Anda di halaman 1dari 27

RESUME MATERI KELOMPOK 1-3

METODE PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

MAYA FEBRIAYU LAROSA

0302017029

DOSEN PEMBIMBING : POMARIDA SIMBOLON, SKM., M.Kes.

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

2020
KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERAWATAN

(KELOMPOK 1)

1.1 Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian


Penelitian sebagai aktivitas ilmiah merupakan bagian dari proses
pengembangan ilmu pengetahuan dan pencerdasan manusia. Ilmu
pengetahuan yang pada hakikatnya dibangun, dipelajari serta dikembangkan
untuk memberi kemanfaatan bagi umat manusia agar tercipta sebuah tatanan
hidup yang dinamis dan harmonis.
Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan
metode ilmiah. Makna ilmu menunjukkan sekurang-kurangnya tiga hal yaitu
kumpulan pengetahuan (produk), aktivitas ilmiah dan proses berpikir ilmiah
(proses), dan metode ilmiah (metode) (Nursalam, 2009 Hal 4).
Ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaah yang mencari penjelasan suatu
metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai
dunia ini dalam berbagai seginya, dan seluruh pengetahuan sistematis yang
menjelaskan berbagai gejala yang dimengerti manusia (Muhayani, 2016).
Berdasarkan Oxford Dictionary , Pengetahuan adalah keseluruhan ilmu
pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik.
Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang ada dan berupa
common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu
(Riayah,2019).
Ilmu pengetahuan diambil dari kata science, yang berasal dari bahasa
latin scienta dari bentuk kata scire yang berarti mempelajari atau mengetahui.
Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu pengetahuan adalah
sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam
bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui
dan mengingat tentang sesuatu. (Riayah,2019).
Ilmu pengetahuan atau sains (science) adalah pengetahuan yang
diperoleh dengan cara tertentu, yaitu cara atau metode ilmiah. Jadi, dalam hal
ini kata kunci yang amat penting adalah cara atau metode ilmiah. Metode
ilmiah berkaitan erat dengan logika, metode penelitian, metode pengambilan
sampel, pengukuran, analisis, penulisan hasil, dan kesimpulan.
Terdapat beberapa persyaratan bahwa suatu pengetahuan dianggap
sebagai ilmu :
a. Memenuhi Syarat sebagai ilmu Pengetahuan Ilmiah
i. Logis (dapat dinalar dan masuk akal)
ii. Empiris (data dapat diamati dan diukur)
iii. Diperoleh melalui metode ilmiah
b. Memenuhi Metode Ilmiah : Mekanisme Stimulus-Respons
i. Stimulus
 Masalah : Fakta/empiris yang dapat diamati dan
diukur berdasarkan hasil suatu pengamatan yang
cermat dan teliti
 Perumusan masalah penelitian : masalah yang sudah
ditemukan kemudian dirumuskan dalam suatu masalah
penelitian, perumusan masalah. Didalam penelitian
dituliskan sebagai pertanyaan penelitian.
ii. Logika
 Kaji teoretis/konseptual
 Perumusan Hipotesis
 Identifikasi dan operasionalisasi variabel
 Penyusuan Penelitian
iii. Respons
Respons dalam kajian ilmiah dapat digolongkan sebagai
berikut :
 Penyusunan instrumen penelitian (validitas dan
reliabilitas)
 Melakukan sampling (randomisasi) dan estimasi
ukuran sampel
 Analisis data dan pengujian hipotesis (regresi)
 Mengambil kesimpulan dan memberikan saran
(Nursalam. 2009 Hal 5-10)

Penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data


dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian diartikan sebagai suatu
proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan
logis untuk mencapai, tujuan-tujuan tertentu. Penelitian merupakan upaya
untuk mengembangkan pengetahuan, serta mengembangkan dan menguji
teori. Mc Milan dan Schumacer mengutip pendapat Walberg (1986) dalam
Suyitno 2018, ada lima langkah pengembangan pengetahuan melalui
penelitian, yaitu:

1. mengidentifikasikan masalah penelitian,


2. melakukan studi empiris,
3. melakukan replica atau pengulangan,
4. menyatukan (sintesis) dan mereview,
5. menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksana
1.2 Pendekatan Penelitian (Induktif-Deduktif)
A. Pendekatan Induktif
Pendekatan Induktif adalah pendekatan yang dilakukan untuk
membangun sebuah teori berdasarkan hasil pengamatan atau hasil
observasi. Pendekatan induktif dimulai dengan pemberian kasus, fakta,
contoh, atau sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip.
Kemudian siswa dibimbing untuk berusaha keras mensintesiskan,
menemukan, atau menyimpulkan prinsi-prinsip dasar dari pelajaran
tersebut.(Yamin ,2008 dalam Kusuma, 2017).
Langkah-langkah pendekatan induktif yaitu :
1. Memilih dan menetukan bagian dari pengetahuan (konsep,aturan
umum, prinsip dan sebagainya pokok bahasan.)
2. Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip atau
aturan umum
3. Menyajikan bukti-bukti dalam bentuk contoh tambahan
4. Menyusun pernyataan tentang kesimpulan misalnya berupa aturan
umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah tersebut.
( Sagala, 2010 dalam Kusuma, 2017)

Pendekatan induktif ini menggunakan pendekatan kualitatif. Suatu


penelitian diklasifikasikan sebagai kualitatif jika tujuan dari penelitian ini
adalah terutama untuk menggambarkan suatu situasi, fenomena, masalah
atau peristiwa; jika informasi dikumpulkan melalui penggunaan variabel
yang diukur pada skala nominal atau ordinal (skala pengukuran kualitatif);
dan jika analisis dilakukan untuk menetapkanvariasi dalam situasi,
fenomena atau masalah tanpa menghitungnya . Deskripsi suatu situasi yang
diamati, enumerasi historis peristiwa, akun dari berbagai pendapat orang
miliki tentang suatu masalah, dan deskripsi tentang kondisi kehidupan suatu
komunitas adalah contohnya penelitian kualitatif.

B. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif adalah pendekatan secara teoritik untuk
mendapatkan konfirmasi berdasarkan hipotesis dan observasi yang
telah dilakukan sebelumnya. Pendekatan deduktif merupakan
pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemudian
dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau contoh-contohnya dalam
situasi tertentu (Yamin, 2008 dalam Kusuma 2017). Dalam pendekatan
deduktif dijelaskan hal yang berbentuk teoritis ke bentuk realitas atau
menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang bersifat khusus.
Pendekatan ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Di sisi lain,
penelitian ini diklasifikasikan sebagai kuantitatif jika ingin menghitung
variasi dalam fenomena, situasi, masalah atau masalah; jika informasi
dikumpulkan menggunakan dominan kuantitatifvariabel; dan jika
analisis diarahkan untuk memastikan besarnya variasi.
Metode Deduktif dalam sebuah penelitian disaat penelitian
berangkat dari sebuah teori yang kemudian di buktikan dengan
pencarian fakta.Tahapa-tahapan metode deduktif:
1. Tahapan Sepekulasi (Berasal dari bahasa Latin
Spekulum/cermin)
2. Tahapan Obsevasi dan Klasifikasi
3. Tahapan Perumusan Hipotesis

1.3 Pengertian metodologi penelitian, berfikir dan bersikap ilmiah serta


Urgensi
A. Pengertian Metodologi Penelitian
Dalam KBBI metode diartikan sebagai “cara teratur yang digunakan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan”. Definisi ini
menunjukkan bahwa metode itu suatu aktivitas yang sudah operasional,
artinya metode sudah dapat dijadikan pedoman untuk melakukan kegiatan
tertentu. Dalam menyusun metode penelitian berarti bahwa pada bagian ini
sudah harus menggambarkan tentang cara-cara yang akan ditempuh atau
digunakan oleh peneliti untuk melaksanakan suatu kegiatan penelitian
dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam rumusan
masalah atau fokus penelitian. Metodologi dibagikan dalam 3 peringkat
yaitu: proses perancangan, proses aplikasi dan proses analisis.
Penelitian atau riset (research) merupakan kegiatan yang
menghasilkan suatu karya tulis berdasarkan kenyataan ilmiah. Karya tulis
ini diperoleh sebagai hasil kajian kepustakaan maupun penelitian lapangan
(klinikdan laboratorium), dilakukan dari penemuan masalah untuk
dianalisis.(Hidayat. 2009 Hal 2).
Tujuan penelitian yaitu untuk mengembangkan ilmu dari berbagai
pengetahuan yang telah ada, serta adanya fakta dan temuan-temuan baru
sehingga dapatdisusun sebuah teori, konsep, hukum, kaidah atau
metodologi baru yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
ada. Tujuan khususnya adalah:
1. Ingin membuktikan teori-teori yang sudah ada
2. Menemukan adanya teori-teori baru atau produk yang baru
3. Mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada

B. Sikap dan Cara Berpikir Peneliti


Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam
penguasan prosedur dan prinsip-prinsip dalam penelitian. Sikap-sikap
yang harus dikembangkan seorang peneliti adalah sebagai berikut:
a. Objektif, Seorang peneliti harus dapat memisahkan antara
pendapat pribadi dan fakta yang ada. Untuk menghasilkan
penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai atas apa
yang ada di data yang diperoleh di lapangan dan tidak
memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi dari
keabsahan hasil penelitiannya (tidak boleh subjektif).
b. Kompeten, Seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan
untuk menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode
dan teknik penelitian tertentu.
c. Faktual, Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang
diperoleh, bukan berdasarkan observasi, harapan, atau anggapan
yang bersifat abstrak. Selain itu, seorang peneliti juga diharapkan
memiliki pola pikir yang mendukung tugas-tugas mereka.

Cara berpikir yang diharapkan dari seorang peneliti adalah sebagai berikut:

a. Berpikir Skeptis, Seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti


atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan (tidak mudah
percaya).
b. Berpikir analisi, Peneliti harus selalu menganalisi setiap pernyataan
atau persoalan yang dihadapi.
c. Berpikir kritis, Mulai dari awal hingga akhir kegiatan, penelitian
dilakukan berdasarkan cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip
memperoleh ilmu pengetahuan.

C. Urgensi metodologi penelitian dalam pengembangan IPTEK


Teknologi digital dapat merubah manusia terutama pada prespektif
manusia terhadap keberadaan teknologi itu sendiri. Misalnya internet,
internet dapat memberikan kemudahan terutama dalam berbagi informasi
dengan cepat dan efesien juga dapat menurunkan hambatan batas batas
linguistic geografis. Misalnya “pengembangan system informasi
manajemen skrining case”.
Untuk mengkaji suatu kebenaran memerlukan bukti-bukti yang
didasarkan atas kebenaran pula. Untuk itulah diperlukan penelitian atau
riset, yang biasanya disebut penelitian ilmiah. Jika berbicara tentang
ilmiah umumnya orang berasumsi bahwa ‘ilmiah” adalah hasil kajian
suatu penelitian kuantitatif. Di samping kebenaran “ilmiah” dijumpai pula
kebenaran “alamiah”. Kebenaran “alamiah” inilah yang menjadi ide dasar
dari pendekatan penelitian kualitatif. Oleh karena itu, jika ada yang
mengatakan bahwa pendekatan kualitatif itu tidak ilmiah. Maka
pertanyaan ini perlu direnungkan: Apakah “alamiah” itu tidak “ilmiah”?
Secara ekstrim suatu kejanggalan sering terjadi, pada saat orang
sangat percaya pada angka-angka (kuantitatif). Hasil penelitian
pengukuran kedalam sungai ketemu bahwa rerata kedalaman sungai
tersebut adalah 0,50 meter. Logikanya pada rerata kedalaman sungai
tersebut orang dapat menyeberang dengan jalan kaki. Tetapi alangkah
terkejutnya tatkala ada orang yang menyeberang dengan jalan kaki di
sungai tersebut ternyata langsung tenggelam. Hal itu kerena kebetulan
orang tersebut tak dapat berenang dan menyeberang di tempat yang paling
dalam, yakni pada misalnya kedalaman 2,25 meter. Jargon tersebut
menunjukkan orang yang terlalu percaya begitu saja dengan angka-angka
(kuantitatif), ternyata bisa berakibat vatal.
Menurut Immanuel Kant (1724-1804) ada dua realita, yaitu dunia
fenomena dan dunia noumena. Dunia fenomena adalah apa yang kita
rasakan dan lihat dengan pancaindra dan mudah diteliti karena sifat
rasionalnya. Dunia fenomena alami (natural world) dan nalar (reason)
yang mudah diamati. Sedangkan dunia noumena tidak dapat didekati
secara empiris karena bukan hal yang bersifat fisik (natural) ataupun
empiris.
Telah banyak ilmuwan yang ingin mendekati keduanya dengan reason
mereka, namun gagal. Selanjutnya, Kant menyimpulkan bahwa
kebanyakan manusia tidak memikirkan secara mendalam dunia noumena
dan selalu berkelit pada dunia fenomena belaka. Sehingga dunia noumena
jarang terjangkau. Sesungguhnya pengakuan Kant bahwa kebanyakan
pengetahuan hanya menjangkau dunia fenomena tanpa berupaya lebih
serius ke arah dunia noumena sangat tepat. Perspektifnya ilmu
pengetahuan sangat fenomenal belaka selama ini. Disisi lain, kehidupan
manusia bukan hanya bersifat fenomenal tetapi juga noumenal, sebab
kehidupan manuasia sesungguhnya ‘penuh misteri’.
Manusia kadangkala terkonsepsi sebagai makhluk yang dibentuk oleh
lingkungannya (pasif), tetapi juga menjadi makhluk aktif yang berbuat,
bertindak, dan mengontrol lingkungannya (aktif). Kedua konsepsi tersebut
sering dikenal sebagai pendekatan objektif (objective approach) dan
pendekatan subjektif (subjective approach). Selama ini para peneliti sosial
cenderung menganut pendekatan objektif. Pendekatan ini bila diterapkan
pada gejala sosial dan pendidikan, dialektika penjelasannya cenderung ke
arah logika empiris (empirical logico) dalam bentuk hypotheticodeductive,
dampaknya hasil penelitiannya sangat sempit dan kurang humanistik.

REFERENCE :

Chute. 2018. Digital Health and Care Institute. University of Strathclyde

Glasdow

Kumar, Ranjit. 2011. Research Methodology A Step By Step Guide for


Beginners

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan MetodologiPenelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Edisi 2

Suyitno. 2018. Metode penelitian kualitatif Konsep, Prinsip dan

Operasionalnya. Malang

Vialinda Siswati. 2017 Hakikat Ilmu Pengetahuan dalam Perspektif


Modern dan Islam. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya
KONSEP DASAR PENELITIAN KEPERWATAN

(KELOMPOK 2)

2.1 Perkembangan Metodologi Ilmu dan Penelitian


Ilmu pengetahuan manusia mengalami beberapa periode
perkembangan dari waktu ke waktu sepanjang kehidupan manusia di
permukaan bumi ini. Proses yang terjadi mengikuti peradaban manusia
dari zaman batu ke zaman modern sering disebut “the ways of thinking”.
Proses tersebut melalui berbagai tahap, yaitu
a. Periode trial and error. Manusia melihat atau mendengar sesuatu, lalu
mulai berpikir dan timbul keinginan untuk mencoba, tetapi gagal,
kemudian mencoba lagi berkali-kali dan berhasil.
b. Periode authority and tradition. Semua pemikiran dan pendapat
dijadikan norma-norma dan tradisi yang harus dilaksanakan oleh
setiap orang. Bila seseorang melanggarnya, akan dikenakan sanksi
hukuman, baik moral maupun fisik.
c. Periode speculation and argumentation, setiap pemikiran dan pendapat
mulai dibahas kebenarannya melalui spekulasi dan adu argumentasi,
seperti “Teori Missing Link” Darwin yang sampai saat ini masih
diperdebatkan kebenarannya.
d. Periode hypothesis and experimentation. Semua pemikiran dan
pendapat harus dianalisis, diteliti, serta diuji kebenarannya secara
ilmiah.

