Anda di halaman 1dari 23

Percepatan Gravitasi

Muliadi

1110100055

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya

Abstrak

Telah dilakukan percobaan untuk meentukan percepatan gravitasi bumi


dengan menggunakan bandul matematis dan bandul fisis. Pada bandul matematis,
bandul digantung dengan kawat kecil kemudian dilepaskan, maka akan berayun
dengan getaran selaras. Pada bendul fisis, untuk mencari percepatan gravitasi kita
harus tahu pusat massanya terlebih dahulu. Berikut adalah hasil percepatan
gravitasi dengan banndul matematis dan bandul fisis secara berturut – turut yaitu
9,788 m /s2 dan 10.46 m /s2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sampai abad tujuh belas kecenderungan benda untuk jatuh ke bumi


dianggap sebagai sifat hakiki dari benda sendiri yang tidak perlu ditrangkan lebi
lanjut. Namun Sir Isaac Newton tidak sepakat dengan ini. Berat benda harus
dianggap sebagai gaya tarik yang terjadi antara bumi dengan benda tersebut.
Dalam hal ini Newton membandingkan gerakan apel yang jatuh dari dahannya
dengan bulan yang mengelilingi matahari. Kemudian proses pembandingan yang
dilakukan oeh Newton menghasilkan suatu kesimpulan mengenai gaya yang
bekerja pada system tersebut dalam Hukum Gravitasi Universal ( the law of
universal gravitation ). Dalam kehidupan ini gaya gravitasi bumi sangat sulit
untuk kita amati, kecuali untuk benda-benda yang massanya besar sekali. Gaya
gravitasi ini sangat penting karena gaya gravitasi ini mengikat benda-benda ke
bumi dan mempertahankan letak planet-planet, matahari dan bumi dalam tata
surya.

Apabila kita melepaskan benda dengan ketinggian tertentu benda itu akan
jatuh dan mengarah kepusat bumi. Dalam proses jatuhnya benda tersebut,
hambatan udara akan mempengaruhi percepatan proses jatuhnya benda tersebut.
Percepatan yang dialami oleh benda yang jatuh tersebut disebakan oleh gaya
gravitasi bumi atau gaya tarik bumi inilah yang disebut dengan Percepatan
gravitasi.

Besar percepatan gravitasi benda dengan ketinggian tertentu berbeda-


beda. Walaupun perbedaan itu sangat tipis. Ini karena letak benda disekitar kita
dekat dengan bumi. Untuk benda-benda yang jauh atau pada ketinggian yang
besar seperti misalnya ateli maka akan memiliki percepatan gravitasi yang sangat
berbeda.

1.1 PERMASALAHAN
Permasalahan yang dihadapi dalam percobaan ini adalah bagaimana
menentukan percepatan gravitasi bumi dengan menggunakan bandul matematis
dan bandul dinamis.

1.2 TUJUAN

Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan besarnya percepatan


gavitasi bumi dengan menggunakan bandul maematis dan bandul dinamis.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Gaya Gravitasi

Setelah pernyataannya mengenai hukum-hukum gerakan, sumbangan Newton


yang kedua dan mungkin yang terbesar untuk perkembangan mekanika adalah
penemuan interaksi gravitasi; yakni interaksi antara dua benda, baik planet-planet
maupun partikel-partikel kecil, yang menghasilkan uatu gerakan yang bisa
digambarkan oleh hukum-hukum Kepler.

Hukum luasan atau hukum kepler menunjukkan bahwa gaya yang berubungan
dengan interaksi gravitasi adalah sentral. Artinya, gaya bekerja sepanjang garis yang
menghubungkan kedua benda yang berinteraksi, yang dalam hal ini adalah sebuah
planet dan maahari. Kedua jika diasumsikan bahwa interaksi gravitasi merupakan
suatu sifat yang universal untuk semua materi, gaya F sehubungan dengan dengan
interaksinya haruslah sebanding dengan “jumlah” materi dalam tiap benda; yaitu
pada masing-masing massanya m dan m’. ketiga, dapat diasumsikan bahwa gaya itu
tergantung dari jarak r yang memisahkan kedua benda. Oleh karena itu dapat di tulis
F=mm’f(r). (Marcello Alonso. Edward J. Finn, 1994, hal. 288)

Dari proses pembandingan antara apel yang jatuh dari dahannya dengan bulan
yang mengeilingi matahari yang dilakukan oleh Newton menghasilkan kesimpulan
yang berada di dalam hukum garavitasi universal.

