Muliadi
1110100055
Jurusan Fisika
Surabaya
Abstrak
PENDAHULUAN
Apabila kita melepaskan benda dengan ketinggian tertentu benda itu akan
jatuh dan mengarah kepusat bumi. Dalam proses jatuhnya benda tersebut,
hambatan udara akan mempengaruhi percepatan proses jatuhnya benda tersebut.
Percepatan yang dialami oleh benda yang jatuh tersebut disebakan oleh gaya
gravitasi bumi atau gaya tarik bumi inilah yang disebut dengan Percepatan
gravitasi.
1.1 PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi dalam percobaan ini adalah bagaimana
menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan bandul matematis
dan bandul dinamis.
1.2 TUJUAN
DASAR TEORI
Hukum luasan atau hukum kepler menunjukkan bahwa gaya yang berubungan
dengan interaksi gravitasi adalah sentral. Artinya, gaya bekerja sepanjang garis yang
menghubungkan kedua benda yang berinteraksi, yang dalam hal ini adalah sebuah
planet dan maahari. Kedua jika diasumsikan bahwa interaksi gravitasi merupakan
suatu sifat yang universal untuk semua materi, gaya F sehubungan dengan dengan
interaksinya haruslah sebanding dengan “jumlah” materi dalam tiap benda; yaitu
pada masing-masing massanya m dan m’. ketiga, dapat diasumsikan bahwa gaya itu
tergantung dari jarak r yang memisahkan kedua benda. Oleh karena itu dapat di tulis
F=mm’f(r). (Marcello Alonso. Edward J. Finn, 1994, hal. 288)
Dari proses pembandingan antara apel yang jatuh dari dahannya dengan bulan
yang mengeilingi matahari yang dilakukan oleh Newton menghasilkan kesimpulan
yang berada di dalam hukum garavitasi universal.
- Gaya yang bekerja antara dua partikel yang bermassa m1 dan m2 dan terpisah
sejauh r adalah gaya tarik menarik sepanjang garis hubung kedua partikel
tersebut yang besarnya. ( dosen-dosen fisika,2009 hal. 54)
m1 m2
F =G (2-1)
r2
Dengan G adalah konstanta universal yang sama untuk semua partikel.
Kanstanta universal G yang berdimensi L3/MT2 adalah besaran skalar dan G yang
dipakai sekarang, yaitu:
G = 6,6732x10-11 Nm2/kg2
Gaya gravitasi pada sebuah benda adalah sebanding dengan masanya, seperti
yang diperlihatkan oleh persamaan (2-1). Suatu konsekuensi penting dari
kesebandingan ini adalah bahwa kita dapat mengukur sebbuah massa dengan
mengukur gaya gravitasi pada massa tersebut. Hal inni dapat dilakukan dengan
menggunakan neaca pegas atau dengan membandingkan gaya gravitasi pada sebuah
massa dengan gaya gravitasi pada sebuah masssa standart.(Halliday, Resnick,1999,
hal. 507).
2.2 Bandul
Bandul merupakan salah satu alat yang digunakan oleh newton untuk
menentukan periode berdasarkan hukum gravitasi bumi. Pada bagian ini kami akan
membahas 2 macam bandul, yaitu bandul sederhana ( matematis ) dan bandul fisis.
Pada sistem bandul sederhana, benda bergerak pada bidang vertikal dan gerak
benda hanya dikendalikan oleh gravitasi bumi. ( dosen-dosen fisika, 2009)
Jadi komponen gaya ini merupakan gaya pemulih dan persamaan gerak bandul
ke arah tangensial ini dapat ditulis sebagai berikut.
F = -m g sin θ = (2-
2)
sin θ (2-
3)
Suku kanan persamaan (2-3) berbanding lurus dengan sin θ , bukan θ persamaan ini
bukan persamaan differensial liner, sehingga persamaan simpangan bandul matematis
ini tidak mengikuti getaran selaras sederhana. Namun, bila diambil nilai θ yang
kecil, maka dapat dilakukan pendekatan sinθ = θ , dengan θ diukur dalam radian.
