Anda di halaman 1dari 16

Assalammu’alaikum Wr.

Wb
Nama Kelompok
• Indi Haris
• Nur Aliya Citranagara
• M Fiqri Fachruruqi
• Restu Nurafifah
• Sepul Rijal
• Sovi Desiani
• Taurina Elsa Meysandi
Ibadah
Ibadah secara etimologi berasal dari kata bahasa
arab yaitu abida-ya`budu-`abdan-`ibadatan, yang
berarti taat, tunduk, patuh,dan merendahkan diri.
Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri
dihadapan yang disembah disebut “abid” (yang
beribadah).
Ibadah secara terminologi
• Menurut ulama tauhid dan hadis ibadah “Mengesakan dan
mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan
menundukkan jiwa kepada-Nya” Ikrimah salah seorang ahli hadits
mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam Al-Qur’an diartikan
dengan tauhid.
• Para ahli di bidang akhlak “Mengerjakan segala bentuk ketaatan
badaniyah dan melaksanakan segala bentuk syari’at
(hukum)“Akhlak” dan segala tugas hidup (kewajiban-kewajiban)
yang diwajibkan atas pribadi, baik yang berhubungan dengan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat, termasuk kedalam
pengertian ibadah
3. Menurut ahli fikih ibadah adalah:
“Segala bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai
keridhaan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”
Pengertian ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum,
baik yang dapat dipahami maknanya (ma’qulat al-ma’na) seperti
hukum yang menyangkut dengan muamalah pada umumnya,
maupun yang tidak dapat dipahami maknanya (ghair ma’qulat al-
ma’na).
Dari semua pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik
pengertian umum dari ibadah itu sebagaimana rumusan berikut:

“Ibadah adalah semua yang


mencakup segala perbuatan yang
disukai dan diridhai oleh Allah SWT,
baik berupa perkataan maupun
perbuatan, baik terang-terangan
maupun tersembunyi dalam rangka
mengagungkan Allah SWT dan
mengharapkan pahala-Nya
Bentuk – Bentuk Ibadah dan Syariah

1. Ibadah Person
2. Ibadah Antarperson
3. Ibadah Sosial
Hakikat ibadah
1. Ibadah adalah tujuan hidup kita, yang menunjukkan bahwa tugas
kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada allah.
2. Hakikat ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan
ridhai dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada
Allah.
3. Ibadah akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah
dan meninggalkan larangan-Nya.
4. Hakikat ibadah sebagai cinta.
5. Jihad di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala
sesuatu yang dicintai Allah).
6. Takut, maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada
segala bentuk dan jenis makhluk melebihi ketakutannya kepada
Allah SWT.
Fungsi Ibadah

Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.


1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
Orang yang beriman dirinya akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Ia akan selalu
berupaya menyesuaikan segala perilakunya dengan ketentuan Allah SWT.
2. Mendidik mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
Dengan sikap ini, setiap manusia tidak akan lupa bahwa dia adalah anggota
masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban untuk menerima dan memberi
nasihat.
3. Melatih diri untuk berdisiplin
Adalah suatu kenyataan bahwa segala bentuk ibadah menuntut kita untuk
berdisiplin.
Ruang Lingkup Ibadah

Ibadah Secara Umum (ghairu mahdhah)


Ibadah umum atau ghairu mahdhah adalah segala amalan yang
diizinkan oleh Allah, misalnya; belajar, dzikir, dakwah, tolong menolong
dan lain sebagainya.
Prinsip-prinsip dalam ibadah ini, ada empat yaitu:
1. Keberadaannya didasarkan atas tidak adanya dalil yang melarang.
2. Tata laksananya tidak perlu berpola kepada contoh Rasul, karenanya
dalam ibadah bentuk ini tidak dikenal istilah bid’ah, atau jika ada yang
menyebutnya, segala hal yang tidak dikerjakan rasul bid’ah, maka
bid’ahnya disebut bid’ah hasanah, sedangkan dalam ibadah mahdhah
disebut bid’ah dhalalah.
3. Bersifat rasional, ibadah bentuk ini baik-buruknya, atau untung-ruginya,
manfaat atau madharatnya, dapat ditentukan oleh akal atau logika.
4. Azasnya “Manfaat”, selama itu bermanfaat, maka selama itu boleh
dilakukan.
Ruang Lingkup Ibadah

Jadi, ibadah secara umum ini termasuk fardhu kifayah dan


sebagian yang hukum asalnya mubah. Ibadah umum sangat luas
yang mencakupi atau merangkumi seluruh pekara yang berkaitan
kehidupan manusia. Akan tetapi jika bertemu adanya nash yang
mengharamkannya, misalnya ada dalil yang melarang mengucap
dzikir dengan lisan di dalam tandan atau WC, maka ia haram
mengucapkannya selama berada di dalamnya.
Ruang Lingkup Ibadah
Ibadah Secara Khusus (mahdhah)
Ibadah khusus atau mahdhah adalah ibadah yang apa saja
yang telah ditetapkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-
perinciannya. Jenis ibadah yang termasuk mahdhah misalnya adalah
Thaharah, Shalat, Puasa, Zakat dan Haji.
prinsip ini lebih bersifat mengikat prinsip tersebut terdiri dari empat
yaitu:
1. Keberadaannya harus berdasarkan adanya dalil perintah, baik dari
al-Quran maupun al- Sunnah.
2. Tatacaranya harus berpola kepada contoh Rasul saw
3. Bersifat supra rasional (di atas jangkauan akal) artinya ibadah
bentuk ini bukan ukuran logika, karena bukan wilayah akal,
melainkan wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami rahasia
di baliknya.
4. Azasnya “taat”, yang dituntut dari hamba dalam melaksanakan
ibadah ini adalah kepatuhan atau ketaatan.
Ruang Lingkup Ibadah
Jadi , jenis dari ibadah ini keberadaannya harus
berdasarkan sumber-sumber hukum Islam (Al-Qur’an dan
Hadits), bukan berasal atau ditetapkan oleh akal logika
melainnya berasal dari wahyu Allah SWT. Dan hamba (semua
manusia) wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan Allah
kepadanya, semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaan
hamba, bukan untuk Allah SWT.
Syarat diterimanya Ibadah

1. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil
2. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam.
3. Meninggalkan riya, artinya beribadah bukan karena malu
kepada manusia dan supaya dilihat oleh orang lain.
4. Bermuraqabah, artinya yakin bahwa Allah itu melihat dan
selalu ada disamping kita sehingga kita bersikap sopan
kepada-Ny
Kesimpulan

ibadah adalah ketundukan yang tidak terbatas


bagi pemilik keagungan yang tidak terbatas. Dalam
islam perhubungan dapat dilakukan oleh seorang
hamba dengan Allah SWT secara langsung. Sehingga
melalui ibadah kepada Allah SWT hidup manusia
terkontrol. Dimanapun dan dalam keadaan apapun ,
manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sabar
sebagai hamba Allah SWT dan menguasai dirinya,
sehingga segala sikap, ucapan dan tindakanya selalu
dalam konrol ilahi.
Penutupan

Demikian Persentasi sederhana ini, namun demikian kami menyadari


persentasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kami mohon maaf apabila
masih banyak ditemui kesalahan, itu datangnya dari kealpaan kami.

Wassalammualaikum wr.wb
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai