Kasus Underpass
Kasus Underpass
Dikerjakan Oleh:
Putri Jauna Rizki
(1604101010140)
Dosen Pembimbing:
Ir. Muhammad Jamil,M.T
(196501301991021001)
Kata kunci : identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi dan alokasi risiko
BAB I
PENDAHULUAN
1. Risiko-risiko apa saja yang mungkin akan terjadi pada pelaksanaan pembangunan
Underpass Gatot Subroto beserta sumbernya.
2. Berapakah prosentase risiko-risiko yang tergolong extreme Risk dan high Risk untuk
masing-masing sumber.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Unacceptable, adalah risiko yang tidak dapat ditoleransi, harus dihindari atau
bila mungkin ditransfer kepada pihak lain
Dengan mengetahui Risk level yang sudah ada. Maka risiko yang ada dapat
dipetakan kedalam peta risiko. Peta Risiko ini menunjukkan letak dari risiko
berdasarkan levelnya. Peta risiko akan digunakan dalam tahap selanjutnya untuk
mengevaluasi risiko yang ada.
Gambar 1. Risk Matriks
Risk respone adalah tanggapan atau reaksi terhadap risiko yang dilakukan oleh
setiap orang atau perusahaan dalam pengambilan keputusan, yang dipengaruhi oleh
Risk attitude dari pengambil keputusan [5]. Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
akibat risiko yang muncul dari risiko yang telah teridentifikasi tersebut disebut tindakan
mitigasi/penanganan risiko (Risk mitigation). Risiko yang muncul kadang-kadang tidak
dapat dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat dikurangi sehingga akan timbul
residual Risk (sisa risiko). Berikut ini adalah cara untuk melakukan mitigasi risiko
antara lain [5] (Flanagan dan Norman, 1993)
Tahap kedua adalah menentukan relevan atau tidak relevan risiko-risiko yang
teridentifikasi melalui penilaian 5 responden sebagai unsur-unsur yang terlibat pada
pelaksanaan proyek.
3.2 Jenis dan Sumber Data Untuk mencapai tujuan penelitian ini, dilakukan
langkah-langkah pengumpulan data sebagai berikut :
1. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari studi literatur dan penelitian-
penelitian yang dilakukan baik di Pulau Bali maupun di luar Bali untuk memperoleh
identifikasi risiko awal. Identifikasi awal risiko dilakukan dengan mengkaji penelitian-
penelitian yang telah ada, yang sesuai dengan obyek penelitian.
Berdasarkan data survai pendahuluan didapat data mengenai variabel risiko yang
Relevan (mungkin dapat terjadi) pada proyek Underpass Gatot Subroto Denpasar.Data
tersebut didapat dari beberapa responden yang dipilih berdasarkan keterlibatan pada
proyek pelaksanaan jalan yang mewakili berbagai unsur proyek. Pada survey ini ada 5
responden yang ditunjuk. Variabel risiko dapat dikatakan Relevan jika lebih dari 50%
responden menjawab Relevan. Jika diketahui minimal 3 responden menyatakan risiko
tersebut Relevan, maka risiko tersebut dinyatakan Relevan atau variabel risiko tersebut
mungkin dapat terjadi pada proyek. Hasil penelitian menunjukan dari 102 risiko yang
teridentifikasi terdapat 83 risiko yang relevan.
Untuk menentukan apakah risiko tersebut termasuk katagori mayor Risk atau
minor Risk adalah dengan Risk Map. Setelah diketahui konsekuensi dan probabilitas
dari risiko, dilakukan pembentukan matriks risiko. Matriks ini memiliki dua buah
sumbu, yaitu sumbu untuk nilai probabilitas dan sumbu untuk nilai konsekuensi,
berdasarkan standar risiko dari ISO 31000 : 2009
Dengan mengetahui Risk level yang sudah ada, maka risiko yang ada dapat
dipetakan kedalam peta risiko. Peta Risiko ini menunjukkan letak dari risiko
berdasarkan levelnya. Peta risiko digunakan untuk mengevaluasi risiko yang ada.
Risiko-risiko yang dievaluasi adalah risiko yang tergolong extrem Risk dan high Risk
saja karena mempunyai potensi besar mempengaruhi pelaksanaan proyek.
4.4 Mitigasi Risiko
Risiko dengan kategori high Risk dan extreme Risk perlu mendapatkan perhatian
khusus, karena risiko-risiko ini akan mempunyai dampak signifikan terhadap
pelaksanaan proyek. Pada tahap ini akan diidentifikasi tindakan-tindakan mitigasi yang
diperlukan untuk meminimalisir akibat risiko itu.