Dengan pendekatan ini, persamaan gerak bandul matematis menjadi.(dosen-dosen
fisika,2009,hal.118-120)
θ =0
(2-4)
Persamaan ini memiliki bentuk yang mirip dengan persamaan diferensial berikut.
(2-5)
θ t+ φ) (2-6)
2 g
Dengan ω = . Periode getaran bandul dapat ditentukan dari frekuensi sudut, yaitu
L
2π L
T = = 2π (2-7)
ω g
Perhatikan bahwa periode (dan frekuensi) bandul sederhana hanya tergantung pada
panjang tali dan nilai g. karena periode tidak tergantung massa, dapat disimpulkan
bahwa semua bandul sederhana dengan panjang tali yang sama akan memberikan
nilai periode yang sama di suatu tempat tertentu. Denan demikian, bandul ini dapat
digunakan sebagai timekeeper. Sifat ini sangat berguna dalam teknolgi eksplorasi
sumber daya alam bawah tanah, seperti minyak air dan sebagainya.(dose-dosen
fisika,2009,hal. 120
Jika amplitude osilasinya tidak kecil dapat ditunjukkan bahwa persamaan umum
untuk periodenya adalah
2π L 1 θ 1 32
T = = 2π 1 + 2 ⋅ sin 2 m + 2 ⋅ 2 sin 4 + ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ (2-8)
ω g 2 2 2 4
Karena periode bandul sederhana ini praktis tidak tergantung pada amplitude, maka
bandul ini sangat bermanfaat unuk penjaga waktu. Walaupun gaya redaman
mengurangi amplitude ayunan, periodenya dapat dikatakan hampir tidak berubah.
Dalam bandul jam, tenaga diberikan secara otomatis oleh suatu mekanisme pelepasan
untuk menutupi hilangnya tenaga karena gesekan.
Jenis bandul yang kedua adalah bandul fisis. Bandul ini berupa sebuah benda
tegar yang diayunkan pada suatu sumbu ayun tertentu. Sembarang benda yang
digantungkan sehingga benda dapat berayun dalam bidang vertical terhadap sumbu
yang melalui benda tersebut disebut bandul fisis. Ini adalah perluasan bandul
sederhana yang hanya terdiri dari tali tak bermassa yang digantungi sebuah partikel
tunggal. Pada kenyataannya, semua bandul berayun yang ada adalah bandul fisis.
(David Halliday,1999,hal. 463)
Untuk sederhananya, kita pilih dandul kita berupa lempeng pipih, misalnya
kepingan plywood yang dipotong dengan gergaji. Sumbu osilasinya kita pilih tegak
lurus kepada bidang benda ini. Tidak ada hal yang penting yang hilang dengan
penyederhanaan ini. (David Halliday, 1994, hal. 463)
Mg
Gambar 2-2
Dalam gambar 2-2, benda pipih dengan bentuk tak beraturan dipasak pada
sumbu tanpa gesekan yang melalui P. dan disimpangkan dari posisi seimbangnya
sudut θ . Posisi seimbangnya adalah pada keadaan pusat massa benda, C, terletak
vertikal di bawah P. Jarak dari pasak ke pusat massa adalah d, kelembaman rotasi
benda terhadap sumbu yang melalui pasak adalah I, dan massa benda adalah M. torka
pemulih dalam keadaan simpangan sudut θ dalam
τ = −Mgd sin θ
τ = −Mgd sin θ
Atau τ = −κθ,
Dengan κ = Mgd
d 2θ
Tetapi τ =I = Iα ,
dt 2
d 2θ τ κ
Sehingga 2
= =− θ
dt I I
Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan amplitude kecil adalah
I I
T = 2π = 2π (2-9)
κ Mgd
Untuk amplitudo yang besar bandul fisis masih bergerak harmonik, tetapi bukan
harmonik sederhana.