- Gaya yang bekerja antara dua partikel yang bermassa m1 dan m2 dan terpisah
sejauh r adalah gaya tarik menarik sepanjang garis hubung kedua partikel
tersebut yang besarnya. ( dosen-dosen fisika,2009 hal. 54)

m1 m2
F =G (2-1)
r2
Dengan G adalah konstanta universal yang sama untuk semua partikel.
Kanstanta universal G yang berdimensi L3/MT2 adalah besaran skalar dan G yang
dipakai sekarang, yaitu:

G = 6,6732x10-11 Nm2/kg2

Gaya gravitasi pada sebuah benda adalah sebanding dengan masanya, seperti
yang diperlihatkan oleh persamaan (2-1). Suatu konsekuensi penting dari
kesebandingan ini adalah bahwa kita dapat mengukur sebbuah massa dengan
mengukur gaya gravitasi pada massa tersebut. Hal inni dapat dilakukan dengan
menggunakan neaca pegas atau dengan membandingkan gaya gravitasi pada sebuah
massa dengan gaya gravitasi pada sebuah masssa standart.(Halliday, Resnick,1999,
hal. 507).

2.2 Bandul

Bandul merupakan salah satu alat yang digunakan oleh newton untuk
menentukan periode berdasarkan hukum gravitasi bumi. Pada bagian ini kami akan
membahas 2 macam bandul, yaitu bandul sederhana ( matematis ) dan bandul fisis.

2.2.1 Bandul Matematis

Bandul matematis terdiri atas titik massa m yang digantung dengan


menggunakan seutas tali tak bermassa dengan ujung atasnya dikaitkan dinding diam.
Seperti terlihat pada gambar 2-1. Gerak benda terjadi pada bidang vertikal dan
dikendalikan oleh gaya gravitasi. Akan ditunjukkan bahwa asalkan sudut simpangan
θ kecil, gerak libenda adalah selaras sederhana. Gaya-gaya yang bekerja pada
bandul adalah gaya tegangan tali FT dan gaya gravitasi mg. komponen radial FT = mg
cos θ tidak mengakibatkan percepatan pada titik massa. Komponen tangensial gaya
gravitasi mg sin θ selalu bekerja dengan arah menuju θ = 0, berlawanan arah
dengan simpangannya(dosen-dosen fisika,2009)
Gambar 2-1

Pada sistem bandul sederhana, benda bergerak pada bidang vertikal dan gerak
benda hanya dikendalikan oleh gravitasi bumi. ( dosen-dosen fisika, 2009)

Jadi komponen gaya ini merupakan gaya pemulih dan persamaan gerak bandul
ke arah tangensial ini dapat ditulis sebagai berikut.

F = -m g sin θ = (2-

2)

Mengingat s = L θ , maka =L sehingga persamaan (2-2) menjadi

sin θ (2-

3)

Suku kanan persamaan (2-3) berbanding lurus dengan sin θ , bukan θ persamaan ini
bukan persamaan differensial liner, sehingga persamaan simpangan bandul matematis
ini tidak mengikuti getaran selaras sederhana. Namun, bila diambil nilai θ yang
kecil, maka dapat dilakukan pendekatan sinθ = θ , dengan θ diukur dalam radian.
Dengan pendekatan ini, persamaan gerak bandul matematis menjadi.(dosen-dosen
fisika,2009,hal.118-120)
θ =0

(2-4)

Persamaan ini memiliki bentuk yang mirip dengan persamaan diferensial berikut.

(2-5)

Pada persamaan (2-4), θ menggantikan x dan menggantikan . Dengan demikian


solusi persamaan getaran bandul sederhana dengan simpangan kecil dapat berbentuk.

θ t+ φ) (2-6)

2 g
Dengan ω = . Periode getaran bandul dapat ditentukan dari frekuensi sudut, yaitu
L

2π L
T = = 2π (2-7)
ω g

Perhatikan bahwa periode (dan frekuensi) bandul sederhana hanya tergantung pada
panjang tali dan nilai g. karena periode tidak tergantung massa, dapat disimpulkan
bahwa semua bandul sederhana dengan panjang tali yang sama akan memberikan
nilai periode yang sama di suatu tempat tertentu. Denan demikian, bandul ini dapat
digunakan sebagai timekeeper. Sifat ini sangat berguna dalam teknolgi eksplorasi
sumber daya alam bawah tanah, seperti minyak air dan sebagainya.(dose-dosen
fisika,2009,hal. 120

Jika amplitude osilasinya tidak kecil dapat ditunjukkan bahwa persamaan umum
untuk periodenya adalah

2π L 1 θ 1 32 
T = = 2π 1 + 2 ⋅ sin 2 m + 2 ⋅ 2 sin 4 + ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅  (2-8)
ω g 2 2 2 4 

Disini θm adalah pergeseran sudut maksimum. Suku-suku selanjutnya makin lama


makin bertambah kecil. Dengan deret ini periodenya dapat dihitung sampai
berapapun tingkat ketelitian yang dikehendaki, asalkan diambil suku yang cukup
banyak dari deret tak hingga tersebut. Jika θm = 15  , bersesuain dengan simpangan
sudut total dari ujung ke ujung sebesar 30  , perbedaan periode benar dengan yang
diberikan oleh persamaan (2-7) kurang dari 0,5%. (David halliday,1999,hal. 460).

Karena periode bandul sederhana ini praktis tidak tergantung pada amplitude, maka
bandul ini sangat bermanfaat unuk penjaga waktu. Walaupun gaya redaman
mengurangi amplitude ayunan, periodenya dapat dikatakan hampir tidak berubah.
Dalam bandul jam, tenaga diberikan secara otomatis oleh suatu mekanisme pelepasan
untuk menutupi hilangnya tenaga karena gesekan.

Bandul sederhana ini juga memberikan cara pengukuran harga g, percepatan


oleh gravitasi, yang cukup sederhana. Di sini kita tidak perlu melakukan percobaan
jatuh bebas, cukup hanya dengan mengukur l dan T saja. (David halliday,1999,hal.
461).

2.2.2 Bandul Fisis

Jenis bandul yang kedua adalah bandul fisis. Bandul ini berupa sebuah benda
tegar yang diayunkan pada suatu sumbu ayun tertentu. Sembarang benda yang
digantungkan sehingga benda dapat berayun dalam bidang vertical terhadap sumbu
yang melalui benda tersebut disebut bandul fisis. Ini adalah perluasan bandul
sederhana yang hanya terdiri dari tali tak bermassa yang digantungi sebuah partikel
tunggal. Pada kenyataannya, semua bandul berayun yang ada adalah bandul fisis.
(David Halliday,1999,hal. 463)

Untuk sederhananya, kita pilih dandul kita berupa lempeng pipih, misalnya
kepingan plywood yang dipotong dengan gergaji. Sumbu osilasinya kita pilih tegak
lurus kepada bidang benda ini. Tidak ada hal yang penting yang hilang dengan
penyederhanaan ini. (David Halliday, 1994, hal. 463)

Mg
Gambar 2-2

Bandul fisis pipih, dengan pusat massa C, di pasak di titik P dan


disimpangkan dengan sudut θ dari posisi seimbangnya (yaitu posisi
ketika C tergantung langsung di bawah P). Berat Mg memberikan torka
pemulihnya(David halliday,1999)