2.2 Defenisi Penelitian


Menurut webster’s new international , penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip untuk
menetapkan sesuatu (Muslich Anshori, dkk 2019).
Penelitian didefenisikan oleh banyak penulis sebagai suatu proses yang
sistematik. McMillan dan Schumacher (1989) dalam Wiersma (1991:7)
mendefenisikan penelitian sebagai “suatu proses sistematik pengumpulan dan
penganalisisan informasi (data) untuk berbagai tujuan.” Sementara Kerlinger
(1990 : 17) mendefenisikan penelitian ilmiah sebagai “penyelidikan
sestematik, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena sosial yang
dibimbing oleh teori dan hipotesis tentang dugaan yang berhubungan dengan
fenomena tersebut.” (Ridha, Nikmatur, 2017).

2.3 Klasifikasi Penelitian


Pengelompokan jenis penelitian sangat bermacam-macam menurut
aspek mana penelitian itu ditinjau.
1. Menurut bidangnya, meliputi penelitian pendidikan, penelitian hukum,
pertanian, ekonomi dan penelitian agama, kesehatan, kedokteran,
keperawatan.
2. Menurut tempatnya,
a. Penelitian Kepustakaan (library research) adalah penelitian yang
dilaksanakan di perpustakaan.
b. Penelitian laboratrium (laboratory research) adalah penelitian yang
dilaksanakan di laboratorium. Penelitian ini sering digunakan
dalam penelitian eksperimen.
c. Penelitian lapangan (field research) adalah penelitian yang
dilaksanakan di suatu tempat, dan tempat itu diluar perpustakaan
dan laboratorium.
3. Menurut pemakaiannya, meliputi penelitian dasar (murni); Pencarian
terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan terhadap
hasil suatu aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji ilmu. Dan penelitian terapan
(terpakai); Penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah
praktis tertentu. Penelitian ini merupakan aplikasi baru dari penelitian
yang sudah ada.
4. Menurut tujuan, meliputi penelitian eksploratife; Dilakukan jika
pengetahuan suatu gejala kurang sekali atau belum ada,
developmental; Penelitian yang dimaksud untuk melakukan
eksperiment suatu gejala, Pengembangan suatu gejala, dan
tindakan/action suatu gejala, verivikati/eksplanative; Penelitian yang
dimaksudkan untuk menguji hipotesis-hipotesis tertentu, dan
descriptife; Penelitian untuk memberikan data yang seteliti mungkin
dengan menggambarkan gejala tertentu
5. Menurut pendekatannya,
a. Penelitian Kuantitatif (quantitative research) adalah penelitian
yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik
pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu,
sehingga akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat
digeneralisasikan.
b. Penelitian Kuliatatif (Qualitative Research) adalah penelitian yang
dilakukan untuk menjawab permasalahan yang memerlukan
pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi
yang bersangkutan, dan dilakukan secara wajar dan alami sesuai
dengan kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi serta
data yang dikumpulkan adalah data kualitatif.
c. Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach) adalah
penelitian tentang pola dan urutan pertumbuhan atau perubahan
fungsi waktu. Objek dalam penelitian ini adalah perubahan atau
kemajuan yang dicapai oleh individu. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan individu dalam kurun waktu tertentu.
2.4 Karakteristik Penelitian
1. Menyajikan Fakta Objek Secara Sistematis
Hal ini berarti tidak terlalu banyak di intervensikan melalui pikiran atau
ide-ide dari penulisnya.Hal ini tidak berarti ide-ide atau pemikiran-
pemikiran kritis dari penulisnya tidak ada. Ide atau pemikiran penulis
perlu ada sepanjang itu didukung oleh fakta empiris, entah ditemukan
penulis itu sendiri maupun ditemukan oleh orang lain.
2. Ditulis Secara Cermat, Tepat Dan Benar
Tulisan ilmiah harus mencerminkan kecermatan dan ketepatan substansial
atau isi yang akan disajikan. Misalnya pada waktu menguraikan bab:
Metode Penelitian, sering dituliskan Metodologi Penelitian, yang tepat dan
yang benar adalah Metode Penelitian atau Metodologi saja. Dan contoh
lain sering kurangtepatan dan ketidakbenaran penulisan adalah ketika
penulis ingin mendiskripsikan: cara atau metode penelitian data adalah
kuesioner. Kuesioner adalah alat atau instrument pengumpulan data, bukan
metode pengumpulan data. Metode atau cara pengumpulan data adalah
wawancara, angket, pengamatan, atau pengukuran/ penimbangan berat
badan dan sebagainya.
3. Tidak Cenderung Mengajak Pembaca Untuk Berpihak Kepada Penulisnya
Tulisan ilmiah bukanlah alat untuk propaganda atau promosi suatu produk
atau pemikiran agar orang lain membeli produk atau berpihak kepada
penulis. Tujuan utamanya adalah agar orang lainatau pembaca memahami
konsep, pemikiran, atau temuan-temuan dari penulis tersebut. Bahwa
akhirnya para pembaca tulisan tersebut cenderung menyetujui pemaparan
atau ide-ide atau temuan-temuan penulis itu soal yang kedua.
4. Tidak Emosi Atau Menonjolkan Perasaan
Tulisan tidak dibenarkan untuk menonjolkan emosi atau perasaan
penulis.Tetapi yang lebh didepankan adalah ide-ide, pemikiran-pemikiran,
atau fakta empiris. Misalnya dari hasil kajian atau penelitian ditemukan
fakta empiris. Dalam menanggapi hasil temuan ini dapat melakukan analis
dan tidak perlu mengungkapkan dengan emosi seperti menyalahkan atau
ketidakpuasan yang lain.
5. Tidak Memuat Pandangan-pandangan Tanpa Pendukung
Karangan atau tulisan ilmiah, semua pandangan atau pendapat penulis
harus senantiasa didukung oleh pendapat orang lain, atau pendukung fakta
empiris dari hasil pengamatannya sendiri atau pengamatan orang lain,
terutama yang sebidang denga itu.
6. Ditulis Secara Tulus, Hanya berisi Kebenaran Empiris
Hasil penelitian disajikan demi ilmu itu sendiri, bukan didasarkan tendensi
atau kepentingan tertentu tetapi emmang dengan jujur, tulus, berpihak
pada fakta empiris.
7. Menggunakan Gaya Bahasa Yang Formal, Menghindari Gaya Bahasa
Yang Lisan
Gaya bahasa ilmiah harus berbeda dengan gaya bahasa penulisan atau
karangan popular. Tulisan ilmiah harus menggunakan bahasa tulis dan
harus dihindari bahasa lisan yang sering digunakan dalam karangan
popular.