Perhatikan bahwa uraian di atas berlaku untuk sembarang bentuk benda pipih
dengan pasak boleh di mana saja. Sebagai hal khusus, tinjaulah sebuah titik massa m
yang digantungkan di ujung tali tanpa berat yang pangjangnya l. di sini berlaku
l = ml 2 , M = m, d =l,
Sehingga
I I
T = 2π = 2π ,
Mgd g
Yang tidak lain dari pada periode bandul sederhana. Bandul fisis sering digunakan
untuk penentuan g yang cukup teliti.
T 2 Mgd
I=
4π 2
Gambar 2-3
d 2θ
I = −mgb sin θ
dt 2
d 2θ mgb
I 2
=− θ,
dt I
d 2θ gb
I 2
+ 2 =0
dt K
P = 2π K 2 gb (2-10)
METODOLOGI PERCOBAAN
Peralayan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu bandul matematis dan
perlengkapannya 1 set, bandul fisis dan perlengkapannya 1 set, beban setangkup 1 buah,
rollmeter 1 buah, dan stopwatch buah.
1. Bandul Matematis
Cara kerja pada bandul matematis adalah sebagai berikut atur alat seperti gambar
IV.1 dengan panjang kawat 100 cm, atur agar ujung bandul berada tapat di tengah.,
beri simpangan kecil pada bandul dan lepaskan, usahakan agar ayunan mempunyai
getaran, ulangi langkah tersebut sebanya lima kali, ulangi langkah 1-5 dengan
panjang kawat yang berbeda.
2. Bandul Fisis
Cara kerja bandul fisis adalah sebagai berikut. Letakkan beban pada suatu kedudukan
dan cari pusat massa C untuk kedudukan tersebut, perlu didingat C selalu berubah
tergantung letak beban, gantung beban pada titik A dan ukur a1, ayun batang dengan
simpangan kecil, catat waktu yang dibutuhkan untuk 6 kali getaran sempurna, ambil
titik lain ( B ) terhadap titik C sebagai titik gantung dan ukur a2, ulangilah kangkah
1-3,ulangi percobaan untuk pasangan titik A dan B yang berbeda.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.2 Perhitungan
• Bandul Matematis
T =2π l g
g = 4π 2 l T 2
g = 9.898 m/s2
Berikut adalah tabel hasil perhitungan gravitasi bumi dengan cara statis
dengan data yang telah ada.
• Bandul fisis
4π 2 ( a12 − a 22 )
g= 2
(T1 a1 − T22 a 2 )
Percobaan I:
T1=5.08/3=1,69 detik ;T2=4.66/6=1,55 detik;
a1= 0.651 m; a2= 0.401 m
4π 2 (a12 − a 22 )
g= = 11.536 m/s2
(T12 a1 − T22 a 2 )
t1 t2
a1 ( cm) a2( cm) T1 T2 g
(detik) (detik)
0.651 0.401 5.08 4.66 1.69 1.55 11.536
5 4.54 1.67 1.51 11.655
5.25 4.5 1.75 1.50 9.503
5.18 4.6 1.73 1.53 10.392
5.23 4.5 1.74 1.50 9.637
5.2 4.51 1.73 1.50 9.881
5.08 4.6 1.69 1.53 11.227
5.12 4.57 1.71 1.52 10.741
5.23 4.65 1.74 1.55 10.217
5.27 4.57 1.76 1.52 9.618
5.01 4.5 1.67 1.50 11.356
5 4.57 1.67 1.52 11.816
5.29 4.53 1.76 1.51 9.3455
5.19 4.57 1.73 1.52 10.190
5.27 4.54 1.76 1.51 9.511
5.02 4.53 1.67 1.51 11.416
5.26 4.6 1.75 1.53 9.799
5.27 4.58 1.76 1.53 9.655
5.17 4.65 1.72 1.55 10.693
5.1 4.57 1.70 1.52 10.908
1
Rata – rata 10.46
4.3 Grafik
4.4 Pembahasan
Kedua adalah dengan bandul fisis. Sebelum mengambil data alat yang benda
dicari titik pusatnya. Kemudian diberi titik tertentu pada beban(ditentukan oleh
asisten dosen). Benda diayun dengan simpangan kevil sebanya 3 getaran sempurna.