Dalam gambar 2-2, benda pipih dengan bentuk tak beraturan dipasak pada
sumbu tanpa gesekan yang melalui P. dan disimpangkan dari posisi seimbangnya
sudut θ . Posisi seimbangnya adalah pada keadaan pusat massa benda, C, terletak
vertikal di bawah P. Jarak dari pasak ke pusat massa adalah d, kelembaman rotasi
benda terhadap sumbu yang melalui pasak adalah I, dan massa benda adalah M. torka
pemulih dalam keadaan simpangan sudut θ dalam

τ = −Mgd sin θ

Dan disbabkan oleh komponen tangensial gaya gravitasi. Karena τ sebanding


dengan sin θ , bukan dengan θ , maka, pada umumnya, syarat gerak harmonik sudut
sederhna tidak dipenuhi di sini. Tetapi, seperti sebelumnya, bila simpangan sudutnya
kecil, berlaku pendekatan yang sangat baik sin θ ≅ 0, sehingga untuk amplitudo
kecil,

τ = −Mgd sin θ

Atau τ = −κθ,

Dengan κ = Mgd

d 2θ
Tetapi τ =I = Iα ,
dt 2

d 2θ τ κ
Sehingga 2
= =− θ
dt I I

Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan amplitude kecil adalah

I I
T = 2π = 2π (2-9)
κ Mgd
Untuk amplitudo yang besar bandul fisis masih bergerak harmonik, tetapi bukan
harmonik sederhana.

Perhatikan bahwa uraian di atas berlaku untuk sembarang bentuk benda pipih
dengan pasak boleh di mana saja. Sebagai hal khusus, tinjaulah sebuah titik massa m
yang digantungkan di ujung tali tanpa berat yang pangjangnya l. di sini berlaku

l = ml 2 , M = m, d =l,

Sehingga

I I
T = 2π = 2π ,
Mgd g

Yang tidak lain dari pada periode bandul sederhana. Bandul fisis sering digunakan
untuk penentuan g yang cukup teliti.

Persamaan 2-9 dapat dipecahkan untuk memperoleh I, yaitu

T 2 Mgd
I=
4π 2

Besaran–besaran di ruas kanan semua dapat langsung diukur. Pusat massanya


dapat dicari dengan menggantungkan benda tersebut. Jadi kelembaman rotasi
terhadap suatu sumbu rotasi untuk benda berbentuk sembarang dapat ditentukan
dengan menggantungkan benda sebagai bandul fisis terhadap umbu tersebut. (David
Halliday, 1999, hal. 463-465)

Gambar 2-3

Bandul fisis ( David halliday, 1999)


Sebuah bandul fisis adalah tiap benda tegar yang dapat berisolasi secara bebas
mengelilingi sumbu horizontal karena pengaruh gravitasi. Misalkan ZZ’ (gambar 2-2)
adalah sumbu horizontal dan C adalah pusat massa benda. Bila garis PC membuat
sudut θ dengan garis vertical, maka komponen Z dari torsi yang bekerja pada benda
adalah τ z = mgb sin θ dengan l adalah jarak PC antara sumbu Z pusat massa C. Jika I
adalah momen inersia benda terhadap sumbu Z, dan α = d 2θ dt 2 adalah percepatan
anguler, maka persamaan Iα = τ z menghasilkan

d 2θ
I = −mgb sin θ
dt 2

Dengan menganggap bahwa amplitude osilasi adalah kecil, maka pendekatan


sin θ ≈ 0 dapat digunakan lagi sehingga persamaan gerak adalah

d 2θ mgb
I 2
=− θ,
dt I

Atau dengan menggunakan I = mK 2 dimana K adalah jari-jari grasi bandul.

d 2θ gb
I 2
+ 2 =0
dt K

Persamaan gerak ini menunjukkan bahwa dalam batas-batas pendekatan gerak


anguler berosilasi ini adalah gerak harmonic sederhana dengan ω 2 = gb K 2 , jadi
periode osilasi adalah

P = 2π K 2 gb (2-10)

Besaran l = K 2 b disebut panjang bandul sederhana ekuivalen karena bandul


sederhana yang panjang itu mempunyai periode yang sama seperti bandul fisis.
Terlihat bahwa periode bandul fisis tidak tergantung pada massanya, maupun bentuk
geometrinya, selama kuosien (quotient) K 2 b tetap sama. (Marcello Alonso, Edward j.
Finn,1994,hal.256)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Peralatan dan Bahan

Peralayan dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu bandul matematis dan
perlengkapannya 1 set, bandul fisis dan perlengkapannya 1 set, beban setangkup 1 buah,
rollmeter 1 buah, dan stopwatch buah.