REFERENCE :
Anshori, Muslich. dkk . 2019. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Airlangga. 2019
Kumar, Ranjit. 2011. Research Methodology A Step By Step Guide for Beginners

Nur Qomariah,Siti(2016).Buku Ajar Riset Keperawatan.RISTEKDIKTI: Gresik.


Ridha, Nikmatur. 2017. Proses Penelitian, Masalah, Variabel Dan Paradigma
Penelitian, Jurnal Hikmah Vol.14(1)
Suprajitno(2016).Pengantar Riset Keperawatan.Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia:Jakarta.
PROSEDUR DAN TATA CARA MELAKUKAN PENELITIAN
(KELOMPOK 3)
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam yaitu u
bidang ilmu, pendekatan, tempat pelaksanaan, pemakaian, tujuan umum,
taraf, metode, dan ada tidaknya intervensi terhadap variable (Surachman,
Rachmat mochamad, dkk (2016), dalam buku Metodologi Penelitian).
a. Bidang Ilmu
Penelitian yang berdasarkan penelitian pendidikan, penelitian
kedokteran, penelitian keperawatan, penelitian kebidanan, penelitian
ekonomi, penelitian pertanian, penelitian biologi, penelitian sejarah
b. Pendekatan yang di Pakai
Penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Masing-masing pendekatan tersebut memiliki
paradigma, asumsi, karakteristik sendiri-sendiri.
c. Tempat Pelaksanaan
Penelitian perpustakaan (library research), penelitian laboratorium
(laboratory research), dan penelitian lapangan (field research).
d. Pemakaiannya
1. Penelitian penelitian murni (pure research atau basic research).
Penelitian murni atau penelitian dasar merupakan penelitian yang
dilakukan dengan maksud hasil penelitian tersebut dipakai untuk
mengembangkan dan memverifikasi teori-teori ilmiah.
2. Penelitian terapan (applied research), Penelitian terapan adalah
ragam penelitian dimana hasilnya diterapkan berkenaan dengan
upaya pemecahan masalah.
e. Tujuan Umumnya
1. Penelitian eksploratif, adalah penelitian yang dilakukan dengan
tujuan untuk mengekplorasi fenomena yang menjadi sasaran
penelitian.
2. Penelitian verifikatif, merupakan penelitian yang dilakukan
dengan tujuan membuktikan kebenaran suatu teori pada waktu
dan tempat tertentu.
3. Penelitian pengembangan (developmental research), adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengembangan suatu konsep
atau prosedur tertentu.
f. Tarafnya
Penelitian ditinjau berdasarkan tarafnya dibedakan menjadi dua, yaitu
penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Penelitian deskriptif
merupakan penelitian pada taraf mendiskripsikan variable yang
diteliti tanpa dilakukan analisis dalam keterkaitannya dengan variabel
lainnya. Sedangkan jika penelitian dilakukan bukan sekadar
mendiskripsikan variable penelitian tetapi dilakukan analisis dalam
hubungannya dengan variable-variabel lainnya disebut penelitian
analitik.
g. Metode
1. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil
dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis
maupun psikologis.
2. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah
terjadi yang kemudian menurut ke belakang untuk mengetahui
faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
3. Penelitian Eksperimen,
Suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
4. Penelitian Naturalistik
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif,
yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci.
5. Policy Research
Suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis
terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga
temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan
untuk bertindak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
6. Action Research,
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja
yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan
biaya produktifitas lembaga dapat meningkat.
7. Penelitian Evaluasi,
Bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk
membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk sesuai
dengan standar dan program yang telah ditetapkan.
8. Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian
yang berlangsung dimasa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu
orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-
sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan
penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian
lampau secara sistematis dan objektif, melalui pengumpulan,
evaluasi verifikasi, dan sintesa data yang diperoleh, sehingga
ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.
h. Etika
Jenis penelitian sesuai dengan Etika penelitian terdini dari tiga
macam yaitu: Penelitian Terapeutik, Non-Terapeutik, dan pada
subjek khusus. Pada fase ini, peneliti harus dapat mempertahankan
apa yang menjadi rencana penelitiannya didepan Majelis Kode Etik,
yang akan mengeluarkan sertifikat Etika Penelitian (Ethical
Clearance) yang artinya peneliti dapat meneruskan penelitiannya,
dengan dipersyaratkan salah satunya adalah: Mengadakan Informed
Concent pada calon sampel sebagai persetujuan.
1. Penelitian Terapeutik adalah penelitian yang dilakukan pada pasien
dan ditujukan untuk pencapaian penyembuhan.
2. Penelitian Non-terapeutik adalah penelitian pada pasien serta tidak
berkaitan langsung dengan pengobatan, meskipun akhirnya hasil
tersebut akan memberikan manfaat pada terapi.
3. Penelitian pada subjek khusus/tertentu, pada umumnya adalah
penelitian yang diterapkan pada subjek yang memiliki
ketergantungan pada orang lain (dependent-person).

