarvid.

Daiichi, bekerja dengan Johnson & Johnson, memperoleh persetujuan


FDA pada Desember 1990, dengan nama merek Floxin, dilabeli untuk
digunakan pada orang dewasa dengan infeksi saluran pernapasan bawah,
infeksi struktur kulit dan kulit, infeksi saluran kemih, prostatitis, dan
penyakit menular seksual.

Chambers HF, Sande MA. 1996. Antimicrobial agents in: Goodman &
Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 9th ed. McGraw-Hill,
New York, pp 1029-1032.

Sekitar 40% dari obat merupakan senyawa kiral dan hanya sekitar
12% obat yang diberikan sebagai enansiomer tunggal murninya (Watson,
2009). Ofloxacin merupakan antibiotik yang mempunyai karbon kiral pada
posisi C3, sehingga senyawa ini memiliki dua enansiomer yaitu (-)-
ofloxacin dan (+)-ofloxacin. Sifat optis aktif dan kiralitas molekul sangat
berperan penting dalam aktivitas biologis. Suatu enansiomer yang satu
dan yang lainnya memiliki sifat aktivitas biologis yang berbeda, sehingga
harus dipisahkan sedemikian rupa untuk mendapatkan molekul yang
diinginkan. (-)-ofloxacin 8-128 kali lebih aktif dibandingkan dengan (+)-
ofloxacin, sehingga sebelum digunakan sebagai obat antibiotik senyawa
(-)-ofloxacin tersebut harus dipisahkan terlebih dahulu (Fujimoto &
Mitsuhashi, 1990).
Pemisahan senyawa kiral ini dapat dilakukan dengan beberapa
metode, yaitu kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), kromatrografi gas
(KG), dan capillary electrophoresi (CE). Salah satunya adalah dengan
kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan menggunakan prinsip
pemisahan penukar ligan dari senyawa kompleks yang dibentuk antara
asam amino dan ofloxacin. Pada percobaan sebelumnya yang dilakukan
oleh Shao et al. pada tahun 2007, telah dilakukan pemisahan senyawa
ofloxacin ini dengan menggunakan KCKT dan ligan yang digunakan
berupa asam amino yaitu L-Phenilalanine.
Pada penelitian ini akan digunakan metode yang sama dengan
penelitian sebelumnya yaitu kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
dengan menggunakan prinsip pemisahan penukar ligan dari senyawa
kompleks yang dibentuk antara asam amino dan ofloxacin, namun ligan
yang digunakan berbeda yaitu L-Triptopan dan L-fenilalanin. Sebelum
dilakukan pemisahan sampel, akan dilakukan beberapa variasi percobaan
untuk menentukan keadaan optimum untuk pemisahan, yaitu variasi
komposisi fase gerak, variasi konsentrasi tembaga (II) sulfat, variasi
konsentrasi asam amino, variasi kecepatan alir, dan variasi volume injeksi
sampel.

Anda mungkin juga menyukai