3.2 Cara Kerja

Cara kerja pada percobaan ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Bandul Matematis

Cara kerja pada bandul matematis adalah sebagai berikut atur alat seperti gambar
IV.1 dengan panjang kawat 100 cm, atur agar ujung bandul berada tapat di tengah.,
beri simpangan kecil pada bandul dan lepaskan, usahakan agar ayunan mempunyai
getaran, ulangi langkah tersebut sebanya lima kali, ulangi langkah 1-5 dengan
panjang kawat yang berbeda.

2. Bandul Fisis

Cara kerja bandul fisis adalah sebagai berikut. Letakkan beban pada suatu kedudukan
dan cari pusat massa C untuk kedudukan tersebut, perlu didingat C selalu berubah
tergantung letak beban, gantung beban pada titik A dan ukur a1, ayun batang dengan
simpangan kecil, catat waktu yang dibutuhkan untuk 6 kali getaran sempurna, ambil
titik lain ( B ) terhadap titik C sebagai titik gantung dan ukur a2, ulangilah kangkah
1-3,ulangi percobaan untuk pasangan titik A dan B yang berbeda.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa data

• Untuk bandul matematis

l (cm) t(sekon) l (cm) t(sekon)


3.28 4.25
3.25 4.21
3.25 4.25
3.32 4.31
3.31 4.31
3.37 4.28
3.25 4.22
30 3.25 50 4.31
3.25 4.28
3.31 4.25
3.31 4.31
3.31 4.22
3.28 4.28
3.35 4.25
3.32 4.25

• Untuk bandul fisis

a1 ( cm) a2( cm) t1 (detik) t2 (detik)


5.08 4.66
5.00 4.54
5.25 4.50
5.18 4.60
5.23 4.50
5.20 4.51
5.08 4.60
5.12 4.57
5.23 4.65
5.27 4.57
65,1 40,1
5.01 4.50
5.00 4.57
5.29 4.53
5.19 4.57
5.27 4.54
5.02 4.53
5.26 4.60
5.27 4.58
5.17 4.65
5.10 4.57

4.2 Perhitungan

• Bandul Matematis

T =2π l g

g = 4π 2 l T 2

g = 4(3.14 ) 2 (0.3) 1.093 2

g = 9.898 m/s2

Berikut adalah tabel hasil perhitungan gravitasi bumi dengan cara statis
dengan data yang telah ada.

l (m) t(sekon) g l (m) t(sekon) g


3.28 9.90 4.25 9.83
3.25 10.08 4.21 10.01
3.25 10.08 4.25 9.83
3.32 9.66 4.31 9.55
3.31 9.72 4.31 9.55
3.37 9.38 4.28 9.69
3.25 10.08 4.22 9.97
0.3 3.25 10.08 0.5 4.31 9.55
3.25 10.08 4.28 9.69
3.31 9.72 4.25 9.83
3.31 9.72 4.31 9.55
3.31 9.72 4.22 9.97
3.28 9.90 4.28 9.69
3.35 9.49 4.25 9.83
3.32 9.66 4.25 9.83

• Bandul fisis

Dengan menggunakan persamaan 3 kita dapat mencari nilai g (gravitasi) :

T12 + T22 T 2 − T22 π2


+ 1 =
8(a1 + a 2 ) 8(a1 − a 2 ) g

4π 2 ( a12 − a 22 )
g= 2
(T1 a1 − T22 a 2 )

Percobaan I:
T1=5.08/3=1,69 detik ;T2=4.66/6=1,55 detik;
a1= 0.651 m; a2= 0.401 m