3.2 Langkah-langkah Penelitian


1. Mengidentifikasi Masalah ialah peneliti melakukan tahap pertama dalam
melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti.
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam penelitian, karena
semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah. Tanpa
perumusan masalah yang jelas, maka peneliti akan kehilangan arah
dalam melakukan penelitian.
2. Membuat Hipotesa merupakan jawaban sementara dari persoalan yang
kita teliti. Perumusan hipotesa biasanya dibagai menjadi tiga tahapan:
a. tentukan hipotesa penelitian yang didasari oleh asumsi penulis
terhadap hubungan variabel yang sedang diteliti.
b. Kedua, tentukan hipotesa operasional yang terdiri dari Hipotesa 0
(H0) dan Hipotesa 1 (H1). H0 bersifat netral dan H1 bersifat tidak
netral. Perlu diketahui bahwa tidak semua penelitian memerlukan
hipotesa, seperti misalnya penelitian deskriptif.
3. Studi Literature , Pada tahapan ini peneliti melakukan apa yang disebut
dengan kajian pustaka, yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil
penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain.
Tujuannya ialah untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah
yang akan diteliti. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk
memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan
kerangka berpikir ilmiah.
4. Mengidentifikasi dan Menamai Variabel, Melakukan identifikasi dan
menamai variabel merupakan salah satu tahapan yang penting karena
hanya dengan mengenal variabel yang sedang diteliti seorang peneliti
dapat memahami hubungan dan makna variabel-variabel yang sedang
diteliti.
5. Membuat Definisi Operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-
variabel yang sedang diteliti menjadi bersifat operasional dalam
kaitannya dengan proses pengukuran variabel-variabel tersebut. Definisi
operasional memungkinan sebuah konsep yang bersifat abstrak dijadikan
suatu yang operasional sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan
pengukuran.
6. Memanipulasi dan Mengontrol Variabel ialah memberikan suatu
perlakuan pada variabel bebas dengan tujuan peneliti dapat melihat
efeknya bagi variabel tergantung atau variabel yang dipengaruhinya.
Sedang yang dimaksud dengan mengontrol variabel ialah melakukan
kontrol terhadap variabel tertentu dalam penelitian agar variabel tersebut
tidak mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel
tergantung.
7. Menyusun Desain Penelitian Desain penelitian khususnya dalam
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif merupakan alat
dalam penelitian dimana seorang peneliti tergantung dalam menentukan
berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang sedang dilakukan. Desain
penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses
penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sample, koleksi data
dan analisanya.
8. Mengidentifikasi dan Menyusun Alat Observasi dan Pengukuran, tahap
dimana seorang peneliti harus melakukan identifikasi alat apa yang
sesuai untuk mengambil data dalam hubungannya dengan tujuan
penelitannya.
9. Membuat Kuesioner dan Jadwal Interview, Dalam penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif, kuesioner merupakan salah satu
alat yang penting untuk pengambilan data; oleh karena itu, peneliti harus
dapat membuat kuesioner dengan baik
10. Melakukan Analisa Statistik, digunakan untuk membantu peneliti
mengetahui makna hubungan antar variabel. Sampai saat ini, analisa
statistik merupakan satu-satunya alat yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah untuk menghitung besarnya hubungan antar variabel, untuk
memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung,
untuk melihat besarnya pesentase atau ratarata besarnya suatu variabel
yang kita ukur.
11. Menggunakan Komputer untuk Analisa Data, seorang peneliti
memerlukan bantuan komputer untuk melakukan analisa data.
12. Menulis Laporan Hasil Penelitian, Laporan secara tertulis perlu dibuat
agar peneliti dapat mengkomunkasikan hasil penelitiannya kepada para
pembaca atau penyandang dana.