Sumber risiko yang mempunyai prosentase extreme Risk dan high Risk yang
cukup besar adalah keselamatan dan lingkungan. Proses pembangunan konstruksi pada
umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur risiko kecelakaan dan
lokasi proyek merupakan salah satu lingkungan kerja yang mengandung risiko cukup
besar. Tim pengelola proyek sebagai pihak yang bertanggung jawab di lapangan selama
durasi pembangunan berlangsung harus mendukung dan menerapkan program-program
yang dapat menjamin atau meminimalkan kecelakaan kerja atau tindakantindakan
pencegahan. keselamatan. Dalam penerapan program keselamatan kerja ini diperlukan
pendekatan-pendekatan agar lebih mudah dijalankan, terutama dalam proses
pelaksanaannya. Adapun bentuk-bentuk pendekatannya adalah pendekatan prilaku dan
pendekatan fisik, yaitu menciptakan dan menerapkan kondisi kerja yang aman oleh
pengelola proyek dan melakukan pendidikan serta pelatihan mengenai metode dan
prosedur yang benar.
4.5 Alokasi Risiko (Ownership of Risk)
Pada tahap ini risiko-risiko yang termasuk kategori high Risk dan extreme Risk
dialokasikan kepemilikannya kepada para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
yaitu pemilik proyek, konsultan dan kontraktor. Sehingga semua risikorisiko tersebut
berada dibawah kontrol salah satu pihak dan dapat tertangani dengan baik. Hasil
penelitian berdasarkan identifikasi tindakan mitigasi menunjukkan proporsi penerima
alokasi risiko sebagai berikut :
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
2. Risiko – risiko yang tergolong ke dalam kategori extreme Risk dan high Risk yang
mempunyai prosentase terbesar berdasarkan sumbernya adalah risiko proyek yaitu 44%
tergolong extreme Risk dan 31% tergolong high Risk. Hal ini menyatakan bahwa
perencanaan pelaksanaan proyek kurang terencana dengan detail sehingga
menyebabkan kesalahan atau pelaksanaan yang tidak sesuai.
3. Penanganan risiko-risiko yang tergolong extreme Risk dan high Risk berdasarkan
sumber risiko terbesar yaitu oleh kontraktor yang lebih ditekankan pada perencanaan
pelaksanaan proyek serta pemilihan metode yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi
lapangan serta menerapkan program-program keselamatan kerja untuk menciptakan
kondisi kerja yang aman dan meminimalkan adanya kecelakaan di tempat kerja.
4. Alokasi penanganan risiko dialokasikan kepada salah satu pihak yang terlibat pada
pelaksanaan proyek sehingga berada di bawah salah satu kontrol pihak atau unsur
proyek dan tertangani dengan baik. Dengan prosentase alokasi kepemilikan risiko
terbesar berada di tangan kontraktor (56,32%).
2. Distribusi jumlah responden harus benar-benar dapat mewakili setiap unsur yang
terlibat pada proyek sehingga penilaian dapat mewakili berbagai sudut pandang para
pelaku di lapangan sehingga pengumpulan data diharapkan tidak memihak pada salah
satu unsur proyek.
3. Penelitian lebih lanjut dapat dibuatkan model penanganan risiko sehingga sebelum
pelaksanaan proyek dapat diantisipasi kemungkinan-kemungkinan kejadian pada
pekerjaan-pekerjaan yang memiliki probabilitas dan frekuensi yang tinggi yang dapat
menghambat pelaksanaan proyek agar dibuatkan perencanaan yang lebih detail dan
menyertakan risiko sebagai variabel perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Kangari, R. 1995. Risk Management Perceptions and Trends of U.S. Construction.
Journal of Construction Engineering and Management. ASCE. December.
[2] Ayunita Indria D., Cahyono B.N. 2013. Analisa Risiko pada proyek Pembangunan
Underpass di Simpang Dewa Ruci Kuta Bali. Jurnal Teknik POMITS Vol.2 No 2 ISSN:
2337-3539.
[3] Chapman, C., Ward., S. 2003. Project Risk Management. West Sussex : John Willey
& sons Ltd.
[4] Godfrey, P.S. 1996. Control of Risk. A Guide to the Systematic Management of Risk
from Construction. Westminster London : CIRIA
[5] Flanagan, R., Norman, G. 1993. Risk Management and Construction. Cambridge :
University Press.