4π 2 (a12 − a 22 )
g= = 11.536 m/s2
(T12 a1 − T22 a 2 )

t1 t2
a1 ( cm) a2( cm) T1 T2 g
(detik) (detik)
0.651 0.401 5.08 4.66 1.69 1.55 11.536
5 4.54 1.67 1.51 11.655
5.25 4.5 1.75 1.50 9.503
5.18 4.6 1.73 1.53 10.392
5.23 4.5 1.74 1.50 9.637
5.2 4.51 1.73 1.50 9.881
5.08 4.6 1.69 1.53 11.227
5.12 4.57 1.71 1.52 10.741
5.23 4.65 1.74 1.55 10.217
5.27 4.57 1.76 1.52 9.618
5.01 4.5 1.67 1.50 11.356
5 4.57 1.67 1.52 11.816
5.29 4.53 1.76 1.51 9.3455
5.19 4.57 1.73 1.52 10.190
5.27 4.54 1.76 1.51 9.511
5.02 4.53 1.67 1.51 11.416
5.26 4.6 1.75 1.53 9.799
5.27 4.58 1.76 1.53 9.655
5.17 4.65 1.72 1.55 10.693
5.1 4.57 1.70 1.52 10.908
1
Rata – rata 10.46

4.3 Grafik

Berikut adalah grafik hubungan T dengan l

4.4 Pembahasan

Untuk mengetahui besarnya praktikum, dibagi menjadi dua percobaan. Yang


pertama adalah dengan menggunakan bandul matematis. pada bandul ini dilakukan
dua pengukuran tali ( l) dengan panjang yaitu 30 cm dan 50 cm. benda digantungkan
pada ujung tali dan kemudian benda diberi simpangan 10o dan dilepaskan. Pada
percobaan ini kami mengambil data waktu sebanyak 15 data untuk masing – masing
panjang tali. Kemudian dihitung waktu yang dibutuhkan untuk mencapai 3 getaran
(ditentukan oleh asisten dosen ). Pada percobaan menggunakan bandul matematis ini
antara dua panjang tali yang berbeda membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk
menempuh 3 getaran. Untuk tali yang lebih panjang waktu yang dibutuhkan lebih
lama dari pada tali yanglebih pendek. Untuk hasil gravitasi juga memberikan hasil
yang berbeda dengan selisih yang sangat tipis.

Kedua adalah dengan bandul fisis. Sebelum mengambil data alat yang benda
dicari titik pusatnya. Kemudian diberi titik tertentu pada beban(ditentukan oleh
asisten dosen). Benda diayun dengan simpangan kevil sebanya 3 getaran sempurna.
Kemuadin diambil data waktu untuk kedua titik tersebut. Data waktu yang kami
dapatkan semakin jauh jarak dari pusat massa semakin besar waktu yang dibutuhkan
untuk mencapai 3 getaran.

Hasil gravitasi yang dihasilkan pada pecobaan bandul fisis memiliki selisih
yang dekat antara satu dengan yang lainnya. Jadi nuntuk mendapatkan data
gravitasinya kami melakukan perhitungan rata- -rata dari sekian banyak data gravitasi
yang telah kami hitung. Begitu pula untuk bandul matematis.

Dari data bandul matematis, dapat kita lihat gravitasi pada bandul semakin
tinggi saat waktu yang dibutuhkan untuk menempuh 3 getaran semakin kecil.
Sebenarnya ini juga berhubungan denganperiode karena data waktu yang didapat
akan diubah kedalam periode. Jadi antara periode dan percepatan gravitasi ada
hubungan yang berbanding terbalik di antara keduanya. Kalau kita berpedoman pada
teori percepatan gravitasi berbaning dengan akar percepatan gravitasi.

Jadi, percepatan gravitasi dapat kita cari mmenggunakan bandul matematis


dan juga bandul dinamis. Untuk mengetahui kejelasan data dapat kita lakukan
perhitungan dengan mencari rata – rata dari sekian banyak data gravitasi yang telah
kita peroleh.

BAB V

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut:

• Percepatan gravitasi dapat dihitung dengan menggunakan bandul matematis


dan bandul dinamis

• Semakin panjang tali semakin lama beban untuk melakukan satu getaran.

• Hasil percepatan gravitasi bandul matematis dan bandul fisis berturut – turut
adalah 9,788 m /s2 dan 10.46 m /s2

• Periode berbanding terbalik dengan percepatan gravitasi.


DAFTAR PUSTAKA

Halliday.David,Resnick.Robert,1999,”Fisika”,Erlangga; Jakarta
Alonso Marcello. Edward, 1994,”Dasar-Dasar FIsika Universitas”,Erlangga;Jakarta
Dosen – dosen Fisika, 2009,”Fisika I”, Its Press;Surabaya
LAMPIRAN

• Bandul Matematis
l = 50 cm

g
( g − g) Ralat Mutlak : ∆ =
2
g−g
9.83 0.072 0.005184
1
10.01 0.252 0.063504
( )
Σ g − g 2  2

9.83 0.072 0.005184  


9.55 -0.208 0.043264  n ( n − 1) 
 
9.55 -0.208 0.043264
9.69 -0.068 0.004624
1
9.97 0.212 0.044944  0.36624 2
=
9.55 -0.208 0.043264  210 
9.69 -0.068 0.004624
9.83 0.072 0.005184
9.55 -0.208 0.043264 =
0.041761226
9.97 0.212 0.044944
9.69 -0.068 0.004624
9.83 0.072 0.005184
9.83 0.072 0.005184 Ralat Nisbi : I=
g =9.75
( )
2
Σ g−g ∆ g x 100%
8 0.36624
=
=0.041761226/9.758x100%
= 0.427969 %

Keseksamaan: k = 100% - I

= 100 % - 0.427969 %
=99.57203 %
l = 30 cm
g
( g − g)
2
g−g
9.9 0.082 0.006724
10.08 0.262 0.068644
10.08 0.262 0.068644
9.66 -0.158 0.024964
9.72 -0.098 0.009604
9.38 -0.438 0.191844
10.08 0.262 0.068644
10.08 0.262 0.068644
10.08 0.262 0.068644
9.72 -0.098 0.009604
9.72 -0.098 0.009604
9.72 -0.098 0.009604
9.9 0.082 0.006724
9.49 -0.328 0.107584
9.66 -0.158 0.024964
( )
2
g =9.8 Σ g−g 0.74444
18
=

1
Σ g − g 2 
( )
2

Ralat Mutlak : ∆ =  
 n ( n − 1) 
 

= 0.05954

Ralat Nisbi : I= ∆ g x 100%

= 0.606432%

Keseksamaan: k = 100% - I

= 100 % - 0.606432%

=99.39357 %
• Bandul fisis

( g − g) Ralat Mutlak : ∆ =
2

g g−g
1.1685
11.536 1.081 61 1

(
Σ g − g 2 
)
2
1.4400
11.655 1.200 00
 
 n ( n − 1) 
0.9063  
9.503 -0.952 04
0.0039
1
10.392 -0.063 69  0.653286 2
0.6691 =
 380 
9.637 -0.818 24
0.3294
9.881 -0.574 76 = 0.041
0.5959 m/s 2

11.227 0.772 84
0.0817
10.741 0.286 96
0.0566 Ralat Nisbi : I =
10.217 -0.238 44
0.7005 ∆ g x 100%
9.618 -0.837 69
0.8118
11.356 0.901 01
= 0.041 10.455 x 100%
1.8523
11.816 1.361 21 = 0.039 %
1.2321
9.345 -1.110 00
0.0702
10.190 -0.265 25 Keseksamaan: k = 100% - I
0.8911
9.511 -0.944 36 = 100 % - 0.039 %
0.9235
11.416 0.961 21 = 99.961 %
0.4303
9.799 -0.656 36
0.6400
9.655 -0.800 00
0.0566
10.693 0.238 44
0.2052
10.908 0.453 09

( )
2
g =10.45 Σ g−g 0.6532
5 86
=

Anda mungkin juga menyukai