Kemuadin diambil data waktu untuk kedua titik tersebut. Data waktu yang kami
dapatkan semakin jauh jarak dari pusat massa semakin besar waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai 3 getaran.
Hasil gravitasi yang dihasilkan pada pecobaan bandul fisis memiliki selisih
yang dekat antara satu dengan yang lainnya. Jadi nuntuk mendapatkan data
gravitasinya kami melakukan perhitungan rata- -rata dari sekian banyak data gravitasi
yang telah kami hitung. Begitu pula untuk bandul matematis.
Dari data bandul matematis, dapat kita lihat gravitasi pada bandul semakin
tinggi saat waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 3 getaran semakin kecil.
Sebenarnya ini juga berhubungan denganperiode karena data waktu yang didapat
akan diubah kedalam periode. Jadi antara periode dan percepatan gravitasi ada
hubungan yang berbanding terbalik di antara keduanya. Kalau kita berpedoman pada
teori percepatan gravitasi berbaning dengan akar percepatan gravitasi.
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
• Semakin panjang tali semakin lama beban untuk melakukan satu getaran.
• Hasil percepatan gravitasi bandul matematis dan bandul fisis berturut – turut
adalah 9,788 m /s2 dan 10.46 m /s2
Halliday.David,Resnick.Robert,1999,”Fisika”,Erlangga; Jakarta
Alonso Marcello. Edward, 1994,”Dasar-Dasar FIsika Universitas”,Erlangga;Jakarta
Dosen – dosen Fisika, 2009,”Fisika I”, Its Press;Surabaya
LAMPIRAN
• Bandul Matematis
l = 50 cm
g
( g − g) Ralat Mutlak : ∆ =
2
g−g
9.83 0.072 0.005184
1
10.01 0.252 0.063504
( )
Σ g − g 2 2
Keseksamaan: k = 100% - I
= 100 % - 0.427969 %
=99.57203 %
l = 30 cm
g
( g − g)
2
g−g
9.9 0.082 0.006724
10.08 0.262 0.068644
10.08 0.262 0.068644
9.66 -0.158 0.024964
9.72 -0.098 0.009604
9.38 -0.438 0.191844
10.08 0.262 0.068644
10.08 0.262 0.068644
10.08 0.262 0.068644
9.72 -0.098 0.009604
9.72 -0.098 0.009604
9.72 -0.098 0.009604
9.9 0.082 0.006724
9.49 -0.328 0.107584
9.66 -0.158 0.024964
( )
2
g =9.8 Σ g−g 0.74444
18
=
1
Σ g − g 2
( )
2
Ralat Mutlak : ∆ =
n ( n − 1)
= 0.05954
= 0.606432%
Keseksamaan: k = 100% - I
= 100 % - 0.606432%
=99.39357 %
• Bandul fisis
( g − g) Ralat Mutlak : ∆ =
2
g g−g
1.1685
11.536 1.081 61 1
(
Σ g − g 2
)
2
1.4400
11.655 1.200 00
n ( n − 1)
0.9063
9.503 -0.952 04
0.0039
1
10.392 -0.063 69 0.653286 2
0.6691 =
380
9.637 -0.818 24
0.3294
9.881 -0.574 76 = 0.041
0.5959 m/s 2
11.227 0.772 84
0.0817
10.741 0.286 96
0.0566 Ralat Nisbi : I =
10.217 -0.238 44
0.7005 ∆ g x 100%
9.618 -0.837 69
0.8118
11.356 0.901 01
= 0.041 10.455 x 100%
1.8523
11.816 1.361 21 = 0.039 %
1.2321
9.345 -1.110 00
0.0702
10.190 -0.265 25 Keseksamaan: k = 100% - I
0.8911
9.511 -0.944 36 = 100 % - 0.039 %
0.9235
11.416 0.961 21 = 99.961 %
0.4303
9.799 -0.656 36
0.6400
9.655 -0.800 00
0.0566
10.693 0.238 44
0.2052
10.908 0.453 09
( )
2
g =10.45 Σ g−g 0.6532
5 86
=