3.3 Ruang Lingkup Penelitian Keperawatan


A. Ilmu keperawatan dasar dan manajemen keperawatan
Fokus masalah penelitian ilmu keperawatan dasar adalah
1. Lingkup masalah penelitian pengembangan konsep dan teori
keperawatan Konsep dan teori keperawatan yang diteliti
dandikembangkan bersumber pada :
1) Teori adaptasi dari S. C. Roy
2) Teori kesehatan lingkungan dari Florence Nightiangle
3) Teori hubungan antara manusia dari H. E. Peplau
4) Teori 14 kebutuhan dasar manusia dari V. Henderson dan 21
masalah kebutuhan manusia dari F. G. Abdellah
5) Teori hubungan antara ‘care, core, dan cure’ dari L. Hall
6) Teori defisit perawatan diri dari D. E. Orem
7) Teori model sistem perilaku dari D. E. Johson
8) Teori hubungan dinamis antara perawat dan keluarga
9) Teori keperawatan klinik, suatu seni membantu dari E.
Wiedenbach
10) Teori intervensi keperawatan pada respons adaptasi dan penyakit
dari M. E. Levine
11) Teori model sistem terbuka dari I.M. King
12) Teori prinsip ‘homeodynamics’ dari M.E. Rongers
13) Teori konsep model untuk praktik keperawatan dari B. Neuman
14) Teori filosofi dan ilmu dalam keperawatan dari C. Watson
15) Teori cultural shock diversity dari M. Lininger
16) Teori sructure caring dari Swatson
17) Teori menjadi ibu dari R. Mercer
2. Lingkup masalah penelitian kebutuhan dasar manusia yaitu
oksigenasi, nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi, mobilisasi,
istirahat dan tidur, kenyamanan dan nyeri, keamanan dan
keselamatan dan psikososial-spiritual dan seksualitas
3. Lingkup masalah penelitian pendidikan keperawatan
a. Perkembangan pengelolaan pendidikan keperawatan
b. Penerapan dan pengembangan kurikulum
c. Proses pembelajaran dikelas. Laboratorium, dan klinik serta
lapangan (komunitas)
4. Lingkup masalah penelitian manajemen keperawatan
a. Sistem pengelolaan pelayanan keperawatan
b. Peran dan kinerja bidang keperawatan
c. Peran dan kinerja komite keperawatan
d. Peran dan kinerja perawat
e. Model asuhan keperawatan profesional yang diterapkan
f. Model sistem pencatatan dan pelaporan
g. Adminitrasi klien masuk rumah sakit
h. Pengembangan instrumen penilaian kualitas pelayanan
keperawatan
i. Pengembangan instrumen penilaian kepuasan klien
j. Standar praktik keperawatan profesional
5. Lingkup masalah penelitian organisasi profesi keperawatan (PPNI)
a. Peran organisasi dalam sistem regulasi praktik keperawatan
(registrasi, lisensi, dan legalisasi)
b. Peran organisasi dalam penetapan standar praktik keperawatan
c. Peran organisasi dalam pelanggaran praktik anggotanya
d. Peran organisasi dalam peningkatan pendidikan anggota dan
sosialisai profesi
e. Peran organisasi dalam pengembangan pendidikan tinggi
keperawatan (Nursalam, 2020).
B. Ilmu Keperawatan Anak
Menurut Wong (1995) lingkup masalah penelitian ilmu
keperawatan anak didasarkan pada filosofi keperawatan anak yang
menekankan pada masalah biopsikososial anak akibat hospitalisasi dan
peran keluarga dalam asuhan keperawatan anak meliputi :
1. Stress akibat dampak hospitalisasi pada anak
2. Penerapan konsep asuhan keperawatan anak dengan paradigma perawata
atraumatik
3. Masalah deteksi dini tumbuh perkembangan (DDST) oleh petugas maupun
orangtua. Mengkaji dan menilai tahap perkembangan pada bayi atau anak
menggunakan format DDST.
4. Masalah stimulasi yang sesuai tahap tumbuh kembang bayi/anak
5. Masalah pengelolaan bermain sesuai tahap tumbuh kembang anak dan
jenis penyakit pada anak yang dirawat di RS (peran petugas kesehatan atau
perawat dan orangtua)
6. Masalah pelaksanaan imunisasi
7. Masalah asuhan keperawatan pada bayi/anak dengan gangguan tumbuh
kembang
8. Masalah pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien bayi/anak yang
dirawat dengan gangguan sistem tubuh yang sering terjadi pada anak :
Gangguan sistem pernapasan, kardiovaskuler, pencernaan, hematologi dan
onkologi, imunitas, perkemihan, endokrin dan metabolik, persarafan,
persepsi sensori, integumen dan Masalah pelaksanaan MTBS (Nursalam,
2020).
C. Ilmu Keperawatan Maternitas
Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan maternitas
difokuskan pada wanita pada masa pranatal, natal, pascalahir, dan
gangguan reproduksi yang sering terjadi pada wanita.
1. Lingkup masalah penelitian pada ibu hamil
2. Lingkup masalah penelitian ibu intrapartum (kala I-IV) dan asuhan
keperawatan bayi baru lahir (pengkajian-evaluasi)
3. Lingkup masalah penelitian keperawatan ibu pascapersalinan
4. Lingkup masalah penelitian keperawatan ibu dengan gangguan kesehatan
sistem reproduksi (Nursalam, 2020).
D. Ilmu Keperawatan Medikal Bedah dan Gawat Darurat
Difokuskan pada asuhan keperawatan melalui pendekatan proses
keperawatan. Topik masalah didasarkan pada gangguan sistem tubuh yang
umum terjadi pada klien dewasa.
1. Ilmu Keperawatan Medikal Bedah
 Sistem kekebalan tubuh
 Sistem respirasi dan oksigenasi
 Sistem kardiovaskuler
 Sistem persarafan
 Lanjut usia
2. Ilmu keperawatan gawat darurat
 Lingkup masalah penelitian kegawatan sistem pernapasan
 Lingkup masalah penelitian kegawatan sistem kardiavaskuler
 Lingkup masalah penelitian pada syok
 Lingkup masalah penelitian kegawatan sistem persarafan
 Lingkup masalah kegawatan pada sistem muskuloskeletal
 Lingkup masalah penelitian kegawatan akibat intoksikasi
 Sistem perkemihan
 Sistem pencernaan
 Sistem endokrin
 Sistem sensori persepsi
 Sistem muskuloskeletal
 Lingkup masalah penelitian kegawatan jiwa (Nursalam, 2020).

E. Lingkup Keperawatan Kesehatan Jiwa


Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan jiwa ditunjukkan
pada seluruh komponen, meliputi klien, keluarga, dan masyarakat serta
pengembangan model asuhan keperawatan kesehatan jiwa mulai dari
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Lingkup masalah pada
penerapan proses keperawatan, analisis proses interaksi (API), kedaruratan
psikiatri, terapi keluarga, terapi lingkungan/manipulasi lingkungan dan
terapi modalitas (Nursalam, 2020).

F. Ilmu Keperawatan Komunitas, Keluarga, dan Gerontik


Lingkup masalah penelitian keperawatan komunitas adalah
pengkajian tentang kondisi kesehatan dari suatu masyarakat, yang meliputi
: pemeliharaan kesehatan di masyarakat, peran serta masyarakat dalam
kesehatan, peningkatan kesehatan lingkungan, pendekatan multisektoral,
dan pengembangan penggunaan teknologi tepat guna untuk masyarakat.
a. Komunitas
1) Pengkajian tentang pelayanan kesehatan pada masyarakat sesuai
dengan kebutuhan kesehatannya melalui upaya pokok puskemas yang
ada di Indonesia.
2) Pengkajian tentang pelayanan kesehatan di dalam dan luar gedung
puskemas.
3) Identifikasi masalah kesehatan prioritas di wilayah kerja puskemas.
4) Menyusun rencana srategi untuk menghentikan kendala terhadap
pencampaian program kesehatan di puskemas.
5) Pendekatan peran serta masyarakat secara aktif.
6) Masalah penerapan proses keperawatan di komunitas (pengkajian,
diagnosis, perencanaa, dan evaluasi).
7) Identififkasi dan pemberdayaan sumber-sumber yang ada di
masyarakat dalam konteks asuhan keperawatan komunitas.
8) Penerapan model asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosis,
perencanaa, pelaksanaan, dan evaluasi) pada kelompok khusus yang
ditemukan di wilayah kerja asuhan keperawatan komunitas.
b. Keluarga
1) Komunikasi terapeutik setiap berhubungan dengan keluarga.
2) Identifikasi keluarga yang perlu mendapat asuhan keperawatan.
3) Identifikasi kemampuan, kelemahan, kesempatan, dan bahaya yang
dimiliki oleh keluarga binaannya.
4) Penerapan proses keperawatan (pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi).
5) Menyusun media dan strategi pendidikan kesehatan yang tepat bagi
keluarga binaannya sesuai dengan masalah kesehatan.
6) Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga binaannya sesuai
dengan masalah kesehatan.
7) Mendayagunakan kemampuan keluarga sebagai upaya promotif dan
preventif.
8) Melakukan evaluasi terhadap hasil asuhan keperawatn keluarga yang
telah dilakukan.
c. Gerontik
1) Identifikasi masalah-masalah kesehatan lansia dikeluarga, komunitas,
dan institusi pelayanan (depresi, ketergantungan, demensia).
2) Pengembangan model asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) kepada lansia sebagai individu
yang tinggal dalam keluarga : panti/institusi pelayanan kesehatan.
3) Pemanfaatan sumber-sumber yang ada dimasyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan lansia (Nursalam, 2020).

REFERENCE :

Gray, Jennifer. R. dkk. 2017. Burns And Grove's The Practice Of Nursing
Research: Appraisal, Synthesis, And Generation Of Evidence, Eighth
Edition. Elsevier.
Kumar, Ranjit. 2011. Research Methodology A Step By Step Guide for Beginners

Nursalam. 2020. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis


Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika.
Ridha, Nikmatur. 2017. Proses Penelitian, Masalah, Variabel Dan Paradigma
Penelitian, Jurnal Hikmah Vol.14(1)
Surahman, dkk. 2016. Metodologi Penelitian. Jakarta Selatan. Pusdik SDM
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai